Twins Love Story
Awal mula.
Seseorang pria meringkuk di sudut ruangan dia begitu terpukul setelah apa yang dialaminya kemarin, dia tidak tahu harus berbicara apa atau berpikir apapun yang ada di kepalanya saat ini adalah rasa penyesalan yang begitu besar rasa terpuruk rasa benci badan jijik pada dirinya sendiri.
Ya pria itu tak lain adalah Rio, Rio saat ini sedang mencoba mengingat kejadian yang dialami pada malam itu. Di mana kejadiannya membuat wanita wanita asing hancur pada hari pada hari itu juga.
#Flash back on#
Rio terbangun di tempat yang begitu asing, Rio mengamati sekitar ternyata dia terbangun di salah satu ruangan yang Rio yakini adalah hotel. Kepalanya terasa berat, sambil memegang kepalanya pria berpikir apa yang terjadi sampai dia bisa berada di tempat ini, sekilas bayangan seorang wanita menangis muncul di depannya.
Samar-samar bayangan itu semakin nyata.
Deg...
Tubuhnya terasa membeku, dia menoleh ke samping menatap ke arah sisi ranjang.
Deg....
Benar sesuai dengan dugaannya.
"Tidak mungkin..." Rio mengelengkan kepalanya, dia sungguh tak menyangka bisa menjadi pria yang begitu bejat.
Rio pun turun dari ranjang, menatap nanar ke arah tubuhnya, sungguh Rio masih tak percaya dengan apa yang terjadi.
Dia pun bergegas menuju ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket.
Di dalam kamar mandi...
"Ahh..." Rio berteriak marah.
"Hiks hiks hiks hiks hiks hiks hiks, kenapa aku harus mengalami semua ini," racau Rio memukul tembok di dalam kamar mandi.
"Apa yang harus aku lakukan? Apa yang harus aku katakan sama bunda dan yang lainnya? Apakah mereka akan memaafkan ku," kata Rio begitu terpukul.
"Bodoh..." Maki Rio kepada dirinya sendiri.
"Semua ini gara-gara Renata? aku tidak akan pernah memaafkan mu, gara-gara kamu mengkhianati ku, aku sampai menyentuh minuman sialan itu," Rio meratapi kecerobohannya.
Sedangkan di atas tempat tidur.
Seorang wanita cantik menggeliat, saat dia menggerakkan tubuhnya. Seperti ada rasa sakit yang menjalar dari tubuhnya bagian bawah.
"Sssttt ah sakit," terdengar seperti seseorang sedang merintih kesakitan.
Wanita itu membuka matanya lebar.
Deg...
Wanita itu kaget saat mengetahui dirinya berada di dalam sebuah kamar hotel.
Ingatan nya berputar kemarin malam, saat dia yang sedang berjalan keluar hotel untuk pulang, namun niat itu di urungkan akibat permintaan temannya yang bertugas sebagai resepsionis hotel itu meminta dia untuk membantunya membawa pelanggan hotel yang sedang mabuk.
Dengan mendesah pelan, perempuan itu mengangguk setuju. Setelah tiba di depan kamar, tiba-tiba temannya itu di hubungi oleh rekannya katanya ada 3 pelanggan yang sedang menuggu di depan meja resepsionis, temannya pun meninggalkan tempat itu dengan memelas, sebelum nya dia juga meminta maaf harus pergi namun dia juga meminta tolong untuk membawa penyewa kamar itu masuk.
Naas saat masuk justru wanita itu harus menjalani hal yang di luar bayangannya.
Sekarang dia hanya bisa meratapi nasibnya, nasib buruk nya.
"Hiks hiks hiks hiks hiks hiks hiks, Mama maafkan Nisa," lirih wanita cantik itu menangisi nasibnya.
"Hiks hiks hiks hiks hiks hiks, apa yang harus ku lakukan," lirih wanita cantik itu.
Wanita cantik itu mencoba bangkit, yang ada di pikirannya hanya segera pergi meninggalkan tempat ini.
"Ya aku harus pergi dari sini," guman nya dengan mantap
Wanita itu turun dan berjalan mencari pakaian miliknya yang berserakan di lantai. Dengan segenap kemampuan yang dia miliki, dia pun memakai pakaian miliknya dan berjalan tertatih-tatih menuju pintu kamar.
Sebelum pergi meninggalkan tempat itu, wanita itu menoleh ke arah ranjang, dia meneteskan air mata nya.
"Selamat tinggal kenangan pahit,"
Tak lama Rio pun keluar dari kamar mandi, dia menatap ke arah ranjang namun tidak ada siapapun. Dia pun menatap ke seluruh ruangan namun sama saja nihil hasilnya.
"Ahhhh..." Rio menyugar rambutnya frustasi.
"Aku harus mencari wanita itu," kata Rio kepada dirinya sendiri.
#Flash back off#
Rio pun bangkit dari lantai, dia pun masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
10 menit kemudian Rio pun akhirnya selesai dari kamar mandi, Rio merapikan rambut nya setelah dia selesai memakai baju.
" Apa aku harus minta bantuan kak Abraham?" kata Rio kepada dirinya sendiri.
Rio pun akhirnya menghubungi Abraham.
Tut....
Akhirnya sambungan ponsel pun terhubung ke sebrang sana.
Rio: Halo kak...?
Abraham: Ada apa Rio, tumben kamu menghubungi kakak!
Tio mengusap tengkuknya dengan binggung, jujur dia merasa canggung untuk berbicara dengan kakak iparnya itu, berbeda dengan Tio yang setiap hari bertemu dan mengobrol dengan sang kakak ipar karena Tio memilih untuk bekerja di perusahaan milik sang kakak ipar, sedangkan Rio memilih untuk mengembangkan usaha milik Arin.
Abraham: Ehemmm....
Abraham berdehem karena tak mendengar sahutan dari sebrang sana.
Rio: Eh iya kak, emm.... Sebenarnya aku ingin meminta tolong.
Dengan ragu-ragu Rio pun mengutarakan niatnya.
Abraham: Coba katakan, mungkin aku bisa membantu.
Rio: Sebenarnya aku...."
Akhirnya dengan ragu-ragu, Rio mengatakan kejadian yang telah dia alami, mulai dari patah hati berakhir dengan minum alkohol dan mabuk sampai di tempat hotel di mana dia menginap.
Rio pun menjeda ceritanya...
Abraham: Cepat katakan?
Abraham langsung curiga saat adik iparnya itu berhenti bercerita, entahlah Abraham seperti DE JA VU dengan cerita dari Rio.
Abraham: Jangan bilang kamu telah melakukan one night stand dengan perempuan yang tidak kamu kenal, dan sekarang kamu meminta kakak untuk mencari wanita itu.
Rio: I-ya kak.
Deg...
Abraham di sebrang sana menjadi gusar, dia menyugar rambutnya frustasi.
"Kenapa semua ini kembali terjadi lagi," grutu Abraham dengan suara kecil, dia mengingat kejadian yang menimpa dirinya kini kembali menimpa adik iparnya.
Rio: Apa yang kak Abraham bicarakan?
Rio bertanya karena dia tak mendengarkan ucapan dari kakak iparnya itu dengan jelas.
Abraham menghela nafas panjang, sebelum dia melanjutkan ucapannya.
Abraham: Kamu tahu kan bagaimana dulu kak Abraham dan kak Arin, aku takut tidak bisa menemukan wanita itu takutnya dia sama dengan kak Arin, dia menghilang dengan berpindah tempat.
Deg...
Mendengar ucapan dari kak iparnya, tentu ingatan Rio kembali di mana begitu banyak kejadian bertubi-tubi datang sili berganti menyakitkan yang menyerang keluarganya terutama sang kakak, kehamilan kakak nya dulu membuat nya harus kehilangan sang ayah.
Rio mengelengkan kepalanya menepis semua ingatan buruk itu, tentu dia tak ingin kejadian itu tentu Rio tak akan membiarkan semua ini terjadi.
Abraham: Ehemm....!
Deheman Abraham lagi-lagi membuyarkan lamunan Rio saat ini.
Abraham: Kamu tenang saja, biar aku yang mencarinya, mungkin wanita itu cuma menganggap itu kejadian biasa atau cuma cinta satu malam. Kamu tenang saja biar kakak yang urus kalau ada apa-apa cepat kamu hubungi kakak.
Setelah itu panggilan pun terputus.
Rio menghela nafas panjang. "Semoga saja," lirih Rio.
"Aku bisa mencari tahu lewat cctv hotel, ahh kenapa aku bisa lupa," kata Rio menepuk keningnya.
Setelah itu dia pun bergegas turun menuju ke resepsionis hotel terlebih dahulu.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Sophia Aya
mampir thor
2023-11-03
1
#ayu.kurniaa_
.
2023-09-10
0
Febby Fadila
aku kira cerita abrian, hehehe
2023-08-27
3