NovelToon NovelToon

Fake Marriage

Bab 1

Cerita hanya hasil semedi, tidak ada hubungan dengan nama seseorang dan tempat dibelahan dunia nyata.

****

Seorang pria duduk didalam mobil yang terparkir didepan bangunan universitas yang terkenal di ibukota. Kedua matanya nyalang menatap bangunan universitas tersebut. Garis rahangnya mengeras, terlihat sekali pria tersebut menahan amarah yang ada didalam dirinya.

"Tunggu pembalasanku ," ucap pria tersebut dengan kedua tangannya memegang stir mobil dengan erat.

"Siapa yang menyakiti keluargaku, akan aku beri hukuman yang setimpal. Nyawa dibayar dengan nyawa," ucap pria tersebut dengan suara yang lirih.

Suara ponselnya mengalihkan pandangan matanya dari bangunan kampus.

"Mama," ujarnya.

"Ya Ma," sahut pria tersebut.

"Baiklah, aku akan menemui dokter."

"Ya," ucapnya dan kemudian memutuskan sambungan teleponnya dengan sang Mama.

Kedua matanya kembali menatap bangunan, seraya bergumam.

"Aku akan membuat kau tidak ingin hidup lagi."

"Kau masih berkeliaran bebas, sedangkan ada satu orang yang hanya bisa baring di atas ranjang."

Pria tersebut menghidupkan mesin mobilnya dan mobil bergerak pelan meninggalkan bangunan universitas.

Didalam bangunan universitas, Cinta terlihat duduk tidak tenang mengikuti perkuliahan. Sesekali matanya melirik jam yang melingkar ditangannya. Terlihat sekali, Cinta gelisah. Entah apa yang membuat sang gadis gelisah. Tidak seperti biasanya, Cinta yang selalu menyimak apa yang diterangkan dosen didepan kelas. Kini pikirannya entah berada di mana? tidak ada yang tahu, yang tahu hanya dipunya pikiran.

"Cin, koq lama banget tuh... dosen cuap-cuap didepan, aku sudah mau tidur melihat bapak itu cuap-cuap," gerutu Ayana, lalu kedua tangannya menutup mulutnya yang menguap tiba-tiba.

Sepertinya, tidak hanya Cinta yang tidak fokus dengan apa yang diterangkan oleh dosen didepan. Ayana, teman Cinta juga sama dengan Cinta.

Cinta melirik Ayana dengan sudut bola matanya, dan melihat sang sahabat menguap dengan menutupi mulutnya dengan tangan.

"Ngantuk sekali," ujar Ayana.

"Kau begadang tadi malam?" tanya Cinta dengan suara yang sangat pelan.

"Mbak Sinta melahirkan tadi malam, aku yang membawanya ke rumah sakit," kata Ayana, kenapa dia sangat mengantuk hari ini.

"Mbak Sinta melahirkan? Apa baby-nya? Mas Raffa kemana?" tanya Cinta.

"Yang belakang, apa mau menggantikan saya untuk menerangkan didepan ini!" suara yang keras menegur Cinta dan Ayana.

"Waduh.... !" ujar Cinta dalam benaknya.

"Jika sudah pintar, tolong ke depan! ajarkan teman-temannya yang belum mengerti," ujar sang dosen menyindir.

"Cin, jawab itu," ujar Ayana.

"Koq aku? Kaulah!" balas Cinta.

"Tidak Pak, kami belum bisa menggantikan bapak," kata Ayana akhirnya, setelah Cinta diam dan menundukkan kepalanya.

"Lain kali, saya tidak ingin melihat ada yang sibuk dibelakang saya. Saat saya didepan menerangkan, mengerti!" seru Pak Markus.

"Mengerti, Pak!" sahut para mahasiswa dan mahasiswi.

Tet.. tet... tet..

Begitu terdengar suara dering bell tanda berakhirnya perkuliahan hari ini. Cinta buru-buru ingin keluar dari dalam ruang perkuliahan. Dengan serampangan Dia memasukkan buku dan alat tulis ke dalam tas selempang yang selalu disandangnya. Apa yang dilakukan oleh Cinta tidak luput dari pandangan mata sang sahabat. Ayana.

"Cin. Kenapa buru-buru?" Ayana melihat kesibukan cinta memasukkan buku dan alat tulis kedalam tasnya. Membuat Ayana, sang sahabat heran. Dan bertanya kepada Cinta.

"Sorry ya, hari ini kita tidak bisa pulang sama. Aku ada janji dengan mas sayangku," kata Cinta dengan menampilkan senyum lebar di bibir mungilnya.

"Huh.. sombong, mentang-mentang sudah punya pacar. Aku ditinggal, terpaksa aku pulang sendiri," kata Ayana dengan menggerutu.

"Makanya Neng, cari pacar jangan jual mahal. Biar ada yang menjemput dan mengantarkan dirimu," kata Cinta kepada sahabatnya tersebut.

"Emang guna pacar untuk antar jemput?" tanya Ayana.

"Salah satunya," sahut Cinta.

"kalau guna pacar untuk antar jemput. untuk apa punya pacar. Tuh .. akang tukang ojek di pangkalan bisa menghantar dan menjemput aku," kata Ayana.

"Sudah pacaran saja dengan Mas ojek online." balas Cinta.

"Cari pacar tidak semudah itu Nona Cinta," kata Ayana.

"Sulit sekarang cari pacar Neng, kita harus lihat semua hal seperti ada tampang dan ada uang. Mata kita harus jeli, jangan sampai kita salah pilih." tambah Ayana.

"Salah pilih, menyesal seumur hidup!" kata Ayana dengan suara sedikit lantang, sehingga ada beberapa pasang mata menolehkan pandangannya menatap kearahnya.

"Dasar cewek matre!" Seru Cinta seraya bangkit dari duduknya. Cinta beranjak meninggalkan ruangan perkuliahan dan diikuti dari belakang oleh Ayana.

"Hei.. ! Aku bukan cewek matre ya! Hanya sedikit matre. Hehehehe.. " Ayana tertawa mengiringi langkah kaki Cinta yang berjalan menuju parkir.

"Kau mau kemana?" Tanya Ayana.

Cinta tidak menjawab. Dia mengangkat kedua bahunya menjawab pertanyaan Ayana.

"Kau tidak tahu mau kemana? Kau harus hati-hati. Jangan sampai kau dibawa ke hotel," kata Ayana, mengingatkan Cinta untuk berhati-hati.

"Hih..! Kau kira Mas Andrew cowok apaan..!"

"Cowok yang punya nafsu lah! Lihat cewek cantik seksi sepertimu, tidak mungkin Mas mu itu tidak ngeces melihatmu," kata Ayana.

"Mas Andrew tidak akan melakukan sesuatu yang akan merugikan ku," kata Cinta.

"Semoga saja," balas Ayana.

Setibanya Cinta di lapangan parkir, matanya mencari-cari wujud dari kekasihnya tersebut.

"Tuh..! arah jarum jam," kata Ayana seraya mengerucutkan bibirnya menunjuk ke arah sosok pria yang dicari-cari oleh sang sahabat.

Cinta melihat sosok Andrew berdiri di dekat mobilnya. Andrew menundukkan kepala memainkan ponsel yang berada dalam genggaman tangannya.

Mata Cinta berbinar-binar setelah melihat keberadaan sang kekasih. Kekasih yang hampir dua Minggu tidak bisa ditemuinya.

"Ay. Duluan ya," kata Cinta. Dan tanpa menunggu balasan dari sang sahabat. Cinta sudah berlalu dengan berlari kecil menuju tempat Andrew menunggunya.

Setelah berada didepan sang kekasih. Cinta memanggil nama sang kekasih. Karena sang kekasih belum menyadari kedatangan Cinta.

"Mas... !" Cinta memanggil nama Andrew. Kepala Andrew langsung terangkat, begitu mendengar namanya disebut.

"Hai sayang." sapa Andrew seraya ingin memeluk sang kekasih, tetapi Cinta menghindar dari pelukan Andrew dan mendorong tubuh Andrew dari hadapannya.

Andrew kaget mendapatkan penolakan dari sang kekasih. Karena tidak seperti biasanya. Cinta selalu menyambut pelukannya.

"Hei... Kenapa tidak mau Mas peluk? Ada apa? Apa sayang tidak rindu dengan Mas? Kita seminggu tidak bertemu. Mas rindu," kata Andrew sembari memberikan tatapan mata yang penuh dengan kerinduan.

"Mas ini... ! Apa Mas lupa kita berada di mana? Mau main peluk saja." Tutur Cinta Cinta menyadarkan Andrew yang lupa tempat.

"Kita berada di bumi. Didepan Mas ada bidadari surga, yang sangat Mas rindukan," kata Andrew.

"Huh... ! Mas Andrew genit.. " Cinta mencebikkan bibirnya seraya memberikan lirikan mata kepada Andrew.

"Genit kepada kekasih pujaan hati, tidak apa-apa kan? Daripada Mas genit dengan cewek lain," kata Andrew.

"Mas kenapa?" Cinta heran dengan apa yang keluar dari mulut sang kekasih, yang berupa gombalan receh yang tidak pernah diucapkan oleh Andrew kepadanya.

"Ayo masuk sayang. Mas sudah sangat rindu dengan bibir merah ini." Andrew mencolek bibir Cinta dan lalu membuka pintu mobil dan mempersilakan sang kekasih untuk masuk kedalam mobil.

Mendapatkan perlakuan Andrew yang beda dari hari-hari sebelumnya. Cinta bingung. Dia masuk kedalam mobil seraya berpikir, apa yang terjadi pada sang kekasih.

"Mas Andrew kenapa? Tingkah Mas Andrew tidak seperti biasanya." Gumam Cinta dalam benaknya.

Next

jangan lupa untuk menekan like reader, terima kasih 🙏

Bab 2

"Mas Andrew kenapa? Tingkah Mas Andrew tidak seperti biasanya." Cinta bergumam dalam benaknya, dengan kening mengerut melirik kekasihnya. Andrew.

Begitu Andrew masuk kedalam mobil. Tanpa berkata apapun lagi. Andrew mencondongkan tubuhnya dan langsung menarik tengkuk Cinta dan bibir Andrew membungkam bibir Cinta dengan rakusnya. Tanpa sempat Cinta melakukan penolakan, bibir Andrew terus menjelajahi bibir Cinta. Bibir dan lidah Andrew terus merayap masuk dan membelai barisan gigi Cinta dengan lidahnya. Cinta akhirnya pasrah dengan apa yang dilakukan oleh sang kekasih, dia akhirnya terpengaruh dan membalas apa yang dilakukan oleh sang kekasih. Andrew.

Keduanya lupa sesaat, di mana mereka berada. Kaca mobil yang gelap, membuat apa yang mereka sedang lakukan di dalam mobil tidak terlihat oleh orang dari luar.

Setelah merasa Cinta hampir kehabisan napas, barulah Andrew melepaskan tautan bibirnya. Dia mengurai pelukannya dan menatap sang kekasih yang masih terengah-engah bernapas dalam keadaan mata yang terpejam.

Senyum smirk menghiasi bibir Andrew. Begitu melihat sang kekasih yang terengah-engah dalam bernapas, karena kecupan yang dilakukannya.

Andrew mengulurkan tangannya untuk membelai pipi Cinta.

"Buka matanya sayang," kata Andrew.

Mendengar apa yang dititahkan sang kekasih hati. Cinta membuka matanya.

Dan.

Jemari tangannya langsung seketika menepuk lengan Andrew berkali-kali seraya berkata kepada sang kekasih dengan ekspresi wajah kesal.

"Mas ini! Main serbu saja. Cinta hampir semaput kehabisan napas..!" Seru Cinta kesal dengan serbuan bibir sang kekasih, yang membuat napas dalam paru-parunya berkurang.

"Mas rindu sayang," kata Andrew dengan menunjukkan raut wajah yang merindukan sang kekasih.

"Rindu. Tapi tidak sampai segitunya Mas! Cinta belum ada persiapan, langsung dibungkam bibir Cinta," kata Cinta dengan bibir manyun.

"Jangan buat begitu bibirnya, mau dilahap lagi?" Andrew gemas melihat bibir merah alami Cinta yang manyun.

Cinta mengetatkan bibirnya dan memainkan bola matanya, kesal. Andrew tertawa kecil melihat Cinta kesal padanya.

"Mas dari mana saja? Dua hari ini tidak ada kabar?" tanya Cinta dengan memicingkan matanya menatap wajah sang kekasih.

"Sayang, Mas itu bekerja. Mas pergi keluar kota, tugas kantor."

"Betul? Mas tidak bohong?" ujar Cinta Yang meragukan alasan yang dilontarkan oleh Andrew.

"Betul! Tidak bohong, Mas itu makan gaji. Harus nurut dengan apa yang dikatakan oleh Boss, jika tidak nurut Mas bisa dipecat," kata Andrew.

"Percayalah, Mas tidak menduakan sayang."

"Iya, Cinta percaya."

"Sayang. Kita menikah ya." Apa yang dikatakan oleh Andrew membuat Cinta kaget. Karena dia belum memikirkan untuk menikah muda.

"Menikah? Kita menikah? Mas dan Cinta?" Cinta bingung dengan pernikahan yang ucapkan oleh Andrew.

"Iya... Kita menikah. Mas sudah mau kepala tiga. Mas sudah tua sayang," kata Andrew.

"Tapi Cinta belum ada pikiran untuk menikah Mas. Cinta baru 20 tahun. Kuliah juga belum selesai," kata Cinta.

"Mas tidak akan melarang Cinta untuk meneruskan kuliah," kata Andrew.

Cinta bimbang. Keputusan apa yang harus dilakukannya.

"Mau ya sayang. Kita menikah," kata Andrew.

"Beri Cinta waktu untuk berpikir ya, Mas," kata Cinta.

"Mas beri waktu seminggu ya. Mas tidak sabar menunggu kita tinggal bersama."

"Cinta akan bicara dengan Bunda dulu Mas. Jika Bunda tidak melarang Cinta untuk menikah. Cinta mau menikah dengan Mas," kata cinta dengan raut wajah yang malu-malu.

"Bunda pasti setuju sayang," kata Andrew.

"Kalau Bunda tidak setuju?"

"Kita lari saja, menikah diam-diam. Setelah kita sah, baru kita katakan pada Bunda. Dan kita bisa memberikan Bunda cucu secepatnya. Bunda pasti tidak akan marah," kata Andrew.

"Hah.... !" Cinta kaget dengan perkataan Andrew.

"Kenapa kaget? Apa Cinta tidak mau secepatnya kita menikah?" tanya Andrew.

"Mau Mas, tapi Cinta tidak ingin membuat Bunda sedih," kata Cinta.

"Menikah diam-diam pasti akan membuat Bunda sedih," kata Cinta.

"Niat kita baik, tidak mungkin Bunda tidak mengizinkan. Lagipula mas tidak akan melarang Cinta untuk tetap melanjutkan kuliah. Mas akan mendukung apa yang Cinta inginkan, jika Cinta tidak ingin meninggalkan Bunda saat kita menikah nanti. Kita bisa tinggal bersama dengan Bunda," tutur Andrew.

Apa yang dikatakan oleh Andrew membuat Cinta sedikit gembira, karena itu yang dikhawatirkannya, meninggalkan bundanya tinggal sendiri.

Andrew menyalakan mesin mobilnya dan mobil bergerak meninggalkan area parkir universitas.

"Kita mau kemana Mas?" tanya Cinta.

"Bagaimana jika kita nonton, mau?" tanya Andrew.

"Boleh, tapi jangan film serem ya! Cinta nggak mau... !" kata Cinta dengan menunjukkan raut wajah galak pada Andrew.

"Ha... ha.. ha.. ha!" Andrew ngakak.

"Senang itu! Lihat Cinta takut!"

"Maaf, sekarang kita lihat film romantis," ujar Andrew.

***

Di rumah yang sangat megah dan mewah, seorang wanita terlihat sangat sedih menatap seorang pria yang berada di atas ranjang dalam keadaan tidak bergerak. Sekujur tubuhnya dipasangi alat untuk menopang kehidupan.

Alexander Subrata, nama pria yang terbaring dalam keadaan tidak sadar.

Kamar Alex dirubah menyerupai kamar di rumah sakit. Sudah dua Minggu Alex dibawa pulang ke rumah. Sehingga Melina bisa setiap menit mendampingi sang putra yang koma.

"Alex, bangunlah," ujar Melina seraya mengelus lengan sang putra yang hampir tiga bulan dalam keadaan koma, setelah mengalami kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya.

"Apa Alex tidak ingin keluar dari dalam kamar ini? Ini sudah mau akhir tahun, apa Alex tidak ingin liburan keluar negeri? Alex kan berkeinginan untuk mengunjungi Michael."

"Sekarang Mas Michael sudah kembali sayang, kita sudah tinggal bersama. Bangunlah!" Melina terus mengajak sang putra bungsunya berbicara.

Tok... tok..

Pintu kamar terbuka, seorang perawat masuk dengan membawa nampan.

"Apa itu?" tanya Melina.

"Makan nyonya," sahut perawat yang khusus diambil untuk merawat Alex dirumah.

"Apa itu diperlukan? Apa infus itu tidak cukup?" tanya Melina.

"Ini sangat dibutuhkan oleh pasien nyonya, biar lambungnya terisi. Infus saja tidak cukup untuk tubuh pasien."

"Apa tidak sakit?" Melina tidak tega melihat selang masuk melalui hidung sang putra, untuk cara makanan masuk kedalam lambung sang putra.

"Tidak nyonya," sahut perawat.

"Saya keluar, tolong hati-hati." Melina tidak sampai hati melihat sang perawat menyuntikkan makanan yang sudah dihaluskan seperti cairan kedalam selang yang terpasang di hidung sang putra.

"Baik nyonya," sahut perawat yang bernama Doni.

Melina keluar dari dalam kamar anaknya Alex, dan dia berdiri didepan pintu kamar menatap pintu kamar yang menutup.

"Nyonya."

Suara yang menyapanya, membuat Melina memutar badannya.

"Ada apa Bik?" tanya Melina.

"Ini ada surat untuk Den Alex," ujar Bik Marni dan menyerah surat yang dipegangnya kepada Melina.

Melina mengambilnya dan melihat surat dari universitas tempat Alex tercatat sebagai seorang mahasiswa.

"Bik, tolong letakkan di ruang kerja Michael," ujar Melina dan menyerahkan surat tersebut kembali kepada Bik Marni.

..."Baik, Nyah," sahut Bik Marni dan memutar tumitnya dan meninggalkan Melina....

Melina melangkah menuju kamarnya. Di dalam kamar Melina duduk merenung seraya memegang ponsel Alex.

"Apa yang terjadi hari itu? kenapa Alex bisa mabuk-mabukan dan terjadi kecelakaan? padahal hari itu dia ingin mengungkapkan perasaannya pada gadis yang dicintainya. kenapa dia bisa berada di club' malam dan pulang dalam keadaan mabuk, sehingga terjadi kecelakaan?" pertanyaan yang berseliweran didalam kepala Melina.

Next.

Terima kasih pada reader yang telah menekan tombol like dan memberikan hadiah 😘🙏

Bab 3

Cerita hanya hasil semedi, tidak ada hubungan dengan orang di dunia nyata.

Happy reading guys..

*****

Lamunan Melina terganggu, dengan terbuka pintu kamar. Dia menoleh kearah pintu dan melihat sang suami masuk dengan diikuti sang sopir yang ditangannya tergenggam koper Aditya, suami Melina. Papa Michael dan Alex.

Melina menebarkan senyum di bibir, saat melihat kepulangan sang suami dari luar kota.

"Papa pulang koq tidak bilang-bilang?" tanya Melina sembari memegang tangan sang suami dan menciumnya. Kebiasaan yang dilakukan oleh Melina saat menyambut sang suami tiba di rumah.

"Siapa tidak bilang? Mama itu yang tidak buka pesan Papa," ujar Ardian.

"Papa kirim pesan? Kenapa Papa tidak telepon? Papa kan tahu, mama itu malas membaca pesan," kata Melina.

"Letak di situ saja Pak Noto," ujar Melina pada sopir sang suami yang membawa koper.

Setelah meletakkan koper ditempat yang dititahkan sang majikan. Noto sang sopir berlalu dari kamar sang majikan.

"Papa mau langsung mandi atau istirahat dulu? Mandi saja dulu, Pa. Papa kan dari perjalanan jauh, tubuh Papa nanti membawa virus."Melina bertanya dan sebelum sang suami menjawab pertanyaan sang istri, Melina sudah memutuskan sang suami harus membersihkan diri dahulu baru beristirahat.

Ardian menurut apa yang dikatakan oleh sang istri, Melina. Tidak membutuhkan waktu lama, Ardian keluar dari dalam kamar mandi sudah dalam keadaan segar .

"Minum, pa." Melina memberikan gelas yang berisi air hangat.

"Segar," ujar Ardian, setelah meneguk habis gelas yang diberikan oleh Melina.

Keduanya duduk di sofa. " Bagaimana keadaan Alex, Ma?" tanya Ardian.

"Masih belum ada perkembangan, pa," sahut Melina.

"Pa, bagaimana jika kita bawa keluar negeri?" usul Melina.

"Papa belum mendapatkan rekomendasi rumah sakit yang terbaik untuk pasien yang kondisinya seperti yang dialami Alex. Dan apa yang dikatakan oleh dokter mengenai kondisi Alex, patut kita pertimbangkan. Jangan sampai nanti kondisi Alex semakin menurun, begitu kita memaksa membawa Alex berobat keluar negeri," tutur sang suami Ardian.

"Pa, apa Papa tidak penasaran?" tanya Melina pada sang suami.

Kening Ardian mengerut seraya memandang wajah sang istri.

"Penasaran? Apa yang harus Papa penasaran kan?" tanya Ardian.

"Kecelakaan yang dialami oleh Alex, Pa? Selama ini kita tidak pernah melihat Alex minum-minuman keras, apalagi sampai mabuk mengemudi mobil. Kalau Michael Mama percaya, tetapi Alex Mama tidak percaya," tutur Melina. Dia menceritakan apa yang terjadi hari itu, sekitar empat bulan yang lalu.

"Apa Alex tidak mengatakan, siapa gadis yang disukai dan ingin dijadikannya kekasih?" tanya Ardian.

Melina menggelengkan kepalanya, dan berkata. "Salah Mama, pa. Mama tidak bertanya, karena Mama merasa, pasti Alex tidak akan mau mengatakan siapa sosok gadis yang disukainya," kata Melina.

"Apa Michael juga tidak tahu, Ma?" tanya Ardian.

"Michael pasti tidak tahu, pa. Michael kan baru kembali ke Indonesia. Dia tidak akan tahu kehidupan Alex di sini."

"Biar nanti Papa selidiki, siapa gadis itu? Dan lagi, selama Alex berada dalam kondisi koma, tidak ada teman-temannya yang datang. Kan aneh, ma. Apa Alex tidak punya teman laki-laki yang akrab ?" Ardian mengutarakan rasa penasaran pada kehidupan Alex di luar lingkungan rumah.

***

Ayana datang kerumah Cinta, karena keduanya tidak memiliki jadwal kuliah. Dan Cinta menceritakan apa yang membuat dirinya galau.

"Serius!" Mata Ayana membesar, setelah Cinta mengakhiri ceritanya.

"Serius! Apa kau kira ceritaku ini, cerita yang mengada-ada. Dan hanya haluku?" kata Cinta.

"Terus... Apa kau mau menikah muda? Apa Tante setuju?" Pertanyaan beruntun meluncur dari dalam mulut Ayana.

"Nah... Itu yang membuat aku bingung. Aku tidak berani mengatakannya pada Bunda. Ay, apa yang harus aku lakukan? Tolongin aku Ay," kata Cinta.

"Apa yang harus aku lakukan, Cin? Masalah pernikahan, kau yang harus mengatakan sendiri pada Tante."

"Apa yang harus aku lakukan? Apa kau ada solusinya?" tanya Cinta.

"Kau cerita pada Tante lah, Cinta. Kalau kau tidak cerita, bagaimana Tante tahu kau sudah ngebet menikah," kata Ayana.

"Hei... Siapa yang ngebet nikah!" seru Cinta dengan raut wajah jutek menatap wajah Ayana yang nyengir menatapnya.

"Kaulah! Masa aku? Kau kan yang sudah punya kekasih, aku sih masih jomblo happy," balas Ayana.

"Bushettt.... !" umpat Cinta.

"Aku tidak berani. Ah... Mas Andrew ! Kenapa membuat kepalaku pusing." Cinta mengacak-acak rambutnya.

"Makanya... Jangan pacaran dengan pria yang sudah dewasa!"

"Cari pacar, yang belum memikirkan untuk menikah," sambung Ayana.

"Ahh... Kau ini bukan membantu ku. Makin membuat aku pusing..!" Cinta meluapkan kekesalannya pada Ayana yang tidak banyak membantunya untuk mencarikan solusi dengan masalah yang dihadapinya.

"Apa yang kau pusingkan? Kau tinggal bilang pada Tante. Pakai acara ngambek, pasti kau akan mendapatkan restu. He... he.. he..," kata Ayana dan diakhiri dengan tawa kecil dari dalam mulutnya.

"Ay. Aku itu lebih berani bicara dengan ayah. Dengan bunda. Aku nyali ku ciut sebelum bicara," kata Cinta.

"Kalau begitu, kau bicara pada ayahmu. Dan suruh ayahmu datang ke dalam mimpi Bunda mu." Apa yang dikatakan Ayana, semakin membuat Cinta pusing tujuh keliling. Solusi yang Ayana katakan bukan membantunya.

"Kau makin melantur. Kau suruh aku bicara dengan makam? Biar orang bilang aku sudah gila!" Cinta mencebikkan bibirnya.

"Jalan satu-satunya, kau bicara dengan Tante! Atau kau hubungi saudara dari ayahmu, Cinta," kata Ayana.

"Itu yang tidak akan mungkin aku lakukan, kau kan tahu, keluarga ayahku itu tidak ingin melihat aku dan bunda. Mereka tidak suka dengan Bunda yang anak yatim-piatu dan mereka menuduh Bunda yang menyebabkan kematian ayah," tutur Cinta dengan sedih.

Setiap menceritakan keluarga sang ayah, Cinta selalu merasa sangat sedih. Karena keluarga ayahnya tidak pernah menganggap dirinya dan bundanya tidak pernah ada.

Ayana diam. Dia mencerna apa yang diceritakan oleh Cinta mengenai keluarga pihak ayahnya yang tidak pernah diketahuinya keberadaannya dan dia juga ingin mengetahui keberadaan keluarga dari sang ayah lagi. Setelah terakhir dia bertemu pada hari saat meninggalnya sang ayah, dan kakek dan neneknya membawa jasad sang ayah dan dia dan sang Bunda tidak boleh ikut dalam pemakaman sang ayah. Sejak saat itu, Cinta tidak ingin mengetahui keberadaan keluarga sang ayah lagi.

****

Michael duduk di sisi pembaringan sang adik, kedua bola matanya berkaca-kaca.

"Hei... Pemalas! Bangun, apa kau ingin selamanya berada di atas ranjang dengan bermalas-malasan? Pekerjaan di kantor sudah menumpuk, kau tahu aku seharusnya tidak berada di sini. Aku mengurus perusahaan di luar dan kau seharusnya mengurus perusahaan di sini. Sekarang, aku terpaksa pulang. Karena kau itu malas untuk turun dari ranjang," tutur Michael.

"kau curang!" lanjut Michael.

Next

Jangan lupa untuk menekan tombol like and like ya kakak reader.

Biar author semangat untuk update 🙏

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!