“Cih! Dasar ja lang! Sok-soan nggak mau duit lagi!” Ucap Kenzo ketus, menatap Emily dengan tatapan hina.
“Aku bukan ja lang!” Teriak Emily tidak terima di katai ja lang. “Aku bukanlah wanita bayaran untuk pemuas nafsu bejatmu! Aku tidak butuh uangmu itu!” Seru Emily dengan marahnya.
Kenzo menyeringai. “Baiklah! Kalau itu yang kau inginkan. Tapi satu hal yang harus kau ingat. Camkan ini baik-baik di kepalamu.” Katanya, mengarahkan telunjuk di kepalanya sendiri seraya menatap Emily dengan tatapan elangnya.
“Jangan pernah minta pertanggungjawaban dariku tentang kejadian ini.” Pekik Kenzo turun dari ranjang. Dia memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai. Memakainya satu persatu dengan tatapan tidak ramah melihat Emily yang masih meringkuk di lantai.
“Kau harus ingat! Setelah ini anggap kita tidak pernah bertemu dan tidak punya hubungan apa pun sama sekali. Kau sudah menolak cek dariku. Jadi, jangan pernah ganggu hidupku lagi!!” Pekik Kenzo, menatap tajam kepada wanita itu. Dia berlalu berjalan keluar dari kamar.
“Tidak akan! Bahkan aku tidak ingin bertemu lagi dengan pria bejat sepertimu! Aku harap, tidak ada satu pun wanita yang mau menjadikan pria angkuh macammu, suami.” Teriakkan amarah dari Emily berpantullah di sudut-sudut kamar.
Kenzo menghentikan langkahnya, sedikit menoleh ke samping.
“Semoga apa yang kau doakan untukku tidak pernah di dengar oleh Tuhan.”
Dia kembali berjalan keluar, menutup pintu kamar itu dengan keras hingga membuat Emily tersentak kaget.
Sepeninggallan pria itu, Emily menangis tergugu, kenapa takdir hidup yang di berikan Tuhan padanya begini sekali? Mahkota berharganya di renggut oleh pria yang tak punya hati. Emily merasa gagal menjadi seorang perempuan, dia tidak bisa menjaga kehormatan dirinya.
“Ibu..” Emily menangis, memanggil nama ibunya.
“Emily bukan lagi wanita yang suci Bu. Emily kotor lagi hina!” Isak Emily, membenamkan wajah di kedua lutut yang dirapatnya.
Emily adalah wanita yang sangat malang. Dia tidak mempunyai kerabat seorang pun di kota ini. Meskipun ibu tirinya ada, tapi ibu tirinya selalu memperlakukan ia dengan sangat buruk. Bahkan dia tega menjualnya. Kalau aja ibu tirinya tidak menjualnya, kejadian yang menimpa ini tidak akan pernah terjadi.
Kehidupan Emily berubah seratus persen semenjak kematian ayahnya. Izebel dulu sangat menyangyanginya, semasa ayahnya masih hidup, kini wanita itu telah berubah bak monster yang mengerikan.
Emily mendapatkan julukan tersendiri dari Izebel. Gadis pembawa sial. Julukan itu di nobatkan kepadanya karena Emily merenggut nyawa ibunya saat dia dilahirkan juga ayahnya yang meninggal karena hendak pergi melaut mengikuti keinginan Emily yang ingin di hadiah sepatu baru di hari ulang tahunnya. Sejak saat itulah, hari-hari bahagia itu berubah menjadi mendung tanpa batas.
Emily segera memunguti pakaiannya, dia mencoba berjalan sambil menahan kesakitan di area bagian bawahnya yang sakit karena ulah pria itu.
“Aku kotor, aku jijik melihat wajahku ini. Aku benci dengan semua pria.” Isak Emily, menarik-narik rambutnya, melihat diri sendiri yang menyedihkan di balik cermin.
“Hiks! Hiks! Kenapa hidup begitu kejam padaku?! Hiks! Hiks!” Dia melempar barang-barang yang berada di atas meja cermin. Kakinya kini tak mampu menopang tubuhnya. Emily terjatuh lemah di lantai.
Emily melihat pecahan kaca yang tak jauh darinya. Meraihnya, mendekatkan di pergelangan tangan kirinya.
“Lebih baik aku mati daripada hidup seperti ini.” Kata Emily mengoreskan pecahan kaca itu di pergelangan tangan kirinya.
°
°
°
°
°
Bersambung...
Jangan Lupa vote dan komentarnya ya, dan masukin cerita ini di rak favorit kalian biar banyak yang baca.
Sekian dulu ya.
Sampai jumpa di part selanjutnya.
Bye.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments