Kabur Dari Perjodohan

Kabur Dari Perjodohan

Kabur dari rumah

Ketika waktunya untuk sarapan pagi, tiba-tiba salah seorang asisten rumah di buatnya heboh.

"Tuan! Tuan."

Karena panik bahwa anak majikannya tidak ada di dalam kamar dan melihat selendang yang disambung sambung hingga menjuntai ke bawah lewat balkon, asisten rumah memanggil majikannya sambil menuruni anak tangga.

"Ada apa, Bi? kok seperti ketakutan gitu."

Majikan perempuannya, pun bertanya penuh dengan rasa penasaran.

"Nona Yilan, Nyonya. Nona Yilan kabur." Jawabnya.

"Apa! Yilan kabur?"

Tuan Bonar pun terkejut saat mendengar soal putrinya kabur. Begitu juga dengan ibunya Yilan ikut terkejut saat mendengar Bi Narni mengatakan bahwa putrinya kabur.

Tuan Bonar bersama istrinya langsung menuju kamar putrinya untuk memastikannya.

"Yilan! Yilan!" teriak ayah dan ibunya memanggilnya.

Tuan Bonar terkejut ketika melihat pintu balkon terbuka dan mencoba untuk mengeceknya.

Seketika, kedua orang tuanya Yilan benar-benar tidak menyangka jika putrinya telah kabur dari rumah.

Karena tidak ingin putrinya kenapa-napa, langsung memerintahkan anak buahnya untuk mencari kemana perginya Yilan. Juga, tidak lupa untuk mengecek rekaman CCTV.

"Pa! gimana ini? bagaimana dengan Yilan? Mama takut terjadi sesuatu padanya."

Ibunya Yilan benar-benar cemas, juga takut jika terjadi sesuatu pada putrinya.

Tuan Bonar mengusap wajahnya dengan kasar, juga terasa sesak dadanya ketika menerima kenyataan bahwa putrinya pergi dari rumah.

"Mama tetap di rumah, Papa mau mencari Yilan." Ucap Tuan Bonar kepada istrinya.

"Ya, Pa. Hati-hati, semoga Yilan ditemukan. Mama takut terjadi sesuatu padanya." Jawab ibunya Yilan dengan cemas.

Tuan Bonar segera bergegas pergi untuk mencari kemana perginya Yilan. Sedangkan Yilan sendiri tengah membawa tas gendong yang berisi pakaian lengkapnya dan ponsel, serta yang lainnya.

"Aih! aku lupa lagi. Seharusnya aku menjual ponselku dulu, baru aku pergi."

Yilan yang sadar jika keberadaan ponselnya dapat di lacak, ia segera pergi untuk menjual ponselnya. Saat sampai di tempat tujuan, Yilan segera menawarkan ponselnya. Kemudian, ia membeli ponsel baru dengan semua identitasnya yang baru. Tentu saja untuk menghilangkan jejaknya.

Setelah mendapatkan ponsel baru, Yilan dapat bernapas lega ketika yang ditangannya bukan lagi ponsel lama, melainkan ponsel baru.

"Yes! akhirnya aku berhasil mengganti ponselku." Gumamnya yang sudah merasa lega.

Setelah tidak ada yang dipikirkan lagi soal ponsel, tiba-tiba dirinya kepikir harus pergi kemana.

"Kira-kira tujuan aku kemana, ya? ke kosannya Erlita, gak mungkin. Minta tolong sama Rudi, gak mungkin juga. Pergi ke rumahnya Lena, juga gak mungkin. I-i-itu mobil Bis, ke kampung? tapi ke tempat siapa?" gumam Yilan saat arah pandangannya tertuju ke Terminal.

Sejenak dirinya berpikir dan mencari ide soal kemana dirinya harus pergi, akhirnya Yilan memutuskan untuk pergi ke Terminal.

"Nyoba aja deh, mau muter muter ngikutin mobil juga boleh. Untung udah ambil uang banyak di ATM tadi, dan aku sudah membakar ATM nya. Bo_doh amat lah, penting aku bisa kabur dan menghilangkan jejak. Habisnya siapa juga yang mau dijodohkan, memangnya masih jaman dulu kala." Gumamnya lagi sambil berjalan menuju Terminal Bus.

Saat sudah berada di keramaian di Terminal, Yilan celingukan sambil berjalan mengitari area disekelilingnya.

"Mbak mau kemana? bentar lagi sudah tidak mobil Bis beroperasi, ada pun nunggu jadwal nanti sore." Ucap salah seorang yang tengah mencari penumpang.

Anaya sendiri bingung untuk menjawabnya apa, tentu saja belum mempunyai tujuan kemana perginya.

"Pak, Pak, sampai ke daerah Serdadu gak ya? saya mau pulang ke daerah Serdadu."

"Kebetulan sekali Bang, tujuan kami ke Serdadu. Kalau mbaknya mau kemana?"

Jawabnya dan langsung bertanya kepada Yilan.

"Ya, Pak, saya mau ke daerah Serdadu juga."

Entah ada angin apa, tiba-tiba Yilan mengiyakan begitu saja. Lelaki yang ada di sebelahnya pun menoleh ke arah Yilan.

"Mbaknya Serdadunya daerah mana?" tanya lelaki yang tidak Yilan kenali.

"Ada deh. Soalnya gak boleh mengatakannya ke sembarang orang, takutnya kamu orang jahat." Jawab Yilan mencari alasan.

"Cih! ngarang aja kalau ngomong." Ucapnya sambil mengernyit.

"Eh! iya dong, harus hati-hati dan waspada." Jawab Yilan asal.

"Sudah sudah, mau berangkat ke daerah Serdadu atau gak?" tanya bapak-bapak tadi yang mencari penumpang.

Yilan bersama laki-laki tersebut langsung mengikutinya dari belakang hingga sampai di mana Bis tengah menunggu para penumpang.

"Ini, nomor urut kalian." Ucapnya dan menyodorkan nomor urut untuk duduk.

Yilan dan laki-laki yang tidak dikenalinya pun menerimanya. Kemudian, keduanya bergegas masuk ke dalam. Setelah itu, Yilan maupun laki-laki tadi mencari nomor urut tempat duduknya masing-masing.

Yilan yang udah nemu nomor tempat duduk, ia langsung duduk di dekat jendela kaca mobil.

"Akhirnya aku bisa duduk juga, eh! tapi kemana tujuanku?"

Yilan pun tersadar dengan apa yang dilakukannya.

"Geser." Ucap laki-laki yang tadi.

"Kamu, ih! kenapa kamu duduk di sebelahku sih? bikin males aja, tau gak sih."

"Jodoh mungkin." Kata si laki-laki tersebut dengan asal.

"Cih! jodoh, mit amit dah." Kata Yilan bergidik ngeri ketika mendengar jawaban dari laki-laki yang tidak dikenalinya.

"Makanya diam, gak usah banyak bicara." Ucapnya dan bersandar di tempat duduknya.

Yilan yang malas berdebat dan juga badannya yang terasa capek, ia memilih untuk bersandar di jendela kaca mobil sambil melihat jalanan.

'Selamat jalan kotaku ... sampai bertemu lagi jika aku sudah menemukan pangeran impianku.' Batin Yilan sambil melihat jalanan.

Cukup lama menempuh perjalanan, Yilan rupanya tertidur dengan lelap. Sampai-sampai dirinya tidak sadarkan diri jika sudah sampai di pemberhentian mobil, yakni para penumpang agar bisa istirahat sejenak, dan makan siang.

"Hei, bangun. Kita sudah sampai." Panggil laki-laki tersebut karena tidak mengetahui namanya.

Yilan pun kaget dibuatnya.

"Apa apa apa, sudah sampai?"

"Ya! sudah sampai. Mau turun apa gak? takutnya perut kamu udah lapar."

"Maksudnya sampai dimana? di daerah ... mana tadi, eh! Serdadu. Astaga kenapa juga aku harus lupa, sungguh terlalu."

"Ya, kamu memang terlalu, terlalu merepotkan." Ucapnya dan bergegas turun dari mobil.

Yilan yang takut kehilangan jejak, ia langsung turun dan mengejarnya.

"Hei! tunggu! tunggu aku woi!" teriak Yilan sambil mengejar, sampai gak kerasa di tempat toiletnya cowok.

"Mau ngapain lagi kamu? apa kamu sudah gak waras? tuh lihat, ini khusus cowok, bukan cewek." Ucapnya dan mendorong keningnya lewat jari telunjuknya.

"Aw! s_ialan kamu itu ya." Pekik Yilan yang hampir saja terjatuh.

"Sana pergi, ini tempat khusus cowok, paham." Ucapnya dan masuk ke toilet.

Yilan yang merasa kesal, pun lebih memilih menunggunya, karena takut ditinggal jika dirinya pergi ke toilet.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!