Percintaan Semalam
“Emily, cepat turun.” Sebuah teriakan melengking, memenuhi seisi ruangan itu.
Mendengar suara teriakan dari sang ibu tiri, gadis yang bernama Emily segera turun ke lantai bawah. Dia tidak ingin membuat ibu tirinya itu marah padanya.
Saat berjalan menghampiri Izebel, ibu tirinya. Emily melihat wanita paruh baya itu sedang berbicara dengan beberapa orang pria berbadan tegap, mereka terlihat sangar dengan penampilan di tambah dengan raut wajah yang menyeramkan.
“Ini dia.” Izebel melempar senyuman manis pada putri angkatnya.
“Kemarilah sayang.” Izebel memanggilnya dengan lembut.
Gadis berambut pendek sebahu dengan mata berwarna coklat itu, merasa bingung dengan perubahan sikap Izebel yang berubah baik dalam waktu singkat.
“Aneh! Tidak pernah aku mendengarnya memanggilku selembut ini. Biasanya selalu teriak dan umpatan yang aku dengar.” Batinnya, menghampiri Izebel dengan hati-hati.
“Ini Emily. Gadis yang aku ceritakan.” Izebel memegang bahu putri angkatnya. Memperkenalkan pada pria yang berstatus pemimpin dari para pria itu.
Salah satu dari mereka, seseorang lelaki paruh baya, yang terlihat seperti pemimpin dari mereka semua, menatap Emily dari atas sampai ke bawah dengan tatapan matanya yang jelalatan.
“Aku tidak menyangka, kau mempunyai putri angkat secantik ini.” Ucap pria itu sambil terus melihat Emily dengan matanya yang berbinar.
“Ibu.. siapa mereka?” Tanyanya. Namun, di hiraukan oleh Izebel seperti angin lalu.
Pria paruh baya itu mendekati Emily.
“Kau sangat-sangat cantik sekali...” Lelaki itu terus mengagumi Emily yang berdiri tepat di depannya.
“Aku ingin harga yang pantas untuk gadis ini.” Ucap Izebel.
Mendengar kata-kata yang keluar dari mulut ibu tirinya membuat Emily membulatkan mata sempurna. Emily melotot menatap Izebel tak mengerti.
“Apa maksud dari kata-kata itu? Apa dia, menjualku?!” Emily membatin dalam hati.
“Baik. Akan aku transfer uangnya ke rekeningmu.” Dia dengan segera mengambil ponsel di kantongnya, beberapa saat dia terlihat sibuk memainkan ponselnya.
“Sudah di transfer.” Pria paruh baya itu memperlihatkan layar ponsel pada Izebel.
Izebel menatap layar itu dengan lekat, hingga akhirnya dia tersenyum puas.
“Baiklah.. kalau begitu kalian bisa membawa gadis itu..”
“Kalian berdua bawa gadis ini masuk ke dalam mobil.” Perintahnya pada kedua bawahan, yang langsung diiyakan oleh bawahannya.
“T-Tunggu du-lu.” Kata Emily terbata-bata, memberhentikan pria-pria yang ingin membawanya. Dia menatap Izebel dengan lekat.
“Ibu, kau menjualku?!” Tanyanya memastikan. Izebel menyeringai. Emily melihat di wajah itu tidak ada sama sekali perasaan sedih ataupun bersalah, yang Emily lihat hanya kegembiraan.
“Kau sangat tidak berguna selama ini Emily. Kau hanya bisa menyusahkanku saja. Jadi, sekarang aku membuatmu berguna.” Izebel mengucapkannya tanpa rasa belas kasihan sama sekali bahkan dia malah menunjukkan wajah mengejek dan jijik ke arah Emily.
Emily menunduk, kedua tangannya terkepal sempurna menahan marah.
“Te...” Baru saja Emily berucap. Tangannya sudah di tarik oleh kedua orang berbadan kekar itu. Emily mencoba berontak, dia menarik tangannya agar bisa terlepas. Akan tetapi, usahanya tentu saja sia-sia, tenaga yang ia miliki kalah telak dengan pria-pria itu.
“Le-Lepaskan aku. Aku tidak mau pergi dengan kalian. Lepas!” Emily terus saja berontak. Sampai akhirnya dia menendang aset berharga kedua pria yang menyeretnya dengan paksa itu. Tangannya kini terlepas.
Emily mencoba kabur dari sana, tapi dengan cekatan pria-pria itu kembali menarik tangannya, membungkam mulutnya dengan sapu tangan yang sudah di campurkan dengan obat bius.
“Kau gadis yang sangat bersemangat sekali. Kau akan memberiku banyak uang.” Kata pemimpin itu. Dan akhirnya semua menjadi gelap.
...----------------...
Sebuah perusahaan besar bernama Kabeto Group terlihat seperti kapal pecah, dikarenakan ulah dari pemimpinnya sendiri. Pewaris Kabeto Group yang sedang di kuasai oleh amarahnya. Dia mengeluarkan umpatan serta kata-kata kasar dari mulutnya. Dia adalah Kenzo Kabeto.
“Shitt!” Kenzo menendang mejanya dengan sangat keras, hingga membuat kepala HRD-Nya bergidik geri.
“Kenapa mengurus yang beginian saja tidak becus, hah?!” Bentaknya kepada kepala HRD itu.
“Maaf Pak. Aku tidak tahu kalau dia...” HRD mencoba membela dirinya.
“Cukup! Aku tidak ingin mendengar alasanmu itu!” Katanya dingin.
“Cepat! Carikan saya sekretaris baru, pilih yang sesuai dengan kualitas, jangan tampangnya saja!” Kata pria itu dengan ketusnya.
“Dan kali ini kau harus memilih yang tampangnya biasa-biasa saja, bila perlu yang sudah tua atau sudah menikah.”
“Baik pak.” Sahut HRD, menunduk tidak berani menatapnya.
Begitulah Kenzo Kabeto, orang yang sangat perfeksionis. Siapa yang tidak mengenal CEO muda, tampan, kaya raya, tegas, disiplin, dan di takuti oleh siapa pun.
Kenzo tidak ingin mempunyai sekretaris yang tidak becus. Dia lebih mengutamakan kepintaran seorang wanita, daripada lekung tubuhnya. Percuma memiliki sekretaris yang cantik namun otaknya nol? Bekerja hanya untuk memamerkan bentuk tubuh mereka yang sexy.
Kenzo sangat benci akan hal itu, lebih baik memecatnya daripada hanya menambah beban di perusahaannya dan akan membuat perusahaan hancur.
Ruangan HRD
“Arghh..!” Angga memijat kepalanya yang tidak sakit. Dia tengah pusing, ke mana lagi harus mencari sekretaris yang dapat bertahan dengan sikap bosnya yang angkuh itu.
Dalam sebulan ini sudah puluhan sekretaris di PHK. “Di mana lagi aku harus mencari sekretaris yang sesuai dengan kemauan si bos sinting itu.” Kata Angga sambil menggelengkan kepalanya.
“Apa bos ada fobia dengan wanita cantik lagi sexy. Atau jangan-jangan dia penyuka sesama jenis?” Batin Angga bertanya sendiri.
...----------------...
Kenzo yang pikirannya sedang kacau, melaju kan mobilnya dengan sangat kencang menuju tempat klub. Dia akan mengunjungi tempat haram itu kalau pikiran sedang kacau seperti saat ini. Meskipun berulang kali mamanya melarang untuk pergi ke tempat itu. Namun, Kenzo adalah anak yang sangat keras kepala, mungkin itu adalah turunan dari orang tuanya.
Kenzo yang telah sampai, memarkirkan mobil mewahnya di depan klub. Dia turun dari mobil lalu melengang masuk ke dalam.
Terlihat seorang penjaga pintu masuk memberi hormat kepadanya. “Selamat malam tuan Kenzo.” Sapanya.
“Hm..” Kenzo hanya berdeham, berlalu masuk.
Terdengar dentuman suara musik dengan suara bas tinggi yang meraung seisi ruangan. Kenzo mencari tempat duduk. Di liatnya ada yang kosong, dia mendudukkan bokongnya di sana.
“Seperti biasa.” Katanya dingin kepada batender yang menghampirinya.
Batender itu mengangguk paham, memang dia sudah sangat hafal dengan minuman apa yang di sukai oleh pria kaya raya ini. Kenzo menyandar’ kan punggung di kursi itu, sembari menunggu minumannya datang.
°
°
°
°
°
Bersambung...
Jangan Lupa Vote dan komentarnya ya!
Kritik dan saran yang membangun sangat diterima dengan senang hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Nagisa
bagus cerita nya
2023-03-27
0