My New Husband
Eps. 1
Dania berjalan ke meja makan dan menemukan berkas suaminya yang tertinggal. Berharap suaminya belum berangkat, ia bergegas berlari ke pintu depan. Dan benar saja, mobil itu belum berjalan.
Dengan senyum merekah, wanita ini berlari dengan cepat dan membuka pintu mobil begitu saja. Namun apa yang ia lihat di depannya melunturkan senyumannya. Hatinya terasa remuk seperti ditikam oleh pisau berkali-kali.
Bobby sedang berciuman panas dengan Maya.
"Bobby!!" teriak Dania.
Seketika ia meraih rambut pendek jal*ng itu dan menariknya keluar dengan kasar. Maya mengaduh kesakitan dengan kedua tangan memegangi tangan Dania yang sedang mencengkram rambutnya.
"Akh lepas! Lepaskan aku!" teriaknya kesakitan.
Wajah Dania memerah dengan air mata yang keluar. Segala sumpah serapah ia keluarkan, sesekali ia memukuli perempuan itu menarik rambutnya kasar kesana kemari.
Bobby menarik tubuh istrinya mencoba mengenghentikan aksinya. Cukup sulit namun akhirnya Bobby bisa melepaskan tangan Dania dari kepala Maya.
"Maya! Pergi dengan sopir!" perintah Bobby masih memegangi istrinya.
"Bobby! Lepaskan aku! Akan kubunuh jal*ng itu! Lepas!!" umpat wanita ini berontak kuat.
Saat Maya berhasil kabur dengan sopir pribadi Bobby, dengan wajah beringas Dania berbalik dan memukul tubuh Bobby membabi buta. Namun tangan kecilnya tidak bisa menyakiti tubuh berotot suaminya itu.
Bobby menerima saja, masih mencoba menenangkan istrinya.
"Sayang … tolong dengarkan aku," ucap Bobby tenang.
"Diam! Kau jahat! Kau tidak punya perasaan!" marah Dania. Matanya menatap tajam pada suaminya dengan air mata yang tidak berhenti mengalir.
"Aku minta maaf," ucap laki-laki ini menyesal.
"Semudah itu kau minta maaf? aku benci padamu!" marah Dania kemudian menangis sejadi-jadinya meringkuk di tanah.
Tidak ada pergerakan dari Bobby. Ia hanya menatap Dania datar.
"Yah. Mau bagaimana lagi," ucapnya tenang dan datar.
Tangisan Dania tiba-tiba saja berhenti, ia mendongak cepat dan menatap Bobby dengan heran. Laki-laki itu ternyata sedang menatap Dania dengan tatapan datar dengan kedua tangan terlipat di depan dada.
Tidak ada rasa bersalah di wajah itu membuat Dania termangu penuh pertanyaan.
"B-Bobby … ka–"
"Mau bagaimana lagi, sudah ketahuan kan. Lalu apa maumu? Marah? Meninggalkan ku? Cerai? Terserah kau saja. Aku mau bekerja," ucap laki-laki ini santai.
Suaminya itu pergi dengan mobil mewahnya meninggalkan Dania begitu saja.
Wanita yang sudah kusut ini mendengus tak percaya. Setelah tertawa hambar, ia kembali menangis, meraung sejadi-jadinya meratapi suaminya yang tiba-tiba berubah.
Bagaimana mungkin suami yang selama ini seperti malaikat tiba-tiba saja berubah menjadi iblis! Apakah sifatnya memang seperti itu? Tapi 4 tahun lebih pernikahan mereka, baru kali ini suaminya berubah drastis.
Apa mungkin sekretaris jal*ng itu penyebabnya?
Apapun itu alasannya, semua memang tidak benar. Dania menangis begitu pilu, tertunduk di halaman rumahnya. Suaminya sudah pergi tidak peduli seolah sedang tidak terjadi apa-apa.
.
.
.
Dengan sekuat tenaga Dania memompa jantung memberi pertolongan pada pasien yang mengalami henti jantung. Seorang wanita cantik yang mengalami kecelakaan dan tiba di UGD beberapa saat lalu, tiba-tiba saja henti jantung.
Dengan bantuan tiga rekan dokter lainnya, Dania melakukan pertolongan. Namun sayang, wanita cantik ini tidak tertolong.
Dokter cantik berambut panjang gelombang ini berjalan sambil mengeluhkan harinya yang penuh tekanan hari ini, berjalan bersama rekan dokternya menuju kafe di depan rumah sakit.
"Hari ini benar-benar sial. Apa-apan pasien hari ini! Apa kau melihat suami wanita itu tadi? Mereka masih begitu muda. Wanita malang, dia begitu cantik," ucap Dania menyesal.
"Jangan terlalu dibawa perasaan. Kita sudah melakukan yang terbaik," balas Kevin.
Dania mendesah lelah. "Sepertinya suaminya begitu menyayanginya. Dia menangis seperti itu," ungkap Dania lagi.
"Tentu saja. Dia pasti sangat mencintainya. Lalu bagaimana dengan mu? Apa kau mau menerima perjodohan itu?"
"Oh ayolah Kevin, jangan menabur garam di lukaku."
Dokter tampan, sahabat baiknya ini terkekeh pelan. Mereka memasuki kafe dan memesan kopi di sana.
Gadis berambut coklat ini bukannya tidak laku. Ia sudah sering berkencan namun hampir semua pacarnya memutus hubungan mereka dengan alasan sifat Dania yang begitu membosankan saat berkencan.
"Kalau dia tampan, kaya, perhatian, lembut, penyayang, dengan tubuh yang bagus, mungkin aku akan menerimanya," kelakar Dania kemudian terkekeh kecil.
"Oh, laki-laki yang begitu sempurna. Sayangnya itu hanya ada di dalam mimpi mu," cibir Kevin dengan tangan yang sibuk menerima kopi pesanan mereka.
Dania menerima cappucino yang Kevin berikan lalu terbahak mendengar ucapan teman baik nya itu. Dan saat berbalik, ia tidak sengaja menabrak seseorang dan menumpahkan sebagian minuman di baju pria itu.
"Ah– astaga. Maafkan saya, saya tidak senga–"
Ucapan Dania terhenti. Laki-laki dengan kriteria yang ia sebutkan dengan candaannya kini berdiri di hadapannya.
Tersenyum lembut menatap Dania teduh. "Tidak apa-apa. Jangan pikirkan itu, ini hanya kecelakan," ucapnya ramah.
"A– sa, saya akan mengganti uang laundry nya, sekali lagi maaf," keukeuh Dania sedikit salah tingkah. Laki-laki ini benar-benar tipe Dania.
"Baiklah kalau begitu. Ini kartu nama saya, nanti saya akan hubungi–" ucapnya menggantung.
"Dania, panggil saya Dania."
"Baiklah Dania, nanti akan ku hubungi."
Sejak itu hari suram dokter cantik ini berubah berbunga seketika. Sepulangnya bekerja, Dania menerima perjodohan yang diminta orang tuanya dengan syarat jika laki-laki itu cocok, ia akan melakukan pernikahan itu.
Hal yang paling mengejutkan saat Dania menemui calon suaminya di pertemuan dua keluarga adalah, laki-laki sempurna yang ia temui di kafe itu adalah calon suaminya.
"Ah, a-anda?" tanya Dania tercengang sedikit tidak percaya.
"Ternyata wanita cantik di kafe itu adalah calon istri ku, kurasa pertemuan itu sudah ditakdirkan," ucap Bobby kemudian mencium punggung tangan Dania.
Saat kedua belah pihak setuju, pernikahan terjadi begitu istimewa dan meriah. Dania begitu bersyukur orang tuanya menerima perjodohan dari teman semasa kuliahnya itu.
Dalam beberapa bulan menikah, Dania mengenal Bobby adalah laki-laki romantis, pekerja keras, pengertian tapi pencemburu. Mirip dengan kriterianya, dan ia bahagia karena itu.
Bobby bahkan menyuruh Dania untuk berhenti bekerja di rumah sakit saat suaminya itu resmi diangkat sebagai direktur di perusahaan orang tuanya sendiri.
Setahun berlalu, mereka dikaruniai seorang bayi mungil yang sangat tampan. Perusahaan juga semakin maju, hingga Bobby bisa membuka cabang supermarketnya. Kehidupan mereka begitu bahagia hingga tahun keempat.
Namun sekarang, laki-laki yang begitu sempurna itu sudah tidak ada lagi. Bobby seperti orang lain yang baru saja ia kenal.
Ucapan Kevin memang benar, laki-laki sempurna hanya ada di dalam mimpi.
Dania meremas rambutnya kuat, disaat seperti ini dia hanyalah ibu rumah tangga yang tidak bisa berdiri sendiri. Dania sudah berhenti bekerja hampir empat tahun lamanya.
"Apa yang harus kulakukan," lirihnya menangis pilu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments