CEO Magang

CEO Magang

Bab. 1 • Gadis itu

...*...

...*...

Aku yakin gadis itu adalah Sora. Karyawan yang jadi cleaning servis dan satu tim denganku. Namun kenapa dia bisa bersama Alan? Bukannya Alan itu sudah mau bertunangan dengan putri keluarga Burhan?

Sambil berjalan menuju toilet, Arash tidak berhenti bergumam dengan apa yang tadi malam dia lihat. Pemandangan yang tidak bisa diyakini kalau itu adalah kebenaran, tapi ... Arash melihat dengan mata dan kepalanya sendiri.

"Hei calon CEO," panggil seseorang mengejutkan. Arash menoleh ke asal suara.

Ronin!

Setelah tahu itu siapa, dia langsung mendekat dan mendorong tubuh pria itu menjauh dari lorong dan mengajaknya masuk ke toilet.

"Hei Arash, apa-apaan ini?" tanya Ronin heran dan tidak mengerti. "Ada apa ini?" tanya Ronin lagi. Meskipun kebingungan dengan tindakan Arash, dia tidak langsung bersikap panik dan heboh. Pria itu cukup tenang.

Arash menengok ke kanan dan kiri. Seperti tidak ingin seseorang mengenalnya.

"Apalagi baju yang kau pakai? Bukankah ini seragam cleaning servis mall ini?" Ronin mengerutkan keningnya. Ia membaca logo seragam kerja yang dipakai Arash. "Ini asli. Bukannya sebentar lagi kamu menjadi CEO mal ini?" tanya Ronin yang datang dengan wajah heran.

"Jangan memanggilku dengan sebutan itu," protes Arash dengan mata melebar menunjukkan keseriusannya.

"Oh, calon CEO? Kenapa? Bukannya itu benar. Aku dapat kabar kalau sebentar lagi kamu akan menjadi CEO mal ini." Pria berpakaian hitam itu merentangkan kedua lengannya mempersembahkan gedung ini.

"Aku tahu, tapi tidak harus kamu katakan itu sekarang," sahut Arash dengan setengah mendesis geram.

"Ayahmu mencabut hak waris kamu menjadi CEO?" Meskipun terdengar iseng, pria itu tampak mencemaskan Arash.

"Tentu saja bukan," tepis Arash.

"Lalu?"

"Aku tidak ingin ada yang tahu kalau aku akan memimpin di sini sebentar lagi," jelas Arash.

"Mmm ... Lalu? Apa itu ada hubungannya dengan kamu yang memakai seragam cleaning servis?" Ronin menyentuh kaos Krah yang di pakai Arash.

Helaan napas terdengar dari Arash.

"Mungkin sebelum waktu itu tiba, aku menyamar menjadi karyawan biasa dulu untuk menilai bagaimana isi dalam perusahaan yang bergerak di bidang ritel ini." Arash membeberkan rencananya pada pria yang menjadi sobatnya ini dengan pelan dan hati-hati.

"Wow, kamu menyamar dan memata-matai mereka?" tanya pria bernama Ronin antusias. Masih dalam mode pelan.

"Begitulah." Arash mulai bisa tenang karena Ronin mengikuti perkataannya untuk tetap tenang dengan keberadaannya.

"Itu menarik. Jadi kamu ingin mengadakan inspeksi mendadak?" tanya Ronin lagi. Dia mengangguk. Arash melihat ke sekitar lagi. "Jadi ... aku harus pura-pura tidak mengenalmu saat melihatmu di sini?"

"Ya. Jika belum waktunya tiba, kamu harus bersikap biasa padaku." Arash menjelaskan.

"Oke. Bisa di mengerti. Lalu ... gadis yang kau maksud itu siapa?" tanya Ronin mengejutkan.

"Gadis? Gadis apa?" tanya Arash sedikit panik.

"Respon mu di luar dugaan. Apakah itu juga termasuk rahasia?" Bibir Ronin tersenyum sedikit melihat gelagat aneh kawannya. Seperti menemukan sesuatu yang menarik, tapi ingin di sembunyikan oleh Arash.

"Apa yang kau maksud?" Arash menggaruk dagunya tiba-tiba. Ronin merasa benar ada yang sedang di sembunyikan oleh pria tampan ini.

"Kau bergumam sendiri soal seorang gadis. Mungkin kau tidak sadar karena asyik sendiri tadi, tapi maaf ... Aku bisa mendengarnya kawan." Ronin menepuk pundak Arash dengan tatapan puas.

Arash menipiskan bibir merasa tertangkap basah.

"Bukan siapa-siapa," tepis Arash ingin mengubur pembahasan soal gadis yang di maksud Ronin.

"Oke, oke. Mungkin itu hanya gadis biasa." Ronin mengatakan itu dengan wajah tersenyum mendapatkan sesuatu hal penting hari ini.

Arash tahu itu. Dia cukup membiarkan Ronin dengan pikirannya tanpa harus terus membahasnya lagi.

"Wahh ... aku harus tahu sesuatu yang di rahasiakan oleh CEO kita nih ..." Ronin terkekeh.

"Tutup mulutmu, Ronin." Arash menahan diri. "Sudah pergilah. Aku sedang membersihkan toilet. Ini tidak akan cepat selesai jika kamu berada di sini." Arash geram Ronin terus menyebutnya begitu.

"Selamat pagi Pak," sapa Sora yang muncul tiba-tiba. Keduanya terkejut.

"Oh, kamu sudah datang?" tanya Arash yang langsung membalikkan tubuhnya melihat ke arah gadis ini.

"Arash, ikut denganku," ujar Sora. Mendadak ia menarik tangan pria ini menjauh setelah mengangguk sopan pada Ronin.

Arash yang tidak mengerti ada apa, mengikuti saja tarikan tangan gadis ini. Kekehan Ronin terhenti karena terkejut dengan Sora yang mendadak menarik tangan Arash.

"Hei, kenapa kamu bicara seperti itu?" tegur Sora seraya berbisik. Gadis ini sempat mendengar suara Arash dari luar.

"Seperti itu?" tanya Arash bingung.

"Aku sempat dengar kamu meneriaki pria itu bukan?" Sora melirik ke arah Ronin yang mendekatkan telinganya karena ingin menguping. Suaranya lirih karena tidak ingin Ronin tahu.

Sora tidak tahu pasti siapa Ronin, hanya saja dia pernah melihat staff mal bersamanya. Jadi besar kemungkinan dia adalah satu orang penting di dalam mal.

"Teriak pada dia?" Arash menoleh pada Ronin.

"Hush. Jangan begitu. Itu tidak sopan. Tetap lihat aku saja." Sora langsung menowel lengan Arash untuk tidak melihat Ronin. Suaranya masih lirih. Arash patuh. "Kamu pasti tidak tahu dia siapa. Jangan sembarangan, dia itu orang penting di mall."

Mendengar ini Arash baru mengerti maksud Sora. Dia tersenyum.

"Oh, ya? Maaf, aku tidak tahu." Arash berpura-pura terkejut.

"Hei, kalian berdua," tegur Ronin.

"Oh, maaf Pak atas kelakuan teman saya." Mendadak Sora meminta maaf. Ronin mengerjapkan mata. "Dia masih baru jadi tidak tahu siapa Anda. Saya mohon Anda memaafkan sikapnya tadi," kata Sora. "Ayo, ikut membungkuk," perintah Sora dengan lirih pada Arash. Ia memaksa pria ini membungkuk.

Walaupun tidak ingin, Arash terpaksa mengikuti arahan Sora. Ia ikut membungkuk. Melihat ini Ronin tersenyum.

"Oh dia anak baru?" tanya Ronin mulai terdengar usil. Arash mendongakkan kepala melihat tingkah Ronin dengan geram.

"Hei," tegur Sora berbisik. Ia takut orang penting ini marah. Arash patuh untuk tidak mendongak. Ia kembali menundukkan kepala.

"Baiklah, baik. Aku maafkan. Tegakkan tubuh kalian." Ronin bersikap sebagai atasan. Ini membuat Arash menipiskan bibir seraya melirik kawannya itu tajam. Ronin tahu itu. Namun dia sengaja. "Oh, ya. Kamu bagian apa?" tanya Ronin pada Sora. Dia tahu kalau gadis ini dari bagian cleaning servis dari seragam mereka sama, tapi Ronin hanya ingin tahu dari mulut gadis ini sendiri.

"Saya anak cleaning servis, Pak," jawab Sora sopan.

"Kalian sering berdua?" tanya Ronin aneh. Arash mendelik Ronin melontarkan pertanyaan seperti itu. Ronin tidak peduli.

"Tentu saja tidak. Kita kan punya jadwal sendiri-sendiri, Pak. Kadang bareng kadang juga tidak." Sora menjawab dengan lugas.

Ronin mengangguk-anggukkan kepala. Ia melirik pada Arash yang menatapnya lurus. Pria itu sedang ingin mengusirnya. Ini membuat Ronin makin gencar usil. Wajah bermusuhan Arash membuatnya senang.

"Nama kamu siapa?" tanya Ronin. Dia tidak peduli dengan Arash yang memberi kode untuk menyuruhnya pergi.

"Nama saya Sora Pak. Dia Arash." Sora bahkan mengenalkan Arash pada Ronin.

"Oh, Sora ya. Ya, sudah. Silakan bekerja lagi. Selamat berjumpa lagi Sora," pamit Ronin sambil tersenyum pada Sora kemudian di akhiri dengan senyuman seperti sudah menangkap basah pada Arash.

...______...

Terpopuler

Comments

%ER%

%ER%

ooh anaknya arga yah?

2023-05-25

1

Maria Dyoyodihardjo

Maria Dyoyodihardjo

lady ve aku mau tanya kapa cerita Paris dan biema dilanjutkan ditunggu 🙏

2023-05-20

0

Maria Dyoyodihardjo

Maria Dyoyodihardjo

ah CEO magang aku baru baca nih udah mau jadi CEO aja nih arash.

2023-05-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!