Pemakaman Dewi

Flash back off

Mengingat semua percakapan terakhirnya dengan Dewi sebelum mereka melakukan perjalanan yang pada akhirnya merenggut nyawa Dewi hingga ia harus pergi untuk selama-lamanya, membuat Ruby semakin menangis sedih karena ia tidak tahu jika semua pembicaraan itu merupakan amanat-amanat terakhirnya.

"Dewi bangun, Wi! Kenapa sih lo harus pergi Wi?! kenapa?! Lo gak kasihan sama gue, lo gak kasihan sama Bang Dewa, Wi?! Dewi bangun Wi!" ratap Ruby sambil mengguncang-guncangkan tubuh Dewi. Melihat Ruby yang sepertinya sudah tidak bisa mengendalikan dirinya, Abian mendekat dan mencoba untuk menenangkannya.

"Ruby, sudah By ... kita ikhlaskan kepergian Dewi ... kasihan Dewi jika kita meratapinya seperti ini," ucap Abian mencoba untuk menenangkan hati Ruby.

Ruby mencoba untuk lebih tenang meski tangisnya tak juga reda apalagi saat Abian mulai memeluknya, rasa sakit itu semakin terasa.

"Mari kita segera kebumikan jenazah Dewi karena hari sudah beranjak semakin malam!" ucap seorang pria yang mendekat ke arah Dewa yang sepertinya seorang ustad. Dewa pun mengangguk kemudian paruh baya itu menutup wajah dan kepala Dewi dengan kain kafan putih itu kembali seperti semula.

Terdengar tangis dari beberapa wanita paruh baya yang masih kerabat dari Dewi dan juga Dewa begitu jenazah Dewi diangkat dan dimasukan ke dalam sebuah keranda.

Ruby hanya menangis melihat orang-orang menggotong jenazah Dewi keluar dari rumah itu untuk segera diberangkatkan menuju pemakaman. Tubuhnya tak berdaya meski hanya untuk berjalan keluar dari ruangan itu. Saat itu seorang gadis muda berkerudung merah yang baru tiba menghambur ke arah Ruby dan memeluknya, ternyata perempuan muda itu adalah Mawar sahabatnya juga yang saat kecelakaan itu terjadi, Mawar dibonceng oleh Abian.

"Ruby, alhamdulilah lo selamat dan sudah sadar, gue khawatir sama keadaan lo. Tapi maaf gue belum sempet nengok lo ke Rumah Sakit karena gue harus berada disini dengan Abian. Gue barusan pulang sebentar untuk ganti baju. Gue sedih By, gue gak nyangka jika Dewi akan secepat ini meninggalkan kita semua ...," isak Mawar memeluk erat tubuh Ruby sahabatnya itu.

"Iya Mawar ... gue juga gak nyangka Dewi akan pergi secepat ini. Ternyata kebersamaan kita di Puncak itu, adalah kebersamaan terahir kita bersama dengan Dewi. Jika gue tahu Dewi akan pergi selamanya meninggalkan kita, gue pasti akan minta maaf sebanyak-banyaknya karena gue sering nyusahin dia selama ini," balas Ruby tak kalah sedihnya.

"Gue gak nyangka jika ucapannya di teras depan sebelum dia duduk dekat kolam bersama lo itu, itu juga merupakan pesan terakhirnya untuk gue. Gue gak nyangka sedikitpun jika dia sudah memberikan tanda sebelumnya," ucap Mawar lagi.

"Emang dia ngomong apa sama lo, Mawar?" tanya Ruby penasaran sambil melepaskan pelukannya agar bisa menatap wajah Mawar yang saat ini terlihat basah dengan banyak tetesan air matanya.

"Dia bilang ke gue, agar gue jaga lo dan Abangnya Dewa, meski dia nanti pergi jauh, dia berharap agar gue tetap mau menganggap saudara juga terhadap abangnya Dewa. Dewi berharap agar kita bisa tetap menjaga persahabatan kita ini selamanya. Selama ini kan, gue jarang bersama kalian kecuali saat di sekolah saja karena gue selalu sibuk di pasar jika pulang sekolah membantu Umi untuk berjualan. Entah kenapa dia tiba-tiba ngomong gitu ke gue, gue gak nyangka jika itu akan menjadi pesan terakhir untuk gue sebelum dia meninggalkan kita," ucap Mawar sesuai apa yang dikatakan Dewi di saat-saat terakhir kebersamaan mereka itu.

Ruby menangis, mendengar begitu perhatiannya Dewi terhadapnya sampai dia pun sempat-sempatnya menitipkan pesan kepada Mawar, agar Mawar mau untuk menjaganya. Ruby semakin merasa sakit jika teringat dengan kenyataan bahwa Dewi telah pergi untuk selamanya dan tak akan pernah kembali lagi bersama dengan mereka.

*****

Ruby terduduk lemas di kursi roda menyaksikan sendiri tepat di depan matanya ketika jasad Dewi mulai diturunkan ke liang lahat. Tubuh Ruby terguncang menahan tangis, Abian yang berada di belakangnya mencoba untuk menenangkannya. Mawar tak kalah sedihnya bahkan tangisnya terdengar sesenggukan menandakan dia begitu terluka kehilangan sahabatnya.

Beberapa teman sekelasnya yang lain pun termasuk wali kelasnya datang menghadiri pemakaman Dewi tersebut. Dewa terlihat berusaha untuk tetap tegar saat ia ikut masuk ke dalam liang lahat.

Entah kenapa Ruby saat melihat wajah teduh Dewa yang berusaha menyembunyikan kesedihannya karena kehilangan adik satu-satunya itu, Ruby kembali teringatkan pada pesan terakhir Dewi kepadanya, agar ia mau menjaga Dewa dan menjadi bagian dari hidupnya.

Usianya dengan Dewa berbeda tujuh tahun, cukup dewasa untuk mengayomi gadis seusianya yang masih butuh bimbingan dan juga banyak arahan.

Tapi tidak mungkin hanya karena pesan terakhir sahabatnya itu, terus ia harus memaksakan diri menyukai orang yang tidak dicintainya sama sekali. Ruby memang mengagumi sosok abang dari sahabatnya itu, tapi hanya sekedar mengagumi akan kepribadiannya yang santun dan juga sangat dewasa, tapi tidak untuk cinta, tidak ada bayangan cinta sedikitpun di hatinya untuk Dewa.

Pandangan Ruby tertuju pada lengan kedua tangan yang saat ini berada tepat menempel di kedua bahunya, kedua tangan milik Abian yang diam-diam dan tanpa sadar memang telah dicintainya itu. Entah sejak kapan perasaan cinta itu mulai tumbuh di hatinya terhadap Abian. Tapi tidak mungkin juga untuknya sebagai perempuan untuk mengungkapkan perasaannya terlebih dahulu. Apalagi melihat sikap Abian yang peduli dan perhatian kepadanya hanya sebatas sebagai seorang sahabat saja.

Ruby mulai merasakan cemburu jika Abian mulai dekat dengan perempuan lain selain Dewi dan juga Mawar, bahkan Ruby suka terang-terangan melarang jika ada cewek teman sekelasnya yang nembak Abian dan mengajaknya untuk pacaran, tapi Ruby selalu menasehati agar Abian jangan dulu pacaran apalagi dengan cewek-cewek pecicilan seperti mereka-mereka yang selalu menggodanya.

Abian memang tampan, pantas mungkin jika banyak gadis di sekolahnya yang menyatakan terang-terangan ingin jadi pacarnya. Hal itu yang membuat Ruby bak seorang sahabat baik melarang dan menasehati Abian untuk tidak pacaran dulu, padahal di hatinya menyimpan rasa cemburu dan tak rela jika Abian dimiliki oleh perempuan lain.

Sikap itulah yang mungkin akhirnya membuat Dewi bisa menduganya jika dirinya memiliki perasaan lebih kepada Abian sahabat mereka itu. Meski Abian tidak menyadarinya, tapi Dewi sebagai orang dekat, tau betul apa yang disembunyikan oleh Ruby tentang perasaan yang sesungguhnya.

Ruby semakin kesini berpikir untuk mencoba mengungkapkan perasaannya terhadap Abian yang sesungguhnya, tapi ucapan Dewi kemarin tentang hal yang sudah diketahuinya itu jika Abian masih mencintai perempuan yang ada di masa lalunya itu, membuat hati Ruby menjadi patah seketika.

Harapannya jika cintanya tidak akan bertepuk sebelah tangan apalagi Abian begitu sangat perhatian padanya dibandingkan terhadap Dewi ataupun Mawar, tapi ternyata harapannya musnah jika sepertinya tidak ada sedikitpun tempat untuk dirinya di dalam hati Abian.

Pikirannya yang kacau membuat Ruby tidak bisa lagi untuk berkonsentrasi, ditambah rasa sakit di tulang kakinya yang saat ini diperban membuat Ruby semakin tidak karuan, belum lagi rasa sakit yang ia rasakan di bagian tubuh lainnya.

Matanya mulai berkunang-kunang begitu ia melihat jasad sahabatnya Dewi mulai ditimbun perlahan dengan tanah. Ruby berteriak memanggil nama Dewi hingga tubuhnya mulai terkulai lemas hingga jatuh tak sadarkan diri.

Untung Abian tetap siaga menjaga Ruby, melihat Ruby yang sepertinya akan jatuh dari kursi rodanya itu, Abian segera menahan tubuh Ruby dan memeluknya dengan erat. Dalam dekapan Abian, Ruby telah hilang kesadarannya. Kehilangan orang terdekatnya membuat Ruby merasa sangat terpukul, ditambah kenyataan pahit tentang cintanya yang sepertinya memang bertepuk sebelah tangan. Mimpinya untuk menjalani hidupnya dengan bahagia terasa pupus sudah dengan segala patah hati yang kini dialaminya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!