Akhirnya hari "H" pun tiba. Mina Lodra segera memerintahkan Tumenggung Buaya Sakti dan Bajulsengara segera meluruk istana dasar laut.
Pasukan yang dipimpin Buaya Sakti ini bukan main-main. Mereka terdiri dari siluman bulus dan lele yang sangat terlatih, ganas tak kenal ampun.
Pergerakan pasukan Mina Lodra ini membuat gelombang lautan bergolak dahsyat. Sanghyang Baruna yang sudah dan waspada segera menyiapkan pasukan pertahanan yang tidak kalah angkernya.
"Aku minta kepada semua prajuritku .. setiap ada gerakan mencurigakan langsung serang tidak usah ragu..!" Ujar Baruna kepada pasukan gurita, yang dipimpin Sontong Kawuk.
Singkat cerita Buaya Sakti yang jadi panglima perang Mina Lodra berteriak keras memekakan telinga. Entah berapa desibel kekuatan teriakan Buaya Sakti. Yang jelas ikan-ikan dalam radius sepuluh kilometer terkapar menggelepar mati. Dari hidung dan mulut mereka keluar darah.
Tidak hanya itu, ternya sambil berteriak dari moncong Buaya Sakti keluar semburan api yang cukup dahsyat sehingga mengakibatkan gelombang panas yang luar biasa.
Adiknya, Bajulsengara tidak mau ketinggalan, dia tidak berteriak, tetapi tubuhnya berputar cukup kencang seperti baling- baling pesawat-pesawat terbang.
Dari tubuhnya keluar memancar sisik-sisik buaya yang sangat tajam setajam pisau cukur sehingga menyebabkan banyak ikan-ikan besar tewas terhujam sisik- sisik maut tadi.
Sontong Kawuk yang diperintah Sanghyang Baruna memimpin penjagaan segera bereaksi. Diapun memutar tentakelnya jadi seperti kipas angin raksasa yang menimbulkan pusaran air yang mampu mementahkan serangan Bajulsengara.
Bahkan Sontong Kawuk sudah mem-wa Geger Lintang Jenderal Pasukan hiu untuk membantunya melawan Buaya Sakti dan konco-konconya. Maka segera Geger Lintang membawa pasukannya untuk mengalahkan Buaya Sakti.
Geger Lintang pun tidak bisa diremehkan. Panglima perang berseragam doreng ini mampu mengeluarkan uap dingin bahkan salju dari mulutnya. Sehingga gelombang panas yang diakibatkan semburan Buaya Sakti bisa diantisipasinya.
Hawa sangat dingin yang dikeluarkan Geger Lintang sedikit banyak mampu menangkal dan melindungi pasukan Baruna dari serangan Buaya Sakti.
Sanghyang Baruna segera mengontak Batara Bayu dewa angin untuk membantunya. Bayu yang selalu on line dengan cepat memenuhi panggilan rekannya.
Dan melihat bala tentara Buaya Sakti segera Bayu mendatangkan badai yang sangat dahsyat. Kontan pasukan Mina Lodra berantakan. Mereka terpelanting pontang-panting terpental kedaratan.
Kontak bantuan Batara Bayu mendapat sambutan sorak Sorai dari pasukan Sontong Kawuk. Dan kontan pasukan yang semula agak pesimis sekarang termotivasi dan bangkit menyerang pasukan Buaya Sakti yang masih terkesima oleh kehebatan Batara Bayu.
Untuk membangkitkan mental pasukannya, Buaya Sakti kembali berteriak keras sekali sembari mengeluarkan asap beracun dari mulutnya.
Mendapat serangan demikian, Sontong Kawuk mengeluarkan ilmu andalannya. Dari duburnya muncrat cairan hitam kental yang balik menyerang pasukan Buaya Sakti.
Melihat abangnya agak keteter Bajulsengara kembali memutar tubuhnya sembari melontarkan ribuan sisik tajam yang menyerang pasukan Sontong Kawuk.
Melihat rekannya diserang Geger Lintang juga segera mengeluarkan ilmu andalannya berupa hawa dingin yang merasuk ke tulang sumsum.
Melihat kedua pasukan saling serang. Untuk sementara sulit diramalkan siapa yang bakal menang. Karena keduanya sangat digdaya.
Pertempuran semacam ini bisa berlangsung lama dan sulit diprediksi siapa yang bakal menang.
Karena itu Buaya Sakti segera memberi kode kepada adiknya Bajulsengara agar untuk sementara mundur dahulu. Tho ini cuma serangan uji coba.
Dengan begitu Buaya Sakti berteriak nyaring sembari meloncat ke daratan.
"Kenapa Kakang perintahkan kami mundur? Padahal kami belum kalah..!!" Ujar Bajulsengara dengan nada menyesal karena abangnya menyuruh dia mundur.
"Adikku ... kita ini diperintahkan Tuanku Mina Lodra sekedar menjajagi kekuatan musuh. Jadi mengapa kita harus bertempur habis- habisan...!?" Kilah Buaya Sakti kepada adiknya.
"Mumpung kita belum banyak korban. Kita tarik mundur pasukan...jangan kuatir nanti kamu bisa perang sepuasnya. Untuk sementara kita laporan dahulu kepada Tuanku Mina Lodra..!" Buaya Sakti memberikan alibi kepada adiknya.
Seluruh pasukan Mina Lodra ditarik mundur dibawah ejekan dan sorakan pasukan Sanghyang Baruna. Mengetahui itu Batara Bayu mengingatkan agar tidak terlalu bergembira dulu.
"Kita ini belum menang. Karena jangan bereforia dulu.Sebab siapa tahu ini hanya siasat. Karena kulihat kekuatan mereka masih cukup. Kok mendadak mereka menarik diri...ini pasti siasat..ini siasat...hati- hati kita tidak boleh terjebak..!" Ujar Bayu yang langsung melarang anak buah Baruna untuk pesta pora.
"Sebaiknya ini kita laporkan ke Tuan Baruna...!" Ujar Geger Lintang. Bayu mengangguk-angguk setuju.
Demikian halnya Sontong Kawuk yang langsung mengajak orang- orang kepercayaannya mengikuti langkah Batara Bayu yang menuju ke kediaman Baruna.
Hal yang juga dilakukan Buaya Sakti dan Bajulsengara. Mereka juga bergegas menemui Mina Lodra. Karena itu secepatnya Mina Lodra mengadakan pisowanan dengan mengundang orang-orang penting guna membahas perkembangan terakhir.
Maka esoknya Mina Lodra mengundang pembantu-pembantu terpercayanya untuk merundingkan hasil uji coba serangan ke sarang Sanghyang Baruna.
Hadir dalam pisowanan tersebut Detya Yuyu Rumpung sang Mahapatih, Detya Kalamenjing ahli strategi militer, tidak ketinggalan Detya Buaya Sakti dan Detya Bajul Sengara.
Juga hadir hulubalang Detya Panigas Jangga dan Panigas Rikma yang cukup berpengalan dalam perang gerilya.
"Saidara-saudara sekalian maksud aku mengundang kalian semua. Pasti kalian sudah tahu bukan..!?" Ujar Mina Lodra membuka rapat sebuah pertanyaan.
Mendapat pertanyaan yang terkesan mendadak semua orang saling pandang. Memang sebagian sudah ada yang mengerti agenda rapat hari ini.
Namun sebagian besar dari mereka belum paham. Maka mereka saling pandang dan pilih diam daripada menjawab tetapi keliru.
"Heiii..!!! Kenapa kalian diam!?? Ayoh jawab dong..!" Bentak Mina Lodra.
Melihat dan mendengar teguran yang sangat keras dari Mina Lodra, akhirnya Maha Patih Detya Yuyu Rumpung angkat bicara.
"Maaf Tuanku sebagian dari kita mungkin sudah ada yang agak paham. Namun tentu saja banyak yang belum mengerti..! Karena itu menurut saya biarlah Tuanku saja yang membuka rapat ini berikut materinya. Setelah itu diberi ruang tanya jawab.
Disitulah mungkin kami akan menyampaikan pendapat. Dan bagi yang kurang paham akan mempertanyakannya Tuanku..!" Kilah Yuyu Rumpung.
Mina Lodra mengangguk tanda dia setuju dengan pendapat Yuyu Rumpung.
"Tidak percuma kujadikan kamu patihku...wahai Yuyu Rumpung kamu memang pandai dan bijaksana..!" Puji Mina Lodra kepada orang kepercayaannya itu.
"Baiklah...karena kalian pilih diam..akulah yang akan banyak bicara...!" Ujar Mina Lodra dan dia melanjutkan.
"Saudara-saudaraku beberapa waktu lalu aku perintahkan Tumenggung Buaya Sakti dan adiknya menyerang sarang Baruna...tujuanku untuk menjajal seberapa besar sih kekuatan Baruna itu..? Dan mungkin saudara-saudara bertanya mengapa kita menyerang Baruna?
Ya perlu saudara ketahui..sebenarnya aku risi jadi Penguasa di Sebrang Lautan..karena ternyata ada penguasa lain yang justeru berada di wilayah kekuasaan ku...yaitu penguasa Samodra Sanghyang Baruna yang menjadi dewanya semua makhluk hidup yang ada di lautan !" Papar Mina Lodra.
"Aku sudah berada berkirim surat kepada Baruna. Agar dia secara sukarela menyerahkan kekuasaannya kepadaku. Nyatanya suratku disobek-sobek dan mengatakan tidak Sudi tunduk dibawah Mina Lodra..!"
Masih semua hadirin terdiam sampe Mina Lodra melanjutkan pidatonya.
”Karena itulah kuperintahkan Buaya Sakti dan pasukannya untuk menyerang Baruna. Maksudku itu sebagai shock teraphy .. sekaligus uji kekuatan Baruna .. dan hasilnya inilah yang akan kita bahas hari ini..!" Berhenti sejenak. Kemudian Mina Lodra memperbaiki posisi duduknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments