Part 2

“Sayang, ini minumanmu.” Kata seorang wanita pengantar minuman.

Wanita itu berpakaian sexy, lengkungan tubuhnya terbentuk jelas. Dadanya besar, membusung ke depan. Wajahnya dipoles dengan Make Up yang sangat tebal, juga lipstik yang merah merona menempel di bibirnya.

Kenzo mengambil gelas yang berisikan wine itu. Dia langsung meneguknya sekali tegukan.

“Enyahlah dari hadapanku!” Bentak Kenzo kasar. Dia merasa enek dengan wanita yang berpakaian sexy di hadapannya ini.

Bukannya pergi, wanita itu malah duduk di pinggir kursi, mengelus-ngelus punggung serta dada bidang Kenzo.

“Kamu tidak mau aku temani malam ini?” Ucapnya, menggigit bibir sensualnya, matanya dikedipkan membentuk semua isyarat.

“PERGI!” Ketusnya, membuat wanita ja lang terduduk di pinggir kursinya segera berdiri. Aura dingin dari Kenzo membuatnya takut, dia memutuskan untuk pergi dari hadapannya.

01:00 WIB

Kenzo baru saja ingin pulang, ketika dia berdiri dari kursinya, merasa sempoyongan, mungkin dia terlalu banyak meminum minuman haram itu. Namun, biasanya itu jarang sekali terjadi. Tapi kenapa sekarang kepalanya terasa sakit dan berat?!

“Aaaakkkhhh...” Dia berjalan keluar terus memegang kepalanya yang sakit, sesekali mengumpat dalam hati.

“Shitt! Apa yang di campurkan wanita ja lang itu ke minumku?!” Umpatnya terus berjalan keluar menuju pintu keluar. Mungkin wanita itu mencampurkan sesuatu ke dalam minumannya.

Kenzo berjalan keluar tertatih-tatih seperti bayi yang baru belajar berjalan, memegangi kepalanya yang sakit. Namun, dia mendengar suara seseorang wanita yang meminta tolong dari sebuah kamar yang di lewatinya. Kamar itu biasa di gunakan untuk berbuat hal yang tidak baik.

“T-Tolong, siapa pun di luar sana, keluarkan aku dari sini!” Teriak seorang wanita di dalam kamar haram itu.

“Aku mohon tuan, jangan lakukan itu. Aku mohon.” Emily menangis terisak sambil berjalan mundur untuk menghindari Dabir, pemilik klub malam itu.

“Kau pilih saja mau melepaskan ke perawananmu itu padaku atau dengan pelanggan di sini?” Dabir memberikan dua buah pilihan pada gadis itu.

Tentu saja kedua hal tersebut tidak inginkan oleh gadis itu. Dia terus saja menggelengkan kepalanya. Dia masih berusaha untuk menghindari kepala klub malam itu.

“Tuan aku mohon, jangan lakukan itu! Tolong biarkan aku pergi dari sini.” Katanya, memohon belas kasih.

“Hm.. bagaimana ya?!” Pria itu pura-pura berpikir.

“Baiklah, aku putuskan kau menjadi milikku.” Dabir langsung menyergap gadis itu dan menghempaskan tubuh mungilnya ke atas kasur yang empuk.

“Aku tidak mau! Lepaskan aku!” Gadis itu berusaha untuk berontak. Namun, sialnya tenaga pria tua itu memang sangat kuat.

“Aku akan mengajarimu bagaimana caranya memuaskan, bahkan kau juga akan sangat menikmatinya sayang.” Dabir mengatakan itu sambil merobek paksa pakaian yang di kenakan oleh gadis itu hingga membuatnya telanjang bulat.

Kenzo di buat penasaran dengan suara yang ada di kamar haram itu. Tidak biasa seseorang meminta tolong dari ruangan itu, yang diketahuinya selama ini mereka akan sangat menikmati permainan yang di lakukannya, tetapi kenapa sekarang berbeda?

“Tolong! Aku mohon, siapa pun keluar aku di sini.” Sekali kali gadis itu meminta tolong di balik kamar haram itu.

Kenzo yang di landa rasa penasaran yang membuncah, tanpa menunggu lagi langsung mencoba mendobrak pintu itu sekuat tenaga walaupun keadaannya yang sedang tidak bersahabat.

BUGH!

BUGH!

BUM..!!

Suara bantingan pintu yang keras menggema seisi kamar haram itu. Pintu berhasil terbuka.

Nampak seorang wanita cantik yang sudah telanjang bulat, membuat hati Kenzo berdesir, jantungnya memompa naik turun tak karuan. Kenapa tidak? Semua kau adam pasti akan tergoda imannya jika melihat pemandangan itu.

Dabir yang sudah ingin menyantap Emily di kagetkan dengan bantingan pintu yang keras. Dia berbalik, melihat ke arah pintu yang terbuka. Memperlihatkan seorang pria yang bertubuh tinggi, badannya berotot kekar, garis wajahnya tegas, matanya tajam seperti elang.

Melihat Dabir lengah, Emily segera mengambil kesempatan itu. Dia mendorong pria tua yang berkepala botak menjauh dari tubuhnya.

Dabir terhempas ke belakang. Emily meraih apa saja untuk menutupi tubuhnya. Dia berlari mendekati Kenzo, bersembunyi dibalik punggung kekar pria itu.

“Tuan, aku mohon keluarkan aku dari sini. Aku tidak ingin menjadi santapan pria tua itu. Bawa aku pergi tuan.” Kata Emily memohon. Kenzo hanya berdiri diam, tak mengatakan sepatah kata pun.

“Tu-tuan Kenzo? Kenapa Anda....” Kata Dabir terbata-bata. Dia merasakan aura membunuh yang sangat kuat dari Kenzo.

“Enyahlah.” Ketusnya, menatap tajam ke arah pria itu.

Dabir memungut pakaiannya di lantai terburu-buru, segera keluar dari kamar haram itu karena dia tidak ingin berurusan dengan tuan Kenzo Kabeto.

Emily mengelus dadanya lega. Mengucapkan terima kasih pada Kenzo sebelum pergi keluar. Namun tangannya di cengkeraman oleh Kenzo dan kembali di tarik masuk.

“Kau ingin pergi?! Tidak semudah itu, baby. Puas kan aku malam ini.” Kata Kenzo, yang kesadarannya sudah setengah-tengah karena pengaruh minuman yang di minumnya.

Kenzo langsung menutup pintu dan menguncinya. Dia berjalan mendekati gadis yang berada di hadapannya.

“Apa maksudmu, tuan?” Tanya Emily tak mengerti. Memundurkan tubuhnya perlahan-lahan.

Kenzo tidak menggubris, dengan cekatan dia memeluk tubuh gadis itu dengan paksa dan mencium aromanya lalu sesaat kemudian menjatuhkan tubuh gadis itu di ranjang empuk.

“Kenapa dirimu sangat cantik dan menggoda sekali baby?” Kata Kenzo yang setengah kesadaran tidak ada di sana. Tangannya bergerilya menyentuh tubuh Emily.

Mungkin semua ini karena efek minuman yang di minumnya. Entah obat apa yang di berikan oleh wanita ja lang itu pada minuman Kenzo hingga pria itu menggila seperti sekarang.

“Tuan, tolong hentikan! Lepaskan aku!” Katanya mencoba melepaskan diri dari Kenzo. Lagi dan lagi, tenaga pria itu sangat kuat, bahkan melebihi tenaga pak tua tadi, membuat gadis itu tak bisa berkutik sedikit pun.

Kenzo membuka kancing kemejanya satu persatu. Membuang sembarang ke lantai, memperlihatkan dada bidang itu.

“Apa yang akan kau lakukan, tuan?!” Gadis itu semakin ketakutan melihat pria yang mengurung dalam kurungan lengan yang kokohnya.

“Tolong, lepaskan aku!” Gadis itu berubah berontak.

“Diamlah! Kau milikku malam ini. Jadi jangan membantah!” Kata Kenzo mulai melancarkan aksinya.

“Tidak! Aku tidak mau. Lepaskan aku.” Katanya berusaha memukul mundur tubuh Kenzo, namun Kenzo semakin memperlakukannya dengan kasar.

“DIAM! Ikuti saja permainannya, kau akan menikmatinya.” Kata Kenzo, yang semakin memperlakukan gadis itu dengan kasar. Dia melakukan keinginan bejat itu dengan paksa tanpa sedikit pun merasa prihatin dengan wanita yang dalam kurungan kokohnya.

°

°

°

°

°

Bersambung

Jangan Lupa vote dan komentarnya ya, dan masukin cerita ini di rak favorit kalian biar banyak yang baca.

Sekian dulu ya.

Sampai jumpa di part selanjutnya.

Bye.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!