Bab 4 Bertemu

Alex pergi meninggalkan tempat itu bersama sang asisten Doyi.

"Aku akan membalas semua perbuatanmu, kau tunggu saatnya nanti." Gumumnya dalam hati.

....

Masalah yang berlaku di tapak penerimaan barang sudah selesai. Sebelum Chester pergi dia sempat berpesan kepada para anak buahnya agar menghapuskan semua mayat yang ada di tempat itu supaya tidak memacing kecurigaan pihak berwajib.

Chester dihantar oleh sopirnya menuju ke mansionnya, hatinya mulai berbunga-bunga, raut wajah yang tegang tadi kini berubah menjadi sumringgah.

Tidak lupa Chester memberitahu Nera agar tidak usah menyambut kepulangannya karena dia tidak mau membuat Jennixia syok melihat kedatangannya.

Tapi namanya juga para pelayan dan pengawal yang setia kepadanya, mereka merasa menyambut kepulangan Tuan mereka adalah hal yang wajib biarpun tidak melakukan secara terang-terangan.

Di dalam mansion.

Seluruh pelayan dan pengawal begitu sibuk hari ini tidak seperti biasanya. Menurut Jennixia mereka kelihatan lebih bersemangat dan serius, oleh itu dia juga berpikir dia harus serius menanam bunga-bunga yang cantik ini biar suasana mansion akan jadi lebih adem.

Jennixia berada di laman belakang mansion sambil memindahkan bunga-bunga yang telah di beli tadi di atas tanah laman itu. Mei hendak membantunya tapi Jennixia melarang keras.

"Mei jangan coba-coba menyentuh tanaman ini karna Mei masih memanggil Jenni dengan sebutan Nona." Celetuk Jennixia.

Mei hanya menggelengkan kepalanya, dia merasa Nona mereka ini terlalu lucu dan berbeda. Siapa tidak kenal dengan Chester, mafia kejam yang bergelimang harta, pasti siapa pun yang bersamanya akan memiliki sifat sombong karena kekayaan.

Tapi sifat sombong itu sama sekali tidak dimiliki oleh Jennixia, entah nanti di saat ia benar-benar menikahi Chester, Mei berharap sifat Jennixia tidak akan pernah berubah.

Kini jam sudah menunjukkan hampir jam 12 siang, Chester telah sampai di mansionnya tanpa diketahui oleh Jennixia.

"Di mana dia?" Tanya Chester pada Nera yang sudah berdiri di depan pintu utama mansion.

"Nona masih di laman belakang Tuan." Jawab Nera.

"Ehm, siapkan makan siang kami akan makan bersama." Ucap Chester sambil menuju ke arah pintu samping untuk menuju ke belakag mansion.

Mei masih setia berdiri di dekat Jennixia, ia menyadari kedatangan Chester lalu menundukkan tanda hormat lalu meninggalkan Chester bersama Jennixia di laman itu.

"Mei, tolong berikan Jenni sekop dan sekalian sambungkan air ke selang ini, Jenni ingin sekalian menyiramnya." Ucap Jennixia tanpa melihat ke arah belakangnya.

Tanpa menjawab Chester segera melakukan hal yang di ucapkan oleh Jennixia tadi. Chester tersenyum melihat Jennixia yang belum sadar akan kedatangannya.

Sehingga dia memberikan sekop dan selang barulah Jennixia merasa aneh kenapa Mei tidak berbicara padanya.

"Mei..." Panggil Jennixia yang masih menunduk menata bunganya.

Tidak ada jawaban mau pun sahutan dari Mei membuat Jennixia menoleh ke belakang untuk melihat keberadaan Mei.

"Aakk..." Pekiknya karena kaget. "Eh kau," Lanjutnya lagi sambil menatap bingung ke arah Chester.

"Ya?" Chester mulai tersenyum geli melihat kepolosan wajah Jennixia.

"Sepertinya Jenni pernah melihatmu tapi di mana ya? Wajahmu sangat familiar, toko bunga? Tetangga? Toko buku? Arghh, Jenni tidak bisa mengingatnya." Gerutu Jennixia sambil menatap lekat wajah Chester.

Raut wajah Chester berubah sedih apabila mengetahui Jennixia tidak ingat akan dirinya. Padahal dia sudah mewanti-wanti bagaimana reaksi Jennixia setelah bertemu lagi dengan dirinya.

Chester tidak berkata apa-apa, rasa sedih menyeruak dalam dirinya sehingga membuat Jennixia menjadi serba salah.

"Eh, kamu sedih? Maaf Jenni tidak bermaksud membuatmu sedih." Jennixia berdiri lalu mendekat ke arah Chester.

Jennixia tidak tahu harus berbuat apa, karena tiba-tiba saja ada pria tampan datang ke sini dan sekarang pria ini terlihat sangat menyedihkan.

Chester membalas tatapan Jennixia lalu berkata.

"Apa kamu benar tidak mengingatku?" Tanya Chester lagi dengan nada berharap.

Suara bariton yang terdengar di telinga Jennixia seperti sangat familiar tapi ya dia benar-benar lupa, di mana dia pernah bertemu dengan pria tampan ini.

"Maaf, adakah kita pernah bertemu?" tanya Jennixia berhati-hati karena takut membuat pria tadi menjadi sedih.

Chester mendekatkan lagi wajahnya ke wajah Jennixia, tatapan matanya sangat mempersonakan dengan gurat tegas pada bentuk wajahnya, dan hidung mancung serta bibir yang nampak merah muda yang tipis.

Memang sempurna ciptaan Tuhan yang Jennixia temui ini.

"Jenni, aku Chester pria yang pernah kau bantu 5 tahun lalu." Chester memecahkan lamunan Jennixia.

Kedua alis Jennixia berkerut, dia baru teringat dengan kejadian sewaktu dia masih berumur 14tahun itu. Memang kejadiannya sedikit mengerikan tapi tidak membuat Jennixia merasa trauma.

Tanpa Chester duga, Jennixia memeluk dirinya lalu berkata.

"Om Chester lama tidak bertemu."

Baru saja hendak berbahagia karena dapat pelukan dari Jennixia kini luruh semua kebahagiaannya karena Jennixia masih saja memanggilnya dengan sebutan "Om" sama seperti 5 tahun yang lalu. Padahal usianya baru saja memasuki 32 tahun.

Jennixia melepaskan pelukannya lalu tersenyum bahagia menatap wajah cemberut Chester.

Jennixia mencuci tangannya lalu mengajak Chester untuk duduk bersamanya di pondok yang disediakan khusus untuknya.

"Oh ya, bagaimana Om bisa sampai ke sini?" Jennixia belum sadar bahwa Chester adalah orang yang membelinya.

Chester tersenyum paksa dan tidak mengatakan apa-apa. Sungguh kesal hatinya mendengar panggilan yang Jennixia sematkan untuk dirinya.

Jennixia banyak bercerita dengan Chester tapi Chester menanggapi dengan mengangguk dan berkata "Oh ya" saja. Sehingga tiba-tiba perut Jennixia berbunyi.

"Kamu lapar?" tanya Chester yang turut mendengar bunyi keroncong perut Jennixia.

Jennixia mengangguk malu.

"Yuk, kita makan bersama." Ucap Chester mengajak Jennixia makan siang bersamanya.

Setelah memasuki Jennixia sempat merasa aneh karena pengawal dan pelayan sudah berdiri berjejeran sambil menundukkan kepala mereka.

Nera juga terlihat di antara mereka dan barulah Jennixia kembali teringat ucapan Mei sewaktu kali pertama bertemu dengannya.

"Chester Mc Cloud."

Nama yang terlintas di pikiran Jennixia membuatnya menjadi kaku dan mematikan langkahnya. Jennixia menatap punggung Chester dengan seluruh tubuh yang gementar.

"Tu-tunggu..." Ucap Jennixia lirih tapi masih mampu di dengar oleh Chester.

Chester yang tadinya berjalan di hadapan Jennixia kini berhenti lalu membalik badannya untuk menatap Jennixia.

"Kenapa Jen?" Tanya Chester yang bingung dan cemas karena melihat wajah Jennixia tiba-tiba saja memucat dan berkeringat.

Chester ingin mendekati Jennixia tapi diberhentikan oleh Jennixia.

"Jangan, jangan dekati Jenni." Serunya dengan nada gementar.

Chester tidak melanjutkan langkahnya dan berhenti tepat di depan Jennixia.

"Apa Om...yang membeliku?" Tanya Jennixia, kali ini tatapan mata Jennixia sudah berkaca, karena tidak siap mendengar kenyataannya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

liyyy

liyyy

ayolah bum 32 itu uda om²

2023-10-15

2

Dear_Y

Dear_Y

ihiiirrrr kasmaran

2023-04-11

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Berubahnya Hidup Jennixia
2 Bab 2 Harga diriku lebih rendah
3 Bab 3 Chester si mafia
4 Bab 4 Bertemu
5 Bab 5 Kenyataan pahit
6 Bab 6 Pernikahan
7 Bab 7 Pernikahan 2
8 Bab 8 Jamuan nikah
9 Bab 9 Untitle
10 Bab 10 Kebahagian Jennixia
11 Bab 11 Rencana Arviy
12 Bab 12 Saling Rindu
13 Bab 13 Kemunculan Arviy
14 Bab 14 Arviy mulai mendekat
15 Bab 15 Dismenore
16 Bab 16 Kepulangan Chester
17 Bab 17 Sebuah kecelakaan?
18 Bab 18 (pendek aja)
19 Bab 19 Gunung berkembar
20 Bab 20 Laporan untuk Arviy
21 Bab 21 Kepolosan Jennixia
22 Bab 22 Kondisi Jennixia
23 Bab 23 Alex
24 Bab 24 Ke Villa
25 Bab 25 Alex dan Arviy
26 Bab 26 Mertua ?
27 Bab 27 Kekesalan Chester
28 Bab 28 Berbaikan
29 Bab 29 Bertemu Renata
30 Bab 30 Nyonya Besar
31 Bab 31 Kenyataan itu
32 Bab 32 Ide gila Mei
33 Bab 33 Ulah Jennixia
34 Bab 34 Untitle
35 Bab 35 Jadi tumbal?
36 Bab 36 Jennixia kesal
37 Bab 37 Kantor Chester
38 Bab 38 Rencana Jennixia
39 Bab 39 Jennixia pingsan
40 Bab 40 Rencana Mary
41 Bab 41 Chester merayu Jennixia
42 Bab 42 Rumah sakit
43 Bab 43 Mei koma
44 Bab 44 Ketahuan
45 Bab 45 Untitle
46 Bab 46 Mary & Liana kaget
47 Bab 47 Di mansion
48 Bab 48 Rencana Liana
49 Bab 49 Jennixia marah
50 Bab 50 Bertemu Ibu
51 Bab 51 Unboxing
52 Bab 52 Bertemu Alex
53 Bab 53 Ingin memperbaiki
54 Bab 54 Kekacaun di Mansion
55 Bab 55 Ketahuan
56 Bab 56 Penyesalan
57 Bab 57 Untitle
58 Bab 58 Direstui
59 Bab 59 Rencana Arviy lagi
60 Bab 60 Rencana yang dimulai
61 Bab 61 Kedatangan Arviy
62 Bab 62 Penyerangan
63 Bab 63
64 Bab 64 tambahan
65 Bab 65 Mary berulah
66 Bab 66 Musuh Chester
67 Bab 67 Mary belum berubah
68 Bab 68 Mary menjebak Jennixia
69 Bab 69 Mengincar Jennixia
70 Bab 70 Keributan
71 Bab 71 Rasa sakit
72 Bab 72 Chester Sadar
73 Bab 73 Ada apa?
74 Bab 74 Chester berubah
75 Bab 75 Jennixia pergi
76 Bab 76 Mary sadar
77 Bab 77 Menjemput? Menculik?
78 Bab 78 Menjemput Jennixia
79 Bab 79 Jessi diculik
80 Bab 80 Menyelamatkan Ibu
81 Bab 81 Ancaman Sean
82 Bab 82 Bertemu Ibu
83 Bab 83 Rencana Alex dan Chester
84 Bab 84 Rumah sakit
85 Bab 85 Ada apa dengan Mary?
86 Bab 86 Eksekusi
87 Bab 87 Ada rencana lain
88 Bab 88 Alex dan Jessi pulang
89 Bab 89 Arviy dan Sean ditangkap
90 Bab 90 Mary dan Jennixia
91 Bab 91 Vivian si adik tiri berulah
92 Bab 92 Hamil
93 Bab 93 Rencana Vivian
94 Bab 94 Vivian lagi
95 Ban 95 Rahasia Vivian
96 Bab 96 Kenapa mereka menghindariku?
97 Bab 97 Nasi Goreng Masam
98 Bab 98 Kejutan Acara Ulangtahun
99 Bab 99 Ayah Mengakuiku?
100 Bab 100 Akhir yang bahagia
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Bab 1 Berubahnya Hidup Jennixia
2
Bab 2 Harga diriku lebih rendah
3
Bab 3 Chester si mafia
4
Bab 4 Bertemu
5
Bab 5 Kenyataan pahit
6
Bab 6 Pernikahan
7
Bab 7 Pernikahan 2
8
Bab 8 Jamuan nikah
9
Bab 9 Untitle
10
Bab 10 Kebahagian Jennixia
11
Bab 11 Rencana Arviy
12
Bab 12 Saling Rindu
13
Bab 13 Kemunculan Arviy
14
Bab 14 Arviy mulai mendekat
15
Bab 15 Dismenore
16
Bab 16 Kepulangan Chester
17
Bab 17 Sebuah kecelakaan?
18
Bab 18 (pendek aja)
19
Bab 19 Gunung berkembar
20
Bab 20 Laporan untuk Arviy
21
Bab 21 Kepolosan Jennixia
22
Bab 22 Kondisi Jennixia
23
Bab 23 Alex
24
Bab 24 Ke Villa
25
Bab 25 Alex dan Arviy
26
Bab 26 Mertua ?
27
Bab 27 Kekesalan Chester
28
Bab 28 Berbaikan
29
Bab 29 Bertemu Renata
30
Bab 30 Nyonya Besar
31
Bab 31 Kenyataan itu
32
Bab 32 Ide gila Mei
33
Bab 33 Ulah Jennixia
34
Bab 34 Untitle
35
Bab 35 Jadi tumbal?
36
Bab 36 Jennixia kesal
37
Bab 37 Kantor Chester
38
Bab 38 Rencana Jennixia
39
Bab 39 Jennixia pingsan
40
Bab 40 Rencana Mary
41
Bab 41 Chester merayu Jennixia
42
Bab 42 Rumah sakit
43
Bab 43 Mei koma
44
Bab 44 Ketahuan
45
Bab 45 Untitle
46
Bab 46 Mary & Liana kaget
47
Bab 47 Di mansion
48
Bab 48 Rencana Liana
49
Bab 49 Jennixia marah
50
Bab 50 Bertemu Ibu
51
Bab 51 Unboxing
52
Bab 52 Bertemu Alex
53
Bab 53 Ingin memperbaiki
54
Bab 54 Kekacaun di Mansion
55
Bab 55 Ketahuan
56
Bab 56 Penyesalan
57
Bab 57 Untitle
58
Bab 58 Direstui
59
Bab 59 Rencana Arviy lagi
60
Bab 60 Rencana yang dimulai
61
Bab 61 Kedatangan Arviy
62
Bab 62 Penyerangan
63
Bab 63
64
Bab 64 tambahan
65
Bab 65 Mary berulah
66
Bab 66 Musuh Chester
67
Bab 67 Mary belum berubah
68
Bab 68 Mary menjebak Jennixia
69
Bab 69 Mengincar Jennixia
70
Bab 70 Keributan
71
Bab 71 Rasa sakit
72
Bab 72 Chester Sadar
73
Bab 73 Ada apa?
74
Bab 74 Chester berubah
75
Bab 75 Jennixia pergi
76
Bab 76 Mary sadar
77
Bab 77 Menjemput? Menculik?
78
Bab 78 Menjemput Jennixia
79
Bab 79 Jessi diculik
80
Bab 80 Menyelamatkan Ibu
81
Bab 81 Ancaman Sean
82
Bab 82 Bertemu Ibu
83
Bab 83 Rencana Alex dan Chester
84
Bab 84 Rumah sakit
85
Bab 85 Ada apa dengan Mary?
86
Bab 86 Eksekusi
87
Bab 87 Ada rencana lain
88
Bab 88 Alex dan Jessi pulang
89
Bab 89 Arviy dan Sean ditangkap
90
Bab 90 Mary dan Jennixia
91
Bab 91 Vivian si adik tiri berulah
92
Bab 92 Hamil
93
Bab 93 Rencana Vivian
94
Bab 94 Vivian lagi
95
Ban 95 Rahasia Vivian
96
Bab 96 Kenapa mereka menghindariku?
97
Bab 97 Nasi Goreng Masam
98
Bab 98 Kejutan Acara Ulangtahun
99
Bab 99 Ayah Mengakuiku?
100
Bab 100 Akhir yang bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!