NovelToon NovelToon

Mintuno Dewa Air Tawar

1. Dewi Urang Ayu Mimpi

Sudah beberapa hari Dewi Urang Ayu duduk menyendiri dan melamun melihat tingkah laku Ayu panggilan akrab Dewi Urang Ayu, ayahnya Begawan Mintuno seorang pertapa sakti di Gisik Samudra gelisah.

"Ada apa ya anakku Ayu jadi pendiam dan sering melamun menyendiri...!" Begitu kata Mintuno dalam hati. Dia mau menegur merasa gak enak. Membiarkan Ayu terus begitu juga tidak nyaman.

"Aku harusnya bagaimana ya...!?" Ujar Mintuno sambil berjalan mondar-mandir dengan melipat tangannya di belakang.

Sementara Ayu tetap melamun dengan lamunannya sendiri. Sesekali Ayu terlihat tersenyum sendiri penuh gairah. Semua ini terjadi akibat saat hari Anggara Kasih Ayu mimpi sekitar pukul dua dini hari.

Dalam mimpi tersebut Ayu bertemu seorang pria ganteng tinggi besar bernama Brotoseno. Pria tersebut punya panggilan Seno. Pria itu menyatakan cintanya kepada Ayu dan Ayupun demikian.

Singkat cerita mereka sempat bermesraan. Pada saat sampe puncaknya Ayu terbangun, "Oh ternyata aku mimpi.." ujar Ayu.

Sejak mimpi itulah Ayu selalu terbayang wajah Seno. Pria gagah ganteng tersebut selalu berada di pelupuk matanya. Ini yang membuat gadis cantik tersebut sering tersenyum sendiri.

Perbuatan tersebut tentu tidak terlepas dari Mintuno. Sang ayah yang sangat mencintai anak gadisnya tersebut selalu memperhatikan gerak gerik perubahan wajah si cantik tersebut.

"Ehem..ehem....!" Begitu Mintuno mendekati anaknya. "Kamu kok sering senyum-senyum ada apa anakku...bolehkah Bapak tahu..!?" Tanya Mintuno kepada Ayu.

Ayu kaget mendapat teguran yang terkesan mendadak dari ayahnya. Ayu nampak kelimpungan mau menjawab pertanyaan Mintuno.

"Ayolah...Nduk ada gerangan apa kok kamu senyum-senyum sendiri...!?" Tanya Mintuno dengan nada lembut sembari mendekati Ayu.

Melihat ayahnya mendekat dan bertanya dengan lembut sepertinya tidak alasan bagi Ayu untuk tidak menjawab, "Ya musti jawab pertanyaan ayah...apapun yang terjadi aku harus menghadapi kenyataan...!" Ujar Ayu dalam hati.

"Ayolah anakku katakan kepada Bapa..!?" Ujar Mintuno sembari mengelus rambutnya Ayu.

"Begini Bapa...waktu malam hari Anggoro Kasih...Ayu mimpi...!" Ujar Ayu berhenti sejenak sembari melirik wajah Mintuno. Sang ayah tahu jika anak terkasihnya sengaja menghentikan ceritanya untuk melihat reaksi wajahnya. Melihat hal itu Mintuno mengangguk sambil tersenyum dengan memberi isyarat agar Ayu melanjutkan ceritanya.

Melihat ayahnya memberi tanda, Ayu mulai berani terus terang tentang mimpinya itu.

"Itulah Bapa sejak mimpi itu wajah Bang Seno selalu membayang di wajahku...dalam tidur dan terjaga wajahnya selalu membayang...!" Jelas Ayu.

Sesaat Mintuno mengernyitkan dahi. Dia pernah dengar nama Brotoseno, dia adalah satria gagah dan tampan penegak Pandawa.

"Lha kamu tahu nggak Nduk Seno yang kamu kenal dalam mimpimu itu orang mana..

"Mintuno sengaja memancing pertanyaan kepada puterinya untuk melihat sejauh mana Ayu mengenal satria Penegak Pandawa itu.

"Nah...itulah Bapa. Sebelum saya tanya asal-usul Bang Seno tersebut...saya keburu bangun Bapa...!" Jawab Ayu dengan nada kecewa.

"Ohw begitu ya....tidak mengapa aku cukup tahu dia...Bang Seno mu itu...!" Ujar Mintuno dengan tetap mengumbar senyum.

"Jadi Bapa tahu dan kenal Bang Seno ya Bapa...!?" Desak Ayu dengan gopoh dan penuh harap.

Mendapat pertanyaan anak gadisnya Mintuno cuma senyum dan mengangguk.

"Ya aku kenal Brotoseno. Dia penegak Pandawa. Tempatnya di Keraton Indraprasta...aku tanya kamu Nduk...apakah kamu benar mencintainya...!?" Katanya.

Ayu mengangguk pasti.

"Ya Bapa...rasanya aku gak akan menikah deh. Kecuali dengan Bang Seno...!" Ujar Ayu tegas.

"Duh...duh...cinta banget...nih...!!" Ledek Mintuno.

"Bapak jangan meledek...pokoknya Ayu pengin Bapa datangkan Bang Seno. Bagaimanapun caranya...!!!" Desak Ayu.

"Bagaimana kalau ternyata Brotoseno sudah punya isteri? Masihkah kamu mau Ayu..!?" Goda Mintuno.

"Ayu tidak peduli Bapa. Mau isteri berapa pun Ayu terima. Yang penting Bang Seno ada disini Bapa..!!" Jelas Ayu.

"Terus aku harus bagaimana Ayu agar Seno bisa datang kesini...!?" Goda Mintuno.

" Ayu tidak mau tahu bagaimana caranya. Sebab Bapa adalah pertapa sakti yang sudah cukup terkenal. Pasti dengan mudah Bapak bawa Bang Seno ke rumah...!!!" Rengek Ayu.

" Ya...ya...kamu bisa saja Ayu..! Doakan Bapa untuk mencari Brotoseno dan membawanya kesini..!" Tanpa banyak debat Mintuno dengan kesaktiannya terbang mencari Brotoseno.

Pada saat yang sama Pandita Durno tengah berada di pinggiran Samudra. Dia sedang berusaha menipu Brotoseno, muridnya agar mau mencebur ke Laut lepas. Tujuan Durno agar Brotoseno mati tenggelam atau mati dimakan ikan paus.

Brotoseno adalah pemuda jujur berjiwa ksatria. Dia sama sekali tidak pernah menduga bahwa guru tercintanya bakal mencelakainya. Apalagi Durno mengemas tipuannya dengan Air Pravitasari.

Bahwa air suci itu berada di tengah samudra. Karena itu Brotoseno harus mencebur ke laut dan terus ke tengahnya. Dan air kehidupan itu berada di dasar samudra.

Menurut Durno barang siapa mendapatkan air Pravitasari kemudian meminumnya dia bakal mendapat ilmu laduni, yakni ilmu Sangkan Paraning Dumadi. Selain itu mereka yang meminumnya bakal hidup abadi sehat wal Afiat.

Karena Brotoseno percaya sama Durno. Dan dia pengin sekali mendapatkan ilmu itu. Maka meskipun dia disuruh mencebur ke lautan Brotoseno percaya saja.

Durno yang berhasil menipu muridnya tersebut senang bukan mustahil.

"Kamu pasti makan modar Seno...kalau tidak tenggelam kamu pasti dimakan gurita atau ular atau ikan...hi..hi..hi..!" Ujar Durno dalam hati sembari cekikikan gembira tipu muslihatnya berhasil.

Sementara Brotoseno yang teguh imannya tetap percaya bahwa gurunya sayang kepadanya. Dan bayangan Air Pravitasari benar- benar menghantui dirinya.

Apalagi dia bakal dapat ilmu Sangkan Paraning Dumadi, ilmu langka yang sangat luar biasa. Maka kendati dia harus bertaruh nyawa. Brotoseno tetap bertekad menjebur ke samodra dan menyelam ke dasarnya.

"Mohon pamit Bapa Guru. Saya mau menyelam ke dasar samudra..doakan biar apa yang saya cari benar- benar berhasil kudapatkan...!" Ujar Brotoseno kepada Durno gurunya.

" Ya...ya kudoakan anakku ..kamu pasti selamat dan berhasil..!" Jawab Durno dengan seringai iblis.

Dan tanpa berpikir panjang lagi Brotoseno alias Seno terjun ke laut bebas yang ombaknya tengah mengganas. Tentu saja dengan cepat tubuh Seno yang tinggi besar digulung ombak segara kidul yang tengah mengamuk. Tubuh Seno seperti kapuk dihembus angin.

Seno timbul tenggelam terbawa ombak. Bahkan dia sudah tidak sadarkan diri alias semaput.

Durno yang menyaksikan dari tepi laut bersorak gembira berjingkrak dan berjoget rock and roll.

”Modar kamu Seno..aku bohongi kamu gak paham. Kejadian ini pasti akan disambut suka cita sama penguasa Hastina Suyudono. Dan aku akan dapat hadiah cukup banyak dari beliau...karena aku berhasil mengenyahkan musuh yang paling ditakutinya..!" Ujar Durno bicara sendiri dalam hati.

Setelah bayangan tubuh Seno tidak nampak lagi. Durno mengajak para pembantunya meninggalkan tepian samudra.

"Selamat mampus kamu Seno... huaha .. ha..ha..ha..!' Durno ketawa terbahak- bahak sembari meninggalkan tepian samudra.

2. Brotoseno Ditolong Resi Mintuno.

Pada saat Brotoseno dalam keadaan setengah mati di udara Resi Mintuno yang tengah mencari dirinya melihat.

"Wow...aku lihat orang yang tengah timbul tenggelam di lautan..siapa dia ya..!? Sebaiknya kudekati...!" Ujar Mintuno sambil terbang merendah.

Betapa kagetnya Resi Mintuno setelah didekatnya ternyata sosok itu adalah orang yang dia cari.

"Aduh...anakku Seno...kenapa kamu sampe begini...!" Ujar Resi Mintuno sembari langsung menyambar tubuh Brotoseno dientaskan ke darat.

Dengan kesaktiannya Mintuno menyembuhkan dan menyadarkan Brotoseno.

"Aduh...aku ada dimana ini...dan siapa kamu orang tua..!?" Ujar Brotoseno setelah sadar dari pingsannya.

"Anakku Brotoseno....kamu belum tahu siapa aku. Baiklah aku Mintuno. Aku mengenalmu bahkan aku tengah mencari mu...Lantas mengapa kamu sampe tenggelam di laut wahai Seno...!?" Tanya Mintuno kepada Brotoseno.

Brotoseno menceriterakan semua kejadian sampai akhirnya dia terjun ke laut.

Mendengar penuturan Brotoseno Mintuno hanya geleng- geleng kepala.

"Wahai anakku Seno..sebenarnya Durno ingin kamu mati tenggelam atau dimakan binatang laut. Jadi bukan seperti persangkaanmu. Durno nunjukin Air Pravitasari dan tempatnya ilmu Sangkanparaning Dumadi. Itu hanya tipuan agar kamu mau dengan sukarela terjun ke laut..!" Jelas Mintuno.

Namun Seno terlihat keukeuh dengan pendapatnya. Bahwa Pandita Durno sayang kepadanya.

Mintuno cukup tahu tentang sikap Brotoseno. Ksatria ini pendiriannya tetep keukeuh kendati salah. Apa yang dikatakan guru selalu baik baginya.

Mintuno akhirnya menyerah pasrah.

"Terserah kamu anakku mau percaya atau tidak ucapanku. Kelak waktu juga yang akan membuktikan omonganku ini Seno..!"

Setelah itu Mintuno menceriterakan bahwa dia sengaja mencari Brotoseno karena permintaan anak gadisnya, Utang Ayu.

"Anakku ingin ketemu kamu Seno...karena itu kamu harus mampir ke rumahku. Biar kamu ketemu anakku..!" Ujar Mintuno sembari melihat raut wajah Brotoseno.

Brotoseno menyadari bahwa dirinya diperhatikan Mintuno, sehingga akhirnya dia berujar, "Ada apa ya Bapa...mengapa anak Bapa ingin ketemu aku...!?"

"Datang saja ke rumahku nanti kamu tahu sendiri..apa maksud anakku..!" Jawab Mintuno pendek.

Akhirnya tanpa banyak bicara lagi segera Brotoseno mengikuti Mintuno menuju pertapaan Gisik Samudra tempat tinggal Mintuno.

Di rumah yang cukup asri, nampak duduk seorang gadis cantik berkulit kuning langsat berambut lurus panjang. Dialah Urang Ayu atau biasa dipanggil Ayu.

Ayu sengaja menunggu di teras rumah. Dia sepertinya tahu bawa ayahnya akan segera datang. Brotoseno yang melihat kecantikan Urang Ayu benar-benar terkesima. Dia melihat nyaris tidak berkedip.

"Gadis cantik inikah anak Bapa Resi Mintuno...duh cantiknya...!" Gumam Brotoseno lirih.

"Ohw Bapa sudah pulang..!?" Sapa Ayu kepada Mintuno.

"Ya..Ayu...semuanya berjalan lancar...!" Berhenti sejenak, sembari menggamit Brotoseno, Mintuno menunjuk kearah Urang Ayu kepada pria gagah disampingnya.

"Itulah anakku yang ingin ketemu kamu Seno," katanya.

Seno segera menyalami Urang Ayu sambil memperkenalkan diri,

" Mohon maaf...nama saya Brotoseno ... siapakah nama kisanak..!?" Ujar Brotoseno.

"Maaf Tuan saya sudah tahu .. sebab saya sudah bertemu dan berkenalan dalam mimpi ... ternyata apa yang ada di dalam mimpi sesuai dengan kenyataan...!" Jawab Ayu sembari tersenyum malu.

Dalam hati Ayu berpikir kok antara mimpi dan kenyataan tidak berbeda jauh.

"Bang Seno memang gagah dan tampan..aku jadi semakin cinta kepadanya..!" Ujar Ayu dalam hati.

Melihat si gadis seperti termenung Brotoseno segera menegur,

"Maaf Nona...menurut Bapa Mintuno anda ingin ketemu saya ada apa gerangan..? Bolehkah saya tahu..!?" Tanya Seno yang membuat Urang Ayu blingsatan serba salah.

"Ohw iya Bang...tolong jangan panggil saya nona. Cukup panggil saja Ayu...!" Jawab Ayu gopoh.

"Baiklah...kamu sepertinya sudah mengenalku ya...Ayu..? Bagaimana ceritanya..!?" Tanya Seno.

"Ohw iya...Ayu kenal Bang Seno lewat mimpi..dan ternyata yang aku jumpai dalam mimpi tidak jauh beda ya..!? Bang Seno benar- benar ganteng..!" Terang Ayu.

"Lantas kamu ingin jumpa aku...maksudmu apa...!?" Cegat Seno.

"Ohw..anu..anu..anu Bang..!' ujar Ayu terbata-bata.

"Ayohlah Ayu...tidak usah grogi..!"

" Ya Bang..sejak Ayu mimpi ketemu Abang...wajah Abang selalu terbayang-bayang dalam benakku. Karena itu Ayu minta Bapa Mintuno membawa Abang kemari..!"

"Nah setelah aku ada di hadapanmu..terus mau apa..?" Cecar Brotoseno.

"Maaf ya Bang aku ingin Abang menikahiku...!" Ujar Ayu terus terang.

"Eiit...nanti dulu...Ayu kamu belum tahu ya. Kalo aku sudah beristri..!" Jelas Brotoseno.

"Tidak masalah Bang..bahkan Bapa Mintuno sudah cerita banyak tentang Abang..!" Ujar Ayu.

" Pokoknya Ayu ingin Abang menikahiku. Titik..!!" Tegas Ayu.

Dengan pernyataan tegas Urang Ayu nampaknya tidak ada ruang untuk mengelak bagi Brotoseno. Bahkan dalam hati kecilnya Brotoseno merasa sangat beruntung. Betapa tidak. Seorang gadis cantik masih perawan mau dinikahi. Padahal dia sudah punya isteri dua orang. Ditambah Urang Ayu berarti Seno bakal punya tiga orang isteri.

Tanpa pikir panjang Brotoseno menikahi Dewi Urang Ayu. Dia sejoli ini hidup dalam kemesraan. Pokoknya dunia seperti milik mereka berdua.

Resi Mintuno ikut senang melihat anak gadisnya bahagia bersama suaminya. Sehingga lima bulan berlalu. Brotoseno baru sadar bahwa dia telah meninggalkan negara dan kewajibannya sebagai Panglima Perang di Negara Indraprasta cukup lama.

"Yah..tidak terasa aku sudah lama meninggalkan kewajiban ku...aku harus segera kembali..!" Ujar Brotoseno dalam hati.

Tanpa disadari Brotoseno perubahan sikapnya dia diperhatikan isterinya Urang Ayu, sehingga Ayu menanyakannya, " Ada apa Bang...nampak Bang Seno merenung dan kelihatan sedih...!?"

"Ya.. Ayu..aku sudah lama meninggalkan negaraku. Meninggalkan kewajiban ku sebagai Senopati negara Indraprasta. Tentu mereka mencari ku..karena aku tidak sempat mengabari mereka..!" Jelas Brotoseno pelan bernada sedih.

"Jadi Abang pengin balik ya..!?" Tanya Ayu.

"Jika kamu ijinkan aku ingin nengok Indraprasta...!" Ujar Brotoseno.

"Tentu aku tidak bisa menghalangimu Bang. Silahkan Abang balik dulu ke Indraprasta. Tetapi tengoklah kemari ya Bang tetapi sepertinya perutku telah berisi Bang. Karena itu jangan lupa ya Bang..sering tengok kemari..!" Ujar Ayu mengijinkan Seno pulang ke Indraprasta.

Setelah berpamitan kepada mertuanya,Resi Mintuno Brotoseno segera kembali ke Indraprasta.

Lima bulan setelah kepergian Brotoseno, Dewi Urang Ayu melahirkan seorang bayi laki-laki yang tampan. Bayi laki-laki tersebut diberi nama Bambang Antaseno.

Nyaris tidak jauh dari kelahiran Antaseno. Dinegara Sebrang Lautan tengah terjadi pergolakan. Raja Mina Lodra merasa kurang puas dengan posisinya saat ini.

Raja Mina Lodra merasa bahwa dirinya penguasa yang sangat sakti disegani lawan maupun kawan. Tetapi dia tidak bisa menguasai lautan.

Sebab penguasa lautan adalah Dewa Baruna atau Sanghyang Baruna. Karena itu demi menguasai Samodra, Mina Lodra mesti dan harus menyingkirkan Sanghyang Baruna.

Tanpa pikir panjang Brotoseno menikahi Dewi Urang Ayu. Dia sejoli ini hidup dalam kemesraan. Pokoknya dunia seperti milik mereka berdua.

3. Persiapan Penyerangan Sanghyang Baruna.

Mina Lodra sadar bahwa Baruna adalah dewa yang diangkat Sanghyang Jagat Maya untuk menjadi penguasa Samodra. Kekuasaan Sanghyang Baruna meliputi segala makhluk hidup yang ada di lautan.

Karena memerangi Baruna sama saja dengan melawan para Dewa di Kahyangan Suralaya. Dan para dewa yang dipastikan akan membela Baruna. Bukanlah dewa kaleng-kaleng. Mereka dipastikan para dewa sakti yang punya kedudukan dan kesaktian di luar nalar.

Contohnya Batara Bayu ini dewa yang menguasai angin. Dia mampu mendatangkan dan memerintah angin peuting beliung, topan, badai dan angin lisus yang bisa menumbangkan pohon-pohon besar maupun meruntuhkan bangunan.

Itu baru satu dewa. Adalagi Batara Brahma ini dewanya api. Jika marah Brahma bisa berubah ujud jadi nyala api yang cukup besar dan sulit dibayangkan betapa panasnya api itu.

Masih adalagi Batara Indra yang menguasai hujan dan air. Dewa Indra ini bisa menciptakan yang terus menerus. Dan jika mau Dewa Indra mampu menenggelamkan sebuah negara tanpa sisa. Dan Mina Lodra tahu semua itu.

Namun Mina Lodra juga bukan raja kaleng-kaleng. Kesaktiannya sungguh sangat luar biasa. Buktikan dia mampu menundukkan Dewa Yuyu Rumpung siluman kepiting yang mampu merubah ujudnya menjadi kepiting sebesar tujuh gunung. Yuyu Rumpung berhasil dikalahkan Mina Lodra dan dijadikan patuhnya.

Ada lagi Detya Sapujagat. Raksasa berkepala babi ini punya kelebihan dia dapat merubah ujudnya menjadi naga yang sangat besar.

Juga ada Detya Buaya Sakti. Dia seorang raksasa dengan kepala seekor buaya dan dapat berubah ujud menjadi buaya yang sangat besar dan mengerikan.

Dengan kesaktian yang dimilikinya dan para pembantunya yang rata-rata punya kesaktian yang luar biasa. Sehingga Mina Lodra menganggap remeh Baruna dan para Dewa di Suralaya.

Namun begitu Mina Lodra tetap tidak mau buru-buru menyerang Baruna. Dia perlu mematangkan persiapan anak buahnya.

"Meskipun aku sakti pilih tanding dan para pembantu hebat luar biasa. Aku tetap kudu hati-hati menyerang Baruna. Aku perlu siapkan dulu dengan matang...!" Ujar Mina Lodra dalam hati.

Untuk ini Mina Lodra perlu rapat dengan seluruh anak buahnya. Gunanya untuk mencari masukan, menghitung segala kekuatan yang dimilikinya. Dan menghitung kekuatan lawan.

"Pokoknya aku tidak ingin penyerangan ini gagal. Harus kuperhitungkan dengan matang..!" Pikir Mina Lodra.

Maka ditentukanlah hari pisowanan. Semua pembantu terdekat Mina Lodra dikumpulkan tidak terkecuali. Dari Patih Detya Yuyu Rumpung sampai Detya Kalamenjing hadir dalam pertemuan penting.

"Saudaraku semua kalian kuminta hadir dalam rapat ini..karena kuanggap rapat ini sangat-sangat penting...!!!" Mina Lodra membuka rapat.

"Ada apa gerangan tuanku...Paduka ngumpulin kami semua..!!?" Tanya Yuyu Rumpung.

"Kalian kukumpulkan semua hari ini karena aku punya rencana...!!!" Ujar Mina Lodra.

"Rencana tuanku ada apa...coba jelaskan yang sejelas-jelasnya Tuanku..!!!" Tegas Yuyu Rampung.

"Ya akan kujelaskan. Maka jangan potong dulu ucapanku...!" Berhenti sejenak, Mina Lodra melanjutkan pidatonya, "Begini wahai saudara-saudaraku... kalian tahu bahwa aku menjadi penguasa cukup beken. Semua lawan maupun kawan sangat menghormati ku. Tetapi ternyata alias kenyataanne tidak demikian. Karena semua makhluk yang hidup di lautan tidak mengindahkan ku. Mereka tidak mau tunduk kepadaku. Mereka menentang ku dan hanya tunduk kepada Baruna yang dianggap menjadi dewanya lautan..!" Papar Mina Lodra.

"Ohw begitu ya tuanku...terus apa yang akan tuan lakukan..!?' tanya Yuyu Rumpung.

"Aku akan menyerang Baruna. Aku akan menunjukannya. Agar semua makhluk di Samodra tunduk kepadaku paham..!?" Papar Mintuno.

Tanpa menunggu jawaban Yuyu Rumpung, Mina Lodra melanjutkan paparannya, "Karena itulah kalian kukumpulkan ... barangkal kalian punya saran. Silahkan sampekan disini...!!" Tegas Mina Lodra.

"Maaf Tuanku...hamba Tumenggung Buaya Sakti..ada saran. Bahwa kesaktian ku Tuanku sangat luar biasa. Ditambah kami juga punya kemampuan yang tidak kalah dengan para dewa. Karena kita langsung serang saja..mumpung saya pengin memakan daging para dewa...!" Ujar Buaya Sakti.

"Benar Tuanku. Apa yang disampaikan Kakang Buaya Sakti saya sependapat. Kita sikat saja si Baruna. Makin cepat makin baik...!!!" Timpal Detya Kalamenjing.

"Menurutmu bagaimana Yuyu Rumpung..!?" Mina Lodra menanyakan hal ini kepada Yuyu Rumpung. Karena selain dia paling senior diantara anak buah Mina Lodra. Juga Yuyu Rumpung paling berpengalaman dan paling sakti.

"Menurut saya pun demikian Tuanku. Sekarang tinggal menentukan hari penyerangan yang bagus. Penentuan hari ini agar semuanya dapat berjalan lancar dan tanpa halangan .. begitu Tuanku. Mohon maaf jika kata-kata saya ada yang kurang berkenan...!" Kilah Yuyu Rumpung.

"Baiklah jika kalian setuju perang melawan Baruna. Aku sudah menghitung seberapa kekuatan Baruna berikut para dewa pendukungnya. Baik .. baik .. untuk sementara ini kita cukupkan dulu nanti aku kabari lagi secepatnya..!!" Ujar Mina Lodra menutup rapat.

Usai rapat Mina Lodra mengulang kembali perhitungannya. Jika dia mengerahkan semua kekuatannya dijamin Baruna bisa dikalahkan. Tetapi ini tentu tidak mudah. Selain makan waktu bisa jadi banyak korban.

Karena itu Mina Lodra merencanakan serangan uji coba. Serangan ini dimaksudkan untuk menakar kekuatan Baruna dan pendukungnya secara realita.

"Aku harus mendapatkan gambaran secara nyata kekuatan yang dimiliki Baruna. Biar jika serangan yang sesungguhnya aku benar-bisa mengalahkannya..!" Pikir Mina Lodra.

Untuk ini Mina Lodra menyiapkan pasukan khusus yang dipimpin Tumenggung Buaya Sakti dan adiknya Detya Bajulsengara. Pasukan ini diperintah untuk menjajal kekuatan tersembunyi dari Sanghyang Baruna. Hasil penjajakan itu nantinya bakal dia gunakan untuk melakukan serangan sesungguhnya.

Rencana ini terlihat sepele tetapi tidak terasa telah berjalan lebih lima tahun. Sementara itu bayi Antaseno yakni anaknya Urang Ayu kendati umurnya sudah menginjak remaja, tetapi ujudnya masih bayi. Bahkan belum bisa ngomong dan tidak bisa berjalan.

Menghadapi keanehan bayinya Dewi Urang Ayu dan Resi Mintuno resah. Sudah berbagai cara pengobatan dilakukan. Namun Antaseno tetap tidak berubah seperti bayi.

Akhirnya Urang Ayu hanya pasrah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. "Terserah Engkau wahai penguasa jagat kuserahkan nasib anakku kepadamu..!!" Ujar Urang Ayu menyerah pasrah terhadap kehendak Hyang Maha Tinggi.

Lebih runyam lagi setiap hari bayi Antaseno menangis. Dia akan diam dan malah riang gembira jika dibawa ke laut. Ini menjadi urusan Resi Mintuno yang sering membawanya ke laut.

"Anak ini aneh...jika diceburkan ke laut dia kegirangan. Bahkan bisa berenang dengan lincah..!" Ujar Mintuno bicara sendiri. Keanehan ini diketahui Mintuno dan anaknya, Urang Ayu.

"Anakmu ini aneh dan luar biasa di luar nalar. Entah akan jadi apa kelak..!?" Ujar Mintuno kepada Urang Ayu.

Sementara itu geger rencana serangan Raja Sebrang Lautan Mina Lodra sudah diketahui Sanghyang Baruna berkat laporan Telik sandinya. Karena itu Baruna pun sudah memberitahukan persoalan ini kepada para koleganya dewa di Suralaya.

Karena itu Baruna pun sudah menyiapkan barisan Pendem (barisan rahasia) yang ditempatkan sepanjang tepian samudra.

"Kamu Mina Lodra jangan anggap sepele kami. Kami sudah siap..!" Ujar Baruno bicara sendiri.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!