Keluar dari toko pakaian, Amanda dan Gloria tersenyum ceria. Berbeda dengan Ziel yang menunjukkan raut masam, sudah dipaksa untuk ikut, kini dia pun menjadi tumbal.
Bahkan tak hanya sepasang tangan milik Gloria dan Amanda saja yang menenteng paper bag, kini Ziel pun harus merelakan tangannya dijadikan sebuah gantungan.
Dia benar-benar mirip seorang bodyguard sekarang.
"Sudahlah lebih baik kita langsung pulang saja," cetus Ziel saat melihat Amanda dan Gloria justru naik ke eskalator. Dia benar-benar merasa malas mengikuti drama kedua gadis ini, karenanya malam minggu dia menjadi kacau.
"Kita kan baru sampai, Ziel, tidak seru dong kalau langsung pulang," jawab Gloria dengan gayanya yang centil.
"Benar apa kata Aunty, bagaimana kalau kita—" Amanda ikut menimpali, dia sedang mencari ide, hingga kedua matanya menangkap sebuah poster film. "Aaaa bagaimana kalau kita menonton film saja?"
"Ide bagus! Kita menonton malam ini," balas Gloria dengan bersemangat.
Ziel sudah membuka mulutnya untuk memprotes. Namun, tiba di lantai berikutnya kedua gadis itu justru sudah berlari ke stand pembelian tiket. Malam ini dia sungguh kalah telak.
"Astaga, astaga!" rutuk Ziel dengan gumpalan rasa kesal sekaligus gemas.
Dengan terpaksa Ziel pun kembali mengikuti ke mana Gloria dan Amanda pergi. Mereka menunggu film diputar sambil memakan pop corn dan cola.
"Aku tidak mau tahu, habis ini kita langsung pulang!" cetus Ziel, dia melirik ke sana ke mari, dan semua yang dia lihat adalah sepasang kekasih. Ya, sebab judul yang mereka ambil ber-genre romantis.
"Iya-iya, bagaimana kamu akan dapat kekasih kalau diajak ke mall saja kamu mengomel terus!" timpal Gloria dengan blak-blakan. Sama seperti saat Ziel menasehatinya agar berhenti pacaran.
Ziel terdiam sesaat, kemudian tiba-tiba dirinya menyeletuk.
"Lagi pula kekasihku tidak akan suka pergi ke mall, tidak suka berbelanja dan tidak suka menonton film!"
Sontak saja hal tersebut membuat Amanda dan Gloria melotot secara bersamaan.
"Hei, asal kamu tahu, wanita yang tidak suka ke mall, tidak suka berbelanja dan tidak suka menonton film itu adalah wanita yang tidak ada denyut nadinya!" balas Gloria dengan sengit.
Mulut kecilnya benar-benar minta dibungkam dengan ciuman, andai Ziel memiliki keberanian sebesar itu, mungkin dia sudah melakukannya sedari dulu.
Akhirnya Ziel mengalah, dia memilih diam dan memalingkan wajah. Sementara Amanda terkekeh kecil, lalu berusaha untuk mendekati sang kakak dengan menggeser tempat duduknya.
"Lebih Kakak memakan pop corn yang manis ini, dari pada mendengarkan ucapan Aunty yang pedas," ucap Amanda seraya menyodorkan pop corn ke depan mulut Ziel.
Namun, tepat pada saat itu orang-orang mulai masuk ke dalam studio karena film akan segera diputar.
"Hei, ayo kita masuk!" ajak Gloria, dia beranjak tanpa memedulikan tatapan Ziel. Dan hal tersebut membuat Ziel semakin yakin, bahwa tak ada sedikitpun rasa lain di hati Gloria selain menganggapnya sebagai anggota keluarga.
Mereka bertiga mengisi tempat duduk di bagian tengah. Seperti biasa Ziel akan berada di antara Gloria dan Amanda. Awalnya film berjalan dengan baik, Amanda dan Gloria menikmatinya, berbeda dengan Ziel yang terlihat bosan.
Namun, tiba-tiba Ziel dibuat mendelik, saat ada sebuah scene ciuman panas antara pemeran utama wanita dan pria.
Sontak saja Ziel menutup mata Gloria dengan kedua tangannya.
"Ziel, apa-apaan kamu?!" sentak Gloria, membuat Amanda jadi mengalihkan pandangan.
Sadar masih ada sepasang mata lagi yang harus dia selamatkan. Ziel pun mengulurkan satu tangannya lagi untuk menutup kedua mata adiknya.
Jadilah keduanya tak bisa melihat scene romantis dan panas itu.
"Astaga, Kak, kamu ini sedang apa? Aku mau menonton!" protes Amanda sambil berusaha menurunkan tangan Ziel. Tak berbeda jauh dengan apa yang dilakukan Gloria.
"Iya, kamu ini kenapa sih? Seperti bukan pria dewasa saja!"
"Diamlah. Kalian benar-benar tidak tahu aturan ya, mengajakku menonton film seperti ini!" balas Ziel penuh penekanan. Dia mengontrol suaranya, karena ada banyak orang di sisi kanan, kiri, atas dan bawahnya.
"Mana kita tahu!" balas Amanda dan Gloria kompak.
Ziel kembali menghadap layar untuk memastikan scene yang membuat aliran darahnya mendidih itu berakhir. Namun, perkiraannya salah. Sebab adegan demi adegan itu justru bertambah semakin brutal.
Dia reflek meneguk ludah, apalagi saat dia melirik ke samping, di mana wanita yang dia suka berada. Dalam pikirannya, dia malah membayangkan hal tersebut terjadi pada dia dan Gloria.
Apa aku sudah gila?
Mata Ziel terus menatap lurus pada benda ranum milik sang gadis. Seolah tak ingin melewatkannya begitu saja, dia sampai tak mampu untuk berkedip.
Hingga tiba-tiba Gloria berhasil menyingkirkan tangannya, gadis itu mengangkat wajah membuat mereka beradu pandang.
Deg!
Dua jantung langsung terjun secara bersamaan.
***
Puasa bang puasa🤣🤣🤣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Ney maniez
🔥🔥
2024-04-05
0
mama galaau
duh..
dah panas dingin ya bang Ziel... sabar bang... bentar lg dapet koq
2023-09-10
1
Siti Rohaemy
bettuuulll, Glor 🤣🤣🤣👍👍👍
2023-09-09
0