Di suatu desa yang rindang yang bernama Kebon Pala hiduplah seorang anak yang bernama Samsul. Samsul anak yang pendiam namun juga dirinya cerdas diatas anak-anak seusianya. Samsul tinggal di orang tuanya yang ekonominya dibawah rata-rata orang tua pada umumnya. Ayahnya Samsul bekerja di lahan pribadi keluarga sebagai petani sedangkan ibunya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Samsul tinggal bersama dua kakanya. Secara fisik, Samsul sama seperti anak-anak seusianya namun ia punya sedikit kelainan yaitu ia dengan mudah mengetahui pelajaran walaupun guru-gurunya belum mengajarkan materi pelajaran yang ada di sekolahnya.
‐---------------------------------------------------------------------------
‘’Woy, Woy, Woy!!!’’
Di sebuah ladang dengan pepohonan yang lebat, tiba – tiba terdengar dari sebuah tempat yang aku belum mengetahui darimana suara itu berasal. Sebuah seruan yang sangat keras dan sangat nyaring seperti suara petir yang menggelegar membuat pekerjaan aku yang giat – giatnya untuk membantu ayahku membajak kebun milik ayahku menjadi terhenti, wajahku yang awalnya sumringah karena bersemangat melakukan pekerjaan itu langsung berubah menjadi menyeramkan bak setan yang mewujudkan penampakannya.
Aku yang kesal mendengar suara itu langsung memberhentikan pekerjaan aku dan seketika langsung pergi dari ladangku dengan membanting sebuah pacul ke arah tanah, melihat tingkahku yang tiba – tiba menjadi monster membuat ayahku menjadi heran dan langsung mencoba menghentikan aku yang sedang marah besar. Lalu ia berkata sambil menepukan tangannya ke pundakku ‘’Nak, kamu mau kemana? Kok seperti monster yang menakutkan banget si nak, ada apa? yuk duduk dulu nak, kita cari solusinya bareng yuk’’
Aku yang menggerutu lansung membalikkan badanku dan menghadap ke ayahku dan berkata ‘’Hmm gapapa kok pak, ini aku lagi kesel banget tiba-tiba kita lagi kerja begini malah terdengar suara kek petir.’’
Ayahku dengan melambaikan senyumnya pun menjawab perkataanku ‘’Sudah lah nak, jangan kesel begitu lah, lebih baik yuk kita duduk di halaman rumah yuk.’’
Akupun menturuti perkataan ayahku sambil memonyongkan mulutku karena kesal dari suara yang mengganggu itu dan berkata kepada ayahku ‘’Hmm, baiklah.’’
Setelah duduk di halaman rumahku, tak lama suara itu kembali terdengar, kali ini lebih menggelegar yang membuat ayahku dan aku menutup telinga kami masing – masing. Sontak saja aku langsung berdiri dan berkata kepada ayahku
‘’Yah, aku pergi dulu ya. Ini udah diluar batas emosi ku soalnya, suara itu mengganggu banget soalnya. Aku harus kasih dia pelajaran biar lain kali jangan berisik.’’
Ayahku dengan perasaan pasrah menjawab perkataanku ‘’Hmm yaudah nak, hati-hati dijalan ya nak’’
Aku yang tergesa-gesa itu menjawab perkataan ayahku ‘’Iya yah, nanti aku balik ke rumah lagi.’’
Setelah keluar rumah, aku yang dilanda emosi tersebut langsung mencari sumber suara itu berasal, di sepanjang jalan aku menendang batu kerikil yang berserakan di sepanjang jalan.
Tak lama kemudian aku yang dilanda emosi tersebut akupun terjatuh lantaran aku tidak melihat terdapat kulit pisang berserakan dan berkata ‘’Duh, ini siapa si yang taro kulit pisang disini? Jadi jatuh gua kan, sialan emang huh’’
Tak lama berselang setelah jatuhnya akupun langsung melempar kulit pisang itu dan langsung buru- buru untuk mencari asal suara itu, setelah 10 menit kemudian aku mendenngar suara yag membuat jengkel itu untuk kali ketiga, akupun semakin emosi dibuatnya oleh suara itu dan berkata ‘’Kalau gua beneran ketemu orang yang buat pengang telinga gua dan menyebabkan gua terjatuh. Gua tidak sungkan untuk memberikan pelajaran ke orang itu, Sialan huh!!!"
15 menit pun berlalu, aku yang terus mencari asal suara itu hingga ke seluruh kampung, tibalah saat aku berada di sebuah jembatan sungai, dan aku dikejutkan oleh suara yang kembali terdengar untuk ke empat kalinya, aku melihat ada seorang yang berada di sebuah gubug berseru kepadaku ‘’Woy Samsul, sini lu.’’
Aku yang akhirnya menemukan asal suara tersebut, akhirnya aku dengan sangat tergesa – gesa menghampiri Joko sahabatku yang berada di gubug yang ada di ujung jembatan tersebut. Setelah beberapa saat kemudian aku sudah ada di gubug tersebut dan berkata ‘’Jok, et dah bener bener dah ye, suara lu kek toa!!! Tau ga lu, lu ganggu gua nih !!!
Joko pun tertawa mendengar perkataanku, dengan santainya dia menjawab ‘’Ya maaf atuh Sul, abisnya lu kalau gua ga teriak, mana denger. Lu kan budeg Sul hahaha’’
Aku menjawab dengan emosi yang menggelegar ‘’Sialan lu, nah lu ngapain dimari? Dan ngapain lu manggil gua kemari? Mana tempatnya jelek banget lagi huh.’’
Joko pun menjawab perkataanku sambil menyengirkan gigi kelincinya ‘’Gapapa Sul, gua gabut doang disini. Lu temenin gua yak hahaha.
Akupun seketika memukul gubuk itu dan berkata ‘’Joko bener-bener lu yak, gua sibuk nih. Daripada gua ga ngapa-ngapain mendingan gua balik ke rumah aja, bye.’’
Joko langsung menarik tanganku dan berkata ‘’Ealah jangan baper kenapa? Mendingan duduk dulu sini, gua butuh lu nih soalnya.’’
Aku yang mengerutkan dahinya pun berkata ‘’Hmm, apa ?’’
Joko menjawab ‘’jadi gini, lu mau bantu gua ga buat mencuri? hasil dari curiannya kita bagi dua.’’
Aku terperanjat mendengar perkataan Joko pun menjawab ‘’haaaa ngapain mencuri? Udah gila lu yak Jok, itu kan tidak halal."
Joko pun menjawab perkataanku dengan tegas ‘’Mau ga? Daripada idup lu kek gini terus ya ga?’'
Aku menjawab dengan perasaan ragu ‘’Hmm gimana ya, aman ga nih? Nanti kalau gua ketangkep sama warga dan gua dipukul, lu mau tangung jawab Jok?"
Joko menjawab ‘’Ya, amanlah. Pokoknya kalau lu ikut gua dijamin aman dah.’’
Akupun menjawab ‘’Hmm, yaudah gua ikut ama lu, kapan dan dimana nih? Terus kita kumpulnya disini atau di tempat lain Jok?"
Joko menjawab perkataanku sambil menggarukkan kepalanya ‘’Rencana gua sih, gua mau mencuri di rumahnya Pak Yamin Sul."
Akupun mendengar penjelasan dari Joko itu semakin terperanjat "Hah, udah gila lu yak. Itu rumah kan rumah pejabat, pasti pengawalnya banyak. Kalau kita ketahuan bisa mampus kita."
Joko pun kesal mendengar perkataanku "Justru itu, karena dia pejabat, gua bisa mengeruk duit dan hartanya, gua bisa kaya. Lu mau ga kaya?"
Aku menjawab "Yaiyalah, gua juga mau kaya kali, emangnya lu doang ?"
Joko menjawab "Nah mangkanya itu, kalau mau kaya, ikut sama gua Sul, kita akan kumpul malam senin pukul setengah sepuluh malam di gubug ini ya Sul."
Kataku sambil bergumam ‘’ Hmm oke, yaudah ada lagi yang lu mau informasiin ga?’’
Kata Joko ‘’Gaada, yaudah kalau lu mau balik, gih sono. Tapi jangan lupa yaaa.’’
Aku langsung berdiri meninggalkan gubug tua itu dan berkata ‘’Iya bawel banget dah lu Jok, Oke, gua balik dulu. Bye.’’
Joko menjawab ‘’Oke, ati – ati lu ya
Akupun melambaikan tangan ke Joko dan menjawab ‘’Bye.’’
Setelah pertemuan aku dengan Joko, aku memutuskan untuk kembali ke rumahku. Di sepanjang perjalanan aku terus memikirkan perkataan Joko itu. Beberapa saat kemudian tiba-tiba langkahku terhenti dan aku pun melamun cukup lama, aku berkata dalam hatiku ‘’Hmm, mungkinkah aku harus mengikuti Joko kah untuk mencuri? Apakah perbuatan aku dibenarkan untuk mencuri? Bagaimana jika nanti ketahuan orang?’’
Disaat aku berdiam layaknya patung, aku dikejutkan oleh bunyi klakson sepeda motor milik warga berbunyi ‘’Tit, Tit, Tit’’ membuat aku langsung tersadar dalam lamunanku, seseorang yang menaiki sepeda motor pun berteriak ‘’Woy, lu mau mati yak? Lu ngapain berdiri kek patung? Awas, minggir gua mau lewat!!!’’
Aku langsung meminggirkan langkahku dan langsung meminta maaf sambil mengucapkan ‘’Maaf bang gua melamun, maaf ya bang sekali lagi.’’
Seorang warga yang menaiki motor un berlalu dengan cepat sambil berkata ‘’Mangkanya jangan melamun, lu nyusahin orang lewat aja!!!"
Setelah peristiwa yang hampir membuatku tertabrak sepeda motor membuat aku melanjutkan perjalanan tiba – tiba seseorang memanggilku, sontak saja aku menghampiri asal suara itu.. Beberapa saat kemudian aku melihat seorang sedang melambaikan tangan ke arahku di sebuah warung dan aku pun semakin dekat menuju ke warung tersebut. Tak lama kemudian aku pun sampai di warung dan aku melihat ternyata yang memanggilkudari jauh yaitu Panca teman satu kampusku, dan aku pun langsung menyapa Panca dengan berkata.
‘’Hey Ca, Apa kabar lu?’’
Panca pun menjawab perkataanku ‘’Hey Sul, gua baik aja, lu gimana kabarnya?"
Aku pun langsung menjawab perkataan Panca ‘’Hey, gua baik juga, gua liat – liat tampilan lu modis banget ya kawan hehehe, lu dah kerja?’’
Panca pun menjawab perkataanku ‘’hehehe iya nih, gua dah kerja di perbankan, lu sendiri udah kerja?’’
Aku pun menjawab perkataannya ‘’Oalah gitu, ya masih gini – gini aja Ca. bosen idup gua.
Panca pun menjawab ‘’oalah gitu, maaf ya gua gatau Sul. Btw si Joko gimana kabarnya?’’
Aku pun menjawab perkataan Panca ‘’Dia baik kok, gua barusan ketemu dia, Cuma….’’
Panca yang sedang memegang minuman botol berkata ‘’Cuma apa Sul?’’
Aku pun membalas perkataan sambil menyeka keringat berkata ‘’Tapi lu jangan bocorin ya, ini soalnya rahasia.’’
Panca membalas perkataanku sambil meminum air yang berada di dalam botol ‘’Iye santai elah, Rahasia apa si?’’
Aku pun terduduk karena kelelahan karena berdiri pun membalas perkataanya ‘’Jadi begini Ca, gua diajakin dia pas hari Minggu malam nyolong Ca.’’
Panca yang sedang minum air tiba – tiba menyemprotkan isi air yang berada di dalam mulutnya karena kaget. Dan dia pun berkata ‘’Ha lu serius Sul ? gila banget dong berarti, gua ga nyangka kalau dia begitu.’’
Aku pun menjawab perkataan Panca ‘’Iya gua serius Ca, nah gua bingung nih. Gua terima ajakan dia atau ga ?’’
Panca membalas perkataanku ‘’Jangan Sul, nanti lu digebukin warga atau lu masuk penjara lagi, kasian ortu lu lagi lho. Mendingan lu ikut gua aja gimana?
Aku berubah yang awalnya lesu tiba – tiba menjadi sumringah mendengar perkataanya dan menjawab ‘’Gua mau Ca, kapan gua bisa kesana?’’
Panca menjawab pertanyaanku ‘’Gampang lah, nanti gua infoin. Eh btw mau ga lu gua ajak lu buat menjebak si Joko ga ?’’
Aku menjawab dengan antusias ‘’Kuy gua ikut, gimana nih rencananya?’’
Panca pun menjawab ‘’jadi gini, lu pura – pura aja ikut sama Joko, nah abis itu ketika si Joko lagi persiapan buat melakukan pencurian itu nah lu cari alesan aja Sul. Entah itu lu mau buang air besar di sungai atau cabut ke rumah lu aja, terus nanti ketemu di warung ini. Terus abis itu nanti kita diskusi lagi menjebaknya seperti apa. Entah itu diskusinya di rumah lu atau di warung ini."
Aku yang mendengar penjelasan Panca langsung tersenyum lebar dan berkata ‘’Ide yang bagus dan fix gua pasti ikut. Emang dah temen gua pinter banget. Pantesan bisa masuk bank hahaha.’’
Panca menjawab perkataanku dengan ketawa ‘’Bisa ae lu Sul bikin gua ketawa hahaha’’
Setelah membuat rencana dengan Panca, aku berpamitan dengannya untuk menuju ke rumah aku, dan aku berkata ‘’Ca, ngomong-ngomong balik ke rumah dulu yak, tar kabar – kabaran aja. Lu masih simpan nomer hp gua kan?’’
Panca pun menjawab pertanyaan aku ‘’Eh jangan balik dulu kenapa, gua belum simpan nomer hp lu nih.’’
Aku menjawab perkataan panca dengan tertawa ‘’ealah lupa gua wkwkwk, gua kira lu udah simpan nomor gua.’’
Panca pun berkata ‘’Ye gimana si lu ? dasar tua lu ah. Yaudah buru nomornya berapa?’’
Akupun membalas pertanyaan panca ‘’Nih nomer gua, 08123456789’’
Panca pun membalas perkataanku ‘’Oke sip sip, btw lu kapan dan jam berapa kumpul sama si Joko?’’
Aku pun membalas perkataannya ‘’Gatau Ca, tar lu standby aja yak lewat hp. Tar gua kabarin.
Panca akhirnya mulai mencatat dan menyimpan nomer hp aku, dan tak lama dia berkata ‘’oke udah gua save nomer lu.’’
Aku pun menjawab perkataannya ‘’oke sip sampai ketemu di hari Minggu yak Ca.’’
Panca menjawab "Oke sip, jangan lupa ya."
Setelah bertemu dengan Panca akhirnya aku berpamitan dengan Panca, tak lama setelah berpamitan aku mendengar bunyi dari suara speaker "Tereret tereret tereret terereret."Aku yang penasaran langsung menemui asal suara. Setelah 10 menit berlalu aku akhirnya menemukan asal suara itu yaitu berasal dari tukang es krim, sontak saja aku reflex memasukan tangan ke dalam kantung celana aku, dan beberapa saat kemudian aku pun menyetop abang tukang es krim sambil berkata "Beliiiiiiiiii."
Abang tukang es krim menengok ke arah aku dan menyetop mengayuh sepedanya dan tak lama kemudian dia berdiri dan membuka rak yang berisi berbagai macam es krim sambil berkata ‘’Iya mas, mau es krim rasa apa dan bentuknya seperti apa?
Aku pun memilih es krim yang aku mau, tak lama berselang aku pun sudah memilih es krim yang aku mau sambil berkata ‘’Aku mau ini bang. Berapa ya harga es krim ini?’’
Abang tukang es krim ini berkata ‘’Oh ini mas, ini namanya es krim pelangi mas , harganya lima ribu rupiah mas. Mas mau es krim ini?"
"Iya mas, aku mau yang itu" Ujarku.
Abang tukang es krim langsung mengemas es krim yang aku mau, selang beberapa menit kemudian akhirnya es krim yang aku mau itu telah selesai dikemas dengan menggunakan kantong plastik. Sesudahnya itu Es krim yang telah dimasukan ke dalam plastik tersebut diserahkan kepadaku sambil ia berucap "Ini ya mas es krimnya."
Aku menerima es krim itu dengan menggunakan tangan kananku, sambil aku mengambil uang dari kantong kanan celana milikku yang ku taruh di sebelah kanan aku berucap "Sebentar ya mas, rada-rada susah mengambilnya nih"
Abang tukang es krim itu menjawab "Oke mas, siap saya tunggu kok."
Akhirnya setelah sekian lama aku berhasil mengambil uangku yang bernilai dua lembar lima ribuan, setelah itu aku langsung memberikan uang yang berada di tangan kiriku dan memindahkannya ke tangan kananku dan berucap "Ini ya bang uangnya, ambil aja kembaliannya."
Abang tukang es krim itu menjawab yang diselingi oleh perasaan yang tidak enak kepadaku "Waduh mas jangan dong, sebentar saya ambil kembaliannya"
Aku menjawab "Jangan bang, ini saya ikhlas kok, anggap aja rezeki lebih dari Allah SWT"
Dengan berat hati pedagang es krim itu menerima uangku dan berucap "Yasudah kalau begitu, terimakasih banyak ya mas"
Aku menjawab "Iya bang sama-sama. Yasudah aku pergi dulu ya bang."
Abang tukang es krim itu menjawab "Hati-hati mas dijalan."
Suatu subuh hari pada sebuah kampus negeri yang terkenal di daerah Yogyakarta, tempat dimana calon-calon orang sukses di masa depan berkumpul untuk mengumpulkan berkas yang harus dilengkapi untuk sah menjadi seorang mahasiswa di universitas tersebut.
Aku adalah Samsul, seorang manusia yang pemalu untuk memulai melangkah ke fase baru. Ya fase baru ini bernama mahasiswa, kata orang-orang fase sebagai mahasiswa sebagai fase yang berat namun juga menyenangkan karena bertemu dengan orang-orang yang seratus persen berbeda dari segi watak, karakter, agama maupun suku dan tingkat sosial ekonomi dibandingkan pada zaman sekolahku dulu.
Suatu kehormatan bagi diriku, anak yang bukanlah seorang anak yang berada tapi bisa berkuliah di universitas negeri terbesar di kota para pelajar ini apalagi dengan statusku yang lolos sebagai salah seorang penerima jalur beasiswa mungkin inilah suatu prestasi terbesar untuk hidupku saat ini.
Ketika aku berjalan menyusuri kampus ini, aku beedecak kagum kepada diriku sendiri "Sumpah, ini kampus keren banget. Gua ga nyangka bisa berkuliah disini, dan yang paling gua bangga yaitu gua bisa kuliah disini dengan jalur beasiswa."
Setelah itu aku bertemu dengan teman satu angkatan saat sekolah di menengah atas yang bernama Joko. Joko menyapa diriku "Hai Sul, lu kuliah disini juga ?"
Aku menjawab pertanyaan Joko "Iya nih Jok, gua lagi mengurus persyaratan untuk aktif beasiswa"
Joko menjawab "Wih keren lu, btw lu kuliah jurusan apa Sul?"
Aku menjawab "Alhamdulillah Jok, gua ambil jurusan hukum. Karena menurut syarat dari beasiswanya kebetulan nilai kewarganegaaran gua bagus. Jadinya ya begitu deh hehehe. Lu jurusan apa Jok?"
Joko menjawab "Gua juga sama seperti lu Sul."
Aku pun tersenyum mendengar perkataan Joko "Oh gitu Jok, wih kita satu jurusan nih, semoga kita satu kelas juga ya Jok." Ujarku.
Joko menjawab "Aamiin Sul, O iya lu ga ke ruang administrasi Sul? Kan kata lu, lu mau ngurus beasiswa kan ?
Aku pun menepuk jidatku sebagai tanda bahwa diriku lupa dengan tujuan aku datang ke kampus di subuh hari "O iya gua lupa, btw ruang administrasi dimana ?"
Joko yang kebingungan melihat tingkah lakuku langsung bertanya "Lha, lu belum tau ruang administrasi Sul ?"
Aku menjawab "Belum nih, memangnya dimana?"
Joko menjawab "Lu kalau dari sini tinggal lurus aaja dan ruang administrasi ada di sebelah kiri ya Sul."
Aku pun langsung bergegas meninggalkan Joko sambil berlari "Oke deh, Terima kasih infonya. Ya sudah gua cabut dulu yak"
Joko menjawab "Siap Sul."
Akhirnya aku telah sampai di ruang adminiatrasi, ku lihat banyak sekali mahasiswa bahkan calon mahasiswa yang sedang sibuk dengan administrasi kampus.
Aku yang saat itu terburu-buru tidak sengaja menabrakkan diriku kepada salah seorang berperawakan tinggi nan atletis. Orang itu sepertinya juga calon mahasiswa.
Orang itu terkejut dan langsung memarahi aku, ia berkata "Mas, kalau jalan tuh pakai mata bukan pakai dengkul" Ujarnya dengan tegas.
Aku menjawab sambil menjulurkan tanganku "Maaf kak, aku tidak sengaja. O iya kak boleh kenalan tidak ya ? "
Dia menjawab "Hmm, jangan panggil gua kak. Yasudah boleh kok, nama gua Panca, lu siapa ?"
Aku menjawab "Oh lu anak baru juga bro ?"
Ia berkata kembali "Yoi bro, lu ambil jurusan apa?"
Aku menjawab "Gua ambil jurusan hukum nih bro. Lu ambil jurusan apa?"
Ia menepuk pundakku dan berkata "Lah, sama bro. Gua juga ambil hukum nih. Wah kayanya bisa nih kita sekelas."
Aku menyengirkan giginya "Hehehe Amin bro, semoga kita sekelas ya bro."
Dia kembali menepukan tangannya ke bahuku "Amin bro, ya udah gua cabut dulu bro, salam kenal ya bro. Gua mau masuk ke administrasi dulu nih"
Aku menjawab "Yoi bro, gua juga mau ke sana juga."
Ia merespons perkataanku "Lha, mendingan barengan saja bro kita. Kan biar cepat juga soalnya, gimana bro ?"
Aku yang tersenyum menjawab "Ide bagus, yaudah yuk kita kesana bersama-sama"
Akhirnya Samsul menemukan satu teman baru yang bernama Panca dan mereka bersama-sama menuju ke ruang administrasi.
Selama perjalanan menuju ke ruang administrasi, Samsul berucap ke dirinya sendiri "Alhamdulillah Ya Rab, diriku yang seorang pemalu ini ternyata punya teman baru. Aku kira si Panca orangnya menyeramkan buatku."
Panca tiba-tiba saja mendengar apa yang aku ucapkan di dalam hati, ia pun merespons perkataanku "Sul, lu tadi ngomong apa ? Gua menyeramkan buat lu ya ?"
Mendengar perkataan Panca membuatku salah tingkah, aku merespon pertanyaan Panca "Eh, ga gitu. Maafin gua ya kalau gua ada salah."
Panca menjawab "Santai aja bro, gua mah tidak seseram itu kok."
Aku menyengirkan gigiku "Hehehe iya Ca."
Setelah berjalan kurang lebih lima belas menit, akhirnya kita berdua telah tiba di ruang administrasi. Kita berdua langsung masuk ke ruangan tersebut, banyak orang baik itu dari mahasiswa baru ataupun mahasiswa lama yang menunggu urusan mereka masing-masing.
Singkat cerita setelah menunggu kurang lebih 1 jam, akhirnya diriku dipanggil ke bagian kepala ruang adminiatrasi. Sesampainya di bagian kepala administrasi, kepala administrasi kampus bertanya kepada diriku "Mau urus apa ya mas?"
Aku menjawab "Aaa begini pak, saya kan masuk kampus ini melalui beasiswa LPDP, untuk itu saya ingin mengurus beasiswa ini supaya aktif dan sekalian ingin mengurus beberapa berkas sebagai syarat daftar ulang di kampus ini pak."
Kepala Administrasi itupun berkata kepadaku "Baik mas, saya pandu ya mas."
Aku menjawab "Baik pak."
Setelah berbincang singkat dengan kepala administrasi aku dibawa oleh beliau ke suatu ruangan yang bernama ruang kepala adminiatrasi, sesampainya aku di ruang tersebut, aku dipersilahkan duduk oleh kepala adminstrasi "Silahkan mas duduk disana dulu ya."
Setelah beberapa menit kemudian, beliau menjelaskan kepadaku syarat-syarat pengajuan beasiswa "Mas nya sudah bawa kan persyaratannya ?"
Aku menjawab "Sudah pak, persyaratannya seperti KTP, nilai raport, sertifikat kejuaraan, dan rekening bank bukan ya pak ?"
Kepala adminstrasi menjawab "Betul sekali, apakah kamu membawanya mas ?"
Aku menjawab "Saya bawa kok pak, sebentar saya ambilkan beberapa berkas dahulu ya pak."
Setelah mendapatkan pengarahan dari kepala administrasi, aku langsung mengambil dokumen yang diminta oleh pihak kampus, selang beberapa lama aku pun menyerahkan dokumen yang diminta "Ini ya pak berkas yang bapak minta."
Kepala administrasi mengambil berkas yang menjadi persyaratan pengurusan beasiswa. Beliau berkata "Baik mas, saya cek dahulu berkasnya ya."
Saat mulai pengecekkan berkas, kepala administrasi takjub akan prestasi aku. Ia bertanya kepadaku "Mas, disini tertera prestaai kamu yaitu pernah juara satu lomba design peraturan perundangan tingkat nasional ya mas?"
Mendengar perkataan kepala adminstrasi, aku pun menjadi tersipu malu "Hehehe iya pak, waktu itu saya mengajukan peraturan tentang eksploitasi anak dan juga tentang lingkungan hidup. Waktu itu saya mendapatkan juara satu pak
Kepala Administrasi menjawab "Oalah gitu, pantas saja kamu berkuliah disini dengan menggunakan beasiswa, lha wong sampean pintar." Ujarnya yang diiringi oleh bahasa jawa.
Aku pun tersenyum mendengar perkataan kepala Administrasi "Hehehe iya pak, terima kasih banyak atas pujiannya. Ini semua karena ridho kedua orang tua saya."
Selang 15 menit kemudian, Kepala Administrasi berkata "Ya sudah kalau begitu, kamu nanti tunggu satu jam lagi ya untuk melakukan proses foto sebagai identitas kamu didalam kartu beasiswa kamu."
Aku menjawab "Baik Pak."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!