Celine mendatangi sebuah pusat perbelanjaan. Dia berencana mencari kado untuk sahabatnya yang sebentar lagi ulang tahun. Tetapi Celine bingung kado apa yang tepat dan pantas untuk sahabatnya tersebut.
Perempuan itu mendatangi sebuah toko yang hanya menyediakan perlengkapan pria mulai pakaian juga aksesori seperti jam tangan, ikat pinggang sampai parfum sekalipun ada di toko itu.
"Selamat datang, Nona. Apa ada yang bisa saya bantu?" kedatangan Celine disambut oleh seorang pelayan toko dengan ramah.
"Em, Aku sedang mencari hadiah untuk seseorang yang sedang berulang tahun. tapi masalahnya aku bingung hadiah apa yang tepat untuknya," ujar Celine menjelaskan.
"Apakah dia orang yang spesial?"
Celine menganggukkan kepala. "Ya, dia adalah sahabatku."
"Jadi hadiah itu untuk sahabat, bukan kekasih, Nona?" ucap pelayan itu memastikan. sekali lagi Celine menganggukkan kepalanya. "Sepertinya jam tangan tidak terlalu buruk, itu akan memberi kesan spesial dan berharga. Bagaimana jika saya rekomendasikan supaya Nona memilih jam tangan saja?"
Celine tersenyum tipis "Kedengarannya tidak buruk, baiklah kalau begitu tunjukkan koleksi jam tangan toko ini."
"Mari, Nona."
Banyak sekali jam tangan mewah yang terpajang di dalam etalase toko. Dan semua adalah jam tangan branded dengan kualitas terbaik dan paling diminati oleh banyak orang. Mulai dari Rolex sampai Jaeger-LeColutre ada di toko ini.
"Ini adalah jam tangan koleksi toko kami, Nona."
"Aku ingin yang di barisan kedua dari depan. Tolong di bungkus langsung, ya." tak perlu waktu lama bagi Celine untuk menemukan jam tangan yang tepat untuk sahabatnya itu. Dan setelah menemukannya Celine langsung meminta pelayan tersebut untuk membungkusnya.
Tiba-tiba Celine menghentikan langkahnya saat tanpa sengaja mata hazel-nya melihat sebuah rolex yang langsung menyita perhatiannya. Celine memperhatikan jam tangan itu cukup lama, jam tangan itu membuatnya teringat pada Aiden dan muncul keinginan di hati Celine untuk membelinya.
"Nona, ini adalah koleksi Rolex terbaru toko kami. Anda bisa mendapatkan diskon sebesar 25% jika membelinya karena masih dalam promo," ucap pelayan tersebut.
Celine ingat jika ulang tahun Aiden hampir bersamaan dengan ulang tahun sahabatnya. Sepertinya memberinya kado bukan sesuatu yang buru. "Baiklah, aku ingin yang ini juga. Tolong di bungkus sekalian.
"Baik, Nona."
Setelah mendapatkan kado yang dia cari. Celine memutuskan untuk tak langsung pulang, dia tiba-tiba lapar dan memutuskan untuk makan siang di cafe yang letaknya kebetulan berdekatan dengan mall. Meskipun ada cafe di dalam mall, tetapi Celine lebih suka makan di luar karena rasanya lebih enak dan harganya juga lumayan terjangkau.
Celine memasuki sebuah cafe dan kedatangan disambut oleh seorang pelayan. Gadis itu berjalan menuju meja dekat jendela, yang merupakan tempat favoritnya ketika berada di cafe.
Seorang pelayan datang untuk mencatat pesanan Celine. Karena tidak terlalu lapar, Celine hanya memesan cake dan jus.
Suara lonceng cafe sedikit menyita perhatiannya. Celine menoleh ke asal suara dan mendapati seorang laki-laki yang wajahnya familiar memasuki cafe bersama seorang perempuan yang tampak asing dimatanya.
Tanpa sengaja mata mereka saling bertemu pandang. Laki-laki itu berbicara pada perempuan yang berjalan di sampingnya kemudian mereka berpisah. Laki-laki itu berjalan ke arah meja Celine, sementara perempuan yang bersamanya berjalan ke meja lain.
"Celine," sapa laki-laki itu yang tak lain dan tak bukan adalah Aiden.
"Kau makan siang disini juga?" Aiden menganggukkan kepalanya. "Kenapa kau malah kemari, apa perempuan itu tidak akan cemburu melihatmu bersama perempuan lain?!"
Pertanyaan menohok terlontar begitu saja dari bibir Celine. Apa mungkin dia telah salah paham dan mengira jika yang datang bersamanya itu adalah kekasih Aiden, tidak biasanya dia begitu penasaran.
"Dia sekretarisku di kantor, dia sudah menikah dan suaminya yang duduk satu meja bersamanya itu. Kau pesan apa? Biar aku yang membayarnya."
"Aku tidak pesan banyak, hanya cake dan jus saja.Kebetulan aku belum terlalu lapar." Jawabnya.
Aiden mengangguk. "Baiklah kalau begitu." Dan kebersamaan mereka seketika diwarnai oleh keheningan. Tak ada perbincangan diantara mereka berdua. Keduanya sama-sama diam dalam kebisuan.
.......
.......
Aiden merasa seluruh dunia seperti berada di dalam genggamannya. Hatinya bahagia tak terkira, ini sungguh-sungguh moment yang sangat langkah dan dia tidak ingin melewatkannya. Entah angin baik apa yang datang padanya. Tiba-tiba Celine menawarkan supaya dia menemaninya belanja dan Aiden mengiyakannya.
Aiden mengambil alih troli yang ada pada Celine dan mendorong troli itu perlahan mengikuti kemana pun gadis itu melangkahkan kakinya.
Aiden berjalan di belakang Celine dengan perlahan dan ikut berhenti saat sang istri berhenti. Saat ini mereka sedang berada di bagian sayur dan buah-buahan segar. Meninggalkan trolinya lalu menghampiri Celine yang terlihat sibuk memilih buah dan sayur mana yang perlu Ia beli.
"Butuh bantuan?" tegur Aiden setelah berada di samping Celine.
Gadis itu menoleh kemudian menunjukkan dua jenis sayur yang ada di tangannya. "Aku bingung harus memilih yang mana, menurutmu aku harus ambil yang mana di antara kedua sayur ini?" tanya Celine meminta pendapat suaminya.
"Aku rasa kedua-duanya tidak masalah," ucap Aiden dan membuat senyum Celine terkembang lebar.
"Baiklah, aku akan mengambil keduanya!" dengan semangat, dia memasukkan dua jenis sayur itu kedalam troli belanja.
Senyum lebar Celine membuat tubuh Aiden terasa mati rasa. Perasaan hangat yang menenangkan mengalir indah di pembuluh nadinya seolah menyalurkan subsidi darah segar yang membuatnya terasa segar dan nyaman. Sebuah senyum tipis terlukis di bibirnya, pria itu tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum ketika melihat senyum lebar istrinya.
.......
.......
"Kau merasa lelah??"
Aiden memutuskan untuk membawa Celine singgah sejenak di cafe hanya untuk sekedar beristirahat, hampir tiga jam berkeliling membuat keduanya merasa lelah terutama Gadis itu. Ia menyesal mengapa tadi harus memakai heels yang akhirnya membuat kakinya terasa pegal.
Ia tidak ingin merepotkan Aiden,apalagi menunjukkan kelemahannya di depan pria yang telah resmi menjadi suaminya. Celine hanya menjawab seadanya. "Sedikit," jawabnya singkat.
Tangannya terus memukul-mukul kakinya sendiri guna menghilangkan rasa pegal yang mendera. Bukan berarti Aiden tidak tau, karena sejak tadi Luhan memperhatikan setiap gerak gerik istrinya itu.
"Kau yakin?" sekali lagi Aiden memastikan keadaan istrinya, lagi-lagi gadis itu mengangguk sebagai jawabannya.
"Ya,"
Bohong memang jika mengatakan Ia baik-baik saja karna pada kenyataannya tidak. Celine memang tidak baik-baik saja, ada sedikit masalah pada kakinya tapi Ia tidak ingin jika Aiden mengetahuinya jadi tidak ada cara lain selain berbohong padanya.
Menyadari Aiden yang sejak tadi terus menatapnya, hal itu membuat gadis itu menjadi sedikit gugup. Celine merasa sikap Aiden beberapa hari ini sungguh tidak biasa, Ia memang tidak mengenal bagaimana sifat pria itu yang sebenarnya meskipun mereka telah berstatus suami-istri, hanya sedikit yang dia ketahui tentang Aiden.
Jika Aiden adalah seorang pria yang dingin dan berbahaya...
.......
.......
...Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Varhan Thio
Celine tidak usah peduli dengan Aiden....udah satu tahun dicuekin buat apa pusing,malam ada yang didatangkan untuk tidur bersama tanpa memikirkan perasaan istri
2023-05-10
0
young park
huuuuuuuuuhhhh knp Aiden harus se takut itu untuk mengungkapkan perasaannya
2023-04-28
0
Luzi
iiisssssh mas Aiden nih,gerak lambat ,mumpung ada kesempatan knpa juga ngga di manfaatin sich ya aloooohhhh,,,bikin gemeesss aja
2023-04-02
0