Mina Lodra sadar bahwa Baruna adalah dewa yang diangkat Sanghyang Jagat Maya untuk menjadi penguasa Samodra. Kekuasaan Sanghyang Baruna meliputi segala makhluk hidup yang ada di lautan.
Karena memerangi Baruna sama saja dengan melawan para Dewa di Kahyangan Suralaya. Dan para dewa yang dipastikan akan membela Baruna. Bukanlah dewa kaleng-kaleng. Mereka dipastikan para dewa sakti yang punya kedudukan dan kesaktian di luar nalar.
Contohnya Batara Bayu ini dewa yang menguasai angin. Dia mampu mendatangkan dan memerintah angin peuting beliung, topan, badai dan angin lisus yang bisa menumbangkan pohon-pohon besar maupun meruntuhkan bangunan.
Itu baru satu dewa. Adalagi Batara Brahma ini dewanya api. Jika marah Brahma bisa berubah ujud jadi nyala api yang cukup besar dan sulit dibayangkan betapa panasnya api itu.
Masih adalagi Batara Indra yang menguasai hujan dan air. Dewa Indra ini bisa menciptakan yang terus menerus. Dan jika mau Dewa Indra mampu menenggelamkan sebuah negara tanpa sisa. Dan Mina Lodra tahu semua itu.
Namun Mina Lodra juga bukan raja kaleng-kaleng. Kesaktiannya sungguh sangat luar biasa. Buktikan dia mampu menundukkan Dewa Yuyu Rumpung siluman kepiting yang mampu merubah ujudnya menjadi kepiting sebesar tujuh gunung. Yuyu Rumpung berhasil dikalahkan Mina Lodra dan dijadikan patuhnya.
Ada lagi Detya Sapujagat. Raksasa berkepala babi ini punya kelebihan dia dapat merubah ujudnya menjadi naga yang sangat besar.
Juga ada Detya Buaya Sakti. Dia seorang raksasa dengan kepala seekor buaya dan dapat berubah ujud menjadi buaya yang sangat besar dan mengerikan.
Dengan kesaktian yang dimilikinya dan para pembantunya yang rata-rata punya kesaktian yang luar biasa. Sehingga Mina Lodra menganggap remeh Baruna dan para Dewa di Suralaya.
Namun begitu Mina Lodra tetap tidak mau buru-buru menyerang Baruna. Dia perlu mematangkan persiapan anak buahnya.
"Meskipun aku sakti pilih tanding dan para pembantu hebat luar biasa. Aku tetap kudu hati-hati menyerang Baruna. Aku perlu siapkan dulu dengan matang...!" Ujar Mina Lodra dalam hati.
Untuk ini Mina Lodra perlu rapat dengan seluruh anak buahnya. Gunanya untuk mencari masukan, menghitung segala kekuatan yang dimilikinya. Dan menghitung kekuatan lawan.
"Pokoknya aku tidak ingin penyerangan ini gagal. Harus kuperhitungkan dengan matang..!" Pikir Mina Lodra.
Maka ditentukanlah hari pisowanan. Semua pembantu terdekat Mina Lodra dikumpulkan tidak terkecuali. Dari Patih Detya Yuyu Rumpung sampai Detya Kalamenjing hadir dalam pertemuan penting.
"Saudaraku semua kalian kuminta hadir dalam rapat ini..karena kuanggap rapat ini sangat-sangat penting...!!!" Mina Lodra membuka rapat.
"Ada apa gerangan tuanku...Paduka ngumpulin kami semua..!!?" Tanya Yuyu Rumpung.
"Kalian kukumpulkan semua hari ini karena aku punya rencana...!!!" Ujar Mina Lodra.
"Rencana tuanku ada apa...coba jelaskan yang sejelas-jelasnya Tuanku..!!!" Tegas Yuyu Rampung.
"Ya akan kujelaskan. Maka jangan potong dulu ucapanku...!" Berhenti sejenak, Mina Lodra melanjutkan pidatonya, "Begini wahai saudara-saudaraku... kalian tahu bahwa aku menjadi penguasa cukup beken. Semua lawan maupun kawan sangat menghormati ku. Tetapi ternyata alias kenyataanne tidak demikian. Karena semua makhluk yang hidup di lautan tidak mengindahkan ku. Mereka tidak mau tunduk kepadaku. Mereka menentang ku dan hanya tunduk kepada Baruna yang dianggap menjadi dewanya lautan..!" Papar Mina Lodra.
"Ohw begitu ya tuanku...terus apa yang akan tuan lakukan..!?' tanya Yuyu Rumpung.
"Aku akan menyerang Baruna. Aku akan menunjukannya. Agar semua makhluk di Samodra tunduk kepadaku paham..!?" Papar Mintuno.
Tanpa menunggu jawaban Yuyu Rumpung, Mina Lodra melanjutkan paparannya, "Karena itulah kalian kukumpulkan ... barangkal kalian punya saran. Silahkan sampekan disini...!!" Tegas Mina Lodra.
"Maaf Tuanku...hamba Tumenggung Buaya Sakti..ada saran. Bahwa kesaktian ku Tuanku sangat luar biasa. Ditambah kami juga punya kemampuan yang tidak kalah dengan para dewa. Karena kita langsung serang saja..mumpung saya pengin memakan daging para dewa...!" Ujar Buaya Sakti.
"Benar Tuanku. Apa yang disampaikan Kakang Buaya Sakti saya sependapat. Kita sikat saja si Baruna. Makin cepat makin baik...!!!" Timpal Detya Kalamenjing.
"Menurutmu bagaimana Yuyu Rumpung..!?" Mina Lodra menanyakan hal ini kepada Yuyu Rumpung. Karena selain dia paling senior diantara anak buah Mina Lodra. Juga Yuyu Rumpung paling berpengalaman dan paling sakti.
"Menurut saya pun demikian Tuanku. Sekarang tinggal menentukan hari penyerangan yang bagus. Penentuan hari ini agar semuanya dapat berjalan lancar dan tanpa halangan .. begitu Tuanku. Mohon maaf jika kata-kata saya ada yang kurang berkenan...!" Kilah Yuyu Rumpung.
"Baiklah jika kalian setuju perang melawan Baruna. Aku sudah menghitung seberapa kekuatan Baruna berikut para dewa pendukungnya. Baik .. baik .. untuk sementara ini kita cukupkan dulu nanti aku kabari lagi secepatnya..!!" Ujar Mina Lodra menutup rapat.
Usai rapat Mina Lodra mengulang kembali perhitungannya. Jika dia mengerahkan semua kekuatannya dijamin Baruna bisa dikalahkan. Tetapi ini tentu tidak mudah. Selain makan waktu bisa jadi banyak korban.
Karena itu Mina Lodra merencanakan serangan uji coba. Serangan ini dimaksudkan untuk menakar kekuatan Baruna dan pendukungnya secara realita.
"Aku harus mendapatkan gambaran secara nyata kekuatan yang dimiliki Baruna. Biar jika serangan yang sesungguhnya aku benar-bisa mengalahkannya..!" Pikir Mina Lodra.
Untuk ini Mina Lodra menyiapkan pasukan khusus yang dipimpin Tumenggung Buaya Sakti dan adiknya Detya Bajulsengara. Pasukan ini diperintah untuk menjajal kekuatan tersembunyi dari Sanghyang Baruna. Hasil penjajakan itu nantinya bakal dia gunakan untuk melakukan serangan sesungguhnya.
Rencana ini terlihat sepele tetapi tidak terasa telah berjalan lebih lima tahun. Sementara itu bayi Antaseno yakni anaknya Urang Ayu kendati umurnya sudah menginjak remaja, tetapi ujudnya masih bayi. Bahkan belum bisa ngomong dan tidak bisa berjalan.
Menghadapi keanehan bayinya Dewi Urang Ayu dan Resi Mintuno resah. Sudah berbagai cara pengobatan dilakukan. Namun Antaseno tetap tidak berubah seperti bayi.
Akhirnya Urang Ayu hanya pasrah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. "Terserah Engkau wahai penguasa jagat kuserahkan nasib anakku kepadamu..!!" Ujar Urang Ayu menyerah pasrah terhadap kehendak Hyang Maha Tinggi.
Lebih runyam lagi setiap hari bayi Antaseno menangis. Dia akan diam dan malah riang gembira jika dibawa ke laut. Ini menjadi urusan Resi Mintuno yang sering membawanya ke laut.
"Anak ini aneh...jika diceburkan ke laut dia kegirangan. Bahkan bisa berenang dengan lincah..!" Ujar Mintuno bicara sendiri. Keanehan ini diketahui Mintuno dan anaknya, Urang Ayu.
"Anakmu ini aneh dan luar biasa di luar nalar. Entah akan jadi apa kelak..!?" Ujar Mintuno kepada Urang Ayu.
Sementara itu geger rencana serangan Raja Sebrang Lautan Mina Lodra sudah diketahui Sanghyang Baruna berkat laporan Telik sandinya. Karena itu Baruna pun sudah memberitahukan persoalan ini kepada para koleganya dewa di Suralaya.
Karena itu Baruna pun sudah menyiapkan barisan Pendem (barisan rahasia) yang ditempatkan sepanjang tepian samudra.
"Kamu Mina Lodra jangan anggap sepele kami. Kami sudah siap..!" Ujar Baruno bicara sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments