Arash masih ingat dengan jelas tentang malam itu. Dimana ia menemukan Sora, gadis yang ia kenal saat pertama menjadi cleaning servis, berpelukan dengan Alan. Teman yang kini jadi manajer di mal milik keluarga Arash.
Malam itu Arash datang ke klub malam. Bukan untuk bermain dengan wanita. Dia hanya memenuhi ajakan Ronin dan Alan. Dua orang penting di mal.
Acara yang juga di sebut sebagai penyambutan Arash yang sebentar lagi jadi CEO di mal keluarga Hendarto.
"Bagaimana klub malam di luar negeri? Lebih heboh dari di sini kan?" tanya Alan si playboy.
"Aku tidak begitu paham. Aku jarang ke klub malam," sahut Arash.
"Jarang? Kenapa jarang? Bukankah seharusnya kamu menikmati hidup di luar negeri," ujar Alan menyayangkan.
"Tidak. Aku kesana untuk belajar, bukan untuk bersenang-senang," tolak Arash.
"Jangan berkata begitu pada kawan kita satu ini. Dia tidak peduli banyak tempat bagus dan asyik di depannya. Jika dia sudah bertekad untuk fokus belajar, ya belajar," timpal Ronin yang menjadi pengacara junior di keluarga Hendarto.
"Kamu tahu aku," kata Arash senang ada yang mengerti dirinya.
"Meskipun begitu. Sayang sekali kamu tidak menikmati sedikit hawa klub malam luar negeri yang begitu bagus," ujar Alan.
"Aku tidak masalah. Ke sini juga karena kalian mengajakku. Karena kalian temanku. Jika bukan, aku akan tolak mentah-mentah." Arash menunjuk kedua pria di sampingnya ini dengan dagunya.
"Demi persahabatan kita." Ronin mengangkat gelas. Alan ikut mengangkat gelasnya. Arash tersenyum. Selanjutnya pun dia yang mengikuti mereka. "Juga demi kepulangan Arash ke negerinya sendiri," sambung Ronin.
"Jangan lupa, untuk yang akan menjadi calon CEO sebentar lagi," timpal Alan. Mereka pun tos dan menyesap minuman dari gelas masing-masing.
"Aku ke toilet dulu ya," ijin Alan. Arash mengangguk. Alan pun menjauh dari kursinya.
"Gimana nih kabarnya? Masih sendiri?" tanya Arash pada Ronin.
"Jomlo maksud kamu?" Ronin memperjelas. Padahal Arash sudah memakai bahasa yang halus.
"Iya. Jomlo." Arash tersenyum saat mengatakannya.
"Yes. Aku masih menjadi pria lajang." Ronin tersenyum menertawakan dirinya.
"Wahh ... Kalah cepat dengan Alan dong. Bukannya dia dekat dengan putri keluarga Burhan?" Arash sedikit meledek Ronin.
"Ya. Alan sih, tiap hari juga dekat dengan banyak wanita. Teman kita satu itu memang pecinta banyak wanita," ujar Ronin sedikit mengejek.
"Benar." Arash tergelak. Tiba-tiba ada getaran di meja. Handphone Ronin bergetar. Ada pesan yang masuk rupanya. Namun Ronin terlihat cuek. "Ron, pesan masuk tuh." Arash memberitahu.
"Itu hape-nya Alan. Bukan punyaku." Rupanya Ronin tahu, hanya saja dia abaikan. "Eh, aku ke toilet juga." Ronin pamit.
"Oke." Kini Arash sendiri.
"Aku datang ke klub sekarang. Kamu ada dimana?" Begitu bunyi pesan yang muncul di notifikasi. Terpampang jelas di layar depan saat Arash tidak sengaja melihatnya.
Pasti salah satu kekasih Alan. Dasar pria ini. Arash tersenyum.
Saat itu Arash melihat ke sekeliling. Tidak sengaja bola matanya melihat seorang gadis. Dia tengah berdiri di dekat pintu sambil mengutak-atik ponselnya.
Awalnya Arash tidak peduli dan ingin kembali fokus menunggu kedua temannya. Namun kemudian dia menyadari sesuatu. Wanita itu seperti tidak asing baginya. Kepalanya menoleh lagi untuk melihat wanita itu.
Apakah itu dia? tanya Arash tidak yakin. Bola mata Arash melihat sekali lagi dengan lebih meneliti. Dari tempat duduk Arash dia bisa melihat wanita itu dengan jelas karena memang tempat gadis itu lebih terang dari tempatnya.
Ya. Sepertinya itu dia. Gadis itu. Senyum Arash mengembang.
Ternyata gadis itu Sora. Cleaning servis yang bekerja di mal keluarga Arash. Tubuh Arash sudah beranjak dari kursi untuk menghampiri gadis itu. Namun langkahnya berhenti saat ada seorang pria mendekatinya.
"Halo, Sora," sapa pria itu. Mereka berpelukan. Arash terkejut. Karena selain ternyata gadis itu ternyata sedang ada janji dengan seorang pria, Arash terkejut lagi karena pria yang memeluk gadis itu adalah Alan.
Tubuh Arash kembali duduk di tempatnya. Dia mengurungkan niat untuk menghampiri Sora.
Jadi ... Apakah yang sedang mengirim pesan pada ponsel Alan tadi adalah Sora? Arash bertanya di dalam hati. Dari posisi Alan dan Sora, tempat duduk Arash sedikit temaram. Itu membuat keuntungan Arash untuk menyembunyikan diri.
Arash hendak menjauh sebelum Alan mendekat ke mejanya. Namun rupanya pria itu tidak mengajak Sora gabung dengan mereka. Jadi kaki Arash urung melangkah pergi.
"Mau kemana mereka?" lirih Arash. Alan dan gadis itu keluar dari klub. Arash ingin tahu, tapi dia tidak mungkin mengikuti mereka berdua. Jadi Arash hanya tetap duduk di tempatnya tadi sambil menunggu mereka muncul.
"Alan belum kembali dari toilet?" tanya Ronin yang sudah kembali heran. Arash hanya melirik ke arah pintu keluar tadi. Ronin kembali duduk di kursinya. "Lihat apa?" tanya Ronin yang merasa aneh, Arash terus saja melihat ke pintu keluar.
Arash menoleh dengan cepat. "Tidak." Ronin mengerjapkan mata.
"Sebenarnya Alan itu sedang dekat dengan siapa Ron?" tanya Arash sambil meneguk minumannya.
"Alan?" tanya Ronin heran. "Bukannya kamu bilang dia dekat dengan putri keluarga Burhan?"
Arash melebarkan matanya sekilas. "Benar, tapi kenapa aku melihat dia dengan wanita lain?"
"Kenapa mempertanyakan hal yang sudah biasa? Jelas sekali kalau dia memang suka mendekati banyak wanita," ujar Ronin sambil tergelak. Dia merasa terheran-heran dengan pertanyaan Arash.
"Meskipun dia wanita yang polos?" tanya Arash ingin menyangkal.
"Memang ada, wanita polos dekat dengan Alan?" Ronin justru bertanya. Bahkan gelak tawanya masih ada. Itu bukan pertanyaan. Hanya sekedar penegasan.
"Mungkin."
"Kalaupun ada, mungkin wanita itu bodoh bukan polos. Kenapa kamu jadi bertanya yang aneh-aneh sih? Ada apa sebenarnya?" Ronin jadi curiga juga.
"Tidak ada," jawab Arash cepat. Jawaban ini sama saat menjawab pertanyaan Ronin tadi. Ini justru membuat Ronin berpikir.
"Jika benar Alan itu mendekati wanita yang polos seperti katamu, sepertinya kita harus mengingatkan dia. Jangan sampai Alan mempermainkannya. Lagipula dia kan sudah ada putri keluarga Burhan itu. Jadi berhentilah bermain-main wanita lagi," kata Ronin bijak.
Arash mengangguk setuju.
"Apa wanita itu kenalan mu?" tebak Ronin.
"Tidak tahu. Aku hanya berandai-andai saja," ujar Arash sambil mengedikkan bahunya. Tak lama yang di bicarakan muncul dari pintu depan.
"Darimana saja kamu?" tanya Ronin yang langsung memberi pertanyaan.
"Ada keperluan sebentar," sahut Alan.
"Apa kamu bersama seorang wanita barusan?" tanya Ronin lagi. Arash tersentak. Tidak menyangka bahwa Ronin sedang mencari tahu.
"Wanita?" Alan mulai duduk di tempatnya tadi.
"Ya. Bukannya kamu mudah sekali mengenal wanita? Itu kan keahlian mu."
"Ah, tidak. Bukan kepentingan seperti itu," kata Alan sambil tersenyum.
"Jangan cari masalah dengan wanita lain, kalau kamu sudah dekat putri keluarga Burhan, Alan," ujar Ronin menasehati.
"Tenang saja." Alan menjawab dengan tenang. Arash menatap pria ini dengan pikiran tentang Sora di benaknya.
...______...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
%ER%
kak lady orang nya slow bgt...tp aku suka😁
2023-05-29
0
fifid dwi ariani
trus sabar
2023-04-18
0
✨rossy
umur panjang pak apa ibunya masih ada.. lupa nama nya
2023-04-03
0