As By Inside
Di suatu desa yang rindang yang bernama Kebon Pala hiduplah seorang anak yang bernama Samsul. Samsul anak yang pendiam namun juga dirinya cerdas diatas anak-anak seusianya. Samsul tinggal di orang tuanya yang ekonominya dibawah rata-rata orang tua pada umumnya. Ayahnya Samsul bekerja di lahan pribadi keluarga sebagai petani sedangkan ibunya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Samsul tinggal bersama dua kakanya. Secara fisik, Samsul sama seperti anak-anak seusianya namun ia punya sedikit kelainan yaitu ia dengan mudah mengetahui pelajaran walaupun guru-gurunya belum mengajarkan materi pelajaran yang ada di sekolahnya.
‐---------------------------------------------------------------------------
‘’Woy, Woy, Woy!!!’’
Di sebuah ladang dengan pepohonan yang lebat, tiba – tiba terdengar dari sebuah tempat yang aku belum mengetahui darimana suara itu berasal. Sebuah seruan yang sangat keras dan sangat nyaring seperti suara petir yang menggelegar membuat pekerjaan aku yang giat – giatnya untuk membantu ayahku membajak kebun milik ayahku menjadi terhenti, wajahku yang awalnya sumringah karena bersemangat melakukan pekerjaan itu langsung berubah menjadi menyeramkan bak setan yang mewujudkan penampakannya.
Aku yang kesal mendengar suara itu langsung memberhentikan pekerjaan aku dan seketika langsung pergi dari ladangku dengan membanting sebuah pacul ke arah tanah, melihat tingkahku yang tiba – tiba menjadi monster membuat ayahku menjadi heran dan langsung mencoba menghentikan aku yang sedang marah besar. Lalu ia berkata sambil menepukan tangannya ke pundakku ‘’Nak, kamu mau kemana? Kok seperti monster yang menakutkan banget si nak, ada apa? yuk duduk dulu nak, kita cari solusinya bareng yuk’’
Aku yang menggerutu lansung membalikkan badanku dan menghadap ke ayahku dan berkata ‘’Hmm gapapa kok pak, ini aku lagi kesel banget tiba-tiba kita lagi kerja begini malah terdengar suara kek petir.’’
Ayahku dengan melambaikan senyumnya pun menjawab perkataanku ‘’Sudah lah nak, jangan kesel begitu lah, lebih baik yuk kita duduk di halaman rumah yuk.’’
Akupun menturuti perkataan ayahku sambil memonyongkan mulutku karena kesal dari suara yang mengganggu itu dan berkata kepada ayahku ‘’Hmm, baiklah.’’
Setelah duduk di halaman rumahku, tak lama suara itu kembali terdengar, kali ini lebih menggelegar yang membuat ayahku dan aku menutup telinga kami masing – masing. Sontak saja aku langsung berdiri dan berkata kepada ayahku
‘’Yah, aku pergi dulu ya. Ini udah diluar batas emosi ku soalnya, suara itu mengganggu banget soalnya. Aku harus kasih dia pelajaran biar lain kali jangan berisik.’’
Ayahku dengan perasaan pasrah menjawab perkataanku ‘’Hmm yaudah nak, hati-hati dijalan ya nak’’
Aku yang tergesa-gesa itu menjawab perkataan ayahku ‘’Iya yah, nanti aku balik ke rumah lagi.’’
Setelah keluar rumah, aku yang dilanda emosi tersebut langsung mencari sumber suara itu berasal, di sepanjang jalan aku menendang batu kerikil yang berserakan di sepanjang jalan.
Tak lama kemudian aku yang dilanda emosi tersebut akupun terjatuh lantaran aku tidak melihat terdapat kulit pisang berserakan dan berkata ‘’Duh, ini siapa si yang taro kulit pisang disini? Jadi jatuh gua kan, sialan emang huh’’
Tak lama berselang setelah jatuhnya akupun langsung melempar kulit pisang itu dan langsung buru- buru untuk mencari asal suara itu, setelah 10 menit kemudian aku mendenngar suara yag membuat jengkel itu untuk kali ketiga, akupun semakin emosi dibuatnya oleh suara itu dan berkata ‘’Kalau gua beneran ketemu orang yang buat pengang telinga gua dan menyebabkan gua terjatuh. Gua tidak sungkan untuk memberikan pelajaran ke orang itu, Sialan huh!!!"
15 menit pun berlalu, aku yang terus mencari asal suara itu hingga ke seluruh kampung, tibalah saat aku berada di sebuah jembatan sungai, dan aku dikejutkan oleh suara yang kembali terdengar untuk ke empat kalinya, aku melihat ada seorang yang berada di sebuah gubug berseru kepadaku ‘’Woy Samsul, sini lu.’’
Aku yang akhirnya menemukan asal suara tersebut, akhirnya aku dengan sangat tergesa – gesa menghampiri Joko sahabatku yang berada di gubug yang ada di ujung jembatan tersebut. Setelah beberapa saat kemudian aku sudah ada di gubug tersebut dan berkata ‘’Jok, et dah bener bener dah ye, suara lu kek toa!!! Tau ga lu, lu ganggu gua nih !!!
Joko pun tertawa mendengar perkataanku, dengan santainya dia menjawab ‘’Ya maaf atuh Sul, abisnya lu kalau gua ga teriak, mana denger. Lu kan budeg Sul hahaha’’
Aku menjawab dengan emosi yang menggelegar ‘’Sialan lu, nah lu ngapain dimari? Dan ngapain lu manggil gua kemari? Mana tempatnya jelek banget lagi huh.’’
Joko pun menjawab perkataanku sambil menyengirkan gigi kelincinya ‘’Gapapa Sul, gua gabut doang disini. Lu temenin gua yak hahaha.
Akupun seketika memukul gubuk itu dan berkata ‘’Joko bener-bener lu yak, gua sibuk nih. Daripada gua ga ngapa-ngapain mendingan gua balik ke rumah aja, bye.’’
Joko langsung menarik tanganku dan berkata ‘’Ealah jangan baper kenapa? Mendingan duduk dulu sini, gua butuh lu nih soalnya.’’
Aku yang mengerutkan dahinya pun berkata ‘’Hmm, apa ?’’
Joko menjawab ‘’jadi gini, lu mau bantu gua ga buat mencuri? hasil dari curiannya kita bagi dua.’’
Aku terperanjat mendengar perkataan Joko pun menjawab ‘’haaaa ngapain mencuri? Udah gila lu yak Jok, itu kan tidak halal."
Joko pun menjawab perkataanku dengan tegas ‘’Mau ga? Daripada idup lu kek gini terus ya ga?’'
Aku menjawab dengan perasaan ragu ‘’Hmm gimana ya, aman ga nih? Nanti kalau gua ketangkep sama warga dan gua dipukul, lu mau tangung jawab Jok?"
Joko menjawab ‘’Ya, amanlah. Pokoknya kalau lu ikut gua dijamin aman dah.’’
Akupun menjawab ‘’Hmm, yaudah gua ikut ama lu, kapan dan dimana nih? Terus kita kumpulnya disini atau di tempat lain Jok?"
Joko menjawab perkataanku sambil menggarukkan kepalanya ‘’Rencana gua sih, gua mau mencuri di rumahnya Pak Yamin Sul."
Akupun mendengar penjelasan dari Joko itu semakin terperanjat "Hah, udah gila lu yak. Itu rumah kan rumah pejabat, pasti pengawalnya banyak. Kalau kita ketahuan bisa mampus kita."
Joko pun kesal mendengar perkataanku "Justru itu, karena dia pejabat, gua bisa mengeruk duit dan hartanya, gua bisa kaya. Lu mau ga kaya?"
Aku menjawab "Yaiyalah, gua juga mau kaya kali, emangnya lu doang ?"
Joko menjawab "Nah mangkanya itu, kalau mau kaya, ikut sama gua Sul, kita akan kumpul malam senin pukul setengah sepuluh malam di gubug ini ya Sul."
Kataku sambil bergumam ‘’ Hmm oke, yaudah ada lagi yang lu mau informasiin ga?’’
Kata Joko ‘’Gaada, yaudah kalau lu mau balik, gih sono. Tapi jangan lupa yaaa.’’
Aku langsung berdiri meninggalkan gubug tua itu dan berkata ‘’Iya bawel banget dah lu Jok, Oke, gua balik dulu. Bye.’’
Joko menjawab ‘’Oke, ati – ati lu ya
Akupun melambaikan tangan ke Joko dan menjawab ‘’Bye.’’
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
༄𝑓𝑠𝑝⍟🥀⃞🕊️⃝ᥴͨᏼᷛtrisak⃟K⃠👏
Ngeri banget emosi nya aku juga ikut serem 🤣🤣🤣
2023-06-27
0
🍌 ᷢ ͩMurni𝐀⃝🥀HeartNet🔰π¹¹™
astaghfirullah Samsul, kok mau sih kamu diajak buat mencuri. nggak gitu juga kali mau kaya tapi mencuri nggak halal lho🤦
2023-06-23
0
𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆 𝓐ⷨ𝖒ⷷ𝖊ᷞ𝖑𝖑⬪ᷢ♛⃝꙰𓆊
Lah si Joko ngajakin yang gak bener, si Samsul mau aja lagi diajakin nyuri
2023-06-23
0