Mintuno Dewa Air Tawar
Sudah beberapa hari Dewi Urang Ayu duduk menyendiri dan melamun melihat tingkah laku Ayu panggilan akrab Dewi Urang Ayu, ayahnya Begawan Mintuno seorang pertapa sakti di Gisik Samudra gelisah.
"Ada apa ya anakku Ayu jadi pendiam dan sering melamun menyendiri...!" Begitu kata Mintuno dalam hati. Dia mau menegur merasa gak enak. Membiarkan Ayu terus begitu juga tidak nyaman.
"Aku harusnya bagaimana ya...!?" Ujar Mintuno sambil berjalan mondar-mandir dengan melipat tangannya di belakang.
Sementara Ayu tetap melamun dengan lamunannya sendiri. Sesekali Ayu terlihat tersenyum sendiri penuh gairah. Semua ini terjadi akibat saat hari Anggara Kasih Ayu mimpi sekitar pukul dua dini hari.
Dalam mimpi tersebut Ayu bertemu seorang pria ganteng tinggi besar bernama Brotoseno. Pria tersebut punya panggilan Seno. Pria itu menyatakan cintanya kepada Ayu dan Ayupun demikian.
Singkat cerita mereka sempat bermesraan. Pada saat sampe puncaknya Ayu terbangun, "Oh ternyata aku mimpi.." ujar Ayu.
Sejak mimpi itulah Ayu selalu terbayang wajah Seno. Pria gagah ganteng tersebut selalu berada di pelupuk matanya. Ini yang membuat gadis cantik tersebut sering tersenyum sendiri.
Perbuatan tersebut tentu tidak terlepas dari Mintuno. Sang ayah yang sangat mencintai anak gadisnya tersebut selalu memperhatikan gerak gerik perubahan wajah si cantik tersebut.
"Ehem..ehem....!" Begitu Mintuno mendekati anaknya. "Kamu kok sering senyum-senyum ada apa anakku...bolehkah Bapak tahu..!?" Tanya Mintuno kepada Ayu.
Ayu kaget mendapat teguran yang terkesan mendadak dari ayahnya. Ayu nampak kelimpungan mau menjawab pertanyaan Mintuno.
"Ayolah...Nduk ada gerangan apa kok kamu senyum-senyum sendiri...!?" Tanya Mintuno dengan nada lembut sembari mendekati Ayu.
Melihat ayahnya mendekat dan bertanya dengan lembut sepertinya tidak alasan bagi Ayu untuk tidak menjawab, "Ya musti jawab pertanyaan ayah...apapun yang terjadi aku harus menghadapi kenyataan...!" Ujar Ayu dalam hati.
"Ayolah anakku katakan kepada Bapa..!?" Ujar Mintuno sembari mengelus rambutnya Ayu.
"Begini Bapa...waktu malam hari Anggoro Kasih...Ayu mimpi...!" Ujar Ayu berhenti sejenak sembari melirik wajah Mintuno. Sang ayah tahu jika anak terkasihnya sengaja menghentikan ceritanya untuk melihat reaksi wajahnya. Melihat hal itu Mintuno mengangguk sambil tersenyum dengan memberi isyarat agar Ayu melanjutkan ceritanya.
Melihat ayahnya memberi tanda, Ayu mulai berani terus terang tentang mimpinya itu.
"Itulah Bapa sejak mimpi itu wajah Bang Seno selalu membayang di wajahku...dalam tidur dan terjaga wajahnya selalu membayang...!" Jelas Ayu.
Sesaat Mintuno mengernyitkan dahi. Dia pernah dengar nama Brotoseno, dia adalah satria gagah dan tampan penegak Pandawa.
"Lha kamu tahu nggak Nduk Seno yang kamu kenal dalam mimpimu itu orang mana..
"Mintuno sengaja memancing pertanyaan kepada puterinya untuk melihat sejauh mana Ayu mengenal satria Penegak Pandawa itu.
"Nah...itulah Bapa. Sebelum saya tanya asal-usul Bang Seno tersebut...saya keburu bangun Bapa...!" Jawab Ayu dengan nada kecewa.
"Ohw begitu ya....tidak mengapa aku cukup tahu dia...Bang Seno mu itu...!" Ujar Mintuno dengan tetap mengumbar senyum.
"Jadi Bapa tahu dan kenal Bang Seno ya Bapa...!?" Desak Ayu dengan gopoh dan penuh harap.
Mendapat pertanyaan anak gadisnya Mintuno cuma senyum dan mengangguk.
"Ya aku kenal Brotoseno. Dia penegak Pandawa. Tempatnya di Keraton Indraprasta...aku tanya kamu Nduk...apakah kamu benar mencintainya...!?" Katanya.
Ayu mengangguk pasti.
"Ya Bapa...rasanya aku gak akan menikah deh. Kecuali dengan Bang Seno...!" Ujar Ayu tegas.
"Duh...duh...cinta banget...nih...!!" Ledek Mintuno.
"Bapak jangan meledek...pokoknya Ayu pengin Bapa datangkan Bang Seno. Bagaimanapun caranya...!!!" Desak Ayu.
"Bagaimana kalau ternyata Brotoseno sudah punya isteri? Masihkah kamu mau Ayu..!?" Goda Mintuno.
"Ayu tidak peduli Bapa. Mau isteri berapa pun Ayu terima. Yang penting Bang Seno ada disini Bapa..!!" Jelas Ayu.
"Terus aku harus bagaimana Ayu agar Seno bisa datang kesini...!?" Goda Mintuno.
" Ayu tidak mau tahu bagaimana caranya. Sebab Bapa adalah pertapa sakti yang sudah cukup terkenal. Pasti dengan mudah Bapak bawa Bang Seno ke rumah...!!!" Rengek Ayu.
" Ya...ya...kamu bisa saja Ayu..! Doakan Bapa untuk mencari Brotoseno dan membawanya kesini..!" Tanpa banyak debat Mintuno dengan kesaktiannya terbang mencari Brotoseno.
Pada saat yang sama Pandita Durno tengah berada di pinggiran Samudra. Dia sedang berusaha menipu Brotoseno, muridnya agar mau mencebur ke Laut lepas. Tujuan Durno agar Brotoseno mati tenggelam atau mati dimakan ikan paus.
Brotoseno adalah pemuda jujur berjiwa ksatria. Dia sama sekali tidak pernah menduga bahwa guru tercintanya bakal mencelakainya. Apalagi Durno mengemas tipuannya dengan Air Pravitasari.
Bahwa air suci itu berada di tengah samudra. Karena itu Brotoseno harus mencebur ke laut dan terus ke tengahnya. Dan air kehidupan itu berada di dasar samudra.
Menurut Durno barang siapa mendapatkan air Pravitasari kemudian meminumnya dia bakal mendapat ilmu laduni, yakni ilmu Sangkan Paraning Dumadi. Selain itu mereka yang meminumnya bakal hidup abadi sehat wal Afiat.
Karena Brotoseno percaya sama Durno. Dan dia pengin sekali mendapatkan ilmu itu. Maka meskipun dia disuruh mencebur ke lautan Brotoseno percaya saja.
Durno yang berhasil menipu muridnya tersebut senang bukan mustahil.
"Kamu pasti makan modar Seno...kalau tidak tenggelam kamu pasti dimakan gurita atau ular atau ikan...hi..hi..hi..!" Ujar Durno dalam hati sembari cekikikan gembira tipu muslihatnya berhasil.
Sementara Brotoseno yang teguh imannya tetap percaya bahwa gurunya sayang kepadanya. Dan bayangan Air Pravitasari benar- benar menghantui dirinya.
Apalagi dia bakal dapat ilmu Sangkan Paraning Dumadi, ilmu langka yang sangat luar biasa. Maka kendati dia harus bertaruh nyawa. Brotoseno tetap bertekad menjebur ke samodra dan menyelam ke dasarnya.
"Mohon pamit Bapa Guru. Saya mau menyelam ke dasar samudra..doakan biar apa yang saya cari benar- benar berhasil kudapatkan...!" Ujar Brotoseno kepada Durno gurunya.
" Ya...ya kudoakan anakku ..kamu pasti selamat dan berhasil..!" Jawab Durno dengan seringai iblis.
Dan tanpa berpikir panjang lagi Brotoseno alias Seno terjun ke laut bebas yang ombaknya tengah mengganas. Tentu saja dengan cepat tubuh Seno yang tinggi besar digulung ombak segara kidul yang tengah mengamuk. Tubuh Seno seperti kapuk dihembus angin.
Seno timbul tenggelam terbawa ombak. Bahkan dia sudah tidak sadarkan diri alias semaput.
Durno yang menyaksikan dari tepi laut bersorak gembira berjingkrak dan berjoget rock and roll.
”Modar kamu Seno..aku bohongi kamu gak paham. Kejadian ini pasti akan disambut suka cita sama penguasa Hastina Suyudono. Dan aku akan dapat hadiah cukup banyak dari beliau...karena aku berhasil mengenyahkan musuh yang paling ditakutinya..!" Ujar Durno bicara sendiri dalam hati.
Setelah bayangan tubuh Seno tidak nampak lagi. Durno mengajak para pembantunya meninggalkan tepian samudra.
"Selamat mampus kamu Seno... huaha .. ha..ha..ha..!' Durno ketawa terbahak- bahak sembari meninggalkan tepian samudra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Jemmy Tuasey
💤🐅💤💤💤💤💤💤💤💤💤💤💤⚡⚡⚡⚡⚡⚡⚡⚡⚡⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈❣🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏
2024-08-22
0
Artur
tulis terus novel sejenis
2023-03-27
0
Artur
Sungguh novel yg asyik dibaca
2023-03-27
0