Bab 2 Harga diriku lebih rendah

Jennixia kini tinggal sendiri di dalam kamarnya. Baru saja hendak memasuki kamar mandi tiba-tiba pintu kamar Jennixia di ketuk, dia pun berlari kecil untuk segera membuka pintu kamarnya itu.

Seorang gadis mungkin hampir seusianya telah berdiri di depan pintu kamarnya sambil menunjukkan wajah yang sumringgah.

Jennixia menaikan kedua alisnya, menatap bingung dengan kehadiran seorang gadis itu.

"Selamat siang Nona, nama saya Mei, saya di tugaskan untuk menjadi pelayan pribadi Nona." Ucapnya sambil memperkenalkan dirinya.

Mulut Jennixia kembali dibuat terbuka karena menganga, betapa hari ini banyak kejutan yang ia terima. Padahal tadi ia baru saja meratapi hidupnya yang terasa sangat memilukan tapi semuanya berubah dalam sekelip mata setelah ia sampai di mansion mewah ini.

"Hihi, Nona anda sungguh menggemaskan." Tegur Mei sambil terkekeh geli melihat kepolosan wajah Jennixia.

"Hehh, maaf maaf... Ehm mari masuk kita ngobrol di dalam saja yuk." Jennixia mempersilakan Mei masuk dengan ramahnya ia merasa seperti mendapat teman baru di tempat yang baru.

Mei mengikuti langkah Jennixia dan kini mereka duduk bersama disofa yang ada di dalam kamarnya. Awalnya Mei menolak karena alasannya dia cuma pelayan biasa dan Jennixia adalah majikannya. Tapi Jennixia berhasil membujuknya.

Jennixia sebenarnya tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Mei.

"Mei, Ehmm kamu bisakan panggil Jenni saja, tidak usah Nona-nona itulah, lagian Jenni bukan Nonamu Mei." Seloroh Jennixia sambil memainkan rambut panjangnya yang tergerai indah.

"Maaf Nona, saya tidak bisa. Ini arahan dari Tuan, lagian Nona adalah majikan, saya adalah pelayan." Kata-kata itu lagi yang di dengar oleh Jennixia, seperti kata yang sudah di hafalkan untuk ujian akhir.

"Ehm, tapi aku bukan majikanmu." Ungkap Jennixia. "Aku mungkin lebih rendah di bandingkan dirimu Mei yang bekerja dan mendapatkan uang dari cara yang halal tapi tidak denganku," lanjutnya lagi kini suara ceria Jennixia berubah menjadi sendu.

Mei sudah mengetahui semua tentang Jennixia karena sebelum dia diberikan tanggungjawab ini dia menghadapi Nera, seorang kepala sekretaris yang tegas dalam melaksanakan setiap tugasnya, memberi dan memilih pelayan pribadi untuk Jennixia juga merupakan tugas Nera.

Oleh itu sebelum memulai pekerjaannya, Mei telah diberitahu sedikit tentang keadaan Jennixia. Dan alasan kenapa Tuan mereka sangat menginginkannya.

Mei menepuk pundak Jennixia dengan perlahan lalu berkata.

"Nona, anda pasti akan bahagia berada di sini. Percayalah dan jangan rendahkan harga dirimu Nona."

Jennixia mengangkat kepalanya lalu menatap wajah Mei, dia tiba-tiba menghamburkan pelukkan ke arah Mei dan Mei menyambutnya dengan pelukkan yang hangat.

"Saya juga akan senantiasa berada di sini Nona." Ucap Mei lirih.

Setelah adegan itu, Mei memberitahu dengan Jennixia bahwa dia harus bersiap karena sebentar lagi akan makan siang. Mei juga menawarkan untuk memandikan Jennixia tapi Jennixia segera menolak dan menyuruhnya menunggu hingga dirinya selesai.

Mei membantu mengeringkan rambut panjang Jennixia menggunakan hairdryer.

"Mei, siapa nama Tuan kita dan Tuan ada di mana sekarang? Apa lagi keluar?" Tanya Jennixia karena dari tadi dia sudah menyimpan rasa penasarannya.

Mei mengulas senyumannya lalu menjawab pertanyaan Jennixia.

"Nama Tuan, Chester Mc Cloud dan sekarang Tuan ada di Itali mengurus perusahaan cabang baru di sana."

Jennixia mengangguk.

"Chester Mc Cloud, ehmm." Batinnya.

Kini Jennixia bersama Mei turun melewati anak tangga yang sungguh panjang. Jennixia lebih memilih menggunakan tangga ketimbang harus menaiki lift, dari sini ia bisa melihat keadaan di dalam mansion.

Wajah para pelayan berbinar dan sumringgah setelah melihat Jennixia yang sedang menurun anak tangga. Ada pengawal yang bersiap sedia di tangga terbawah untuk memastikan Jennixia tidak mengalami kesulitan sewaktu menuruni setiap anak tangga.

Benar-benar ya di manjakan sekali Jennixia oleh si Tuan Chester.

Para pelayan menyambut Jennixia di ruang makan lalu mempersilakan Jennixia untuk makan.

Mata Jennixia membulat sempurna karena makanan yang dihidangkan oleh para pelayan memang sangat membuatnya menelan air luarnya berkali-kali dan baru pertama kali dia melihat hidangan mewah yang begitu banyak.

Jennixia duduk di meja itu, Mei melayaninya dengan memasukkan berbagai macam makanan di atas piringnya. Baru saja hendak mulai makan tapi Jennixia kembali merasa aneh.

"Kenapa kalian tidak duduk?" Ucap Jennixia lalu melihat para pelayan yang masih berdiri dan hanya tersenyum melihatnya.

Tidak ada satupun yang menjawab pertanyaan Jennixia, sehingga Jennixia menatap ke arah Mei dan meminta jawabannya.

"Maaf Nona, kami cuma pelayan dan tidak pantas untuk duduk semeja dengan Nona." Bisik Mei.

Jennixia langsung meletakkan sendok dan garfu yang telah ia pegang tadi lalu berdiri dari tempat duduknya. Jennixia berlalu pergi dari ruang makan tanpa berkata apa-apa.

Para pelayan saling berbalas tatapan karena mereka merasa aneh dengan Jennixia yang tidak jadi makan. Mei langsung saja mengejar Jennixia.

"Nona, tunggu. Nona mau ke mana? Nona belum selesai makan tadi." Ujar Mei sambil berjalan mengejar langkah Jennixia yang sangat cepat.

Tiba-tiba Jennixia berhenti lalu membalikkan tubuhnya, hampir saja Mei menabraknya mujur saja dia masih sempat menstabilkan langkahnya.

"Nona?" Panggil Mei.

"Mei, berhentilah memanggilku nona dan nona. Namaku Jenni dan Jenni tidak ingin makan sendiri, Jenni mau kalian makan bersama Jenni dan Jenni tidak mau dilayani seperti raja." Ucap Jennixia dengan nada yang berubah sendu.

"Kalau kalian tau Jenni ada di sini karena uang yang ditawarkan Tuan Chester. Harga diri Jenni lebih rendah dari kalian," lanjutnya lagi. Air mata telah membasahi seluruh wajah Jennixia.

....

Deg!!

Chester yang baru saja tersenyum melihat tingkah Jennixia dalam video yang di kirim oleh Nera, kini dibuat rasa bersalah.

"Apa mungkin tindakanku membuat Jenni merasa harga dirinya rendah." Ucapnya sambil mengusap layar yang menunjukkan wajah Jennixia yang sedang menangis.

"Jangan menangis seperti itu, maafkan aku, aku salah. Aku akan pulang secepatnya dan akan mengaku kesalahanku tapi tolong jangan menangis seperti itu." Gumam Chester di dalam hatinya.

Dia meletakkan tabnya lalu membuat panggilan telepon kepada Nera yang masih berada di mansionnya.

Chester menanyakan keadaan Jennixia kepada Nera secara lebih terperinci karena dia tidak mampu melihat rekaman video Jennixia yang menangis itu.

"Bagaimana keadaannya sekarang Ner?" Tanya Chester setelah panggilan teleponnya di angkat.

"Nona tertidur Tuan, tadi saya sudah membujuknya dan maaf kalau kami lancang Tuan, kami harus makan bersama Nona tadi dan sekarang Nona sudah tertidur dengan nyenyak." Sahut Nera dari seberang sana.

"Tidak apa-apa, yang penting dia tidak merendahkan harga dirinya lagi. Tolong jagakan dia selama aku masih di sini, aku akan coba pulang lebih awal."

"Baiklah Tuan."

"Ehmm, foto wajahnya yang sedang tertidur dan kirim kepadaku. Aku tutup." Chester mematikan panggilannya dan menunggu pesan yang berisi foto Jennixia yang sedang tertidur.

Luis datang memasuki ruangan Chester. Lalu memberitahukannya tentang jadwal yang mereka sudah susun ulang dan dipercepatkan harinya agar mereka bisa segera pulang ke tanah air mereka.

Chester meminta cukup 2 minggu saja untuk berada di Italy dan harus cepat kembali karena dia tidak sabar bertemu dengan gadis kecil yang menjadi idamannya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Liu Zhi

Liu Zhi

manisnya Mei

2023-04-19

3

Author Pensiun.

Author Pensiun.

Hadir cinta wkwkwwk...
Gab, perhatikan lagi eyd nya yaaa..

2023-04-13

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Berubahnya Hidup Jennixia
2 Bab 2 Harga diriku lebih rendah
3 Bab 3 Chester si mafia
4 Bab 4 Bertemu
5 Bab 5 Kenyataan pahit
6 Bab 6 Pernikahan
7 Bab 7 Pernikahan 2
8 Bab 8 Jamuan nikah
9 Bab 9 Untitle
10 Bab 10 Kebahagian Jennixia
11 Bab 11 Rencana Arviy
12 Bab 12 Saling Rindu
13 Bab 13 Kemunculan Arviy
14 Bab 14 Arviy mulai mendekat
15 Bab 15 Dismenore
16 Bab 16 Kepulangan Chester
17 Bab 17 Sebuah kecelakaan?
18 Bab 18 (pendek aja)
19 Bab 19 Gunung berkembar
20 Bab 20 Laporan untuk Arviy
21 Bab 21 Kepolosan Jennixia
22 Bab 22 Kondisi Jennixia
23 Bab 23 Alex
24 Bab 24 Ke Villa
25 Bab 25 Alex dan Arviy
26 Bab 26 Mertua ?
27 Bab 27 Kekesalan Chester
28 Bab 28 Berbaikan
29 Bab 29 Bertemu Renata
30 Bab 30 Nyonya Besar
31 Bab 31 Kenyataan itu
32 Bab 32 Ide gila Mei
33 Bab 33 Ulah Jennixia
34 Bab 34 Untitle
35 Bab 35 Jadi tumbal?
36 Bab 36 Jennixia kesal
37 Bab 37 Kantor Chester
38 Bab 38 Rencana Jennixia
39 Bab 39 Jennixia pingsan
40 Bab 40 Rencana Mary
41 Bab 41 Chester merayu Jennixia
42 Bab 42 Rumah sakit
43 Bab 43 Mei koma
44 Bab 44 Ketahuan
45 Bab 45 Untitle
46 Bab 46 Mary & Liana kaget
47 Bab 47 Di mansion
48 Bab 48 Rencana Liana
49 Bab 49 Jennixia marah
50 Bab 50 Bertemu Ibu
51 Bab 51 Unboxing
52 Bab 52 Bertemu Alex
53 Bab 53 Ingin memperbaiki
54 Bab 54 Kekacaun di Mansion
55 Bab 55 Ketahuan
56 Bab 56 Penyesalan
57 Bab 57 Untitle
58 Bab 58 Direstui
59 Bab 59 Rencana Arviy lagi
60 Bab 60 Rencana yang dimulai
61 Bab 61 Kedatangan Arviy
62 Bab 62 Penyerangan
63 Bab 63
64 Bab 64 tambahan
65 Bab 65 Mary berulah
66 Bab 66 Musuh Chester
67 Bab 67 Mary belum berubah
68 Bab 68 Mary menjebak Jennixia
69 Bab 69 Mengincar Jennixia
70 Bab 70 Keributan
71 Bab 71 Rasa sakit
72 Bab 72 Chester Sadar
73 Bab 73 Ada apa?
74 Bab 74 Chester berubah
75 Bab 75 Jennixia pergi
76 Bab 76 Mary sadar
77 Bab 77 Menjemput? Menculik?
78 Bab 78 Menjemput Jennixia
79 Bab 79 Jessi diculik
80 Bab 80 Menyelamatkan Ibu
81 Bab 81 Ancaman Sean
82 Bab 82 Bertemu Ibu
83 Bab 83 Rencana Alex dan Chester
84 Bab 84 Rumah sakit
85 Bab 85 Ada apa dengan Mary?
86 Bab 86 Eksekusi
87 Bab 87 Ada rencana lain
88 Bab 88 Alex dan Jessi pulang
89 Bab 89 Arviy dan Sean ditangkap
90 Bab 90 Mary dan Jennixia
91 Bab 91 Vivian si adik tiri berulah
92 Bab 92 Hamil
93 Bab 93 Rencana Vivian
94 Bab 94 Vivian lagi
95 Ban 95 Rahasia Vivian
96 Bab 96 Kenapa mereka menghindariku?
97 Bab 97 Nasi Goreng Masam
98 Bab 98 Kejutan Acara Ulangtahun
99 Bab 99 Ayah Mengakuiku?
100 Bab 100 Akhir yang bahagia
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Bab 1 Berubahnya Hidup Jennixia
2
Bab 2 Harga diriku lebih rendah
3
Bab 3 Chester si mafia
4
Bab 4 Bertemu
5
Bab 5 Kenyataan pahit
6
Bab 6 Pernikahan
7
Bab 7 Pernikahan 2
8
Bab 8 Jamuan nikah
9
Bab 9 Untitle
10
Bab 10 Kebahagian Jennixia
11
Bab 11 Rencana Arviy
12
Bab 12 Saling Rindu
13
Bab 13 Kemunculan Arviy
14
Bab 14 Arviy mulai mendekat
15
Bab 15 Dismenore
16
Bab 16 Kepulangan Chester
17
Bab 17 Sebuah kecelakaan?
18
Bab 18 (pendek aja)
19
Bab 19 Gunung berkembar
20
Bab 20 Laporan untuk Arviy
21
Bab 21 Kepolosan Jennixia
22
Bab 22 Kondisi Jennixia
23
Bab 23 Alex
24
Bab 24 Ke Villa
25
Bab 25 Alex dan Arviy
26
Bab 26 Mertua ?
27
Bab 27 Kekesalan Chester
28
Bab 28 Berbaikan
29
Bab 29 Bertemu Renata
30
Bab 30 Nyonya Besar
31
Bab 31 Kenyataan itu
32
Bab 32 Ide gila Mei
33
Bab 33 Ulah Jennixia
34
Bab 34 Untitle
35
Bab 35 Jadi tumbal?
36
Bab 36 Jennixia kesal
37
Bab 37 Kantor Chester
38
Bab 38 Rencana Jennixia
39
Bab 39 Jennixia pingsan
40
Bab 40 Rencana Mary
41
Bab 41 Chester merayu Jennixia
42
Bab 42 Rumah sakit
43
Bab 43 Mei koma
44
Bab 44 Ketahuan
45
Bab 45 Untitle
46
Bab 46 Mary & Liana kaget
47
Bab 47 Di mansion
48
Bab 48 Rencana Liana
49
Bab 49 Jennixia marah
50
Bab 50 Bertemu Ibu
51
Bab 51 Unboxing
52
Bab 52 Bertemu Alex
53
Bab 53 Ingin memperbaiki
54
Bab 54 Kekacaun di Mansion
55
Bab 55 Ketahuan
56
Bab 56 Penyesalan
57
Bab 57 Untitle
58
Bab 58 Direstui
59
Bab 59 Rencana Arviy lagi
60
Bab 60 Rencana yang dimulai
61
Bab 61 Kedatangan Arviy
62
Bab 62 Penyerangan
63
Bab 63
64
Bab 64 tambahan
65
Bab 65 Mary berulah
66
Bab 66 Musuh Chester
67
Bab 67 Mary belum berubah
68
Bab 68 Mary menjebak Jennixia
69
Bab 69 Mengincar Jennixia
70
Bab 70 Keributan
71
Bab 71 Rasa sakit
72
Bab 72 Chester Sadar
73
Bab 73 Ada apa?
74
Bab 74 Chester berubah
75
Bab 75 Jennixia pergi
76
Bab 76 Mary sadar
77
Bab 77 Menjemput? Menculik?
78
Bab 78 Menjemput Jennixia
79
Bab 79 Jessi diculik
80
Bab 80 Menyelamatkan Ibu
81
Bab 81 Ancaman Sean
82
Bab 82 Bertemu Ibu
83
Bab 83 Rencana Alex dan Chester
84
Bab 84 Rumah sakit
85
Bab 85 Ada apa dengan Mary?
86
Bab 86 Eksekusi
87
Bab 87 Ada rencana lain
88
Bab 88 Alex dan Jessi pulang
89
Bab 89 Arviy dan Sean ditangkap
90
Bab 90 Mary dan Jennixia
91
Bab 91 Vivian si adik tiri berulah
92
Bab 92 Hamil
93
Bab 93 Rencana Vivian
94
Bab 94 Vivian lagi
95
Ban 95 Rahasia Vivian
96
Bab 96 Kenapa mereka menghindariku?
97
Bab 97 Nasi Goreng Masam
98
Bab 98 Kejutan Acara Ulangtahun
99
Bab 99 Ayah Mengakuiku?
100
Bab 100 Akhir yang bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!