Bab 4

Lilis pun menghampiri Nisa setelah selesai selesai mengantarkan surat Nisa tadi.

"Eh tunggu sebentar ya aku mau ambil barang-barang ku dulu," kata Lilis meminta meminta Nisa untuk menunggunya di sana sekali lagi.

"Iya cepetan tapi jangan lama-lama," kata Nisa saya langganan untuk berlama-lama di sana bisa begitu takut untuk bertemu pria tadi.

"Oke oke santai saja," kata Lilis berlalu dengan cepat meninggalkan Nisa.

Tap tap tap tap tap tap....

"Ayo," ajak Lilis menggandeng tangan Nisa.

"Eh...."

Mau tak mau Nisa harus sedikit berlari kecil karena Lilis menarik tangan nya dengan tergesa-gesa.

Keduanya pun bergandengan tangan meninggalkan hotel tempat mereka bekerja, butuh 25 menit untuk keduanya sampai di tempat kost mereka.

"Jujur sih aku masih penasaran," kata Lilis melirik ke arah Nisa saat ini.

namun Nisa memilih dia tak ingin mengingat kejadian tadi.

Melihat reaksi Nisa yang diam tak berbicara apapun, Lilis pun pasrah dan menyuruh Nisa untuk masuk ke dalam kamar nya saja.

"Ya sudah kamu masuk dulu terus kamu bersih-bersih," kata Lilis menyuruh Nisa untuk masuk ke dalam kos nya dan membersihkan dirinya karena penampilan Nisa yang terlihat begitu berantakan.

Lilis pun berjalan menuju kamar kos nya sendiri, sesekali dia menatap Nisa dengan pandangan yang sulit diartikan.

...----------------...

Sedangkan di dalam kamar Lilis.

Lilis pun melepaskan baju nya dan mengantungkan di tempat gantungan tak lupa menarik sepatunya di rak sepatu agar terlihat rapi.

Lilis pun bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

5 menit akhirnya selesai mandi, Lilis berganti baju dan merebahkan tubuhnya di kasur.

Tatapan matanya menatap langit-langit kamar.

"Ck si Nisa tuh oon banget sih, harusnya dia itu minta tanggungjawab kan lumayan mana ganteng pasti tajir juga secara dia menginap di kamar yang lumayan mewah," guman Lilis merutuki kebodohan temannya itu.

"Eh tetapi berkat kebodohan dia, aku bisa mengambil keuntungan dari nya, ha ha ha ha ha ha ha."

Lilis tertawa senang karena senang karena otak nya saat ini menemukan ide yang bisa membuatnya kaya mendadak.

"Aku harus pastikan semuanya, jangan sampai tuh Nisa berubah pikiran," guman Lilis.

Setelah itu Lilis tertidur karena kelelahan.

...----------------...

Sedangkan di kamar Nisa...

"Aduh kenapa perut dan itu juga nyeri ya," guman nya.

Nisa pun dengan cepat berlari ke dalam kamar mandi.

"Ehhhh....." Nisa terbelalak kaget melihat darah yang begitu banyak di area bawah nya saat ini.

"Ternyata aku haid," kata Nisa kaget.

"Tadi yang ku rasakan saat bangun pagi itu, apa karena ini ya," kata Nisa mengingat-ingat kembali kejadian naas yang menimpa dirinya.

Nisa mengingat saat pria itu mabuk dan meracau tak jelas, setelah selesai membaringkan tubuhnya di atas ranjang, Nisa berniat pergi karena dia takut berduaan dengan pria dalam satu kamar apalagi Lilis temannya itu sudah keluar dari tadi.

Saat mau keluar, tiba-tiba tangannya di cekal. Nisa ingat pria itu bilang marah-marah dan menganggap Nisa adalah kekasihnya.

Nisa yang di tarik dengan kuat ke arah kasur pun langsung terjatuh, dengan cepat dia di tindih. Meskipun berkali-kali Nisa teriak memohon dan meronta namun sia-sia saja tenaga nya tak sebanding dengan pria itu.

Nisa ingat saat pria itu sudah dengan nafsu mencium wajahnya. Aroma alkohol itu sempat membuat Nisa mual, Nisa juga terbelalak kaget kala melihat pria itu dengan cepat melepaskan celana nya dan menarik baju Nisa dengan kuat.

Pria itu dengan kasar mencoba memasuki Nisa namun siapa sangka tiba-tiba pria itu ambruk di atas tubuh Nisa dan tak sadarkan diri. Nisa langsung lemas entah kenapa Nisa juga tak sadarkan diri mungkin karena syok atas pengalaman mengerikan yang dia alami.

Nisa ingat pagi itu dia terbangun namun bagian inti nya terasa nyeri. Nisa berfikir dia sudah hancur kehilangan semua sampai berbicara dan curhat kepada Lilis dan menangis sesenggukan namun Nisa ingat dia tak bilang macam-macam. Nisa tahu pasti Lilis berfikir kalau Nisa sudah kehilangan mahkota nya.

"Alhamdulillah jadi aku masih perawan," kata Nisa begitu bahagia.

"Ohhh pantas saat berjalan tadi rasanya biasa saja padahal teman ku dulu pernah bilang kalau habis itu rasanya sakit di sana," guman Nisa mengingat perkataan teman nya yang sudah menikah.

Nisa adalah wanita yang masih polos, dia bisa menjaga diri dengan membatasi pergaulannya dengan pria.

Nisa belum memikirkan pria, dia hanya fokus dengan pekerjaan meskipun banyak laki-laki yang sering mengungkapkan isi hatinya namun Nisa sering menolak tegas.

"Aaaah aku bisa bernafas lega," Nisa begitu lega saat dia mengingat semuanya.

Dia begitu kegirangan mengetahui fakta yang sebenarnya.

"Eh tetapi mungkin saja Lilis menebak kalau aku sudah di lecehkan, bisa gawat kalau urusan semakin runyam," lirih Nisa.

"Ah sebaiknya aku pindah saja dari sini,aku harus cari aman takutnya pria itu kesini atau melakukan hal yang macam-macam lagi, oh ya.... Emmm emm emm......?? Aku ingat nama nya Tio kan, jadi aku harus hati-hati dengan orang yang bernama Tio saja," kata Tiara pada dirinya sendiri.

Nisa sering mengalami nyeri saat haid jadi itupun terjadi setiap bulan.

Nisa pun dengan cepat membasuh wajahnya dan menggosok seluruh badannya. Tak lupa bibir nya dengan kuat seraya menghilangkan aroma pria tadi.

"Ck tetapi pria itu sudah ambil ciuman pertama ku padahal aku tidak kenal dia," kesal Nisa memonyongkan bibirnya untuk dia gosok kembali dengan tangan nya.

"Harusnya kan ciuman itu buat suami ku nanti, ck malah hilang diambil tuh pria mesum pencuri ciuman,"

"Semoga saja aku tidak bertemu dengan nya lagi suatu saat nanti,"

Tak henti-hentinya Nisa mengerutu sedari tadi karena kehilangan ciuman pertama yang sedari dulu dia jaga.

Nisa dengan cepat menyudahi acara mandi nya karena sudah merasa kedinginan. Setelah itu dia harus bergegas mengepak barang dan baju-baju nya.

Dia harus cepat meninggalkan kota ini dan pindah mencari tempat baru yang aman jauh dari pria itu, Nisa tak ingin berurusan dengan pria tadi.

Nisa tahu pria itu bukanlah pria sembarangan terlihat dari kamar yang dia tempati tadi.

Setelah selesai Nisa pun merebahkan tubuhnya yang lelah di atas kasur, kasur busa yang tergeletak di bawah tanpa ranjang.

nisa berfikir untuk menjauhinya dan tak ingin terlibat dengan pria itu, Nisa sadar dia siapa dan pria itu siapa. Nisa memilih zona nyaman karena tak ingin kehidupan nya yang aman damai ini hilang.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Febby Fadila

Febby Fadila

Nisa bersyukur eeee Rio yang frustasi...

2023-08-27

1

💙 Ɯιʅԃα 🦅™ 📴

💙 Ɯιʅԃα 🦅™ 📴

Ternyata Nisa masih perawan.Blm sempat ngapa-ngapain malah Rio udah pingsan duluan..
Kalo Nisa pindah kota bakalan susah nih cari Nisa.

2023-03-26

0

💙 Ɯιʅԃα 🦅™ 📴

💙 Ɯιʅԃα 🦅™ 📴

8ngin

2023-03-26

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!