My Freya
❤️Bertemu dalam Luka❤️
Ditengah hujan yang deras dua orang pemuda sedang berteduh di pinggir gubuk di jalan yang sepi dan cukup terpencil, keduanya terjebak hujan yang cukup deras di sertai kilat yang cukup menyeramkan, membuat siapapun yang mendengar pasti akan merinding dan merasa takut.
Dua pemuda itu terpaksa berteduh di dekat gubuk tersebut dikarenakan mobil yang mereka tumpangi malah mogok karena kehabisan bahan bakar, disaat mereka bedua sedang mencari pom bensin terdekat mereka malah melangalami pembegalan oleh segerombol orang tak dikenal,
dengan sangat terpaksa mereka harus merelakan mobil dan juga barang berharga mereka demi keselamatan diri mereka sendiri, akan tetapi ternyata para gerombolan begal tersebut tidak merasa cukup dan malah berniat membunuh ke dua pemuda tadi sehingga membuat mereka harus lari dan masuk kedalam sisi hutan,
setelah mereka berhasil kabur dari para begal tersebut mereka melanjutkan perjalanan hingga akhirnya mereka sampai di sebuh gubuk kecil di tepi jalan terpencil yang begitu sepi dari lalu lalang orang yang melintas, niat hati dari kedua pemuda tersebut hanya untuk beristirahat sebentar saja, akan tetapi sayang tiba-tiba hujan deras di sertai kilat yang menyambar membuat mereka harus berhenti dan berteduh di gubuk tua tersebut.
Daffin Mumtaz dan Edwin Gamal kedua pemuda tersebut kini tengah duduk sambil menunggu hujan reda yang entah kapan hujan itu akan berhenti,
"Daf seumur hidup baru kali ini gue mengalami yang namanya dibegal" ucap Edwin.
"Apa lagi gue Edwin" jawab Daffin.
Lalu keduanya saling tatap dan tertawa bersama, keduanya menertawakan kemalangan yang mereka alami saat ini.
"Udah kena begal, sekarang kita kejebak hujan lagi, nasib-nasib" ucap Edwin.
"Tentang mobil lo, nanti gue ikutan ganti," ucap Edwin.
"Ed, kaya sama siapa aja sih lo, Kita kan temen bro, lagi pula, itu mobil masih belum lunas jadi nanti gue tinggal temuin dealer mobilnya gampanglah masalah itu," ucap Daffin.
"Haha.. Lo memang temen dan Bos paling pengertian deh," jawab Edwin.
"Dasar lo.. Hahah," jawab Daffin diiringi tawa dari bibirnya.
"Hahah..." dan akhirnya mereka tertawa lepas bersama.
Saat sedang asik berbincang-bincang tiba-tiba keduanya mendengar suara samar-samar meminta tolong, dikala hujan mulai reda.
"Tolong... Tolong" Suara itu terdengar mulai jelas di pendengaran Daffin dan Edwin.
"Lo dengarkan Ed?" Tanya Daffin.
"Iya gue dengar, tapi iya kali di tempat begini ada yang minta tolong, apa jangan-jangan itu suara hantu ya Daf?" Tanya Edwin.
"Jangan ngasal kalau ngomong mana ada hantu di siang bolong, nah suaranya aja kaya manusia" jawab Daffin menerka.
"Emang lo tahu bedanya suara manusia dan suara hantu?" Tanya Edwin asal.
"Ya mana gue tahu Edwin Gamal, lebih baik kita cari tahu dari mana asal suara itu, lagi pula kasihankan kalau kita tidak bantu dia, ayoo..." Ajak Daffin.
"Tunggu Daf, ini masih hujan" ucap Edwin beralasan.
"Hunjannya udah lumayan reda ayolah kasihan orang itu." Ajak Daffin lagi.
"Tapi Daf gue takut, atau jangan-jangan itu Suara begal tadi gimana?" tanya Edwin berusaha mencegah Daffin pergi.
"Mana ada, kalau itu suara begal mungkin sekarang kita sudah di kepung, dan gue yakin itu murni suara minta tolong." Jawab Daffin.
"Tolong tolong..." Suara itu masih terdengar.
"Nah suaranya masih ada, ayo kita tolong, Kasihan Ed." Ucap Daffin sambil berjalan menerobos hujan yang mulai sedikit mereda.
"Daf tunggu" Ucap Edwin sambil mengikuti Daffin dari belakangnya.
Daffin terus berjalan ke arah sumber suara lalu Daffin menghentikan langkahnya karena melihat setumpukan sampah yang begitu banyak bahkan sudah berbau sangat menyengat.
"Aduh Daf, kayanya itu emang suara hantu deh" celoteh Edwin berusaha mencegah Daffin pergi mencari sumber suara.
"Hus.. Denger deh suaranya dari sana, ayo kita ke sana." Ucap Daffin lagi, dan dengan terpaksa Edwin pun mengikuti dari belakang.
"Tolong.. Tolong, siapa pun tolong aku." Suara orang itu terdengar lagi.
Daffin berhenti tepat di depan kantong kresek besar berwarna hitam, kantong kresek itu terus bergerak-gerak sendiri membuat Daffin dan Edwin mulai merasa takut melihatnya.
"Daf, fix itu adalah hantu, ayo Daf ayo kita pergi." Ucap Edwin memaksa.
"Kamu jangan ngarang deh, lebih baik kita lihat dulu apa isinya, baru kita bisa simpulkan itu hantu beneran apa bukan?" Ucap Daffin bertekad.
"Daffin Mumtaz, yang aneh itu lo, bukan gue okh, kalau itu sampai hantu gue gak mau ya nolongin lo." Ucap Edwin yang sudah mulai ketakutan, namun di abaykan Daffin.
"Daf lo liatkan ini udah mulai menjelang magrib aduh...duh Daf jangan ngadi-ngadi deh." Keluh Edwin lagi.
"lo biasa diem gak sih, ini gue mau buka dulu kantong kreseknya." Ucap Daffin sambil melangkah lebih dekat dengan kantong kresek besar berwarna hitam tersebut.
"Tunggu Daf, kita lapor polisi aja dulu ya" cegah Edwin untuk yang kesekian kali.
"Mau lapor ke mana dan pakai apa? Lo gak liat kita di mana? Kantor polisi pasti jauh dari sini keberu dia mati, dan kalau pun harus telepon polisi mau pake apa? Lo lupa kita baru saja di begal" Jawab Daffin panjang lebar.
"Udahlah gue mau buka dulu kantong kresek itu, dan lo bantuin gue cepet" Ajak Daffin.
"Enggak, Gue gak mau, lo aja sendiri" tolak Edwin.
Daffin tak menggubris perkataan Edwin dia Mendudukkan dirinya di depan kantong kresek besar berwarna hitam tersebut.
"Daf, hati-hati, elo belum kawin Daf inget." Ucap Edwin memperingati, saat dia melihat Daffin mulai menyentuh kantong kresek besar tersebut.
"Berisik banget sih lo, bukannya bantuin gue buat buka ni kantong kresek" ucap Daffin yang mulai merasa tidak karuan.
"Enggak deh, gue bantu Doa aja okh, kalau ada apa-apa nanti gue bantu teriak deh, beneran." Ucap Edwin yang membuat Daffin semakin kesal di buatnya.
Dengan terpaksa Daffin pun membuka kantong kresek hitam besar itu sendirian dengan susah payah.
Dibukanya dengan perlahan kantong kresek tersebut dan betapa kagetnya Daffin dan Edwin melihat seorang gadis bule yang ada di dalam kantong kresek tersebut, dengan keadaan tangan di ikat dan tubuh penuh luka dan lebam, bahkan darah segar pun masih mengalir dari pelipis gadis bule tersebut.
"Ma.. Ma.. Mayat." Ucap Edwin kaget reflek langsung bersembunyi di belakang tubuh Daffin.
Sangking begitu kagetnya Daffin tidak bisa mengatakan apapun, bahkan tubuhnya mendadak kaku dan sulit di gerakan.
"Tolong.. Tolong." Ucap gadis tersebut dengan sisa tenaga dan kesadarannya.
"Kamu masih hidup?" Tanya Daffin yang juga mulai gemetar ketakutan.
"Tolong.. Tolong" gadis itu hanya mengatakan itu saja tanpa menjawab pertanyaan dari Daffin.
"Ed dia masih hidup." Ucap Daffin yang sudah kembali mendapatkan kesadarannya.
"Jangan dekat-dekat hantu, sana jauh-jauh" celoteh Edwin sendirian.
Tanpa mengatakan apapun Daffin langsung mengangkat tubuh gadis bule tersebut dan dengan cepat membawanya kembali ke gubuk tua tempat mereka berteduh sebelumnya, meninggalkan Edwin yang masih duduk di tanah sambil menutup matanya.
"Huhh ..... Takut gue Daf, ibuku, Ambu tolong.. Duh tolong" Edwin mengoceh sendirian.
"Daf, lo gak papakan Daf, Daf? .... Daffin, kok lo gak ada suaranya sih?" tanya Edwin sambil berusaha membuka matanya perlahan, di lihatnya sudah tiada siapapun kecuali dirinya sendiri.
"Daffin lo di mana" teriak Edwin ketakutan.
"Daffin....... " teriak Edwin lagi.
"Ngapain sih lo teriak-teriak di situ, bukannya bantuin gue lo malah teriak-teriak gak jelas" jawab Daffin kesal.
"Ya ampun Daffin lo ninggalin gue, tega bener" Jawab Edwin seraya berlari mengejar langkah Daffin.
Sesampainya di Gubuk tua Daffin membaringkan tubuh gadis bule tersebut, di tempat yang dirasa aman.
"Nona apa kau bisa mendengarku?" Tanya Daffin sambil membuka ikatan di tangan dan kakinya.
"Air.. Air.." Ucap gadis itu.
"Air Ed.. Cari air." pinta Daffin.
"Cari air di mana Daf?" Tanya Edwin.
"Ya air ujan atau apalah terserah." Ucap Daffin.
"Okh.. okh.." Ucap Edwin sambil mencari sebuh botol kecil lalu dia menampung air hujan di botol tersebut, setalah di rasa cukup Edwin pun memberikan botol air tersebut pada Daffin.
Daffin membatu gadis bule tersebut untuk meninum air hujan yang sudah di tampung dalam botol.
gadis bule tersebut meminum air tersebut hingga habis, mungkin karena terlalu lama dia berada di dalam kantong keresek membuat keadaannya semakin memburuk, belum lagi luka lebam dan luka berdarah yang ada di hampir setiap tubuh gadis tersebut.
"Bagaimana sudah lebih baik?" Tanya Daffin.
"Terimakasih." jawabnya.
"Daf, dia bisa juga bahasa kita ya, padahal wajahnya bule" Tanya Edwin.
"Hem..." jawab Daffin.
Dengan sisa kesadarannya gadis itu melihat satu persatu wajah Daffin dan Edwin yang ada di depannya.
"Tolong selamatkan saya" pinta gadis itu.
"Tenanglah nona" jawab Daffin.
"Tolong... Tolong saya." Ucap gadis itu lagi.
"Tenanglah nona, kami akan menolongmu." Ucap Daffin lagi.
"Terimakasih..." Ucap gadis itu sebelum akhirnya kehilangan kesadarannya.
"Hey.. Hey.. Dia menutup matanya Daffin Apa dia meninggal?" Tanya Edwin yang melihat gadis itu sudah tidak bergerak lagi.
"Biar ku periksa." Ucap Daffin sambil menyentuh pergelangan tangan gadis tersebut.
"Dia masih hidup sepertinya dia pingsan." Ucap Daffin.
"Hahh... Syukurlah." Ucap Edwin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
AdeOpie
cerita yang hidup denganmu nggak di lanjutkan thor
2023-03-29
1
itanungcik
hadir... lanjut bestie.
2023-03-26
0