Selesai magrib Jihan dan Rani langsung bersiap-siap untuk pergi ke pesta ulang tahun Yuni yang diadakan di sebuah cafe yang cukup ternama di daerah tempat tinggal mereka.
Yuni yang berasal dari keluarga yang berada dan juga terpandang di kampungnya tentu memilih Cafe Lestari sebagai tempat perayaan ulang tahunnya yaitu pesta ulang tahunnya yang ke tujuh belas tahun hari ini.
Ketika Jihan dan Rani sampai di cafe itu terlihat sudah ada beberapa teman sekolah Yuni yang hadir.
Beberapa orang pria yang tampak duduk di sebuah meja sambil memperhatikan kedatangan Jihan dan Rani. Salah seorang pria itu adalah teman sekolah mereka yang bernama Bobby. Sedangkan yang dua orang lagi Jihan maupun Rani tidak mengenalnya. Mungkin juga mereka adalah temannya Bobby.
Dua orang pria yang tidak dikenal Jihan terlihat sedang memperhatikan Jihan dan Rani sambil berbisik membuat Rani seperti tidak suka melihatnya. Sedangkan Jihan yang tidak pernah berkumpul di tempat seperti ini merasa sangat canggung.
Begitu Rani dan Jihan duduk manis di tempatnya, Rani langsung berbisik pada Jihan.
“Jihan, coba kamu perhatikan Bobby dan temannya itu. Aku perhatikan dari tadi mereka memperhatikan kita aja. Aku nggak suka lihatnya,” bisik Rani kesal.
“Biarin aja Rani.”
“Iya, tapi aku nggak suka melihatnya. Dari senyumnya sepertinya senyum mengejek,” ucap Rani kesal.
“Udah, kamu tenang aja tak usah lihat mereka. Kamu kan tau sendiri seperti apa si Bobby itu.”
Bobby adalah teman sekelas Jihan dan Rani yang terkenal badung makanya Jihan tidak heran kalau melihat senyum Bobby yang seperti mengejek mereka.
“Berarti yang diundang Yuni malam ini bukan hanya teman kita sekelas aja ya,” tanya Jihan.
“Benar Jihan buktinya cowok-cowok yang duduk dengan Bobby kita kan nggak kenal. Mungkin itu teman Bobby dan juga temannya Yuni,” jawab Rani.
“Mungkin juga ya karena Yuni dan Bobby di sekolah kan sangat kompak.”
Ternyata Bobby dan dua orang temannya itu sedang membuat taruhan ketika melihat kedatangan Jihan dan Rani. Begitu melihat Jihan dan Rani masuk ke cafe itu, Bobby langsung berkata kepada Leo temannya yang terkenal badung itu.
“Leo, tadi kamu mau mencari cewek, kan? Kamu mau nggak aku kasih cewek, tapi kalau cewek ini aku nggak yakin akan mau sama kamu,” ucap Bobby sambil tertawa.
Mendengar perkataan Bobby yang seperti merendahkan Leo, Leo merasa kesal.
“Kalau masalah cewek kamu jangan terlalu menyepelekan aku, Bobby. Karena nggak ada cewek yang menolak aku,” ucap Leo dengan nada percaya diri.
Karena selama ini semua cewek yang diliriknya akan tergila-gila padanya karena tampangnya yang begitu tampan.
Leo adalah seorang pemuda yang begitu tampan sehingga banyak cewek yang tergila-gila padanya. Apalagi dia juga anak seorang pengusaha yang kaya sehingga selalu bergonta-ganti kendaraan kalau pergi ke sekolah.
Leo dan Bobby adalah teman dekat sejak kecil, hanya saja sekolah mereka berbeda. Bobby, Jihan, Rani, dan Yuni adalah pelajar di SMA Negeri yang ada di kota kecamatan, sedangkan Leo dan Tino adalah pelajar SMA swasta di kota kecamatan itu juga.
“Memang aku akui kalau semua cewek pasti akan tergila-gila kalau kamu goda. Tapi untuk cewek yang satu ini aku nggak yakin Leo,” ucap Bobby.
“Memangnya cewek ini bidadari makanya kamu ragu kalau dia bakalan nolak Leo,” sahut Tino.
“Bukan seperti itu Tin,” jawab Bobby sambil tertawa.
Mendengar ucapan Bobby yang terlalu merendahkannya, Leo merasa tersinggung. Karena menganggap Bobby meragukan akan ketampanannya yang selama ini selalu dibangga-banggakan.
Leo bahkan sering memanfaatkan ketampanannya untuk menarik simpati cewek dan setelah mendapatkannya tidak lama kemudian ditinggalkannya.
“Coba kamu tunjukkan cewek mana yang nggak akan tertarik sama aku.” tantang Leo.
“Benar Leo kata kamu, tapi untuk cewek yang satu ini aku nggak yakin,” ucap Bobby tersenyum sinis.
“Ya udah gini aja. Apa imbalannya seandainya aku bisa menggaet cewek ini?” tanya Leo yang mulai kesal dengan Bobby.
Bobby yang berasal dari keluarga kaya karena ayahnya adalah seorang pengusaha juga sama seperti ayahnya Leo tentu tidak susah untuk mengorbankan sepeda motornya.
“Kalau kamu bisa mendapatkan cewek ini maka sepeda motor aku akan jadi taruhannya. Tapi kalau kamu tidak bisa mendapatkan cewek ini, maka sepeda motor kamu untuk aku,” ucap Bobby serius.
“Baik, aku setuju dengan tawaran kamu. Sekarang tunjukkan cewek itu,” tantang Leo sambil tersenyum.
Bobby langsung melirik ke arah Jihan. “Itu ceweknya,” ucap Bobby sambil melirik ke arah Jihan.
“Maksud kamu, cewek yang culun itu?” tanya Leo tidak percaya.
“Benar Leo. Selama ini semua cewek-cewek cantik akan tergila-gila pada kamu tapi untuk kali ini aku memberikan tantangan pada kamu. Bisa nggak cewek seperti Jihan itu tertarik sama kamu. Kalau cewek cantik mungkin kamu gampang untuk mendapatkannya, tapi untuk cewek seperti Jihan mampu nggak kamu untuk mendapatkannya,” jelas Bobby.
Leo langsung memperhatikan Jihan dari jauh. Kemudian dia berkata.
“Kamu benar-benar sudah gila ya Bobby. Untuk apa cewek seperti itu. Aku selera pun nggak. Kamu lihat aja penampilannya, sedikit pun aku nggak tergoda. Kenapa sih kamu terlalu merendahkan aku.”
“Justru itu aku tantang kamu, Leo. Kalau selama ini cewek-cewek cantik yang nempel sama kamu sekarang kamu aku tantang untuk mendapatkan gadis culun seperti Jihan. Mampu nggak kamu menaklukkan hati Jihan,” tantangan Bobby.
Leo yang merasa direndahkan langsung menerima tawaran itu.
“Kamu jangan khawatir Bobby, malam ini juga wanita itu pasti bisa takluk padaku. Tapi ingat dengan kesepakatan kita, kalau aku berhasil mendapatkan wanita itu maka sepeda motor kamu akan jadi milik aku,” ucap Leo meyakinkan.
“Kalau masalah itu kan udah aku katakan sejak awal. Yang penting kalau malam ini kamu berhasil mendapatkan hati Jihan maka malam ini juga sepeda motor aku, aku serahkan pada kamu, Leo,” ucap Bobby yang merasa tidak yakin akan kemampuan Leo mendapatkan hati Jihan.
Meskipun Leo menerima tawaran ini bukan berarti Leo menginginkan gadis itu. Tapi dia ingin membuktikan pada Bobby bahwa dia adalah pemuda yang selalu diperebutkan oleh semua cewek, baik cewek yang cantik maupun cewek yang alim dan culun seperti Jihan. Jihan terkenal alim dan culun.
Setelah menyetujui kesepakatan dengan Bobby, Leo langsung berpikir keras untuk mendapatkan Jihan. Karena menurut pengakuan Bobby, Jihan adalah gadis yang selalu menutup diri pada setiap lelaki. Sementara selama ini semua cewek-cewek yang didekati Leo langsung lengket padanya ketika melihat ketampanan Leo dan juga kekayaan Leo.
Tapi untuk Jihan apakah Leo bisa semudah itu untuk mendapatkan hatinya.
Setelah berpikir beberapa saat Leo kemudian menemukan ide untuk mendapatkan hati Jihan malam ini juga. Sambil tersenyum-senyum sendiri Leo memikirkan rencana yang akan dilakukannya nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
pasti rencana jahat kali..
2023-05-09
0
Ami Tarmini
mereka kuliah apa masih SMA mom,di bab pertama kykiah,di bab kedua masiih SMA
2023-04-01
0
Heri Wibowo
lanjut mami
2023-04-01
0