"Terus terang dari hasil uji coba penyerangan yang kita lakukan belum lama hasilnya masih jauh dari yang kuharapkan..! " Jelas Mina Lodra.
"Apakah kita kalah tuanku..!?" Tanya Detya Kalamenjing.
"Kita belum kalah tetapi juga tidak menang..!" Jawab Mina Lodra.
"Jika begitu apa sebenarnya yang terjadi tuanku..!?" Tanya Panigas Jangga.
"Memang kita menyerang dengan kekuatan terbatas. Kami hanya mengirimkan dua Tumenggung Buaya Sakti dan Bajulsengara saja beserta anak buahnya. Tetapi itu aku kira cukup untuk meluluhlantakan negara kecil...!" Kilah Mina Lodra.
"Kenyataannya bagaimana Tuanku...!?" Kali ini gantian Panigas Rikma yang bertanya.
"Nah inilah...kenyataannya dengan kekuatan seperti itu kita belum mampu menang. Benar begitu Buaya Sakti..!?" Gantian Mina Lodra yang bertanya kepada Buaya Sakti.
"Anu..Tuanku..!" Jawab Bajulsengara mewakili abangnya.
"Tidak usah pakai anu-anu. Akui sajalah bahwa kalian gagal..!" Hardik Mina Lodra kepada Bajul Sengara.
"Ya kami gagal Tuanku...karena kekuatan Baruna tidak hanya yang ada di Samodra saja. Ternyata dewa dari Kahyangan Suralaya... Seperti Batara Bayu ikut turun dan melawan kami. Padahal saat itu kami sudah diatas angin...!" Bela Buaya Sakti.
"Nyatanya...nyatanya kalian tunggang langgang lari ke daratan. Benar begitu bukan..!?" Bantah Mina Lodra.
"Tentu kita masih bisa menang jika Batara Bayu tidak turut campur..!" Ujar Buaya Sakti pelan.
"Nah...karena itu aku berencana melakukan serangan ulang dengan target yang sama. Dari kalian semua yang ada disini...siapakah gerangan yang bersedia menjadi Panglima Perangnya..!?" Mina Lodra pandangan matanya diarahkan ke semua anak buah yang hadir sembari melihat reaksi mereka.
Nampak Panigas Jangga dan Panigas Rikma mengacungkan tangan tanda bahwa mereka bersedia menjadi Senopati berikutnya. Tidak ketinggalan Detya Kalamenjing ikut angkat tangan. Bahkan Buaya Sakti dan Bajulsengara ikut pula ngacungkan jari telunjuk.
"Ohw iya-iya syukur kalian semua sepertinya bersedia menjadi Panglima..!" Mina Lodra tertawa gembira bahwa semua anak buahnya masih bersemangat untuk menyerang sarang Baruna.
" Namun begitu kita harus menggunakan perhitungan matang. Kita sudah buktikan serangan belum lama ini. Sudah memakan waktu dengan korban yang tidak kecil, tetapi hasilnya jauh dari yang kita harapkan..!" Ujar Mina Lodra.
"Karena itu...," Kata Mina Lodra lagi, "Kita harus pake taktik dan strategi yang matang .. nah ini bidangnya adik Kalamenjing...aku serahkan kepadamu soal bagaimana taktik serangan berikutnya...! " Ujar Mina Lodra sembari menunjuk Kalamenjing.
Kalamenjing yang mendapat kepercayaan dari Mina Lodra menyatakan siap. "Jika Tuanku mempercayakan pengaturan taktik dan strategi tempur kepada saya.....saya siap Tuanku..!" Tegas Kalamenjing.
"Untuk ini saya butuh waktu beserta dana untuk merealisasikan gagasan tempur saya...!" Pinta Kalamenjing.
"Ohw itu tentu...ya tentu saja aku berikan kepadamu kewenangan seluas-luasnya. Bahkan kalau masih kurang cukup kamu bisa ngontak aku langsung..Wahai Kalamenjing..!!!" Janji Mina Lodra.
"Siaaap Tuanku... Segera saya laksanakan..!" Kalamenjing menyembah Mina Lodra dan mohon mengundurkan diri.
Setelah dirasa cukup, rapat dibubarkan. Sementara itu Kalamenjing yang mendapat tugas sangat berat. Dengan segera dia mengundang dan mengajak orang-orang yang dipilihnya untuk mendengarkan paparan idenya.
Dalam hal ini Kalamenjing tidak mau meninggalkan Buaya Sakti maupun Bajulsengara sebab bagaimanapun mereka cukup berpengalaman dan pernah melakukan serangan.
Sehingga sedikit banyak mereka diharapkan mampu memberikan masukan yang berguna bagi menjalankan strategi dan taktiknya.
Kesempatan berikutnya Kalamenjing mengadakan rapat kecil. Diantaranya hadir dalam rapat tersebut Buaya Sakti, Bajul Sengara, Panigas Jangga, Panigas Rikma, Detya Kodok Brungkel, Ece Mede dan orang-orang pilihan lainnya.
"Nah dalam rapat kecil ini aku pengin mendapat gambaran lebih jelas dan lengkap mengenai kekuatan pasukan Baruna. Karena yang pernah berhadapan langsung dengan mereka adalah Adinda Buaya Sakti dan Bajulsengara.
Untuk ini aku mohon Dinda Buaya Sakti atau Dinda Bajulsengara untuk mengemukakannya kepada kami...!' pinta Kalamenjing.
Mendapat permintaan dari Kalamenjing, Buaya Sakti segara bangkit dan berdiri, lalu katanya, "Terima kasih atas kehormatan yang diberikan kepada kami untuk menceritakan pengalaman kami".
Lantas Buaya Sakti bercerita bahwa waktu penyerangan kemarin, seperti yang sudah dia ungkapkan di rapat sebelumnya. Bahwa pihaknya waktu itu sudah berada di atas angin.
Tetapi kehadiran Batara Bayu keadaan jadi berubah. Pihak Baruna seperti mendapat suntikan tenaga baru, sampai akhirnya Buaya Sakti menarik pasukannya.
"Mohon tanya sejauh mana kekuatan Batara Bayu sih..!?" Tanya Panigas Jangga.
"Mungkin Dinda Panigas Jangga mampu mengatasi Batara Bayu...aku yakin itu..!" Jawab Buaya Sakti.
"Tetapi Kakang Buaya Sakti belum jawab pertanyaan saya. Sebenarnya seberapa kuat sih Dewa Bayu itu..!?" Panigas Jangga mengulang pertanyaannya lagi.
"Oke...baik-baik..kelebihan Batara Bayu bahwa dia bisa memerintahkan angin. Mampu mendatangkan badai dan angin topan..itulah keistimewaan Bayu,!" Papar Buaya Sakti.
"Ohw begitu ya ... aku kira aku sanggup mengatasinya Kakang. Ntar jika ketemu serahkan saja padaku. Pasti kuhabisi dia..!" Sumbar Panigas Jangga.
"Aku kira dengan kekuatan yang ada dengan mudah kita bisa kalahkan mereka. Tinggal kapan kita berangkat menyerang..!" Sela Panigas Rikma.
Mendengar keyakinan rekannya Kalamenjing benar-benar makin semangat mengatur strategi. Dengan kemampuan Panigas Jangga yang tidak kalah saktinya dari Batara Bayu.
Juga Panigas Rikma yang mampu mengeluarkan bara api dari mata dan rambutnya. Ada lagi Buaya Sakti yang memang sakti dan Bajulsengara yang kehebatannya luar biasa. Dan beberapa Senopati lain yang rata-rata punya kesaktian setingkat.
"Apalagi yang harus kita khawatirkan..!" Pikir Kalamenjing.
Karena rapat persiapan tersebut dianggap cukup. Sekarang tinggal menentukan hari "H" nya.
"Terima kasih kawan-kawan rapat hari ini kita akhiri. Setelah aku sowan Tuan Mina Lodra kukabari hari penyerangannya yang penting kalian siap ya..!?" Tutup Kalamenjing yang disambut secara serempak.
"Kami siaaappp..Ndan..!"
Sementara dipihak Baruna pun sama. Mereka tidak tinggal diam. Sanghyang Baruna cukup paham perwatakan atau tabiat Mina Lodra.
Dia pasti tidak akan tinggal diam dengan kegagalan serangannya. Dia pasti akan melanjutkan dengan serangan yang lebih dahsyat. Mina Lodra pasti mengerahkan orang-orang pilihannya untuk meluruk istananya.
Karena Mina Lodra segera memerintahkan Panglima Gegerlintang mengontak orang-orang andalannya untuk mengantisipasi serangan pegundal-pegundal Mina Lodra.
Selain menghubungi Batara Bayu dengan Ilmu Pameling Sanghyang Baruna juga mewisik Batara Brama, Batara Indra, Batara Yamadipati, Batara Panyarikan dan para dewa yang lain.
Pokoknya hampir semua dewa kolega Batara Baruna dikabari sewaktu-waktu diminta pertolongannya menghadapi pasukan siluman anak buah Mina.
"Alhamdulillah mereka menyatakan siap membantu kita..!" Ujar Baruna dalam hati sembari tersenyum gembira.
Sebenarnya serangan para siluman terhadap posisi Sanghyang Baruna sudah terjadi berkali-kali. Hanya itu serangan kecil-kecilan yang belum dianggap serius.
Sebab sejak Mina Lodra menguasai Sebrang Lautan dia menganggap bahwa Samodra juga menjadi daerah kekuasaannya. Namun itu tidak bisa dilakukan secara terbuka. Sebab secara legalitas Samodra adalah menjadi kekuasaan Batara Bayu.
Itu yang menetapkan Sanghyang Jagadnata dewanya para dewa. Jadi ada SK pengangkatannya. Sehingga untuk membuat gerah Baruna, Mina Lodra sengaja membiarkan preman-preman anak buahnya membuat keonaran. Tujuannya jelas agar Sanghyang Baruna enyah dari Samodra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Buang Sengketa
loh....🤣🤣🤣🤣🤣...gimana ini
2023-06-24
0
Artur
Saya suka sekali dgn cerita2 klasik seperti ini....mudah2an berlanjut..!!!
2023-03-30
0