Kenzo tak ingin mendengar apa pun dari gadis itu lagi. Dia langsung menyumpal dengan mulutnya. Meletak kan kedua lengan kekarnya berada di atas kepala gadis itu hingga dua buah bongkahan di da da gadis itu terlihat dengan jelas dan sangat menggeliurkan.
Tanpa basa basi Kenzo langsung me la hap dua bong ka han itu silih berganti.
"Lepaskan...! Lepaskan aku." Emily berusaha untuk berontak. Namun, sial! Tubuh itu kini malah bertolak belakang dengannya.
Badannya menggelinjang hebat saat Kenzo terus saja meng hi sap juga me lu mat dada itu. Memainkan pucuknya dengan lidahnya.
"Ugh..! Lepaskan." Emily merasa frustrasi karena bibir dan tubuhnya tak sejalan lagi. Dia malah membusungkan da da itu agar Kenzo bisa bebas melahap su su nya.
"Tuannhhh... Ugh..." Ucap Emily terbata-bata menahan rasa geli yang tak tertahankan.
"Akh.. Tuan, aku mohon jangan. Ugh.. Ahhhh." Emily men de sah, saat Kenzo mulai memainkan li dah nya di bawah sana.
Kenzo menenggelamkan kepalanya di antara dua pangkal paha. Lidahnya terus saja bergerilya di sana memainkan benda kecil yang berada di tengahnya lalu meng hi sap nya, membuat gadis itu sangat kegelian.
"Tuannhhh..."
"Akh.. Tuan.. " Emily kembali men de sah. Ingin rasanya nya dia mencaci dirinya sendiri karena malah begitu menikmati permainan yang dimainkan pria itu.
Kenzo terus mengeluar masukan li dah nya ke li ang hangat itu dan membuat si empunya menggelinjang hebat, terasa sangat geli dan memabukkan. Sungguh membuat nya gila.
"Tuannhhh.."
"Tuann.. kumo-hon berhe-nti." Kata Emily terengah-engah. Kenzo terus saja mengobrak-abriknya tanpa menghiraukan ucapan dari gadis itu.
"Akh.." Akhirnya Emily mencapai pelepasan nya, tubuh nya terasa seperti sedang tersengat listrik saat gelombang itu keluar dari liang nya.
Kenzo yang mendapati gadis itu sudah mencapai pelepasan pertamanya. Dia tanpa berpikir panjang lagi langsung menghunus kan mi liknya, yang berukuran panjang, besar, dan kekar, mema su ki gadis itu.
JLEB...
"Akhttt..." Emily merintih kesakitan karena dengan sekali tanca pan benda besar lagi keras itu berhasil merobek di dalam nya.
"Auw.. sa-kit tuan. Lepas-kan." Emily berusaha menggerakkan tubuhnya agar benda itu terlepas. Tapi tenaga nya tidak sebanding dengan tenaga pria yang me nin dih nya.
"Enak aja! Kau memintaku untuk melepaskanmu. Tentu saja kita harus saling memuaskan. Kau harus memuaskanku lagi." Kenzo berkata, dia mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur dengan berirama.
Yang tadi nya Emily merasa kesakitan. Kini rasa sakit itu hilang, malah membuat Emily sangat menikmati permainan pria di atas tubuh nya itu.
Kenzo semakin cepat me mompa tubuh gadis itu agar cepat menyelesaikan hasrat nya.
"Akh.." Emily kembali mencapai pelepasannya untuk kedua kalinya.
"Akh.." Kenzo pun sama. Mereka berdua mencapai pelepasannya bersamaan dan men gerang penuh kenikmatan.
****************
Kenzo mengerjap kan mata nya perlahan, menyesuaikan kondisi cahaya di ruangan itu. Dia melihat sekeliling nya, ruangan itu sangat asing bagi nya. Dia belum pernah tidur di ruangan ini, di tambah lagi dia mendapati tubuh nya terlihat polos tanpa sehelai kain pun yang menutupi tubuh nya itu.
"Apa yang terjadi padaku?" Batin Kenzo, menyengitkan dahinya bingung.
Kenzo bangkit dari ranjang, memegang kepalanya yang sedikit sakit. Pandangannya mendapati seorang wanita yang sedang menangis tergugu sambil memeluk lututnya. Tubuh polosnya di tutupi oleh selimut putih tebal.
"Kenapa kau ada di sini? Apa yang kau lakukan?!" Teriak Kenzo kaget, saat melihat wanita itu berada di kamar yang sama dengannya.
Emily mendongak, menatap sinis ke arah Kenzo.
"Anda masih bisa bertanya apa yang aku lakukan di tempat ini?! Tanya Emily menekan setiap kata-katanya.
"Sebelum Anda bertanya hal itu. Coba, liatlah diri Anda sendiri!"
"Apa Anda tidak mengingatnya?!” Kata Emily, yang air matanya sudah tumpah begitu saja ketika mengingat kejadian yang menimpa dirinya semalam.
Kenzo masih terdiam tak mengerti. Dia mencoba mengingat ingat apa sudah terjadi semalam. Dia hanya mengingat, berjalan sempoyongan menuju mobilnya, namun sebelum hampir meninggalkan tempat itu dia mendengar suara wanita meminta tolong dari kamar ini.
"Anda tidak mengingatnya? Atau Anda berpura-pura lupa, hah?" Teriak Emily kalap.
"Aku benar-benar tidak mengingatnya." Kata Kenzo dengan ketusnya.
"Baiklah! Aku akan memberitahumu." Kata Emily menghapus air mata di pelipisnya.
"Yah. beri tahu aku apa yang sudah terjadi." Kata Kenzo dengan cepat.
"Kau adalah pria bajingan yang memaksaku untuk menjadi pemuas nafsu bejatmu itu! Apa kau masih belum mengingatnya?!" Emily berkata dengan ketusnya. Meluapkan semua emosinya.
"Apa maksudmu?! Tanya Kenzo masih tidak mengerti.
"Cih." Emily meludah pelan.
"Kau bertanya apa maksudnya? Kau telah merenggut semuanya dariku. Merenggutnya sebelum aku menikah, hal yang sepantasnya aku berikan kepada suamiku kelak. Kau sudah mengambilnya secara paksa, tanpa persetujuanku. Aku sangat membenci lelaki bejat sepertimu." Teriak Emily kelap lagi, menjelaskan apa yang telah terjadi di antaranya dan pria itu.
Emily kembali meneteskan air matanya. Sementara, Kenzo mencoba mengingat ingat kembali kejadian itu. Apa itu benar-benar kenyataan? Dia mengira hal panas itu hannyalah sebuah mimpi. Mimpi indah pengiring tidur.
"Ahhhh..." Teriak Kenzo frustrasi sambil mengacak acak rambutnya.
Kenzo meraih dompetnya dan mengeluarkan selembar. "Lupakan saja apa yang terjadi semalam, ini cek, tulis berapa yang kau inginkan di situ." Ucap Kenzo dengan santainya, melemparkan cek itu kepada Emily.
Emily tersenyum sinis. "Anda kira, dengan begitu semuanya bisa kembali seperti semula?!" Kata Emily datar.
"Anda jangan samakkan saya dengan wanita ja lang di luar sana, yang gampang Anda tiduri semua nya! Cam kan itu!" Ucapnya sambil menatap Kenzo tanpa berkedip sedikit pun.
"Uangmu itu tidak bisa mengembalikan harta berharga di tubuhku! Berapa banyak pun uangmu tidakkan bisa mengembalikannya! Jangan Anda berharap dengan uang bisa menyelesaikan semua nya." Pekik Emily melempar cek itu kembali ke arah Kenzo.
"Hahahahaha.." Kenzo tertawa keras.
"Cih! Dasar ja lang! Sok-soan nggak mau duit lagi!" Ucap Kenzo ketus. Memandang rendah Emily
"Aku bukan ja lang!" Bentak Emily tidak terima di katai ja lang. "Aku bukanlah wanita bayaran untuk pemuas nafsu bejatmu! Aku tidak butuh uangmu itu!" Pekik Emily.
°
°
°
°
°
Bersambung...
Jangan Lupa vote dan komentarnya ya, dan masukin cerita ini di rak favorit kalian biar banyak yang baca.
Sekian dulu ya.
Sampai jumpa di part selanjutnya.
Bye.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments