One Night Stand With Presdir

One Night Stand With Presdir

Segalanya yang pertama

"Arghhh … sialan, tubuhmu nikmat sekali."

"Shhhh .. sakit. lepaskan saya, Tuan. Sakit sekali …"

Erangan penuh kenikmatan bercampur rasa sakit memenuhi kamar apartemen mewah milik seorang pria tampan.

Keringat yang membasahi tubuh keduanya menjadi saksi seperti apa pergulatan di atas ranjang yang panas itu.

Tangisan dari si gadis menunjukkan betapa sakitnya tubuh dan hatinya. Apa yang telah ia jaga, direnggut paksa darinya oleh sosok pria yang terus memacu diri.

"Arghhhh!!!" Pria itu melenguh panjang setelah mendapatkan pelepasan yang kesekian kalinya.

Pria itu langsung tertidur dengan perasaan puas menyelimutinya.

***

Tampak seorang pria berjas biru muda datang seorang diri ke sebuah restoran yang sudah dijanjikan sebelumnya dengan sang klien. Bersama dengan asisten pribadinya, ia mendekat ke meja dimana calon kliennya sudah menunggu.

Pria itu duduk, menyambut uluran tangan calon kliennya dengan wajah tanpa ekspresi sama sekali.

"Akhirnya saya bisa bertemu dengan tuan Aksara Delvin Abiputra. Senang sekali rasanya." Ucap pria itu dengan wajah yang bangga.

Pria berjalan biru yang dikenal oleh kebanyakan pengusaha dan masyarakat sebagai sosok pengusaha muda sukses, putra tunggal keluarga Abiputra. Aksara Delvin.

Aksa tersenyum miring mendengar itu. Bukan hal yang aneh lagi jika ada yang memujinya di pertemuan pertama, sebab dia memang seorang yang patut mendapatkan pujian.

Wajahnya yang tampan, dan kekayaan yang melimpah membuat setiap gadis akan dengan suka rela naik ke ranjangnya.

Namun Aksa bukan pria sembarangan. Tubuhnya tidak tersentuh selain dengan orang-orang terdekat dan memang kapasitasnya.

Aksa orang yang misterius, tegas dan tidak pernah tersenyum lebar. Sekalipun senyuman tercipta, maka itu adalah senyuman miring meremehkan atau menjatuhkan.

Senyuman inilah yang selalu membuat para gadis merasa di jatuhkan. Tidak mendapatkan tubuh, tetapi hanya mendapatkan senyuman remeh.

Aksa tidak pernah peduli apa kata orang, termasuk kata orang tuanya. Berulangkali di suruh menikah, Aksa selalu menolak.

Baginya sebuah pernikahan adalah permainan, dimana saat kebahagiaan datang itu berarti kau menang. Begitupun sebaliknya.

Selain itu, Aksa benci tangisan dan rengekan manja dari seorang gadis. Ia benci sekali. Ia tidak suka hal-hal yang berisik.

Aksa adalah pria yang begitu tenang dan suka kesunyian. Dia suka membaca buku di tengah ruangan yang gelap dan hanya satu lampu yang menyoroti bukunya saja.

"Langsung saja pada intinya, saya tidak bisa buang-buang waktu." Ucap Aksa dengan tangan menopang di atas meja.

Pria bernama Beno lekas berdehem. "Begini, Tuan Aksa. Saya berniat mengajak anda kerja sama dengan keuntungan 50 persen masing-masing. Anda pasti tahu perusahaan saya, dan saya yakin jika kerja sama ini akan sangat menguntungkan bagi kita berdua." Ucap Beno menjelaskan dengan hati-hati.

"Saya ingin–" ucapan Beno terhenti saat Aksa mengangkat tangannya, meminta pria itu berhenti bicara.

"Saya tidak mau, 65 persen keuntungan di saya, atau tidak perlu ada kerja sama." Ucap Aksa dengan santai.

Satu lagi kepribadian yang Aksa punya ialah, selalu memikirkan secara matang keuntungan dari tiap kerja sama dengan sebuah perusahaan.

Perusahaan milik keluarganya adalah perusahaan kontraktor terbesar dan terkenal, maka dari itu ia harus bisa memanfaatkan 'bonafit' perusahaan keluarganya demi keuntungan yang besar.

Aksa mengulurkan tangannya pada sang asisten, meminta dokumen yang langsung diberikan padanya.

"Jika anda menerima, silahkan tanda tangani." Ucap Aksa seraya menyodorkan map itu di depan Beno.

Wajah Beno tampak pucat, bimbang harus bagaimana. Keuntungan yang Aksa minta cukup besar, namun peluang keuntungan lainnya jelas terlihat jika berhasil bekerja sama dengan perusahaan besar seperti Abitratex company.

"Tuan, boleh saya memikirkannya dulu. Sebelumnya maaf, saya belum memikirkan kemungkinan seperti ini." Ucap Beno dengan pelan.

Aksa menatap asistennya, Xyan. Pria itu memberikan anggukkan kepala yang singkat usai biara dengan sang asisten pribadi.

"Bicarakan dengan asisten saya, saya harus pergi." Ucap Aksa lalu bangkit dari duduknya.

"Tuan Aksa, setidaknya minumlah sedikit. Anggap ini sebagai tanda setuju dari saya," kata Beno buru-buru mengangkat dua buah gelas minuman.

Aksa mengambilnya, ia lalu menenggaknya hingga tandas. Aksa meletakkan gelas kosong itu, kemudian pergi.

Aksa melangkahkan kakinya keluar dari restoran tersebut. Namun saat ia masih melangkah, tiba-tiba rasa pusing menyerangnya.

Pria itu memegangi kepalanya, mencubit sedikit pangkal hidungnya dengan mata yang terpejam. Sebelah tangan Aksa memegang kap mobilnya yang terparkir disana.

"Hai." Seorang wanita tiba-tiba datang dan langsung menyapa Aksa.

Aksa menoleh, menatap aneh pada gadis yang ada dihadapannya. Pakaian yang begitu terbuka, dan riasan wajah yang begitu merona.

"Siapa kau?" Tanya Aksa mendelik tajam.

Wanita itu tersenyum, ia mendekatkan diri pada Aksa lalu merangkul lengannya. Menyentuhkan dua aset pribadinya ke tangan Aksa dengan sengaja.

Aksa semakin merasa pusing dan panas. Ia seakan ingin membuka seluruh pakaiannya sekarang juga.

"Apa kau kepanasan? Mau aku bantu?" Bisik wanita itu dengan tatapan menggoda.

Aksa mengerem, ia mendorong wanita itu menjauh sambil menggosok tengkuknya.

"Sialann, lihat apa yang akan aku lakukan padamu Beno!!!" Geram Aksa lalu buru-buru masuk ke dalam mobilnya.

Aksa bukan pria bodoh yang tidak tahu reaksi obat apa yang ia rasakan saat ini. Aksa berusaha untuk tetap sadar sampai di apartemen nanti.

Aksa harus berendam. Ia tidak sudi jika harus menuntaskan ini semua atas bantuan wanita murahan yang sembarangan dan tidak tahu kesehatannya.

"Sial, panas sekali!!" Umpat Aksa kesal, bahkan sampai memukul stir mobilnya.

Akhirnya setelah perjalanan beberapa menit, Aksa sampai di apartemennya. Pria itu naik lift dan menekan nomor lantai dimana unitnya berada.

"Panas sekali, aku harus segera sampai di apartemen. Efek obat sialann ini harus di hilangkan!!" Gumam Aksa sambil terus menggosok tengkuknya.

Aksa sampai di lantai tujuannya. Pria itu berjalan dengan lunglai menuju unit miliknya. Aksa masih ingat nomor berapa unit tempat tinggalnya.

Ini bukan kisah romansa dalam novel dimana ia akan salah masuk unit orang lain.

Sampai di depan unitnya, Aksa terjatuh. Pria itu tidak kuasa menahan efek obat perangsang yang di berikan padanya.

"Arghhh!!!" Erang Aksa penuh emosi.

"Astaga, Tuan. Anda tidak apa-apa?" Tanya seseorang datang dan langsung mendekati Aksa.

Samar, Aksa bisa melihat wajah gadis bertopi hitam dan berbaju merah itu. Ia lalu menunjuk ke arah unitnya.

"T-tolong saya." Ucap Aksa dengan terbata-bata.

"Ini unit anda, baiklah mari saya bantu." Ucap gadis itu lalu melingkarkan tangan Aksa di lehernya.

Dengan sekuat tenaga, gadis itu memapah Aksa untuk masuk ke dalam unitnya yang sudah terbuka usai di finger print oleh Aksa.

"Tuan, apa perlu saya panggil dokter?" Tanya gadis itu sambil terus memapah Aksa.

Aksa tidak menjawab, tatapan pria itu semakin buram. Pikirannya mulai hilang sadar. Aksa menoleh, menatap wajah gadis itu yang benar-benar natural.

Aksa memejamkan matanya, menghirup dalam-dalam aroma gadis itu yang sangat memabukkan.

"Tuan, saya hanya bisa mengantar anda sampai disini. Saya harus pergi, pelanggan saya sudah menunggu." Ucap gadis itu.

Mendengar itu, Aksa tertawa remeh ditengah kesadarannya yang mulai menipis.

"Heuh, jadi kau sama seperti gadis diluar sana. Kau wanita murahan," ucap Aksa dengan begitu enteng.

Gadis itu tidak menyahut, ia paham akan kondisi pria di sebelahnya yang mulai kehilangan kesadarannya.

Gadis itu hendak merebahkan tubuh Aksa di sofa, namun siapa sangka malah dirinya yang berbaring dibawah kungkungan pria yang tadi ditolongnya.

"T-tuan, lepaskan saya. Saya harus pergi," pinta gadis itu berusaha untuk bangkit, namun dicegah Aksa.

Aksa tersenyum miring. "Kemana? Menemui pelanggan mu heuh?" Tanya Aksa.

"Tuan, anda tidak sadar. Tolong menjauh lah dari saya." Pinta gadis itu meronta di bawah kungkungan Aksa.

"DIAM! SAYA BISA MEMBAYAR MU LEBIH DARI ORANG LAIN!!" Bentak Aksa yang benar-benar sudah hilang kesadaran.

"Hiks … tuan lepaskan saya, saya bukan wanita seperti itu." Gadis itu menangis sambil meronta-ronta.

Tangisan gadis itu malah membuat nafsu Aksa semakin berkobar. Pria itu dengan gerakan cepat langsung menunduk dan membungkam mulut gadis itu dengan ciuman yang kasar.

Gadis itu berusaha menghindar, tapi Aksa menangkup wajahnya dengan penuh tenaga sehingga gadis itu kalah.

"Eumhhhh … lepaskan, Tuan. Saya harus pergi, tolong lepaskan saya!!" Pinta gadis itu semakin keras menangis.

Aksa menulikan pendengarannya, pria itu melepaskan jas dan kemeja uang yang digunakannya, lalu bergantian membuka pakaian si gadis.

Aksa meraih tas kecil yang ada di pinggang gadis itu lalu melemparnya dengan asal. Setelahnya Aksa membuka baju dan seluruh pakaiannya.

"Ahhhh …"

Gadis itu meronta dan menangis penuh rasa sakit saat merasakan pertahannya selama ini telah diambil paksa.

Aksa sendiri tidak mempedulikan lawan mainnya. Ia hanya butuh pelampiasan, dan gadis ini datang untuk memberikan tubuhnya.

"Sial, kau sempit sekali." Geram Aksa semakin menggerakkan tubuhnya.

"S-sakit, Tuan. Hiks … tolong lepaskan saya, sakit …" gadis itu terus meronta dam memohon ampun.

Aksa bergerak demi kenikmatannya sendiri. Pria itu tidak memikirkan perasaan gadi di bawahnya yang terus meronta-ronta penuh rasa sakit.

Sampai akhirnya, Aksa mendapatkan pelepasan pertamanya. Namun itu bukan akhir, ia kembali bergerak dengan gadis itu yang duduk di pangkuannya.

Gadis itu terus saja mengeluh sakit, dan Aksa masih tidak mempedulikannya. Aksa terus melakukannya karena kesadarannya yang telah hilang sepenuhnya.

Permainan Aksa yang kasar terus saja berpindah tempat sampai akhirnya ia membawa gadis itu ke kamarnya.

Ia mengajak gadis itu berolahraga diatas ranjang yang sebelumnya tidak pernah disentuh oleh gadis manapun juga.

Gadis di bawah kungkungan Aksa adalah gadis pertama yang ia nikmati dan menikmatinya. Serta ranjangnya adalah ranjang yang pertama kali ditempati gadis itu.

"T-tuan, cukuphhh. Sakit sekali …" pinta gadis itu dengan nafas yang semakin terengah-engah.

"Kau benar-benar sempit dan nikmat." Sahut Aksa berbisik penuh godaan di telinga gadis itu.

HAI, KETEMU LAGI DENGAN CERITA BARU DARI AKU🤗 JANGAN LUPA UNTUK DUKUNG KARYA INI D DENGAN LIKE DAN KOMEN POSITIF ✨

Bersambung..............................

Terpopuler

Comments

Alifah Azzahra💙💙

Alifah Azzahra💙💙

Mampir yah Thor 🥰

2024-05-05

1

sherly

sherly

OMG malang betul nasib gadis nih, sebutan pelanggan malah disalah artika aksa

2024-03-01

0

ALIKA🥰🥰CHEN ZHE YUAN.LIN YI

ALIKA🥰🥰CHEN ZHE YUAN.LIN YI

😁

2024-02-10

0

lihat semua
Episodes
1 Segalanya yang pertama
2 Dia perawan?
3 Profesi lain
4 Dunia yang kejam
5 Terus teringat
6 Jadi pelanggan itu ....
7 Menemui gadis itu?
8 Merasa terbebani
9 Telat datang
10 Aku mau itu!
11 Dia hamil!
12 Pertemuan Oma Nuri dan Ayesha
13 Gugurkan kandungannya
14 Aku ayah bayi ini
15 Bertemu Oma lagi
16 Aksa akan bertanggung jawab
17 Ngidam yang sama
18 Gadis ceroboh
19 Ingat namaku baik-baik
20 Keputusan Ayesha
21 Sepenggal masa lalu
22 Anda pria hebat
23 Masakan gadis itu
24 Melisa menemui Ayesha
25 Calon istriku
26 Hari pernikahan
27 Penyerangan
28 Kau harus merawatku!
29 Tidur diluar
30 Kan anda suami saya
31 Kau hebat, Ay
32 Cium aku!
33 Kau sangat menggemaskan
34 Kan semalam sudah
35 Pencemburu
36 Memanjakan suami
37 Mood ibu hamil
38 Kedatangan Melisa
39 Apa aku mencintainya?
40 Jatuh hati
41 Kembali tegang
42 Lontong dan lemper
43 Perdebatan Pandu
44 Belanja bareng paksu
45 Kasih sayang Aksa
46 Selalu menginginkannya
47 Saya sangat mencintainya
48 Nasihat Xyan
49 Ayesha terluka
50 Nasib jomblo
51 Gadis nakal!
52 Pujian suami
53 Amarah Aksa
54 Tidak mungkin mencintaiku
55 Aksa ngambek (Visual)
56 Aku kangen kamu, Xyan
57 Penutup versi Aksa
58 Melisa dan Pandu berulah
59 Ayesha bimbang
60 Bertemu Aaron
61 Romantis di kantor
62 Terbongkar rencana Tiara
63 Pagi manis manja
64 Kejutan dari Aksa
65 Pelukan menenangkan
66 Cook and kiss
67 Kejutan Xyan
68 Masa lalu Melisa
69 Melisa tewas
70 Kekhawatiran Ayesha
71 Sikap Pandu
72 Xyan siuman
73 Bentakan Aksara
74 Ayesha diculik
75 Redic melarikan diri
76 Teman lama
77 Masa lalu Xyan
78 Kesalahan
79 Menyakinkan Pandu
80 Bertemu dokter koas
81 Pandu mengetahui
82 Saya nggak akan kabur!
83 Dia ganteng banget
84 Dalaman
85 Menyusu di kantor
86 Dua perbedaan
87 Mengabiskan waktu dan uang
88 Opening restoran
89 Curhatan hati
90 Kamar mandi gerah
91 Serangan again
92 Ingin melenyapkan
93 Tersinggung
94 Parfume anda apa?
95 Sama-sama diam
96 Keributan
97 Pesan ancaman
98 Xyan khawatir?
99 Sisi lain Cantika
100 Tanpa rencana
101 Alasan Xyan
102 Rebutan bekal
103 Cantika kecelakaan
104 Butuh donor darah
105 Persyaratan donor darah
106 Akhirnya siuman
107 Rencana pernikahan
108 Gaji Xyan UMR?
109 Alasan bersedia menikah
110 Cincinku diambil
111 Dua tamparan
112 Cantika terharu
113 Rika dipenjara
114 Persiapan pernikahan
115 Gugup sekali
116 Sah!!
117 Mulus dan wangi
118 Siap ambil hak?
119 Akhirnya
120 Kopi pertama
121 Pulang
122 Kamu terlihat cantik
123 Perlindungan Xyan
124 Malu-malu
125 Saling menggoda
126 Xyan, suami pengertian
127 Ada saya yang hangatin
128 Menantu yang baik
129 Cinta terakhirku
130 Aku ngantuk, Mas
131 Daddy Aksa
132 Kesayangan papi Aksa
133 Ketakutan Aksara
134 Harinya pangeran kecil
135 Menolak
136 Mode siang atau malam?
137 Maafin aku, Mi
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Segalanya yang pertama
2
Dia perawan?
3
Profesi lain
4
Dunia yang kejam
5
Terus teringat
6
Jadi pelanggan itu ....
7
Menemui gadis itu?
8
Merasa terbebani
9
Telat datang
10
Aku mau itu!
11
Dia hamil!
12
Pertemuan Oma Nuri dan Ayesha
13
Gugurkan kandungannya
14
Aku ayah bayi ini
15
Bertemu Oma lagi
16
Aksa akan bertanggung jawab
17
Ngidam yang sama
18
Gadis ceroboh
19
Ingat namaku baik-baik
20
Keputusan Ayesha
21
Sepenggal masa lalu
22
Anda pria hebat
23
Masakan gadis itu
24
Melisa menemui Ayesha
25
Calon istriku
26
Hari pernikahan
27
Penyerangan
28
Kau harus merawatku!
29
Tidur diluar
30
Kan anda suami saya
31
Kau hebat, Ay
32
Cium aku!
33
Kau sangat menggemaskan
34
Kan semalam sudah
35
Pencemburu
36
Memanjakan suami
37
Mood ibu hamil
38
Kedatangan Melisa
39
Apa aku mencintainya?
40
Jatuh hati
41
Kembali tegang
42
Lontong dan lemper
43
Perdebatan Pandu
44
Belanja bareng paksu
45
Kasih sayang Aksa
46
Selalu menginginkannya
47
Saya sangat mencintainya
48
Nasihat Xyan
49
Ayesha terluka
50
Nasib jomblo
51
Gadis nakal!
52
Pujian suami
53
Amarah Aksa
54
Tidak mungkin mencintaiku
55
Aksa ngambek (Visual)
56
Aku kangen kamu, Xyan
57
Penutup versi Aksa
58
Melisa dan Pandu berulah
59
Ayesha bimbang
60
Bertemu Aaron
61
Romantis di kantor
62
Terbongkar rencana Tiara
63
Pagi manis manja
64
Kejutan dari Aksa
65
Pelukan menenangkan
66
Cook and kiss
67
Kejutan Xyan
68
Masa lalu Melisa
69
Melisa tewas
70
Kekhawatiran Ayesha
71
Sikap Pandu
72
Xyan siuman
73
Bentakan Aksara
74
Ayesha diculik
75
Redic melarikan diri
76
Teman lama
77
Masa lalu Xyan
78
Kesalahan
79
Menyakinkan Pandu
80
Bertemu dokter koas
81
Pandu mengetahui
82
Saya nggak akan kabur!
83
Dia ganteng banget
84
Dalaman
85
Menyusu di kantor
86
Dua perbedaan
87
Mengabiskan waktu dan uang
88
Opening restoran
89
Curhatan hati
90
Kamar mandi gerah
91
Serangan again
92
Ingin melenyapkan
93
Tersinggung
94
Parfume anda apa?
95
Sama-sama diam
96
Keributan
97
Pesan ancaman
98
Xyan khawatir?
99
Sisi lain Cantika
100
Tanpa rencana
101
Alasan Xyan
102
Rebutan bekal
103
Cantika kecelakaan
104
Butuh donor darah
105
Persyaratan donor darah
106
Akhirnya siuman
107
Rencana pernikahan
108
Gaji Xyan UMR?
109
Alasan bersedia menikah
110
Cincinku diambil
111
Dua tamparan
112
Cantika terharu
113
Rika dipenjara
114
Persiapan pernikahan
115
Gugup sekali
116
Sah!!
117
Mulus dan wangi
118
Siap ambil hak?
119
Akhirnya
120
Kopi pertama
121
Pulang
122
Kamu terlihat cantik
123
Perlindungan Xyan
124
Malu-malu
125
Saling menggoda
126
Xyan, suami pengertian
127
Ada saya yang hangatin
128
Menantu yang baik
129
Cinta terakhirku
130
Aku ngantuk, Mas
131
Daddy Aksa
132
Kesayangan papi Aksa
133
Ketakutan Aksara
134
Harinya pangeran kecil
135
Menolak
136
Mode siang atau malam?
137
Maafin aku, Mi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!