Terus teringat

Ayesha selesai menutup restoran milik paman dan bibinya, ia lalu segera pergi setelah memastikan semua pintu terkunci.

Malam ini Ayesha lembur, sebab sore tadi ia datang terlambat dan membuat sepupunya yang harus mengantar pesanan.

Ayesha tidak dibiarkan untuk istirahat, paman dan bibinya meminta dirinya untuk menutup restoran lebih malam dari biasanya.

Biasanya Ayesha akan pulang jam 11 malam, ini ia baru melangkahkan kakinya pukul 1 dini hari. Ayesha benar-benar lelah, sedangkan besok ia sudah harus bekerja lagi.

Sampai di rumah, ternyata pintu dikunci. Ayesha menggedor pintu sedikit keras agar paman dan bibinya lekas membuka pintu.

Benar saja, tidak sampai 5 menit pintu pun terbuka. Bukan paman atau bibinya yang membuka pintu, melainkan Aaron.

"Ay, kau baru pulang?!" Aaron terlihat kaget melihat sepupu perempuannya baru pulang tengah malam, bahkan menjelang pagi.

Ayesha tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. "Iya, Kak. Tadi ada pesanan take away yang cukup banyak, jadi aku nggak bisa tutup restoran." Jawab Ayesha berbohong.

Aaron lekas menarik tangan Ayesha masuk, ia menyalakan lampu ruang tamu, kemudian mengambilkan segelas air untuk Ayesha.

"Minum dulu, Ay. Kau pasti lelah sekali bekerja sendirian, aku tidak tahu jika kau belum pulang. Ku pikir kau sudah istirahat di kamarmu." Tutur Aaron.

Ayesha meminum air yang Aaron berikan, lalu meletakkan gelasnya di atas meja.

"Nggak apa-apa, Kak. Lagipula aku bisa sendiri." Sahut Ayesha.

"Oh iya, ini kunci restorannya. Aku mau langsung ke kamar ya, Kak. Besok kan harus sudah buka restoran lagi." Pamit Ayesha kemudian beranjak dari duduknya dan pergi ke kamarnya.

Ayesha menutup pintu kamar, ia langsung bersih-bersih dan mengganti pakaiannya. Setelah bersih, barulah Ayesha naik ke atas ranjang untuk tidur.

Ayesha memejamkan matanya, namun sepintas ingatan kemarin malam kembali berputar di kepalanya. Sontak hal itu membuat Ayesha membuka mata lagi.

"Kenapa harus terus teringat. Lupakan Ay, lupakan kejadian itu." Bisik Ayesha sambil menepuk-nepuk kepalanya sendiri.

Gadis itu menghela nafas, menatap langit-langit kamarnya yang dindingnya sudah mengelupas. Ia benar-benar lelah dan ingin tidur, tetapi malah teringat sesuatu yang paling ia benci.

Ayesha ingin dia melupakan kejadian itu, sebab ia tidak mau terus terbayang akan wajah pria itu. Pria yang tidak dikenalnya yang mungkin saja saat ini sedang melanjutkan hidupnya dengan tenang.

Ayesha yakin pria itu tidak ingat apapun, dan dia tidak akan merasa telah menodai dirinya malam itu. Apalagi Ayesha yakin, pria itu adalah anak orang kaya.

Ayesha tidak mau dicap mencari kesempatan dengan meminta tanggung sendiri. Kini harapan gadis itu hanya lah, apa yang terjadi kemarin malam, semoga tidak membuahkan hasil apapun.

Gadis itu meraih boneka kesayangannya. Boneka beruang berwarna cokelat pemberian orang tuanya dulu. Ayesha yakin, bersama dengan boneka itu kedua orang tuanya tetap ada di sampingnya untuk menjaga dirinya.

Setelah bersusah payah untuk tidur, akhirnya gadis itu pulas. Wajah lelah dengan jejak-jejak air mata masih belum hilang.

Ayesha bukan hanya lelah bekerja, tetapi ia lelah batin menghadapi setiap perlakuan paman dan bibinya. Gadis itu tidak tahu mengapa adik dan adik ipar dari papanya itu sangat kejam padanya. Seakan Ayesha pernah melakukan kesalahan besar.

Sementara itu di tempat lain, di apartemen milik Aksara. Pria itu baru saja pulang setelah menghabiskan beberapa waktu di bar untuk minum sedikit alkohol.

Aksa tidak tahu mengapa dirinya tiba-tiba mau datang ke tempat tersebut. Ia hanya berpikir mungkin bisa menemukan gadis yang menghabiskan malam bersama kemarin di sana, namun ternyata tidak.

Meski dalam pengaruh obat, Aksa masih ingat sedikit wajah gadis itu dan siluet tubuhnya. Mungil, dan wangi. Wajahnya pun tak bisa Aksa tepis kecantikannya, Aksa mengakuinya.

Pria itu memijat kepalanya yang sedikit pusing, ia berjalan sedikit lunglai lalu masuk ke dalam kamarnya. Tanpa bersih-bersih dulu, Aksa langsung berbaring dan tidur di atas ranjangnya.

***

Keesokan harinya, Aksa bangun dengan kepala yang terasa sangat pusing sehingga ia harus keramas dan mandi air dingin tadi pagi.

Hari ini Aksa harus datang ke kantor dengan cepat, ada rapat dengan dewan direksi di kantornya yang mana akan ada sang papa juga, meski hanya melalui panggilan video.

Aksa keluar dari kamar dengan kemeja dan celana bahan saja. Jas nya belum ia pakai dan hanya ia sampirkan di bahunya.

Aksa menarik kursi meja makan, ia melihat sudah banyak makanan yang tersaji di sana. Tentu hidangan ini disiapkan oleh koki bayarannya yang sengaja ia perintahkan untuk memasak 2 hari sekali.

Aksa melonggarkan sedikit dasinya, ia lalu mulai menyantap sarapannya dengan begitu tenang. Tidak ada suara berisik dari dentingan sendok, dan piring. Entah bagaimana cara pria itu melakukannya.

Sudah pernah dikatakan sebelumnya bahwa Aksa adalah orang yang misterius. Pria itu bisa terlihat sangat tenang, namun bisa juga meledak ketika amarahnya di permainkan.

Aksa pun bukan orang yang banyak berkomentar, ia akan langsung mengambil tindakan, daripadanya banyak bicara.

Aksa melepaskan sendok di tangannya, ia mengambil ponselnya dan mengubungi Xyan.

"Pecat koki di rumahku dan berikan dia gaji tiga kali lipat." Ucap Aksa langsung, bahkan tanpa menunggu sang asisten bicara di seberang sana.

"Baik, Tuan." Xyan terdengar membalas patuh.

Usai mengatakan itu, Aksa meletakkan ponselnya dan mendorong lebih jauh piring makan nya. Hari ini rasa makanan itu berbeda, dan ia tidak menyukainya.

Aksa beranjak dari duduknya, ia mengambil jas yang sempat ia sampirkan di kursi lalu berjalan ke ruang tamu guna mengambil tas kerjanya.

Ketika hendak mengambil tas, gerakan Aksa terhenti melihat secarik kertas berwarna merah dengan gambar ayam goreng di sana.

Aksa mengambilnya, ia membaca voucher makan itu baik-baik. Aksa tidak pernah memesan makanan dari resto murahan.

"Darimana voucher makan ini." Gumam Aksa bertanya-tanya, apalagi jumlahnya lebih dari satu.

Aksa mengambil semua voucher, kemudian membuangnya ke dalam tempat sampah. Aksa tidak punya banyak waktu memikirkan dari mana datangnya voucher tersebut.

Dan lagi, ia tidak pernah merasa pernah makan di restoran bernama diamond chicken. Restoran itu tak pernah ia dengar, dan sudah dipastikan itu hanyalah restoran sederhana yang tidak mungkin Aksa datangi.

Aksa mengambil tas kerja dan kunci mobilnya, setelah itu ia pun pergi dari apartemennya.

Aksa tinggal di kawasan apartemen elit, bahkan di lantai unitnya berada, hanya beberapa unit yang terisi karena harganya yang cukup fantastis.

Alasan itu juga yang memperkuat Aksa akan dugaannya pada gadis yang menghabiskan malam dengannya. Bisa saja 'pelanggan' yang di maksud adalah salah satu orang kaya yang menempati unit di sekitarnya.

Namun pikirannya itu pun diragukan oleh bercak darah yang tertinggal di sofa miliknya, yang menandakan bahwa gadis itu masih segel dan belum tersentuh.

Aksa menghela nafas, ia tidak mau pusing memikirkan itu semua dan hanya perlu sampai di kantor. Aksa yakin, Xyan sudah menemukan semua identitas gadis itu sesuai yang ia perintahkan.

KOMENTAR NYA DITUNGGU SAYANGKU ❤️

Bersambung.............................

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Kamu pikir Ay Cewek apaan?? Karena kamu mikir mlm itu Ay bilang PELANGGAN LAGI MENUNGGU DIA,Lalu kamu langsung cop dia cewek yg gak baik,gitu ya..kamu salah Sa..

2025-01-17

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

BEGO,ASAL KAMU TAU ITU ADALAH PETUNJUK UNTUK KAMU BISA MENEMUKAN GADIS ITU..🤦

2025-01-17

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Hanya Aaron yg baek me Ay..

2025-01-17

0

lihat semua
Episodes
1 Segalanya yang pertama
2 Dia perawan?
3 Profesi lain
4 Dunia yang kejam
5 Terus teringat
6 Jadi pelanggan itu ....
7 Menemui gadis itu?
8 Merasa terbebani
9 Telat datang
10 Aku mau itu!
11 Dia hamil!
12 Pertemuan Oma Nuri dan Ayesha
13 Gugurkan kandungannya
14 Aku ayah bayi ini
15 Bertemu Oma lagi
16 Aksa akan bertanggung jawab
17 Ngidam yang sama
18 Gadis ceroboh
19 Ingat namaku baik-baik
20 Keputusan Ayesha
21 Sepenggal masa lalu
22 Anda pria hebat
23 Masakan gadis itu
24 Melisa menemui Ayesha
25 Calon istriku
26 Hari pernikahan
27 Penyerangan
28 Kau harus merawatku!
29 Tidur diluar
30 Kan anda suami saya
31 Kau hebat, Ay
32 Cium aku!
33 Kau sangat menggemaskan
34 Kan semalam sudah
35 Pencemburu
36 Memanjakan suami
37 Mood ibu hamil
38 Kedatangan Melisa
39 Apa aku mencintainya?
40 Jatuh hati
41 Kembali tegang
42 Lontong dan lemper
43 Perdebatan Pandu
44 Belanja bareng paksu
45 Kasih sayang Aksa
46 Selalu menginginkannya
47 Saya sangat mencintainya
48 Nasihat Xyan
49 Ayesha terluka
50 Nasib jomblo
51 Gadis nakal!
52 Pujian suami
53 Amarah Aksa
54 Tidak mungkin mencintaiku
55 Aksa ngambek (Visual)
56 Aku kangen kamu, Xyan
57 Penutup versi Aksa
58 Melisa dan Pandu berulah
59 Ayesha bimbang
60 Bertemu Aaron
61 Romantis di kantor
62 Terbongkar rencana Tiara
63 Pagi manis manja
64 Kejutan dari Aksa
65 Pelukan menenangkan
66 Cook and kiss
67 Kejutan Xyan
68 Masa lalu Melisa
69 Melisa tewas
70 Kekhawatiran Ayesha
71 Sikap Pandu
72 Xyan siuman
73 Bentakan Aksara
74 Ayesha diculik
75 Redic melarikan diri
76 Teman lama
77 Masa lalu Xyan
78 Kesalahan
79 Menyakinkan Pandu
80 Bertemu dokter koas
81 Pandu mengetahui
82 Saya nggak akan kabur!
83 Dia ganteng banget
84 Dalaman
85 Menyusu di kantor
86 Dua perbedaan
87 Mengabiskan waktu dan uang
88 Opening restoran
89 Curhatan hati
90 Kamar mandi gerah
91 Serangan again
92 Ingin melenyapkan
93 Tersinggung
94 Parfume anda apa?
95 Sama-sama diam
96 Keributan
97 Pesan ancaman
98 Xyan khawatir?
99 Sisi lain Cantika
100 Tanpa rencana
101 Alasan Xyan
102 Rebutan bekal
103 Cantika kecelakaan
104 Butuh donor darah
105 Persyaratan donor darah
106 Akhirnya siuman
107 Rencana pernikahan
108 Gaji Xyan UMR?
109 Alasan bersedia menikah
110 Cincinku diambil
111 Dua tamparan
112 Cantika terharu
113 Rika dipenjara
114 Persiapan pernikahan
115 Gugup sekali
116 Sah!!
117 Mulus dan wangi
118 Siap ambil hak?
119 Akhirnya
120 Kopi pertama
121 Pulang
122 Kamu terlihat cantik
123 Perlindungan Xyan
124 Malu-malu
125 Saling menggoda
126 Xyan, suami pengertian
127 Ada saya yang hangatin
128 Menantu yang baik
129 Cinta terakhirku
130 Aku ngantuk, Mas
131 Daddy Aksa
132 Kesayangan papi Aksa
133 Ketakutan Aksara
134 Harinya pangeran kecil
135 Menolak
136 Mode siang atau malam?
137 Maafin aku, Mi
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Segalanya yang pertama
2
Dia perawan?
3
Profesi lain
4
Dunia yang kejam
5
Terus teringat
6
Jadi pelanggan itu ....
7
Menemui gadis itu?
8
Merasa terbebani
9
Telat datang
10
Aku mau itu!
11
Dia hamil!
12
Pertemuan Oma Nuri dan Ayesha
13
Gugurkan kandungannya
14
Aku ayah bayi ini
15
Bertemu Oma lagi
16
Aksa akan bertanggung jawab
17
Ngidam yang sama
18
Gadis ceroboh
19
Ingat namaku baik-baik
20
Keputusan Ayesha
21
Sepenggal masa lalu
22
Anda pria hebat
23
Masakan gadis itu
24
Melisa menemui Ayesha
25
Calon istriku
26
Hari pernikahan
27
Penyerangan
28
Kau harus merawatku!
29
Tidur diluar
30
Kan anda suami saya
31
Kau hebat, Ay
32
Cium aku!
33
Kau sangat menggemaskan
34
Kan semalam sudah
35
Pencemburu
36
Memanjakan suami
37
Mood ibu hamil
38
Kedatangan Melisa
39
Apa aku mencintainya?
40
Jatuh hati
41
Kembali tegang
42
Lontong dan lemper
43
Perdebatan Pandu
44
Belanja bareng paksu
45
Kasih sayang Aksa
46
Selalu menginginkannya
47
Saya sangat mencintainya
48
Nasihat Xyan
49
Ayesha terluka
50
Nasib jomblo
51
Gadis nakal!
52
Pujian suami
53
Amarah Aksa
54
Tidak mungkin mencintaiku
55
Aksa ngambek (Visual)
56
Aku kangen kamu, Xyan
57
Penutup versi Aksa
58
Melisa dan Pandu berulah
59
Ayesha bimbang
60
Bertemu Aaron
61
Romantis di kantor
62
Terbongkar rencana Tiara
63
Pagi manis manja
64
Kejutan dari Aksa
65
Pelukan menenangkan
66
Cook and kiss
67
Kejutan Xyan
68
Masa lalu Melisa
69
Melisa tewas
70
Kekhawatiran Ayesha
71
Sikap Pandu
72
Xyan siuman
73
Bentakan Aksara
74
Ayesha diculik
75
Redic melarikan diri
76
Teman lama
77
Masa lalu Xyan
78
Kesalahan
79
Menyakinkan Pandu
80
Bertemu dokter koas
81
Pandu mengetahui
82
Saya nggak akan kabur!
83
Dia ganteng banget
84
Dalaman
85
Menyusu di kantor
86
Dua perbedaan
87
Mengabiskan waktu dan uang
88
Opening restoran
89
Curhatan hati
90
Kamar mandi gerah
91
Serangan again
92
Ingin melenyapkan
93
Tersinggung
94
Parfume anda apa?
95
Sama-sama diam
96
Keributan
97
Pesan ancaman
98
Xyan khawatir?
99
Sisi lain Cantika
100
Tanpa rencana
101
Alasan Xyan
102
Rebutan bekal
103
Cantika kecelakaan
104
Butuh donor darah
105
Persyaratan donor darah
106
Akhirnya siuman
107
Rencana pernikahan
108
Gaji Xyan UMR?
109
Alasan bersedia menikah
110
Cincinku diambil
111
Dua tamparan
112
Cantika terharu
113
Rika dipenjara
114
Persiapan pernikahan
115
Gugup sekali
116
Sah!!
117
Mulus dan wangi
118
Siap ambil hak?
119
Akhirnya
120
Kopi pertama
121
Pulang
122
Kamu terlihat cantik
123
Perlindungan Xyan
124
Malu-malu
125
Saling menggoda
126
Xyan, suami pengertian
127
Ada saya yang hangatin
128
Menantu yang baik
129
Cinta terakhirku
130
Aku ngantuk, Mas
131
Daddy Aksa
132
Kesayangan papi Aksa
133
Ketakutan Aksara
134
Harinya pangeran kecil
135
Menolak
136
Mode siang atau malam?
137
Maafin aku, Mi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!