Menikah Tanpa Cinta
Sedih dan menyakitkan....
Itulah yang terjadi saat kau menikah dan tinggal satu atap bersama orang yang tidak kau cintai ataupun mencintaimu.
Dan hal itu pula yang di rasakan oleh gadis cantik berdarah campuran Korea-America bernama Celine Jung.
Pernikahan yang terjadi bukan karna cinta melainkan karna sebuah perjodohan. Di usianya yang ke 24 tahun, Celine di paksa menikah dengan pria berdarah China bernama Aiden Xiao.
Usia mereka terpaut dua tahun. Aiden adalah senior Celine saat kuliah dulu. Celine tidak pernah mengenal seperti apa seorang Aiden, dan yang Celine ingat, Aiden adalah tipe pria dingin yang tidak mudah bersosialisasi. Saat kuliah dulu tidak banyak teman yang Aiden miliki, dia hanya memiliki satu sahabat baik bernama Ravy.
Tidak ada keharmonisan dalam pernikahan mereka, meskipun mereka telah menikah dan tinggal dalam satu atap yang sama.
Celine dan Aiden sangat jarang bertegur sapa, bahkan nyaris tidak pernah. Mereka hanya bicara ketika ada kepentingan saja.
Meskipun pernikahan mereka sudah berjalan selama 1 tahun, tapi tidak ada perkembangan sama sekali dalam hubungan mereka. Mereka tetap bersikap acuh dan seolah-olah tidak saling mengenal, bahkan mereka memutuskan untuk tidur di kamar yang terpisah.
Karena pernikahan itu, Celine harus kehilangan seseorang yang sangat dia cintai. Mereka berpisah setelah dia mengatakan pada kekasihnya jika Ia telah di jodohkan dan akan segera menikah. Dan sejak saat itu mantan kekasih Celine menghilang bak ditelan bumi, yang sampai detik ini tak pernah dia ketahui keberadaannya.
Celine menghentikan langkahnya ketika melewati kamar 'Aiden' suaminya. Dari tempatnya berdiri, ia mendengar rintihan dan desahhan seorang wanita dari dalam sana. Dan hal semacam ini kerap sekali terjadi. Hampir setiap hari Aiden pulang membawa wanita bersamanya, dan setiap harinya selalu berbeda-beda.
Wanita-wanita itu selalu menginap dan baru pulang esok harinya. Tapi sudah satu bulan ini Aiden pulang dengan satu wanita yang sama, wanita itu selalu mendatangi kediaman mereka sebanyak tiga kali dalam satu Minggu, dan dia akan tidur satu kamar dengan suaminya.
Celine tidak tau siapa wanita itu dan hubungan special apa yang dia miliki dengan suaminya, ia hanya mengingat namanya, wanita itu bernama Irene. Celine tidak terlalu ambil pusing, toh itu juga bukan urusannya.
Celine mengintip dari pintu kamar Aiden yang sedikit terbuka, posisi wanita itu memunggunginya dengan Aiden yang sedikit menundukkan wajahnya dan kepala sedikit miring ke samping. Tanpa di jelaskannya pun Celine tau jika mereka sedang berciuman.
"Ai, lepaskan. Bagaimana jika istrimu melihat kita seperti ini?" Ucap Irene yang berusaha mendorong tubuh Aiden agar menjauh.
"Memangnya apa peduliku, dia mau melihatnya atau tidak itu bukan urusanku!" Kata Aiden acuh tak acuh.
"Tapi, Ai. Bagaimana pun juga dia itu istrimu. Kalian sudah sah menikah!" Ujar Irene memperingatkan.
"Aku tidak amnesia, sayang. Tentu saja aku tau hal itu, tidak perlu di pikirkan. Kau tau bukan siapa yang aku cintai!" Suara Aiden begitu dingin, pandangannya tertuju pada sosok wanita lain yang berdiri di depan kamarnya.
Celine hanya memutar matanya jengah. Ia sudah sangat terbiasa melihat pemandangan semacam itu, tidak ada yang special. Bahkan Celine tetap bersikap biasa saja meskipun melihat suaminya sendiri bercumbu dengan wanita lain. Tidak ada rasa cemburu sedikit pun di hatinya apalagi merasa sakit. Karena dalam hatinya hanya ada satu nama saja dan cintanya hanya untuk orang itu.
"Cihh, mereka sangat menjijikkan!" Ucapnya seolah-olah ingin muntah. Melanjutkan langkahnya dan melenggang memasuki kamarnya.
Setelah memastikan Celine benar-benar telah pergi. Aiden segera mendorong tubuh Irene menjauh, raut wajah Aiden berubah dingin begitu pula dengan tatapan matanya.
"Kau boleh pulang sekarang, aku akan menghubungimu jika ku butuhkan lagi!" ucap Aiden dingin.
Lelaki itu terlihat membetulkan kancing kemejanya yang sengaja Ia biarkan terbuka demi meyakinkan Celine jika Ia dan Irene benar-benar akan melakukannya. Aiden hanya ingin membuat istrinya cemburu, itulah kenapa dia sering pulang bersama wanita lain bahkan kini Ia menyewa Irene hanya untuk pura-pura menjadi kekasihnya.
"Apa perlu kusiapkan sarapan dulu untukmu?" Tawar Irene namun di tolak cepat oleh Aiden.
"Tidak usah, kau pulanglah!" Pintanya sekali lagi.
Irene mengangguk mengerti "Baiklah, aku pergi dulu. Jangan lupa transfer bayaranku untuk hari ini," Kata Irene mengingatkan.
"Tidak perlu cemas!" Jawab Aiden menimpali.
Selepas kepergian Irene, Aiden menjatuhkan tubuhnya di atas kasur king size miliknya. Menggunakan satu lengannya untuk menutupi sebagian wajahnya terutama kedua matanya.
Enam tahun dia menyimpan perasaan pada gadis itu. Menyimpan rasa sakit karena cintanya yang bertepuk sebelah tangan, berbagai cara telah Aiden lakukan demi menarik perhatian Celine. Akan tetapi hingga detik ini dia tetap tidak bisa mendapatkan hatinya.
Aiden pikir dengan menikahinya, itu akan lebih memudahkannya untuk mendapatkan hati mantan juniornya itu. Namun apa yang dia bayangkan tidak seperti kenyataannya, sekali lagi Ia harus menelan pahitnya rasa sakit karena perasaan yang tidak terbalaskan.
"Harus dengan cara apa, Cell? Harus dengan cara apa lagi agar aku bisa mendapatkan hatimu!" Ujar Aiden entah pada siapa.
Aiden mencengkram dadanya yang terasa sakit, sesak hingga membuatnya sulit untuk bernafas. Dia ingin sekali menyerah pada perasaannya, tapi kata hatinya selalu menahannya dan berharap jika suatu saat nanti Celine akan bisa menerima keberadaannya dan membalas cintanya.
.......
.......
Baru saja Irene membuka pintu. Tapi Ia lebih dulu di kejutkan oleh dua orang pemuda yang berdiri menjulang di hadapannya. Irene menatap pria itu dari ujung rambut sampai ujung kaki 'Kenapa mereka begitu mirip dengan , Aiden? Mungkinkah mereka bersaudara?' Batin Irene penasaran.
"Maaf, Nona cantik. Em, apa benar ini kediaman pria bernama Aiden Xiao?" Tanya salah satu dari kedua pria itu pada Irene.
Irene mengangkat sebelah alisnya dan menatap keduanya penuh tanya. "Benar, memangnya kalian siapa? Dan ada keperluan apa kau mencarinya?" tanya Irene penasaran.
"Oh iya perkenalkan namaku, Neo dan ini adik kembarku, Ren. Kami adik Aiden Xiao yang baru saja kembali dari America. Ahh biar aku tebak, pasti Nona cantik ini adalah Celine Jung istri dari kakak kami kan," tebak Neo dengan wajah berseri-seri.
"Halo Kakak ipar, Ren salam kenal!" Ren mengulurkan tangannya pada Irene di sertai senyum manis.
"Kalian salah orang. Aku bukan Celine, tapi aku Irene. Kekasih, Aiden Xiao!"
"Ohhh, kekasih Kakak." Neo manggut-manggut tanda mengerti. Tapi tiba-tiba saja... "APA KAU BILANG, KEKASIH KAKAK?!"
Neo memekik sekencang-kencangnya dengan kedua mata membulat sempurna setelah sadar dengan kalimat yang baru saja keluar dari bibir Irene dengan entengnya "Kau bercanda?" Ren memekik tidak percaya.
Ren mengamati Irene dari ujung rambut sampai ujung kaki kemudian berputar mengelilingi tubuh gadis itu dan kembali lagi pada posisi saling berhadapan. "Sudah kuduga, karena tidak mungkin kau itu, Kakak ipar. Kau lebih mirip seorang wanita simpanan dari pada seorang istri!" Lanjut Ren dengan nada sinis.
Kini giliran Neo yang maju untuk meniti Irene, pemuda dengan kulit seputih susu itu menyeringai lebar sambil mengendus aroma tubuh Irene. "Aku setuju denganmu, Ren. Aromanya memang lebih mirip wanita simpanan!' Sahut Neo menimpali.
"Yakkkk apa-apaan kalian ini?!" Amuk Irene kesal dengan apa yang Ren dan Neo.
Neo mengangkat sebelah alisnya sambil bersidekap dada. "Apa aku tidak salah dengar? Kau tadi mengatakan jika kau ini adalah kekasih kakak ka.j? Bagaimana bisa?" Tanya Neo penuh selidik. Dia membutuhkan penjelasan.
'Mampus kau, Irene!' Jerit Irene membatin. Ia harus memutar otaknya mencari jawaban yang tepat untuk membalas pertanyaan Neo.
Meskipun Neo dan Ren adalah adik kandung Aiden, tapi tidak mungkin Irene mengatakan yang sebenarnya pada mereka karna itu akan melanggar perjanjiannya dengan kakak mereka. Irene tidak ingin mencari masalah dengan Aiden karena Irene masih menyayangi nyawanya.
"Te..tentu saja bisa, aku dan dia saling mencintai jadi apa salahnya jika kami berdua berpacaran. Bahkan aku dan kakak kalian lebih dulu saling mengenal jauh sebelum dia menikah dengan gadis itu," Ujar Irene menjelaskan.
"Oh begitu? Aku paham, lalu di mana kakak?" Tanya Neo.
"Dia ada di kamarnya!" Balas Irene.
"Baiklah, kita berdua akan mencarinya sendiri. Hei Nona simpanan, tolong bawakan koperku dan milik kakak kembarku ke kamar tamu!" Ren menyerahkan koper miliknya dan Neo pada Irene sebelum beranjak dari hadapan wanita itu.
Sedangkan Irene, sepertinya wanita itu masih belum juga sadar dengan perintah Ren. Dan kedua matanya membulat sempurna setelah dia menyadarinya.
"Tunggu?! Apakah dia baru saja menyuruhku?" Gumam Irene pada dirinya sendiri, wanita itu menoleh tapi sosok Neo dan Ren sudah menaiki tangga.
"YAKKKK BOCAAAHHHH... DI MANA SOPAN SANTUNMU?!" Amuk Irene penuh emosi Ia tidak terima di permainkan seperti itu oleh Neo dan Ren.
Neo dan Ren tidak mengatakan apa-apa lagi, hanya lambaian tangan tanda jika mereka tidak peduli. Dan dengan terpaksa Irene menuruti perintah Ren karna tidak memiliki pilihan lain.
"Dasar Iblis, untung kalian tampan. Jika tidak, pasti kau sudah ku gantung hidup-hidup!"
.......
.......
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Varhan Thio
masa mau dapatkan cinta harus bawa wanita setiap malam,malah semakin di benci
2023-05-10
1
young park
ingin mendapatkan hatinya ko caranya begitu,ya mana mungkin dapet ,,,
kalo di baik baikin di sayang sayang di perhatiin nah mungkin bakalan lain jadinya,,
kalo dengan cara bawa jalang kerumahnya mana mungkin Cellin mau yg ada malah ilfil
2023-04-28
0
Rosa Rosiana
hadir, baru mulai baca
2023-04-16
0