❤️Alasan❤️
Pukul 11.00 siang Daffin kembali ke rumah sakit untuk menemui sopir mobil pick up yang semalam menolongnya dan Edwin, sekaligus melihat keadaan gadis bule yang dia dan Edwin selamatkan kemarin.
Daffin dan Edwin adalah sahabat sejak kecil, Daffin membawa Edwin ke ibu kota saat dirinya sudah berhasil membangun perusahaannya sendiri dan menjadikan Edwin sebagai orang kepercayaannya sekaligus sahabat sejatinya di ibu kota.
Daffin seorang pemuda tangguh dan gigih lahir dari keluar sederhana yang punya keberanian untuk merantau ke kota besar sendirian, dan menjalani luka liku hidup di ibu kota sendirian.
Perjuangan Daffin yang panjang kini membuahkan hasil, sekarang dirinya bisa mendirikan perusahaan sendiri dengan jerih payahnya sendiri, yang dia beri nama "DM Company" dan dengan itu Daffin bisa membuat Abah dan Ambunya bangga.
Lalu setalah itu Daffin mengangkat Edwin sebagai orang kepercayaannya di perusahaannya, walaupun perusahaan Daffin belum terlalu besar namun perusahaannya bisa di bilang perusahaan yang maju dan sudah di percaya banyak orang.
"Pak, maaf menunggu lama" ucap Daffin, saat melihat seorang laki-laki yang sudah membantunya dan Edwin sedang duduk di loby Rumah sakit.
"Tidak saya juga baru datang" jawab sopir Pick up.
"Langsung saja Ini pak uang yang saya janjika semalam sama bapak." Ucap Daffin sambil menyerahkan amplop berwarna coklat pada sopir Pick up.
Sang sopir pun menerima dan melihat terlebih dahulu amplop yang berisi uang tersebut lalu tersenyum senang.
"Terimakasih ini sudah cukup, lain kali kalau butuh bantuan cari saja saya, pak Jamal ini no saya." Ucap sopir pick up tersebut sembari mengenalkan diri dan memberikan secarik kertas kecil yang sudah terisi no tlpn miliknya.
"Iya pak, saya yang berterimakasih karena Izin Alloh yang sudah mempertemukan saya dengan bpk, saya dan teman saya Alhamdulillah bisa selamat saat ini." jawab Daffin.
"iya..iya.. Kalau begitu saya permisi, mau lanjut kerja." Ucap pak Jamal tergesa-gesa ingin pergi.
"Ah.. Iya silahkan." Jawab Daffin.
Setelah perginya pak jamal, Daffin pun melangkahkan kaki ke ruang inap gadis bule yang dia selamatkan bersama Edwin.
Tok tok tok..
Ceklek... "Assalamualaikum" ucap Daffin.
"Hai.." Sapa Daffin saat membuka pintu kamar inap.
"Hai" jawab Gadis itu lembut.
Daffin berjalan mendekat pada gadis tersebut, setalah Daffin mendekat tiba-tiba suasana canggung tercipta di antara keduanya.
"Bagaimana keadaanmu?" tanya Daffin canggung.
"Aku sudah membaik terimakasih." Jawabnya.
Lalu seteleh itu suasana kembali canggung dan tidak ada pembicaraan di antara keduanya lagi.
"Em.. Namaku Daffin, boleh ku tahu siapa namamu?" tanya Daffin berusaha mencairkan suasana.
"Nama ku Freya" jawabnya singkat.
"Em... Mbak Freya, boleh ku tahu dari mana asalmu?" tanya Daffin lagi.
"Aku berasal dari Belgia" jawab Freya.
"Cukup jauh, bagaimana bisa kau sampai di sini, maaf.... Kalau boleh saya tahu apa yang sebenernya terjadi?" tanya Daffin lagi sambil berjalan dan duduk di dekat ranjang freya.
"Ceritanya panjang, dan aku tidak tahu harus mulai dari mana, yang jelas aku mengucapkan terimakasih karena kamu sudah menemukanku dan menyelamatkankanku" jawab Freya dengan mata yang berkaca-kaca.
Gurat kesedihan lihat jelas di wajah dan mata Freya, walaupun Freya tersenyum manis pada Daffin, tapi Daffin dapat melihat wajah Freya yang menyimpan begitu banyak duka.
"Jika kau belum mau menceritakan apa yang sebenarnya terjadi Tidak masalah, nanti bila kau sudah siap kau boleh menceritakannya padaku, itu pun jika kau percaya padaku." Ucap Daffin penuh kehati-hatian dalam ucapannya.
"Terimakasih" ucap Freya.
"Apakah ada keluarga yang bisa aku hubungi untuk memberi kabar ke adaanmu saat ini?" tanya Daffin.
"Tidak ada, sekarang aku hidup sendiri di negara orang dan tanpa paspor" jawab Freya kembali sedih.
"Orang tuaku dan nenekku telah dibunuh di depan mataku, aku berusaha kabur dari mereka atas permintaan mommyku, lalu saudara sepupuku menusukku dengan pisau di tangannya, setelah itu......" Freya menjeda ucapannya.
"Aku lari dengan susah payah tapi mereka menemukanku dan membuangku, dan aku.... Aku tersadar setalah ada di dalam kantong kresek itu, hiks... Hiks... " Jelas Freya dengan derai air mata yang terus berjatuhan.
Sungguh Freya tidak lagi sanggup menahan air matanya, dia kembali menangis dan terisak hingga tersedu-sedu.
"DEG.."
Daffin sangat kaget mendengarnya, ada rasa kasihan mendera hati Daffin.
"Apa kau tahu siapa yang melakukan ini padamu?" tanya Daffin.
"Iya,.... Hiks... Hisk... Paman, bibi, dan sepupuku pelakunya." Jawab Freya.
"Mengapa mereka melakukan ini padamu dan keluargamu?" tanya Daffin lagi.
"Harta,... hanya demi harta, milik orang tuaku." Jawab Freya emosi.
Daffin cukup kaget mendengar kebenaran gadis yang telah dia tolong kemarin, sungguh hidupnya sangat tidak beruntung, terlantar di Negra orang lain.
"Sebaiknya kita laporkan hal ini ke kantor posisi" usul Daffin.
"Polisi tidak akan bisa menangkap mereka, mereka terlalu licik dan berbahaya." Ucap Freya.
"Mereka pasti bisa lolos dari hukum dengan menyuap para polisi itu." tutur Freya lagi.
"Lalu Setelah ini apa yang akan kau lakukan?" tanya Daffin.
"Aku belum tahu" jawab Freya sendu.
"Baiklah, Jangan pikirin hal itu dulu yang terpenting saat ini kau harus sembuh terlebih dahulu" ucap Daffin, mengalihkan pembicaraan karena melihat Freya kembali termenung.
"Iya,.... Maaf aku sudah begitu banyak membuatmu kesulitan, aku akan berusaha untuk sembuh dengan cepat dan aku akan membayar semua biaya yang telah kau keluarkan untuk merawatku, aku akan berusaha mencicil semuanya, walau pun mungkin aku harus membayarnya seumur hidupku, tapi aku berjanji akan membayarnya dan tidak akan ingakar janji." Ucap Freya bersungguh-sungguh.
"Jangan pikirkan itu, aku menolongmu dengan ihlas" jawab Daffin sedikit kikuk karena tidak tahu harus mengatakan apa lagi.
"Em... Bagaimana bisa kau begitu pasih berbicara Bahasa Indonesia?" tanya Daffin mengalihkan pembicaraan.
"Nenek dari mommyku berasal dari Indonesia, aku banyak belajar bahasa indonesia darinya, waktu kecil aku suka datang ke Indonesia di setiap satu tahun sekali saat libur panjang, hal itu karena Daddyku yang berasal dari Belgia memiliki banyak kesibukan yang cukup padat sehingga kami hanya bisa berkunjung satu tahun sekali saja, saat itu kami sering bermain bersama, dan memasak bersama, tapi saat ini nenekku sudah meninggal dan begitupun orang tuaku hiks.. hiks.. "Jelas Freya dengan air mata yang kembali mengalir.
Daffin sungguh di buat bingung sendiri saat ini, pasalnya dia tidak tahu bagaimana caranya menghibur hati yang sedang sedih dan terluka.
"Em... Apa kau sudah makan?" tanya Daffin kembali mengalihkan pembicaraan, berharap Freya bisa berhenti menangis kembali.
"Sudah" jawab Freya sambil menghapus air matanya.
"Sudah minum obat?" tanya Daffin lagi.
"Sudah" jawab Freya lagi.
"Sebenarnya apa yang ingin kau tanyakan?" tanya Freya.
Mendengar itu Daffin jadi kikuk sendiri dan tidak tahu harus menjawab apa.
"Em... Tidak ada" jawab Daffin
Lalu Freya tersenyum pada Daffin dengan seyuman yang begitu manis.
"Hey, dia begitu manis saat tersenyum" ucap Daffin dalam hati.
"Beristirahatlah, agar kau bisa cepat pulih" ucap Daffin.
Dan dia angguki Freya, karena sebenarnya Freya memang sudah sangat mengantuk, karena pengaruh obat yang dia minum. Freya memejamkan matanya dan tak membutuhkan waktu lama Freya mulai tertidur pulas.
Daffin memandangi begitu intens wajah cantik alami Freya, "Cantik" gumamnya sambil tersenyum kecil.
"Nasibmu sungguh malang, semoga setelah ini, kau akan bahagia" Ucap Daffin lirih.
Hari berganti begitu cepat, satu minggu telah berlalu, kini Freya sudah di perolehkan untuk pulang.
"Em... Setelah ini kau akan ke mana?" tanya Edwin pada Freya.
"Aku tidak tahu, tapi mungkin aku akan kembali ke rumah nenekku" jawab Freya.
"Rumah Nenekmu, apa itu tidak terlalu berbahaya?" tanya Daffin.
"Seperti yang pernah aku katakan aku kabur dari rumah nenekku setelah orang tua dan nenek ku di bunuh oleh keluarga pamanku, mungkin jasad orang tuaku dan nenek masih ada di sana, dan belum ada yang memakamkannya dengan layak, jadi aku harus ke sana demi jasad orang tua ku dan nenekku" ucap Freya sendu.
Sejenak, Daffin dan Edwin saling tatap mereka memikirkan hal yang sama,
"Kami akan mengantarkan mu ke sana" ucap Daffin.
"Kalian yakin?" Tanya Freya memastikan.
"Tentu saja kami sangat yakin" jawab Edwin.
"Sungguh?" tanya Freya lagi.
"Ya Kami bersungguh-sungguh" Jawab Edwin lagi, dan di angguki oleh Daffin.
"Kalau begitu terimakasih" ucap Freya senang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
itanungcik
ceritanya 👍👍👍👍
2023-03-29
0