Fake Marriage
Cerita hanya hasil semedi, tidak ada hubungan dengan nama seseorang dan tempat dibelahan dunia nyata.
****
Seorang pria duduk didalam mobil yang terparkir didepan bangunan universitas yang terkenal di ibukota. Kedua matanya nyalang menatap bangunan universitas tersebut. Garis rahangnya mengeras, terlihat sekali pria tersebut menahan amarah yang ada didalam dirinya.
"Tunggu pembalasanku ," ucap pria tersebut dengan kedua tangannya memegang stir mobil dengan erat.
"Siapa yang menyakiti keluargaku, akan aku beri hukuman yang setimpal. Nyawa dibayar dengan nyawa," ucap pria tersebut dengan suara yang lirih.
Suara ponselnya mengalihkan pandangan matanya dari bangunan kampus.
"Mama," ujarnya.
"Ya Ma," sahut pria tersebut.
"Baiklah, aku akan menemui dokter."
"Ya," ucapnya dan kemudian memutuskan sambungan teleponnya dengan sang Mama.
Kedua matanya kembali menatap bangunan, seraya bergumam.
"Aku akan membuat kau tidak ingin hidup lagi."
"Kau masih berkeliaran bebas, sedangkan ada satu orang yang hanya bisa baring di atas ranjang."
Pria tersebut menghidupkan mesin mobilnya dan mobil bergerak pelan meninggalkan bangunan universitas.
Didalam bangunan universitas, Cinta terlihat duduk tidak tenang mengikuti perkuliahan. Sesekali matanya melirik jam yang melingkar ditangannya. Terlihat sekali, Cinta gelisah. Entah apa yang membuat sang gadis gelisah. Tidak seperti biasanya, Cinta yang selalu menyimak apa yang diterangkan dosen didepan kelas. Kini pikirannya entah berada di mana? tidak ada yang tahu, yang tahu hanya dipunya pikiran.
"Cin, koq lama banget tuh... dosen cuap-cuap didepan, aku sudah mau tidur melihat bapak itu cuap-cuap," gerutu Ayana, lalu kedua tangannya menutup mulutnya yang menguap tiba-tiba.
Sepertinya, tidak hanya Cinta yang tidak fokus dengan apa yang diterangkan oleh dosen didepan. Ayana, teman Cinta juga sama dengan Cinta.
Cinta melirik Ayana dengan sudut bola matanya, dan melihat sang sahabat menguap dengan menutupi mulutnya dengan tangan.
"Ngantuk sekali," ujar Ayana.
"Kau begadang tadi malam?" tanya Cinta dengan suara yang sangat pelan.
"Mbak Sinta melahirkan tadi malam, aku yang membawanya ke rumah sakit," kata Ayana, kenapa dia sangat mengantuk hari ini.
"Mbak Sinta melahirkan? Apa baby-nya? Mas Raffa kemana?" tanya Cinta.
"Yang belakang, apa mau menggantikan saya untuk menerangkan didepan ini!" suara yang keras menegur Cinta dan Ayana.
"Waduh.... !" ujar Cinta dalam benaknya.
"Jika sudah pintar, tolong ke depan! ajarkan teman-temannya yang belum mengerti," ujar sang dosen menyindir.
"Cin, jawab itu," ujar Ayana.
"Koq aku? Kaulah!" balas Cinta.
"Tidak Pak, kami belum bisa menggantikan bapak," kata Ayana akhirnya, setelah Cinta diam dan menundukkan kepalanya.
"Lain kali, saya tidak ingin melihat ada yang sibuk dibelakang saya. Saat saya didepan menerangkan, mengerti!" seru Pak Markus.
"Mengerti, Pak!" sahut para mahasiswa dan mahasiswi.
Tet.. tet... tet..
Begitu terdengar suara dering bell tanda berakhirnya perkuliahan hari ini. Cinta buru-buru ingin keluar dari dalam ruang perkuliahan. Dengan serampangan Dia memasukkan buku dan alat tulis ke dalam tas selempang yang selalu disandangnya. Apa yang dilakukan oleh Cinta tidak luput dari pandangan mata sang sahabat. Ayana.
"Cin. Kenapa buru-buru?" Ayana melihat kesibukan cinta memasukkan buku dan alat tulis kedalam tasnya. Membuat Ayana, sang sahabat heran. Dan bertanya kepada Cinta.
"Sorry ya, hari ini kita tidak bisa pulang sama. Aku ada janji dengan mas sayangku," kata Cinta dengan menampilkan senyum lebar di bibir mungilnya.
"Huh.. sombong, mentang-mentang sudah punya pacar. Aku ditinggal, terpaksa aku pulang sendiri," kata Ayana dengan menggerutu.
"Makanya Neng, cari pacar jangan jual mahal. Biar ada yang menjemput dan mengantarkan dirimu," kata Cinta kepada sahabatnya tersebut.
"Emang guna pacar untuk antar jemput?" tanya Ayana.
"Salah satunya," sahut Cinta.
"kalau guna pacar untuk antar jemput. untuk apa punya pacar. Tuh .. akang tukang ojek di pangkalan bisa menghantar dan menjemput aku," kata Ayana.
"Sudah pacaran saja dengan Mas ojek online." balas Cinta.
"Cari pacar tidak semudah itu Nona Cinta," kata Ayana.
"Sulit sekarang cari pacar Neng, kita harus lihat semua hal seperti ada tampang dan ada uang. Mata kita harus jeli, jangan sampai kita salah pilih." tambah Ayana.
"Salah pilih, menyesal seumur hidup!" kata Ayana dengan suara sedikit lantang, sehingga ada beberapa pasang mata menolehkan pandangannya menatap kearahnya.
"Dasar cewek matre!" Seru Cinta seraya bangkit dari duduknya. Cinta beranjak meninggalkan ruangan perkuliahan dan diikuti dari belakang oleh Ayana.
"Hei.. ! Aku bukan cewek matre ya! Hanya sedikit matre. Hehehehe.. " Ayana tertawa mengiringi langkah kaki Cinta yang berjalan menuju parkir.
"Kau mau kemana?" Tanya Ayana.
Cinta tidak menjawab. Dia mengangkat kedua bahunya menjawab pertanyaan Ayana.
"Kau tidak tahu mau kemana? Kau harus hati-hati. Jangan sampai kau dibawa ke hotel," kata Ayana, mengingatkan Cinta untuk berhati-hati.
"Hih..! Kau kira Mas Andrew cowok apaan..!"
"Cowok yang punya nafsu lah! Lihat cewek cantik seksi sepertimu, tidak mungkin Mas mu itu tidak ngeces melihatmu," kata Ayana.
"Mas Andrew tidak akan melakukan sesuatu yang akan merugikan ku," kata Cinta.
"Semoga saja," balas Ayana.
Setibanya Cinta di lapangan parkir, matanya mencari-cari wujud dari kekasihnya tersebut.
"Tuh..! arah jarum jam," kata Ayana seraya mengerucutkan bibirnya menunjuk ke arah sosok pria yang dicari-cari oleh sang sahabat.
Cinta melihat sosok Andrew berdiri di dekat mobilnya. Andrew menundukkan kepala memainkan ponsel yang berada dalam genggaman tangannya.
Mata Cinta berbinar-binar setelah melihat keberadaan sang kekasih. Kekasih yang hampir dua Minggu tidak bisa ditemuinya.
"Ay. Duluan ya," kata Cinta. Dan tanpa menunggu balasan dari sang sahabat. Cinta sudah berlalu dengan berlari kecil menuju tempat Andrew menunggunya.
Setelah berada didepan sang kekasih. Cinta memanggil nama sang kekasih. Karena sang kekasih belum menyadari kedatangan Cinta.
"Mas... !" Cinta memanggil nama Andrew. Kepala Andrew langsung terangkat, begitu mendengar namanya disebut.
"Hai sayang." sapa Andrew seraya ingin memeluk sang kekasih, tetapi Cinta menghindar dari pelukan Andrew dan mendorong tubuh Andrew dari hadapannya.
Andrew kaget mendapatkan penolakan dari sang kekasih. Karena tidak seperti biasanya. Cinta selalu menyambut pelukannya.
"Hei... Kenapa tidak mau Mas peluk? Ada apa? Apa sayang tidak rindu dengan Mas? Kita seminggu tidak bertemu. Mas rindu," kata Andrew sembari memberikan tatapan mata yang penuh dengan kerinduan.
"Mas ini... ! Apa Mas lupa kita berada di mana? Mau main peluk saja." Tutur Cinta Cinta menyadarkan Andrew yang lupa tempat.
"Kita berada di bumi. Didepan Mas ada bidadari surga, yang sangat Mas rindukan," kata Andrew.
"Huh... ! Mas Andrew genit.. " Cinta mencebikkan bibirnya seraya memberikan lirikan mata kepada Andrew.
"Genit kepada kekasih pujaan hati, tidak apa-apa kan? Daripada Mas genit dengan cewek lain," kata Andrew.
"Mas kenapa?" Cinta heran dengan apa yang keluar dari mulut sang kekasih, yang berupa gombalan receh yang tidak pernah diucapkan oleh Andrew kepadanya.
"Ayo masuk sayang. Mas sudah sangat rindu dengan bibir merah ini." Andrew mencolek bibir Cinta dan lalu membuka pintu mobil dan mempersilakan sang kekasih untuk masuk kedalam mobil.
Mendapatkan perlakuan Andrew yang beda dari hari-hari sebelumnya. Cinta bingung. Dia masuk kedalam mobil seraya berpikir, apa yang terjadi pada sang kekasih.
"Mas Andrew kenapa? Tingkah Mas Andrew tidak seperti biasanya." Gumam Cinta dalam benaknya.
Next
jangan lupa untuk menekan like reader, terima kasih 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
shery fiana
idiiihh rayuan maut 😂😂😂😂
2023-06-05
1
shery fiana
sami mawon keleesss wkwkkw
2023-06-05
0
Raflesia Gendhis
wkwkwk bener banget. lbh berguna
2023-06-04
3