Hello, Mr. Vampire
Di suatu tempat yang selalu diliputi kegelapan dan di mana bulan tidak pernah berganti dengan matahari, terdapat sebuah hutan belantara yang hanya dihuni oleh serigala dan hewan malam lainnya. Hutan itu ditumbuhi pepohonan yang tinggi menjulang serta akar belukar yang menjalar panjang tanpa tepian.
Suara derap kaki kuda terdengar memecah dedaunan kering yang berguguran di hutan gelap itu. Kuda itu meringkik dan menolak untuk melanjutkan perjalanannya. Namun, titah tuannya tak mungkin ia tolak.
"Haiah!" begitulah suara pria itu saat mengekang tali kendali kuda tanpa peduli perasaan takut yang mendera binatang berkaki empat itu.
Lagi-lagi, kuda itu berdiri sambil meringkik. Kali ini, dia akan mengalahkan ego tuannya dan ia pun melemparkan tuannya ke tanah lalu kabur secepat mungkin.
"Hei! Optimus, kembali!" pekik tuannya. Dia bangkit berdiri dan membersihkan tubuhnya dari dedaunan kering yang menempel. "Sial, hutan ini gelap sekali. Ke mana aku harus berjalan?"
Pria itu menyalakan mengambil dua batang kayu kering dan berusaha membuat api dari kayu-kayu itu. Tangannya dengan cepat mengeluarkan darah kala kayu-kayu itu saling bergesekkan dengan kulit tangannya yang halus.
Pria itu tidak menyerah, dia terus berusaha membuat penerangan sampai akhirnya, api memercik dari ujung kayu tersebut. Pria itu meniup api, membuatnya lebih besar.
Benar kata pepatah, keberuntungan akan datang pada siapa saja yang tidak menyerah dan terus berusaha. Pria itu berhasil membuat api dan dia menyinari luka di tangannya yang ternyata semakin melebar. "Shiit!"
Dia pun merobek ujung pakaiannya dan membebat luka di telapak tangannya itu. Pria pemberani itu melanjutkan perjalanannya, sampai dia berhenti karena mendengar lolongan serigala.
Suara lolongan itu semakin mendekat. Pria itu berdiri mematung, tak berani bergerak. Napasnya terengah-engah dan keringat dinginnya bercucuran.
Tiba-tiba saja dia merasakan sesuatu yang bergerak sekelebat di atas kepalanya. Secepat kilat, pria itu mengarahkan penerangannya ke arah sekelebatan itu.
Namun, dia tidak bisa menemukan apa pun. Sampai, suara sekelebat itu muncul lagi. "Siapa kau? Tunjukkan dirimu! Aku tidak jahat dan aku tidak berniat untuk berbuat jahat di sini. Aku hanya tersesat!"
Sekelebatan itu semakin mendekat dan tiba-tiba saja seorang pria tampan berwajah pucat muncul. Manik pria itu berwarna merah dan dua gigi taringnya terlihat menakutkan. Dia memainkan lidahnya ke kanan dan ke kiri, tatapan matanya lapar. Pria itu mengendus pria asing yang tersesat itu. "Kau manusia, tapi baumu kurang lezat, aku tidak tertarik. Aapakah hari ini hari keberuntunganmu?"
Pria itu tak bergerak, entah karena terlalu takut atau karena memang dia tersihir. "A-, apa ma-, maksudmu?"
Pria pucat mendekati si manusia dan mengendus lebih dekat. "Tapi, aku lapar,"
Kemudian, dia memijat-mijat lengan pria itu dengan kedua tangannya. Setelah puas dengan lengan si manusia, pria pucat itu memasukan wajahnya ke ceruk leher manusia yang kini bergetar hebat karena takut.
Pria pucat itu mengendus panjang. "Ah, aku tak tahan dengan bau darah. Apa kau terluka, Manusia?"
Dia mengendus si manusia sampai pada luka yang berada di telapak tangannya. Dia mengangkat telapak tangan manusia itu, membuka perbannya, dan kemudian dia menjilat darah yang tersisa di telapak tangan manusia itu.
"Kau membuatku semakin lapar. Padahal Aku tadi sudah makan malam, tapi begitu bertemu denganmu, entah kenapa aku lapar lagi," kata pria pucat itu dengan penuh haru.
"Ja-, jangan bunuh aku! Dalam dua hari terakhir ini, aku hanya makan buah arbei, pasti darahku pahit. Kumohon, bebaskan aku. Aku ingin pulang," rintih manusia pria itu dan tiba-tiba saja cairan hangat keluar dari sela-sela kaki pria itu.
Si pria pucat menjauh sedikit dan memasang wajah jijik. "Iyeeuuh, kau benar-benar penakut. Akan kuakhiri rasa takutmu,"
Taring itu kemudian menembus ceruk leher manusia yang sedang ketakutan itu. Darah pun menetes dan mengalir membasahi dedaunan kering.
Seorang wanita cantik berambut hitam dan sama pucatnya dengan pria yang sedang menghisap darah tadi, datang entah darimana. "Ortega, lagi-lagi kau menyalahi aturan. Ini bukan wilayah kita! Kau tidak boleh berburu di daerah yang bukan milik kita!"
Pria pucat itu melihat ke arah wanita yang sedang berkacak pinggang di hadapannya. "Kupikir manusia ini tidak enak, karena baunya kurang lezat. Tapi ternyata, dia enak sekali. Kau mau mencoba hatinya?"
Wanita cantik itu mengambil hati yang berwarna kemerahan dan memakannya. "Ya, cukup lezat. Tapi, kau akan menyebabkan masalah lagi. Kau tahu, ayahku tidak suka dengan pembangkang. Bagaimana hubungan kita bisa berhasil, kalau kau selalu menyalahi aturan dan selalu dihukum oleh ayahku?"
"Aku tahu, ayahmu adalah seorang raja yang berkuasa atas semua makhluk seperti kita. Tapi, hukum di hutan ini mengatakan siapa cepat dia dapat," kata pria pucat bernama Ortega itu sambil mengusap bekas darah di mulutnya. Dia bahkan menarik benang dari pakaian manusia yang kini sudah tak berbentuk dan membersihkan sisa makanan yang menyangkut di sela giginya.
"Tapi kau akan selalu bermusuhan dengan para manusia serigala itu. Kau akan menyebabkan perang! Kau paham itu, Ortega!" tukas si wanita cantik itu.
Ortega merangkul wanita yang raut wajahnya khawatir itu. "Artemis, tenanglah. Manusia serigala mana yang berani melawanku?"
Tiba-tiba saja, seekor serigala besar datang menghadang mereka dan serigala itu dengan cepat berubah wujud menjadi sosok manusia. "Nikmat sekali makan malammu, Vampir Gendut!"
"Selamat malam, Volkov. Aku pikir kau sudah tidur nyenyak. Oh, aku menyisakan sedikit daging manusia itu untukmu," balas Ortega sambil tersenyum.
Volkov mengitari kedua makhluk pucat itu. "Kalian selalu memasuki batas teritorialku. Terutama kau Ortega! Menjalin hubungan dengan seorang vampir yang berasala dari kerajaan, seharusnya menjadikanmu seorang vampir yang baik, bukan malah tidak tahu aturan seperti ini!"
Manik merah Ortega kini menatap tajam setiap gerakan Volkov. Dia menyeringai lebar sambil mendengus. "Huh! Aku lelah dan perutku kenyang. Aku akan mengampunimu malam ini, Volkov. Tidurlah!"
"Aku pastikan, ini yang terakhir kali kekasihku melanggar teritorial kalian, Volkov," sahut Artemis, menundukkan kepalanya.
"Oh yah? Ini semakin menarik. Apa jaminanmu?" tanya Volkov tersenyum lebar.
"Aku!" jawab Artemis.
"Tidak! Volkov, jangan dengarkan dia!" tukas Ortega.
Namun, benang merah sudah muncul dari kedua mata Volkov dan Artemis. Selagi perjanjian itu ditandai, suara sekelebat kembali muncul dan mematahkan benang merah itu.
"Tu, Tuan Vlad!" seru Ortega. Suaranya tercekat. Dia segera berlutut di hadapan makhluk besar dengan jubah panjang itu. "Ma-, maafkan saya, Tuan. Saya berusaha melindungi Artemis,"
Dengan sekali kibasan tangan, Ortega terlempar dan menghantam sebuah pohon. Ortega pun mengerang kesakitan.
"Volkov, terimalah maaf dariku! Mulai malam ini, makhluk pembangkak seperti dia, akan kusingkirkan! Aku berharap, kita bisa saling menjaga dan menghormati batas wilayah masing-masing," tukas Vlad tajam.
Volkov memandang Vlad dengan sengit. "Anakmu akan kujadikan sebagai jaminan, Vlad,"
"Kalau itu kau lakukan, aku akan menabuhkan genderang perang malam ini. Aku akan membuang makhluk pembangkak malam ini dan aku akan menjadikan diriku sebagai jaminannya! Dia tidak akan pernah bisa berburu di wilayahmu lagi, Volkov! Bahkan, dia tidak bisa melihat dunia ini lagi!" tukas Vlad sambil mengarahkan telapak tangannya. "Aku bersumpah untuk melenyapkanmu dari duniaku dan kau akan kukutuk dengan kutukan abadi yang akan membuatmu menderita selamanya!"
Kemudian, cahaya keperakan muncul dari telapak tangannya yang dia arahkan kepada Ortega. Hutan gelap itu berubah menjadi terang benderang. Sinar keperakan memenuhi segala penjuru hutan itu.
"Aarrgghh!" Ortega mengerang kesakitan dan dia merasa tubuhnya semakin melemah, seakan kekuatannya diambil dari tubuhnya.
Volkov ikut mengarahkan telapak tangannya. Tak lama, sinar merah bergabung dan menjadi satu dengan sinar perak itu, tanda perjanjian telah disepakati.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Monstercute
Aku baru baca novel Fantasi yang menurutku keren banget, biasanya satu bab aku gak selesai baca ini mau lanjut ...
2023-04-10
0
Nunung Nurhayati
mulai seru kayanga
2023-04-01
1
Emily Rose
bab awal udah keren....kusuka...
2023-03-21
1