Menikah Dini
Jam wecker berdering, terlihat gorden kamar masih belum terbuka. Mama masuk ke kamar sang anak dan memanggil lembut anak kesayangannya "Silvi sayang ayo bangun, udah jam 06.00 nak. Ini hari perdanamu sekolah jangan sampai telat" bujuk sang mama sambil membuka gorden kamar putrinya.
Terlihat matahari menyingsing menghangatkan kamar besar yang mewah. Seorang gadis remaja menggeliat bangun sambil mengucek-ngucek matanya, "aaa mama masih jam 6 juga ngapain bangunin cepet banget" ucap anaknya dengan manja sambil menarik selimut.
Sang mama tau banget kelakuan anaknya yang manja,emang suka malas-malasan kalau disuruh bangun pagi. Mama langsung menarik selimut Silvi dan mengangkat pelan tubuh silvi supaya bisa duduk.
Sambil menguap " ma... boleh ga Silvi ga masuk sekolah dulu?"tanya gadis itu sambil bersandar ke tubuh mamanya.
"Ga boleh gitu nak, kan ini hari pertama kamu sekolah" ucap mama sambil mengusap pelan wajah Silvi.
Silvi segera bangkit dari tempat tidurnya dan mengambil handuk.
Mama segera turun ke bawah tepatnya ke ruang makan sambil berkata "mama tunggu diruang makan kita sarapan bareng" dan memperhatikan sarapan yang telah disiapkan bi sumi, kemudian memanggil suaminya "pa... buruan ke ruang makan, bi Sumi udah siapin sarapan ni".
"Bi... jangan lupa siapin susu coklat buat Silvi".
"Baik nyonya" jawab bi Sumi mengikuti permintaan mama.
Selesai ganti baju dan bersiap-siap keluarga kecil itu segera menyantap sarapan paginya, tak lupa papa meminum kopi panasnya yang mulai hangat dan nasi goreng, begitu juga mama meminum teh hijau dan roti saladnya. Sedangkan Silvi makan roti coklat dan meminum susu coklat.
Silvi diantar ke sekolah oleh pak Budi yang merupakan supir pribadi mereka sedangkan mama dan papa menggunakan mobil masing-masing karena mereka punya pekerjaan sendiri dan sebagai pengusaha muda mama dan papa Silvi selalu disibukkan dengan pekerjaan mereka.
Saat disekolah, Silvi masuk bersama guru mata pelajaran, karena Silvi masih baru Silvi disuruh memperkenalkan dirinya.
"Perkenalkan nama saya Silvia Anastasya kalian bisa memanggilku Silvi"
"Hai Silvi!!!" Sapa seluruh siswa diruang kelas
Ada satu orang siswi yang terlihat kurang senang menatap Silvi dan merasa sepertinya Silvi akan menjadi saingannya.
Kemudian bu guru menyuruh Silvi duduk dibangku yang kosong. Kebetulan bangku kosong hanya dekat anak seorang anak laki-laki jadi ibu guru menyuruhnya duduk didekat anak itu. Kelihatannya anak laki-laki itu baik dan ramah. Sewaktu Silvi mau duduk dia membukakan kursi yang berada didekatnya dan mengajak Silvi berkenalan "hai... Aku Vico Darmawan" senyumnya terlihat sangat manis dan bersahabat saat menatap Silvi. Silvi menyambutnya dengan hangat dan berjabat tangan "Aku Silvi.
Disebelah Silvi, seorang siswa perempuan yang sejak awal melihatnya sinis langung berkata " heh... anak baru ga usah sok imut gitu deh tampang lo, Vico tu punya gue dia ga bakalan tertarik sama lo" ucap gadis itu dengan arogan. " Apaan sich lo,sembarangan aja kalo ngomong" tepis Vico menyangkal ucapannya. "Jangan dengerin dia, gue ga punya hubungan apa-apa sama Lyora" ujar Vico pada Silvi. Silvi hanya tersenyum bingung melihat mereka. "Eh... Vico, asal lo tau ya seluruh anak-anak di sekolah ini juga pada tau lo dan gue itu pasangan" suara gadis bernama Lyora itu terdengar menggerutu. "Itukan dulu, waktu jaman ospek. Lagian gue ga punya rasa sama lo" tegas Vico padanya. Lyora hanya memanyunkan bibirnya mendengar ucapan Vico.
Ya memang, waktu ospek mereka terpilih sebagai pasangan terbaik karena memang Vico cowo tampan dan cerdas sedangkan Lyora cewe cantik dan modis waktu itu. Sejak dijadikan pasangan terbaik Lyora mulai punya rasa sama Vico tapi perasaannya tidak terbalas, karena Vico tidak mau dengannya. Sikapnya yang arogan dan manja membuat Vico merasa tidak nyaman tapi Lyora selalu saja menganggap dia adalah pasangannya Vico. Maklum saja, anak orang kaya dan semua keinginannya selalu terpenuhi.
***
Jam dinding menunjukkan pukul 10.00 dan waktu istirahat tiba. Ketika mendengarkan bel pertanda istirahat berbunyi para siswa berhamburan keluar ruangan tapi hanya Silvi yang masih didalam ruangan kelas. Seorang siswa perempuan yang semenjak Silvi duduk didekat Vico daritadi memperhatikan Silvi, mengajaknya berkenalan "hai,kenalkan namaku Riana, kamu mau ke kantin barengan aku?"
Silvi menoleh pada suara yang menyapanya dan tersenyum "hai, aku silvi. Ayo, aku senang bisa ke kantin sama kamu"
Merekapun pergi ke kantin bersama. Riana, adalah seorang siswa terbaik di sekolah, disemester pertama saja dia sudah mendapatkan rangking satu umum, membuat Lyora merasa iri, karena dia hanya mendapatkan rangking 2, Lyora paling tidak suka ada yang lebih unggul darinya. Apalagi satu kelas dengannya. Benar-benar membuatnya kesal.
Riana, termasuk anak pendiam dan susah ditebak tapi fia sangat baik.
Saat di kantin, Riana dan Silvi lagi makan bersama sambil berkenalan satu sama lain, ternyata mereka satu komplek. Jelas saja Silvi merasa senang, hari pertama sekolah sudah dapat teman baru dan satu komplek pula lagi. Disela-sela kebersamaan mereka, Vico menghampiri "hai ladies. Boleh bergabung?"
Silvi dan Riana saling bertatapan dan mempersilakan Vico duduk "silakan". Vico nimbrung bersama mereka, terlihat sangat menyenangkan pertemanan mereka. Ternyata Lyora dan gengnya memperhatikan mereka daritadi, lalu menghampiri "hai Vico" sapa Lyodra sambil tersenyum menggodanya. Vico tiba-tiba tersedak dan melihat kearah Lyora dan gengnya.
Lyora dan gengnya langsung duduk di antara Vico, Riana dan Silvi tanpa permisi. Benar-benar menyebalkan anak-anak ini. Vico menatap mereka dengan tatapan tajam "heh... lo pada ga punya sopan santun ya, duduk maen nyelonong aja disini"
"Emang kenapa inikan tempat umum ganteng" ucap Lyora sambil menyolek dagu Vico. Merasa risih Vico mengusap dagunya "ga liat disini ada kita bertiga malah duduk seenaknya begitu" ucap Vico sambil menujuk pada dirinya, Rihana dan Silvi.
"Okay, sorry. Boleh gabungkan?" Tanya Lyora sambil menyibak rambutnya memandangi dua perempuan yang berada didekat Vico. Keduanya hanya memandang bingung sambil nyengir menganggukkan kepala membolehkan Lyora dan gengnya duduk.
"Nah gitu dong" ujar Lyora sambil menatap sinis Silvi dan Riana. Kemudian duduk diantara Silvi dan Vico. Sedangkan teman gengnya duduk didekat Riana dengan mata seakan mengancam pada Riana. Selama itu pula mereka makan bersama di kantin. Sungguh menyebalkan, duduk satu meja bersama cewe yang selalu mengejarnya sekalipun Vico telah menolaknya berkali-kali tapi Lyora tidak pernah berhenti mengejarnya. Mungkin hanya Vico satu-satunya cowo yang menjadi tambatan hatinya dan tidak akan pernah ada yang akan menggantikannya.
***
Di luar gerbang sekolah, terlihat ada mobil hitam mentereng dengan supir didalamnya, dari kejauhan dan semua mata tetuju pada mobil itu. Siapa pemiliknya? Semua siswa saling memandangi. Ketika Silvi, Riana, Vico keluar pagar pak Budi turun dari mobil dan menyambut Silvi "Non Silvi". Anak-anak sekolahan melihat ke arah Silvi yang sedang berjalan menuju mobil itu dan merasa takjub. Termasuk Riana, Vico yang bersama Silvi, Lyora dan teman satu gengnya yang akan masuk kedalam mobil Lyora juga tercengang melihatnya. "Pak Budi, udah datang dari tadi?" Silvi sumringah menyabut supirnya yang telah membukakan pintu mobil untuknya. Silvi mengajak Riana dan Vico bersamanya, "Yuk pulangnya barengan aja". Vico ga menyangka ternyata Silvi anak orang kaya, nyalinya langsung menciut melihat perbandingan terbalik antara dirinya dan Silvi. "Eh, aku naik motor aja, tadi aku bawa motor itu" sambil menunjuk ke arah motor bebeknya yang terparkir dihalaman sekolah. "Riana kamu sama aku aja ya, kitakan satu komplek"ajak Silvi pada Riana yang sedari tadi mematung. Riana mengikut saja.
Terlihat Lyora n the geng merasa tidak suka dan menatap sinis pada Silvi, sambil menyuruh supirnya mengendarai mobil ke arah pagar Lyora membuka kaca mobilnya dan memandangi Silvi dengan tatapan tajam lalu membuang wajahnya, diikuti oleh teman-teman satu gengnya yang duduk dimobil. Silvi hanya tersenyum melihat perlakuan Lyora kemudian masuk ke mobilnya bersama Riana. Vico yang telah mengendarai motornya segera menghampiri Silvi dan berpamitan pulang.
Diperjalanan,Riana banyak diam. Memang Riana orangnya pendiam dan pemalu. Apalagi tampilannya yang kikuk dengan kacamata yang besar itu membuatnya terkesan cupu. "Ri rumah kamu yang mana" tanya Silvi saat memasuki areal komplek perumahan. "Yang itu" tunjuk Riana pada rumah berpagar tinggi dengan taman bunga yang indah. Wow, benar-benar menakjubkan. Cewe yang berpenampilan cupu itu ternyata tinggal dirumah besar dan mewah. Seketika Silvi dan supirnya tercengang melihat suasana rumah Riana yang begitu mewah dengan pelataran yang dipenuhi bunga-bunga indah. Seperti memasuki gerbang istana saja.
"Rumahmu bagus banget Ri" ucap Silvi melihat kepada Riana. Riana hanya tersenyum sambil mempersilakan Silvi masuk kemudian memperkenalkan kepada mamanya. "Wah ada temennya Riana" sambut mama sambil tersenyum menatap dua gadis SMA itu. "Siang tante, saya Silvi" sapa Silvi sambil mengulurkan tangannya pada wanita itu. "Iya silakan duduk" sambutnya. "Tante ambilin minum ya" "ga usah tante saya cuma mau nganterin Riana aja, tadi kita barengan" "ini teman baruku ma, Silvi. Dia baru pindah dari Bandung" jelas Riana pada mamanya. Mama hanya menganggukkan kepala sambil memandangi Silvi. Sepertinya tatapan gadis belia itu mengingatkan dia pada seseorang, tapi sudahlah itu mungkin hanya perasaannya saja karena orang itu juga telah lama pergi meninggalkannya dan tidak perlu diingat lagi.
Setelah mengantarkan Riana, Silvi kembali ke rumah. Seperti biasa, dirumah Silvi hanya sendirian. Sementara papa mamanya selalu sibuk dengan pekerjaannya. Silvi hanya menyibukkan diri dengan bermain gadget. Sampai matanya tertuju pada satu instagaram yang menampilkan nama Hermawan Bagaskara. Foto lelaki paruh baya bersama istrinya dan seorang anak perempuannya. Terlihat difoto itu dia seorang pengusaha berumur 40 tahun dan pemilik perusahaan besar yang sukses, tapi bukan itu yang menjadi pusat perhatiannya. Foto-foto itu tidak asing dimata Silvi dan saat memastikan kembali, ternyata orang yang ada didalam foto itu adalah Riana dan mamanya. Silvi penasaran Riana ternyata orang kaya raya tapi penampilannya jauh berbeda dari yang dilihat sebelumnya. Sudahlah tidak perlu dipikirkan lagian itukan hak seseorang mau berpenampilan seperti apa saja.
***
Dikantor papa Silvi baru saja mengadakan kerjasama dengan seseorang "terimakasih pak Hermawan Bagaskara atas kerjasamanya. Semoga perusahaan kita bisa terus menjalin kerjasama yang baik"
"Sama-sama pak Adi Leonardo. Kita udah bersahabat sejak SMA sudah sepantasnya sebagai sahabat yang baik kita bekerjasama untuk mempererat silaturahmi" ucap pria itu sambil merangkul pundak Adi Leonardo.
Pertemuan sahabat lama dalam sebuah kerjasama yanh melibatkan perusahaan mereka itu sangat terlihat bahagia. Mereka merayakan pertemuan dengan dinner disebuah hotel bintang lima diikuti dengan para ceo, manajer serta karyawan yang hadir saat itu. Pestanya berlangsung sangat meriah dan menyenangkan. Selesai dinner para pengusaha muda dan karyawannya segera pulang.
***
"Gimana pa rapatnya tadi?" Sambut Marinka menemui suaminya yang baru saja pulang kerja. "Alhamdulillah ma, lancar dan perusahaan Bagaskara Grup mau bekerjasama dan menanamkan sahamnya di Leonardo Company" Adi merangkul istrinya dan mencium kening istrinya. Senyum Marinka merekah melihat kesuksesan suaminya. "Mandi dulu pa, mama udah siapin air hangat tadi" ajak Marinka pada suaminya. Adi menganggukkan kepala dan segera menuju ke kamar mandinya. Marinka menunggu suaminya di kamar sambil membersihkan wajahnya dari make up dengan kapas yang telah diberikan pembersih wajah.
"Sayang!!!" Teriak Adi dari dalam kamar mandi. "Ya. Ada apa mas?" "ambilin handuk dong, aku lupa bawa tadi"
Marinka menaikkan alis matanya sebelah mendengar ucapan suaminya. Masa iya sich mas Adi lupa bawa handuk. Ga biasanya. Marinka segera membawakan handuk dan mengantarnya ke kamar mandi. "Mas ini handuknya" Marinka mengetuk pintu sambil memberikan handuk, tanpa sengaja Adi memegang tangannya dan menariknya ke dalam kamar mandi.
" Eh mas, kok malah ditarik?" Seketika tubuhnya dipeluk erat oleh suaminya yang lagi berada di dekat shower dan dalam sekejap baju tidur berwarna putih itu langsung basah oleh air shower, sehingga terlihat jelas lekukan tubuh Marinka dan hal itu membuat menjadi terlihat seksi dimata suaminya. Walaupun telah berusia 39 tahun tubuh Marinka masih terlihat seksi dan wajahnya masih terlihat muda.
Satu jam berlalu, mereka mulai lelah dan tertidur di ranjang lalu menutupi tubuh mereka dengan selimut, Adi memeluk istrinya dibadannya yang sixpack dan terlihat sangat seksi saat memeluk istrinya, lalu meletakkan kepala istrinya didadanya yang bidang itu. Walaupun telah berusia 45 tahun gairahnya terhadap istrinya masih seperti saat pertama kali mereka menikah dan postur badan Adi masih se sixpack dulu. Membuat Marinka klepek-klepek saat bersamanya. "Makasih sayang buat malam ini" ujar Adi sambil mencium kening istrinya dan mengusap rambut panjang Marinka dengan kasih sayang. "Sama-sama sayang,"senyum Marinka sambil menaruh wajahnya ke dada suami tercintanya. Terlihat Marinka merasa lelah begitu juga dengan Adi. Merekapun memejamkan mata dan terlelap hingga pagi menyambut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу᭄
....
2024-05-23
0