Profesi lain

Aksa terdiam menatap rumah mewah di hadapannya. Pria itu menghela nafas lalu melangkahkan kakinya masuk. Baru saja kakinya melewati pintu, telinganya sudah di sambut oleh teriakan melengking seorang wanita tua.

Aksa menghela nafas, inilah yang membuatnya harus berpikir dua kali untuk datang ke mansion.

"Bagus ya, mentang-mentang oma sudah tua dan kamu melupakan oma yang masih hidup ini." Ucap seorang wanita tua yang duduk di atas kursi rodanya.

Aksa menatap sang nenek, lalu tersenyum. Pria itu menghampiri neneknya, lalu berlutut di hadapannya.

"Apa kabar, Oma?" Sapa Aksa dengan penuh senyuman.

"Cih, hentikan senyuman palsu itu. Aku tidak suka melihatnya!" Cibir oma Nuri, ibu dari papa Aksa.

"Terserah pada oma." Balas Aksa cuek, lalu memasang wajah yang datar dan dingin.

Oma Nuri tampak membuka mata dan mulutnya lebar. Sesaat kemudian ia hanya bisa geleng-geleng kepala. Sudah bukan hal aneh jika cucunya bersikap dingin dan cuek.

"Xyan, apa kau tidak bosan bekerja dengannya?" Tanya oma Nuri dengan kesal.

"Saya tidak mungkin begitu, Nyonya besar." Jawab Xyan menundukkan kepalanya sopan.

Oma Nuri menghela nafas lelah, ia mengusap dadanya yang sedikit nyeri melihat kelakuan dua cucunya.

"Lagipula kenapa oma memintaku datang?" Tanya Aksa seraya duduk di sofa.

Oma Nuri mengambil sapu yang sedang digunakan untuk bersih-bersih, lalu mendekati Aksa dengan memutar kursi rodanya sendiri.

Oma Nuri langsung memukul cucunya itu dengan sapu, di bagian pahanya. Tidak terlalu keras, namun berhasil membuat Aksa melotot.

"Apa matamu itu mau oma colok heuh?" Tanya oma Nuri geram.

Aksa berdecak. "Oma, katakan saja apa yang ingin oma katakan padaku sampai-sampai memintaku datang kesini." Ucap Aksa tidak sabaran.

"Kau ini benar-benar ya, apa tidak ada belas kasihan dalam dirimu pada oma yang sudah tua renta begitu heuh?" Tanya oma Nuri.

"Jika tahu begini, lebih baik kau tinggal di Amerika sekalian. Percuma oma membawamu kesini, tapi kau tidak pernah perhatian." Tambah oma Nuri sedih.

Aksa membuang nafasnya kasar. Wanita tua memang selalu pandai bersandiwara dan membuat lawan bicaranya tidak tega.

Aksa bangkit dari duduknya, ia mendekati sang oma dan bersimpuh di hadapannya.

"Apa yang oma inginkan?" Tanya Aksa, nada bicaranya lebih lembut dari sebelumnya.

"Kau yakin bertanya begitu padaku?" Tanya oma Nuri memastikan.

"Tidak juga sih, tapi aku akan berusaha mengabulkan permintaan oma selama itu wajar." Jawab Aksa kembali dengan tabiatnya yang cuek.

"Ya Tuhan, kenapa bisa engkau memberiku cucu sepertinya." Ungkap oma Nuri seakan protes dengan sang pencipta.

Aksa mendengus kecil. "Oma, cepatlah! Aku tidak punya waktu, jangan terus bermain drama." Pinta Aksa gemas sendiri.

"Dasar cucu kurang ajar, apa begitu caramu bicara?!" Sahut oma Nuri lalu menarik telinga cucunya.

Aksa menjerit kesakitan, telinganya hampir putus, namun Xyan malah dengan kurang ajarnya tertawa puas.

"Xyan, aku akan memotong gajimu. Lihat saja!!" Ucap Aksa dengan kesal.

Mendengar itu, Xyan langsung menutup mulutnya. Ia kembali memasang wajah datar tanpa ekspresi.

"Dasar nakal, mana bisa kau memotong gaji adikmu sendiri." Cetus oma Nuri lalu memukul pelan kepala cucunya.

Xyan merasa menang dibela oleh wanita tua yang sudah tulus membesarkannya selama ini.

"Oma, baik-baik aku minta maaf. Lepaskan telingaku, aku mohon!!" Pinta Aksa berusaha melepaskan jeweran omanya.

Akhirnya oma Nuri melepaskan jeweran di telinga Aksa, hal itu Aksa manfaatkan untuk menjauhi neneknya.

"Oma, sebenarnya oma mau apa?" Tanya Aksa lembut.

"Aku mau kau menikah, Aksa." Jawab oma Nuri.

Wanita tua berdarah indo Amerika itu sudah sangat menginginkan cucunya menikah. Ratusan kali ia membawa seorang gadis untuk dikenalkan pada cucunya itu, namun Aksa selalu menolak.

Bahkan akibat sikapnya yang terus menjodoh-jodohkan, Aksa sampai memilih pindah ke apartemen.

"Oma, aku sudah pernah mengatakannya. Aku tidak mau menikah, menikah itu hanya akan membuat hati sakit." Sahut Aksa dengan wajah tanpa ekspresi.

"Gundulmu, jika hanya akan membuat sakit hati lalu kenapa aku bisa hidup dengan opamu selama puluhan tahun, sampai maut akhirnya memisahkan kami." Celetuk oma Nuri benar-benar tidak habis pikir jalan pikiran cucunya.

"Oma, aku belum siap. Tolong jangan memaksaku, aku akan menikah saat aku mau." Pinta Aksa menyatukan kedua tangannya memohon.

"Aneh kau ini, dimana-mana orang ingin cepat menikah." Cibir oma Nuri.

"Kau saja duluan, Xyan. Mau aku carikan gadis?" Tanya oma Nuri pada Xyan.

"Tidak, Nyonya besar. Saya juga belum siap menikah," tolak Xyan menggelengkan kepalanya.

Oma Nuri hanya bisa geleng-geleng kepala sambil menghela nafas. Tidak mengerti kemana arah jalan pikiran kedua cucunya.

"Oma, jika tidak ada yang dibicarakan lagi, aku pergi. Aku masih banyak pekerjaan," kata Aksa siap melangkah pergi.

"Nanti dulu, aku belum selesai bicara. Sekarang jawab pertanyaan ku, apa terjadi sesuatu padamu, misalnya kencan?" Tanya oma Nuri.

"Aku pergi." Aksa langsung pergi tanpa menyahuti pertanyaan neneknya.

"Hei, AKSA … AKSARA DELVIN!!" panggil Oma Nuri berteriak, namun tidak dihiraukan oleh cucunya.

Xyan menundukkan kepalanya sopan. "Saya permisi, Nyonya besar." Pamit Xyan lalu pergi meninggalkan mansion.

Oma Nuri mengerem kesal, ia geram sekali pada kedua cucunya yang sama-sama selalu menolak pernikahan.

Alasannya pun sama, belum siap. Benar-benar alasan yang kuno.

Sementara Aksa, pria itu pergi bersama Xyan untuk melanjutkan pekerjaan mereka. Hari ini Aksa akan mengirim barang ke luar negeri melalui jalur laut.

Kini Aksa dan Xyan sedang menuju pelabuhan untuk melihat pengiriman barang-barang mereka berdua.

Sampai di pelabuhan, Aksa langsung turun dari mobil. Sederet pria berbaju hitam tampak berbaris memberikan hormat pada Aksa dan Xyan.

"Sudah semua?" Tanya Aksa.

"Sudah, Tuan. Semua barang-barang ini telah siap untuk dikirim." Jawab salah satu anak buah Aksa.

Aksa manggut-manggut, ia berjalan mendekati meja dimana ada box diatasnya. Aksa membukanya, ia mengambil barang tersebut dan mengangkatnya.

"Sudah diperiksa sebelumnya kan? Saya tidak mau jika sampai ada kesalahan." Ucap Aksa tegas.

"Sudah, Tuan. Anda jangan khawatir," jawab anak buah yang tadi menjawab.

Aksa mengusap senjata api itu lalu membolak-baliknya. Aksa bisa melihat di bagian kepala pistol, ada inisial namanya, Mr. D.

Aksa meletakkan pistol itu dan menutup boxnya kembali. Ia lalu mempersilahkan anak buahnya untuk segera membawa itu semua dan mengirimnya.

Barang-barang itu akan dikirim ke Thailand, tentu secara ilegal.

Ini memang pekerjaan Aksa yang lain. Pekerjaan yang tertutup dan tidak diketahui siapapun selain Xyan.

Aksara Delvin Abiputra adalah seorang Presdir, sekaligus mafia yang suka menyeludupkan senjata api ke berbagai negara demi meraup keuntungan besar.

Setelah merasa beres, Aksa pun mengajak Xyan untuk pergi dari sana. Mereka berdua memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing.

"Xyan, aku punya satu pekerjaan lagi untukmu." Ucap Aksa.

"Iya, Tuan." Balas Xyan menganggukkan kepalanya patuh.

"Selidiki gadis yang menghabiskan malam denganku, aku mau laporannya sudah ada padaku besok." Ujar Aksa tanpa menatap asistennya.

"Baik, Tuan." Xyan lagi-lagi hanya bisa membalas dengan anggukkan kepala.

JANGAN BOSAN-BOSAN UNTUK BACA DAN KOMEN KARYA AKU YA GUYS 🥺

Bersambung.........................

Terpopuler

Comments

himawatidewi satyawira

himawatidewi satyawira

jiah makpia jg tho..udh curiga wkt xyan blng pengiriman brng pake bidik" tetangga

2023-11-10

0

Kimo Miko

Kimo Miko

nah gitu dong ada rasa tanggung jawabnya 👍👍

2023-07-19

0

Siti Syamsiah Mattjik

Siti Syamsiah Mattjik

pasti punya anak ama nih cewek

2023-06-16

2

lihat semua
Episodes
1 Segalanya yang pertama
2 Dia perawan?
3 Profesi lain
4 Dunia yang kejam
5 Terus teringat
6 Jadi pelanggan itu ....
7 Menemui gadis itu?
8 Merasa terbebani
9 Telat datang
10 Aku mau itu!
11 Dia hamil!
12 Pertemuan Oma Nuri dan Ayesha
13 Gugurkan kandungannya
14 Aku ayah bayi ini
15 Bertemu Oma lagi
16 Aksa akan bertanggung jawab
17 Ngidam yang sama
18 Gadis ceroboh
19 Ingat namaku baik-baik
20 Keputusan Ayesha
21 Sepenggal masa lalu
22 Anda pria hebat
23 Masakan gadis itu
24 Melisa menemui Ayesha
25 Calon istriku
26 Hari pernikahan
27 Penyerangan
28 Kau harus merawatku!
29 Tidur diluar
30 Kan anda suami saya
31 Kau hebat, Ay
32 Cium aku!
33 Kau sangat menggemaskan
34 Kan semalam sudah
35 Pencemburu
36 Memanjakan suami
37 Mood ibu hamil
38 Kedatangan Melisa
39 Apa aku mencintainya?
40 Jatuh hati
41 Kembali tegang
42 Lontong dan lemper
43 Perdebatan Pandu
44 Belanja bareng paksu
45 Kasih sayang Aksa
46 Selalu menginginkannya
47 Saya sangat mencintainya
48 Nasihat Xyan
49 Ayesha terluka
50 Nasib jomblo
51 Gadis nakal!
52 Pujian suami
53 Amarah Aksa
54 Tidak mungkin mencintaiku
55 Aksa ngambek (Visual)
56 Aku kangen kamu, Xyan
57 Penutup versi Aksa
58 Melisa dan Pandu berulah
59 Ayesha bimbang
60 Bertemu Aaron
61 Romantis di kantor
62 Terbongkar rencana Tiara
63 Pagi manis manja
64 Kejutan dari Aksa
65 Pelukan menenangkan
66 Cook and kiss
67 Kejutan Xyan
68 Masa lalu Melisa
69 Melisa tewas
70 Kekhawatiran Ayesha
71 Sikap Pandu
72 Xyan siuman
73 Bentakan Aksara
74 Ayesha diculik
75 Redic melarikan diri
76 Teman lama
77 Masa lalu Xyan
78 Kesalahan
79 Menyakinkan Pandu
80 Bertemu dokter koas
81 Pandu mengetahui
82 Saya nggak akan kabur!
83 Dia ganteng banget
84 Dalaman
85 Menyusu di kantor
86 Dua perbedaan
87 Mengabiskan waktu dan uang
88 Opening restoran
89 Curhatan hati
90 Kamar mandi gerah
91 Serangan again
92 Ingin melenyapkan
93 Tersinggung
94 Parfume anda apa?
95 Sama-sama diam
96 Keributan
97 Pesan ancaman
98 Xyan khawatir?
99 Sisi lain Cantika
100 Tanpa rencana
101 Alasan Xyan
102 Rebutan bekal
103 Cantika kecelakaan
104 Butuh donor darah
105 Persyaratan donor darah
106 Akhirnya siuman
107 Rencana pernikahan
108 Gaji Xyan UMR?
109 Alasan bersedia menikah
110 Cincinku diambil
111 Dua tamparan
112 Cantika terharu
113 Rika dipenjara
114 Persiapan pernikahan
115 Gugup sekali
116 Sah!!
117 Mulus dan wangi
118 Siap ambil hak?
119 Akhirnya
120 Kopi pertama
121 Pulang
122 Kamu terlihat cantik
123 Perlindungan Xyan
124 Malu-malu
125 Saling menggoda
126 Xyan, suami pengertian
127 Ada saya yang hangatin
128 Menantu yang baik
129 Cinta terakhirku
130 Aku ngantuk, Mas
131 Daddy Aksa
132 Kesayangan papi Aksa
133 Ketakutan Aksara
134 Harinya pangeran kecil
135 Menolak
136 Mode siang atau malam?
137 Maafin aku, Mi
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Segalanya yang pertama
2
Dia perawan?
3
Profesi lain
4
Dunia yang kejam
5
Terus teringat
6
Jadi pelanggan itu ....
7
Menemui gadis itu?
8
Merasa terbebani
9
Telat datang
10
Aku mau itu!
11
Dia hamil!
12
Pertemuan Oma Nuri dan Ayesha
13
Gugurkan kandungannya
14
Aku ayah bayi ini
15
Bertemu Oma lagi
16
Aksa akan bertanggung jawab
17
Ngidam yang sama
18
Gadis ceroboh
19
Ingat namaku baik-baik
20
Keputusan Ayesha
21
Sepenggal masa lalu
22
Anda pria hebat
23
Masakan gadis itu
24
Melisa menemui Ayesha
25
Calon istriku
26
Hari pernikahan
27
Penyerangan
28
Kau harus merawatku!
29
Tidur diluar
30
Kan anda suami saya
31
Kau hebat, Ay
32
Cium aku!
33
Kau sangat menggemaskan
34
Kan semalam sudah
35
Pencemburu
36
Memanjakan suami
37
Mood ibu hamil
38
Kedatangan Melisa
39
Apa aku mencintainya?
40
Jatuh hati
41
Kembali tegang
42
Lontong dan lemper
43
Perdebatan Pandu
44
Belanja bareng paksu
45
Kasih sayang Aksa
46
Selalu menginginkannya
47
Saya sangat mencintainya
48
Nasihat Xyan
49
Ayesha terluka
50
Nasib jomblo
51
Gadis nakal!
52
Pujian suami
53
Amarah Aksa
54
Tidak mungkin mencintaiku
55
Aksa ngambek (Visual)
56
Aku kangen kamu, Xyan
57
Penutup versi Aksa
58
Melisa dan Pandu berulah
59
Ayesha bimbang
60
Bertemu Aaron
61
Romantis di kantor
62
Terbongkar rencana Tiara
63
Pagi manis manja
64
Kejutan dari Aksa
65
Pelukan menenangkan
66
Cook and kiss
67
Kejutan Xyan
68
Masa lalu Melisa
69
Melisa tewas
70
Kekhawatiran Ayesha
71
Sikap Pandu
72
Xyan siuman
73
Bentakan Aksara
74
Ayesha diculik
75
Redic melarikan diri
76
Teman lama
77
Masa lalu Xyan
78
Kesalahan
79
Menyakinkan Pandu
80
Bertemu dokter koas
81
Pandu mengetahui
82
Saya nggak akan kabur!
83
Dia ganteng banget
84
Dalaman
85
Menyusu di kantor
86
Dua perbedaan
87
Mengabiskan waktu dan uang
88
Opening restoran
89
Curhatan hati
90
Kamar mandi gerah
91
Serangan again
92
Ingin melenyapkan
93
Tersinggung
94
Parfume anda apa?
95
Sama-sama diam
96
Keributan
97
Pesan ancaman
98
Xyan khawatir?
99
Sisi lain Cantika
100
Tanpa rencana
101
Alasan Xyan
102
Rebutan bekal
103
Cantika kecelakaan
104
Butuh donor darah
105
Persyaratan donor darah
106
Akhirnya siuman
107
Rencana pernikahan
108
Gaji Xyan UMR?
109
Alasan bersedia menikah
110
Cincinku diambil
111
Dua tamparan
112
Cantika terharu
113
Rika dipenjara
114
Persiapan pernikahan
115
Gugup sekali
116
Sah!!
117
Mulus dan wangi
118
Siap ambil hak?
119
Akhirnya
120
Kopi pertama
121
Pulang
122
Kamu terlihat cantik
123
Perlindungan Xyan
124
Malu-malu
125
Saling menggoda
126
Xyan, suami pengertian
127
Ada saya yang hangatin
128
Menantu yang baik
129
Cinta terakhirku
130
Aku ngantuk, Mas
131
Daddy Aksa
132
Kesayangan papi Aksa
133
Ketakutan Aksara
134
Harinya pangeran kecil
135
Menolak
136
Mode siang atau malam?
137
Maafin aku, Mi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!