Menikahi Wanita Mantan Napi
Retania Arundaya, wanita berusia dua puluh enam tahun dan merupakan seorang narapidana kasus penganiayaan kelas berat tersebut, lagi-lagi harus dibuat kesal oleh kedatangan seorang pria. Adalah Adiat Kusuma Jati yang sepantaran sekaligus teman SMA yang tak terlalu akrab dengannya, memang kerap datang berkunjung ke rutan perempuan di mana Retania dihukum selama hampir delapan tahun. Sejak datang lima bulan yang lalu dan terhitung sampai sekarang mungkin sudah lima belas kali mampir, permintaan pria itu masih sama saja.
Permintaan tersebut merujuk pada sebuah lamaran tak masuk akal yang cukup membuat Retania kesal, alih-alih senang. Karena baginya keinginan pria itu untuk menikah dengannya malah jatuhnya wajib dicurigai. Bagaimana tidak, secara kasat mata pun, Adiat tahu bahwa Retania adalah wanita narapidana yang meski sebentar lagi akan bebas tetaplah seorang kriminal. Sementara Adiat sendiri merupakan anak Gunawan Kurjati, seorang pengusaha kuliner yang sudah memiliki beberapa cabang restoran maupun kuliner dengan sistem franchise.
Kehidupan Retania tentu saja sangat jauh berbeda dari kehidupan Adiat yang nyaris seperti pangeran dari universal lain. Dan mana mungkin Retania tidak curiga!
“Ayolah, Reta! Setelah bebas, menikahlah denganku. Aku akan memberimu kehidupan yang layak sekaligus mewah. Lagi pula, kau tidak punya tujuan lain, bukan? Kudengar kau dipenjara gara-gara menganiaya pacar ibumu, di saat ayahmu sakit keras. Dan maaf, tapi sekarang ayahmu juga sudah tiada. Meskipun kau masih punya ibu, tampaknya kehadiranmu tak bisa diterima olehnya. Jadi, menikah saja denganku!” ucap Adiat cenderung memaksa.
Retania menggertakkan gigi. Tempat keberadaannya saat ini adalah tempat pertemuan tanpa sekat yang mengharuskannya tetap tenang. Ia tidak mau sampai kelepasan memukul wajah pria di hadapannya itu, karena sebentar lagi dirinya akan bebas. Apalagi, kalau tidak salah Adiat ini memiliki fisik yang lemah dan seorang pengidap asma, karena seingat Retania, Adiat sering tidak mengikuti pelajaran praktik olahraga karena alasan kesehatan. Bahaya jika bogem mentah dari Retania yang pandai bela diri malah membuat pria itu pingsan, bisa-bisa dirinya akan kembali dihukum dengan vonis dua kali lipat dari masa hukuman pertamanya.
Melihat reaksi diam tetapi tampak marah dari wajah Retania, Adiat merasa harus berusaha lebih keras. Dan detik berikutnya, ia kembali berkata, “Lagi pula, kau kan sudah mengenal aku. Aku bukan pria sembarangan, latar belakangku jelas. Dan meskipun aku punya tiga orang kakak dari istri kedua ayahku, aku tetaplah anak pertama dari istri pertama sekaligus pernikahan yang sah! Dan ... aku sangat tampan, bukan? Kau tidak perlu khawatir, Reta, aku pasti—”
“Diamlah, Adiat. Dan segera pergi dari hadapanku. Atau aku yang pergi duluan. Aku pikir jawabanku sudah sangat jelas, bahwa aku tidak mau!” potong Retania dengan tegas. ”Lagi pula, meski kau bukan orang sembarangan dan berlatar belakang jelas, di sini akulah yang orang sembarangan! Aku narapidana dan latar belakangku buruk! Kita pun masih sangat muda, masih dua puluh enam tahun! Selama delapan tahun sejak aku baru lulus SMA, aku belum menikmati kehidupanku sama sekali. Masa iya, ketika sudah keluar dari penjara, aku malah menjadi istri orang! Jangan gila!”
“Kau bebas menikmati hidupmu. Lagi pula, jika nanti kau keluar, dengan latar belakangmu yang merupakan seorang mantan napi, kau pasti akan kesulitan mencari pekerjaan. Kau hanya akan berakhir menjadi gelandangan! Ayolah, jangan sok jual mahal dan menikah saja denganku, Nona Napi!”
”Ugh ... sebenarnya apa sih yang kau inginkan?!” balas Retania bertanya dengan jauh lebih tegas, bahkan diiringi dengan gebrakan tangannya di meja yang membatasi dirinya dengan Adiat. ”Kau tak mungkin mendadak ingin menikah denganku jika tanpa sesuatu. Karena meskipun kita teman satu SMA, nyatanya kita tidak terlalu akrab, Tuan Asma!”
Disebut sebagai Tuan Asma sungguh membuat Adiat terkesiap, dan juga cukup sakit hati. Yah, memangnya siapa yang tidak ingat tentang Adiat yang bertubuh lemah dan jarang mengikuti pelajaran olahraga ketika masih SMA? Bahkan, untuk Retania yang jelas-jelas tak akrab dengannya saja sampai tahu.
Pun sebaliknya, semua siswa pada saat itu juga tahu jika Retania adalah gadis kasar meskipun juga seru. Meski tidak sampai mengikuti pelatnas sebagai atlet profesional karena harus mendekam di penjara setelah lulus, Retania sempat mengikuti beberapa kompetisi karate tingkat provinsi bahkan nasional.
Menurut informasi yang Adiat dengar pun, Retania masih terlibat perkelahian sesama narapidana di dalam rumah tahanan tersebut. Jadi, meskipun tak lagi berlatih, kerasnya dunia penjara tetap membuat Retania menjadi wanita kuat dan pandai bertarung. Bahkan kabarnya, Retania bisa dianggap sebagai tahanan yang paling ditakuti oleh tahanan-tahanan lainnya.
Dan kemampuan Retania itulah yang saat ini ingin Adiat manfaatkan.
“Aku tidak bisa mengatakan alasannya di sini, tapi aku akan menjelasnnya nanti jika kau bebas dan kita bertemu lagi,” ucap Adiat. “Tapi yang pasti aku akan selalu membutuhkanmu selama dua puluh empat jam, Reta. Aku harap kau berkenan menjadi istriku, dan aku akan memenuhi apa pun yang kau inginkan. Kendati saat ini aku hanyalah sebatas manager di salah satu cabang restoran milik ayahku, aku masih punya banyak uang.”
”Aku tidak butuh uangmu, oke? Dan kita tidak akan pernah bertemu lagi. Aku rasa ini sudah jelas, Adiat. Aku menolak lamaranmu, dan kau tidak harus datang kemari lagi. Tempatmu adalah istana, sementara tempat ini adalah sebuah neraka dunia.” Retania memutuskan untuk bangkit dari duduknya.
Retania ingin kembali ke tempatnya, tepat ketika sang penjaga mengatakan waktu kunjung telah habis. Ia digiring untuk kembali ke kurungan yang membuat hidupnya seperti neraka selama hampir delapan tahun sejak ia berusia delapan belas tahun. Kalau saja pada saat itu, Retania tidak terbawa emosi ketika melihat ibunya sedang bercumbu dengan pria lain, padahal ayahnya sedang berjuang dari penyakit kanker hati, mungkin saat ini Retania sudah lulus kuliah dan bekerja di perusahaan besar, atau mungkin ia akan melanjutkan bakatnya di bidang olahraga bela diri yang sudah ia tekuni sejak SMP.
Penderitaan Retania semakin bertambah besar, saat baru dua tahun mendekam di penjara, ayahnya mengembuskan napas terakhir. Dan pada saat itu dunianya seolah-olah telah berhenti. Hidup segan mati tak mau. Semua impian yang sudah ia rancang dengan baik tentu sudah berantakan.
Dan sekarang, meski satu bulan lagi dirinya bisa keluar, ia yakin dirinya hanya akan berakhir menjadi gelandangan. Bahkan mungkin saja, jika terpaksa, Retania bisa mencuri dompet orang. Namun dengan situasi seburuk itu, ia sama sekali tidak berkenan untuk menerima tawaran dari Adiat yang tetap mencurigakan.
Di sisi lain, Adiat hanya bisa menundukkan kepala sembari berjalan dengan langkah yang amat gontai. Lima belas kali dirinya datang ke rutan itu, tetapi usahanya selalu gagal. Retania sama sekali tidak bisa dirayu dengan uang dan macam-macam berlian. Wanita itu malah menaruh curiga dari lamaran yang selalu ia lontarkan ketika datang.
Memang benar, bahwa keinginan Adiat untuk menikahi Retania bukan karena dirinya mencintai wanita itu. Melainkan karena adanya sesuatu dari diri Retania yang ingin ia manfaatkan. Sebagai anak pertama dari istri pertama ayahnya dengan pernikahan yang sah, posisi Adiat sebagai kandidat penerus usaha terhitung sangat kuat. Dan hal itulah yang membuat ketiga kakaknya dari pernikahan kedua ayahnya menjadi marah, termasuk juga ibu tirinya.
Adiat kecil yang sudah memiliki fisik lemah kerap dikirimi teror berbahaya. Makanannya tak jarang disisipi racun yang nyaris membuatnya sekarat. Bahkan sampai usianya menginjak dua puluh enam tahun, masih saja banyak serangan-serangan tak terduga. Namun sampai saat ini Adiat tidak tahu siapa pelaku yang sesungguhnya. Ia hanya menebak pelaku tersebut adalah kedua kakak laki-laki kembar dan kakak perempuan tirinya, termasuk juga sang ibu tiri. Memangnya jika bukan mereka, lantas siapa lagi?
Beberapa surat misterius yang diterimanya sejak masih kecil dan berisikan kalimat, 'Jika kau melapor, kau akan benar-benar mati. Bahkan juga ayah dan ibumu!' membuat otak Adiat terus tersugesti. Ia benar-benar takut dan merasa tak berguna sama sekali. Beberapa pengawal yang sudah ia pekerjakan pun banyak yang telah mengkhianatinya. Ada salah satu dari mereka yang sampai menaruh dupa di bawah tempat tidurnya, sampai membuatnya kesulitan bernapas. Namun ia tetap tak bisa melakukan apa-apa. Kondisi ibunya juga sama lemahnya dan terhitung sejak melahirkan dirinya di usia yang tak lagi muda.
“Retania, mau bagaimanapun aku harus menjadikanmu pelindungku, karena aku yakin kau lebih bisa aku percayai kendati kita tidak pernah dekat sama sekali,” gumam Adiat sesaat setelah melesakkan diri ke dalam mobilnya. ”Aku sudah memperhatikanmu sejak dulu, dan kau jauh lebih kuat daripada dugaanku. Kau harus menikah denganku!”
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Seathy Diman
lngsng di tandai.. dr awal perkenalan nya udah bagus..
semoga semangat sehat selalu ya untuk melanjutkan cerita nya..
2023-04-02
0