Cinta Anak SMA
*****
Ruby, gadis cantik berusia 17 tahun yang saat ini masih duduk di bangku kelas 3 SMA itu tengah terbaring tak berdaya di sebuah ranjang Rumah Sakit akibat mengalami kecelakaan motor sore tadi.
Kaki dan tangan kanannya mengalami luka-luka akibat terpental dari motor dan jatuh terguling di turunan jalan aspal yang sangat curam.
Dahinya pun mengalami luka robek hingga harus dibalut dengan perban. Beberapa bagian wajahnya serta bibirnya pun terlihat memar dan penuh luka tapi hal itu tidak memudarkan garis kecantikannya yang jelas masih terlihat.
Ruby mengalami kecelakaan saat ia pergi bermain ke sebuah puncak bukit bersama Dewi, Abian dan juga Mawar teman sekelasnya yang saat ini menjadi sahabat-sahabat dekatnya.
Saat pulang dari puncak bukit itu, rem motor matic yang dikendarai oleh Dewi dan juga Ruby yang saat itu dibonceng oleh Dewi mendadak blong saat berada di turunan yang cukup curam.
Dewi sudah tak bisa mengendalikan lagi laju motornya yang dalam hitungan detik melesat cepat turun ke bawah tanpa bisa lagi dikendalikan.
Untungnya tubuh Ruby terpental meski ia jatuh terguling-guling di jalanan aspal hingga mengalami luka yang cukup serius. Sementara temannya Dewi terjun ke dalam jurang bersama motornya, dan Dewi dinyatakan meninggal di tempat saat itu juga karena kepalanya membentur bebatuan yang berada di dasar jurang.
Ruby yang baru siuman setelah tak sadarkan diri selama beberapa jam itu, tentu saja saat ini langsung menangis histeris begitu mendapat kabar buruk dari Kakaknya Romy bahwa Dewi telah tiada, ia langsung meninggal di lokasi kejadian karena telah kehabisan banyak darah sebelum tim penyelamat datang untuk mengambil tubuhnya yang berada di dasar jurang.
"Kak Rulli, Ruby mohon izinkan Ruby untuk melihat Dewi terakhir kalinya. Ruby ingin pergi ke pemakaman Dewi!" teriak Ruby histeris karena tak bisa mengontrol perasaan sedih karena kehilangan sahabat terbaiknya itu. Ia sampai tak memperdulikan rasa sakit di tubuhnya akibat banyaknya luka yang terdapat di tubuhnya saat ini.
"Ruby, lihat keadaanmu juga seperti ini. Bagaimana kamu bisa menghadiri pemakaman sahabat kamu itu," jawab Bu Rahma, nenek dari Ruby dan Romy yang selama ini merawat mereka berdua, karena Ibu mereka sudah lama tiada dalam sebuah kecelakaan maut yang merenggut nyawanya. Sementara Papanya dari dulu telah menikah lagi dan tinggal di luar kota.
Papanya jarang menjenguk atau memperhatikan keduanya meski keuangan tetap mengalir deras dikirim setiap bulannya karena Papanya Ruby dan Rulli cukup berada sebagai seorang Pengusaha batu bara.
"Oma, Ruby mohon antar Ruby ke pemakaman Dewi. Ruby tidak akan bisa hidup tenang jika tidak bisa melihat Dewi terakhir kalinya. Rubi mohon, Oma, Kak Romy!" pinta Ruby terus memohon sambil menangis.
"Ini salah kamu, Kakak kan sudah bilang jangan main kesana tapi kamu tetap memaksa pergi dan mengikuti ajakan si Abian, sahabat kamu yang tidak tahu diri itu! Lihat kan, ini akibatnya! Untung nyawa kamu masih tertolong tidak seperti Dewi yang harus kehilangan nyawanya saat itu juga!" bentak Romy yang membuat Ruby makin terluka. Romy adalah Kakak satu-satunya Ruby, dia belum menikah dan saat ini memiliki usaha sebuah Cafe yang dimodali oleh Papanya itu.
"Ini bukan waktunya untuk saling menyalahkan. Ruby hanya minta tolong antar Ruby ke pemakaman Dewi, hiks hiks. Ruby akan merasa sangat menyesal karena tidak melihat Dewi dulu untuk terakhir kalinya. Ruby mohon, Kak!" pinta Ruby memohon sambil meratap dengan begitu sedih.
Saat itu pintu terbuka dari luar, muncul sesosok pria muda tampan yang kini berdiri di ambang pintu dan menatap ke arah mereka semua yang ada di dalam ruangan itu. Di beberapa bagian wajahnya terlihat lebam dan membiru seperti bekas pukulan. Dia adalah Abian, sahabat dekat Ruby yang bersama-sama pergi ke puncak dimana Ruby dan Dewi mengalami kecelakaan.
"Ruby!" serunya kemudian menghambur ke arah Ruby dan memeluk perempuan itu dengan erat.
"Ruby syukurlah jika lo sudah sadar, gue sangat mengkhawatirkan keadaan lo, Ruby ... maaf gue tadi tidak menemani lo disini karena harus mengurus kepulangan jenazah Dewi ke rumahnya untuk segera dikebumikan," ucap Abian dengan haru sambil memeluk erat Ruby yang saat ini tangisnya semakin menjadi setelah kedatangan Abian yang memeluknya.
Tiba-tiba Romy menarik paksa tangan Abian yang membuat pelukan kedua sahabat itu kini terlepas.
"Buat apa lo kesini lagi?! Apa belum cukup wajah lo itu gue buat babak belur?!"maki Romy sambil menunjuk-nunjuk ke arah wajah Abian.
Mendengar itu membuat Ruby menatap dan memperhatikan wajah Abian yang memang jelas terlihat terdapat luka lebam di beberapa bagian wajahnya, saat tadi Ruby tidak jelas melihatnya karena Abian langsung menghambur untuk memeluknya.
"Kenapa Kakak menghajar Abian, apa salah Abian?!" teriak Ruby kini emosi, karena Ruby merasa tidak mengerti kenapa kakak kandungnya itu sekarang sangat membenci sahabat dekatnya itu, padahal dulu Romy tidak pernah melarang kedekatannya dengan Abian.
Tapi sekarang sikap Kakaknya mendadak berubah 180° dari biasanya. Romy melarang Ruby untuk bersahabat lagi dengan Abian tanpa memberikan alasan yang jelas.
Dan tentu saja kesalahan Abian kemarin yang sudah mengajak Ruby ke puncak hingga Ruby mengalami kecelakaan seperti sebuah jalan dan peluang untuk Romy melampiaskan emosi dan kekesalannya terhadap Abian, Romy menghajar Abian habis-habisan tanpa ampun, hingga wajah dan tubuh Abian babak belur, tapi Abian hanya pasrah dan menyadari kesalahannya.
"Tentu saja dia salah! Itu balasan untuknya yang sudah memaksa mengajakmu kesana hingga kamu seperti ini! Untung kamu selamat, jika tidak ... aku pasti aku tidak segan-segan untuk membunuhnya!" maki Romy penuh emosi.
"Terserah jika Kak Romy merasa belum puas untuk menghajarku, aku pantas menerima itu. Tapi tolong untuk saat ini, izinkan aku membawa Ruby untuk menghadiri pemakaman Dewi. Tolong hargai persahabatan kami!" pinta Abian memohon, berharap Kakak dari sahabatnya itu mengizinkannya. Abian selalu berkata sopan pada Kakak sahabatnya itu, meski akhir-akhir ini entah kenapa ia tidak diperlakukan baik oleh Romy.
Abian malam ini bermaksud untuk melihat keadaan Ruby saat ini sebelum ia kembali ke rumah Dewi untuk mengantarkan kepergiannya ke tempat peristirahatan terakhirnya, tapi sebelum masuk ke dalam ruangan ia sempat mendengar percakapan Ruby tadi yang memohon pada Kakak dan juga Omanya agar dia diizinkan untuk pergi ke pemakaman Dewi. Itulah kenapa saat ini Abian berusaha meminta agar Romy mengizinkannya untuk membawa serta Ruby bersamanya.
"Kamu tidak lihat keadaan Ruby!" bentak Romy tetap emosi.
"Ruby bisa memakai kursi roda untuk kesana, dan aku akan meminta kepada Dokter agar Dokter memberi izin untuk Rubi bisa keluar untuk sementara. Aku janji akan menjaga Ruby dengan baik."
"Gue tidak akan mengizinkannya. Gue tidak akan membuat Ruby malah semakin menderita jika harus pergi ke pemakaman Dewi bersama lo!" bantah Romy tetap tak mau mengizinkannya.
"Kak, Ruby mohon izinkan Ruby untuk bertemu Dewi terakhir kalinya. Ruby akan baik-baik saja. Ruby kuat kok untuk bisa pergi kesana. Jika Kak Romy tetap tak mengizinkan, Ruby akan tetap pergi!" ucapnya sambil berusaha bangkit dan bermaksud turun dari ranjangnya. Namun baru saja Ruby menggerakan kakinya, rasa sakit luar biasa kini ia rasakan membuat ia pun langsung meringis dan mengaduh kesakitan. Tapi Ruby tetap memaksa untuk turun.
"Ruby sayang, dengarkan Oma, ingat kondisimu sayang ... Oma tidak mau kamu kenapa-napa!" seru Omanya langsung mendekat ke arah Ruby dan mencegah Ruby untuk memaksa turun.
"Oma, tolong mengerti perasaan Ruby. Dewi adalah sahabat dekat Ruby selama ini. Ruby hanya ingin melihat dia untuk terakhir kalinya Oma ... Ruby mohon ...! Ruby pasti akan menyesal seumur hidup Ruby jika tidak hadir ke pemakaman Dewi. Ruby mohon Oma ...."
"Aku mohon tolong mengerti perasaan Ruby ... izinkan dia pergi. Apapun syaratnya akan aku lakukan agar Ruby diizinkan pergi ke pemakaman Dewi!" Abian mendekat, menatap serius ke arah Romy.
"Baik ... akan gue izinkan Ruby pergi tapi dengan satu syarat, jauhi adik gue setelah ini. Jangan mengatas namakan persahabatan agar kalian bisa dekat dengan seenaknya. Gue tidak akan mengizinkan adik gue bergaul dengan pria seperti lo apalagi untuk pacaran!" hardik Romy dengan tegas.
"Kak Romy, Kakak ngomong apa sih?! Aku dan Abi itu sahabatan sejak aku masuk SMA. Apa salahnya jika kami bersahabat?! Abi pria yang baik dan tidak pernah memperlakukan aku dengan buruk, dan Abi juga tidak pernah membawaku dalam pergaulan yang tidak baik! Bahkan Abi selalu menjagaku!" ucap Ruby membantah permintaan Kakaknya itu.
"Kalian dengar, tidak ada namanya persahabatan antara perempuan dan laki-laki jika tidak saling menyimpan rasa. Aku hanya tidak mau, pada akhirnya kalian akan kecewa!" jawab Romy dengan sinis.
"Terserah apa kata Kak Romy. Abi, tolong bawa gue ke rumah Dewi dengan segera. Gue gak mau kita terlambat. Gue ingin melihat Dewi untuk terakhir kalinya! Gue ingin sekali melihat Dewi!" pinta Ruby menatap kepada Abi kemudian diakhiri dengan isakan.
"Oma akan mengantarmu. Tapi jika dirasa kamu tidak kuat untuk pergi kesana, Oma harap kamu tidak memaksakan diri." Tiba-tiba Bu Rahma angkat bicara.
Mendengar persetujuan dari Omanya Ruby, Abian pun langsung mendekat dan tersenyum kepada Ruby.
"Tolong Oma bantu pegang botol infusnya, Abi akan menggendong Ruby. Kita sekarang juga akan bersiap pergi kesana!" jawab Abian tanpa memperdulikan keberadaan Romy lagi dan langsung menggendong tubuh Ruby dengan kedua tangannya setelah Bu Rahma mengambil botol infus yang terhubung ke pergelangan tangan Ruby dari tiang yang berada di sebelahnya.
"Ingat janjimu tadi Abian! Berani lo membawa Ruby, maka setelah ini tolong lo jauhi dia!" teriak Rulli dengan emosi.
Abian tidak memperdulikan ucapan Romy, ia tetap menggendong Ruby untuk keluar dari ruangan itu meski dia belum mendapat persetujuan dari Dokter yang mengizinkan Ruby bisa keluar dari Rumah Sakit dulu. Untung salah satu Perawat yang sedang berjaga adalah tetangganya, Abian bisa meminta tolong pada orang tersebut supaya Ruby diizinkan dulu untuk keluar dari Rumah Sakit sementara waktu karena hal ini sangatlah penting untuk Ruby.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Aze_reen"
hadir mampir ka..
edisi tahap menyimak...
2023-03-31
3