Noda (Cermin Yang Retak)

Noda (Cermin Yang Retak)

Gadis Kuper

Di sebuah sekolah, di salah satu kota yang lumayan besar di Indonesia.

Para siswa putri sedang duduk dibawah pohon saat jam istirahat.

“Kamu ikut kan Jihan nanti malam ke pesta ulang tahun Yuni?” tanya Rani teman dekat Jihan.

“Aku masih bingung Ran,” jawab Jihan masih tampak ragu.

“Memangnya apa yang kamu bingungkan Jihan?” tanya Rani lagi.

“Aku nggak yakin kalau diizinkan sama ibuku karena acaranya malam,” jelas Jihan.

“Memangnya kenapa kalau acaranya malam.”

“Pasti ibuku nggak akan mengizinkan kalau aku keluar malam.”

“Tapi kan kita perginya bareng teman yang lain.”

“Kamu kayak nggak tau aja gimana ibuku. Ke mana-mana aku selalu diawasi dan selalu dilarang, apalagi pergi pesta malam-malam seperti ini.”

Rani langsung berpikir sesaat. “Atau gini aja Jihan. Gimana kalau kamu bohongi ibu kamu,” ucap Rani.

“Maksud kamu Rani apa, aku nggak ngerti.”

“Kamu katakan aja kalau kamu nginap di rumah aku. Karena orang tua aku sedang keluar kota.”

“Aku nggak berani bohong Rani, nanti kualat loh...”

“Kamu sih terlalu jujur. Sekali-sekali berbohong kan nggak apa-apa demi kebaikan,” ucap Rani berusaha mempengaruhi Jihan.

Jihan yang takut akan dosa hanya bisa terdiam memikirkan ucapan Rani teman dekatnya. Sebenarnya dia sangat ingin pergi ke pesta ulang tahunnya Yuni tapi dia takut untuk mengatakan pada ibunya karena dia nggak yakin kalau ibunya mengizinkannya.

“Ya udah begini aja Jihan. Besok setelah pulang sekolah aku ikut ke rumah kamu biar aku permisikan sama ibu kamu untuk mengajak kamu tidur di rumah aku.”

“Benar juga ide kamu, Rani. Kalau kamu yang mengajak aku nginap di rumah kamu, mungkin ibu aku setuju.”

Jihan yang merupakan putri pak Fitra adalah seorang gadis yang sangat lugu dan terkenal-alim di sekolahnya. Setiap temannya pergi untuk jalan-jalan atau nongkrong, Jihan tidak pernah mau ikut dengan alasan dia harus pulang ke rumah tepat waktu.

Jika terlambat sedikit saja maka ibunya akan marah. Bahkan ke mana-mana Jihan selalu dipantau oleh ibu dan ayahnya.

Hal ini kadang membuat Jihan merasa kesal sendiri. Dia merasa diperlakukan seperti anak kecil saja. Kekhawatiran ibunya disebabkan karena kakak Jihan yang bernama Santi telah meninggal dunia saat duduk di kelas dua SMA.

Santi adalah seorang gadis yang ceria yang sering pergi dengan teman-temannya. Bu Rita yang merupakan ibunya Jihan selalu memberi kebebasan pada Santi kemana pun Santi pergi. Hingga suatu hari Santi pamit dari rumah dan akan pergi ke rumah temannya dan bu Rita mengizinkannya. Tapi sampai malam Santi tidak pulang ke rumah membuat bu Rita dan pak Bambang merasa sangat khawatir. Kemudian pak Bambang melaporkan hal ini kepada pihak polisi sehingga seluruh warga mencari keberadaan Santi.

Ketika keesokan harinya Santi ditemukan tidak bernyawa lagi di semak-semak dekat rumahnya. Setelah diselidiki ternyata Santi saat pulang dari rumah temannya diperkosa oleh pria jalanan dan kemudian dibunuhnya.

Sejak saat itu bu Rita dan pak Bambang selalu mengawasi keberadaan Jihan. Bahkan kalau Jihan -pulang dari sekolah -terlambat maka bu Rita dan pak Bambang merasa sangat khawatir. Hal inilah yang menyebabkan bu Rita selalu melarang Jihan kalau pergi ke mana-mana. Bahkan pergi dan pulang kuliah Jihan selalu diantar dan dijemput oleh bu Rita sendiri. Rasa khawatir bu Rita maupun pak Bambang disebabkan kematian dari putrinya yang bernama Santi itu.

***

Begitu pulang kuliah sesuai dengan rencana Rani dan Jihan bahwa Rani ikut ke rumah Jihan untuk meminta izin pada ibunya agar tidur di rumahnya. Walaupun Jihan merasa ragu dengan rencana ini tapi Jihan tidak dapat menolak saran dari Rani.

Begitu sampai depan rumah Jihan, terlihat bu Rita sedang menyiram bunga.

“Assalamualaikum Bu...” sapa Jihan dan Rani.

Bu Rita langsung menoleh ke arah datangnya suara dan langsung tersenyum saat melihat putrinya dan Rani sudah berada di dekatnya.

“Waalaikumsalam....” jawab bu Rita ramah.

Kemudian Jihan dan Rani menyalam bu Rita.

“Ayo silakan masuk Rani,” ucap bu Rita ramah.

“Maaf Bu, Rani mau buru-buru...”

“Kenapa sih buru-buru. Duduk dulu ngobrol di sini,” ajak bu Rita.

Rani langsung tersenyum menanggapi ucapan ibunya Jihan.

“Rani mau minta izin sama ibu...” ucap Rani terputus.

Rani merasa ragu untuk melanjutkan kata-katanya karena dalam hati kecilnya dia merasa berdosa telah membohongi ibunya Jihan.

“Minta izin gimana maksudnya...” tanya bu Rita sedikit bingung sambil memperhatikan mimik wajah Rani.

“Begini bu. Rani mau mengajak Jihan untuk nginap di rumah Rani karena orang tua Rani sedang pergi ke luar kota,” jelas Rani.

“Oh gitu... Memangnya Rani di rumah dengan siapa?” tanya bu Rita.

“Rani sendiri di rumah Bu.”

“Memangnya Rani nggak punya saudara kandung?”

Rani langsung menggelengkan kepalanya.

“Berarti Rani anak tunggal?” tanya bu Rita lagi.

“Iya Bu, Rani anak tunggal makanya kalau papa dan mama pergi biasanya Rani bersama bi Sumi. Tapi saat ini bi Sumi sedang pulang kampung karena cucunya sedang sakit,” jelas Rani.

Mendengar ucapan Rani, bu Rita akhirnya tidak bisa menolak karena dia merasa kasihan dengan Rani yang tinggal di rumah sendiri.

“Ya udah kalau memang seperti itu nggak apa-apa. Tapi satu malam aja kan?” tanya bu Rita lagi.

“Iya Bu satu malam aja karena besok papa dan mama sudah pulang.”

Akhirnya setelah mendapat izin dari bu Rita, Rani dan Jihan pun langsung pergi ke rumah Rani.

Sepanjang perjalanan ke rumah Rani, Jihan dan Rani hanya diam saja. Keduanya seperti ada rasa menyesal karena telah membohongi bu Rita demi untuk datang ke pesta ulang tahun Yuni.

‘Maafkan Jihan bu kalau harus membohongi ibu karena Jihan ingin sekali datang ke pesta ulang tahun Yuni. Selama ini ibu tidak pernah memberikan kebebasan pada Jihan untuk berkumpul dengan teman-teman Jihan,’ batin Jihan.

Walaupun Jihan sudah mendapat izin dari ibunya tapi di hati kecil Jihan tetap merasa berdosa karena telah membohongi ibunya. Tapi kalau dia tidak berbohong seperti ini pasti dia tidak akan pernah bisa menghadiri pesta ulang tahun temannya.

Sebenarnya Jihan merasa minder kalau berkumpul dengan teman-teman satu kelasnya karena semua teman sekelasnya sudah tau kalau Jihan adalah gadis yang kurang pergaulan dan juga terkenal alim membuat teman laki-laki tidak berani untuk mendekatinya.

Bahkan tidak jarang temannya yang selalu menyindirnya kalau mereka merencanakan akan nongkrong bareng. Seperti yang dikatakan Dwi saat itu. [Kalau Jihan nggak perlu diajak-ajak karena sampai kiamat pun dia nggak akan mau. Tapi kalau untuk pengajian baru dia mau ikut.]

Itulah yang pernah dikatakan Dwi teman sekelasnya saat mereka merencanakan nongkrong untuk acara tahun baru.

Sehingga dalam bergaul Jihan termasuk pribadi yang kuper karena tidak pernah mau ikut bergabung. Kalau pun bergabung hanya untuk diskusi kelompok dalam belajar.

Terpopuler

Comments

Benazier Jasmine

Benazier Jasmine

menarik

2023-04-24

0

Laksana mutiara🥀

Laksana mutiara🥀

Yahh... Bohong sih, kena deh! akibatnya.😲😕

2023-04-20

1

Heri Wibowo

Heri Wibowo

itulah yang namanya orang tua apapun yang dilakukan tentu untuk kebaikan anaknya Walau terkadang anaknya menganggap itu semua sebagai kekangan

2023-04-01

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!