Bab 2

Mencari tahu.

Rio berlari cepat menuju ke arah resepsionis.

Hos hos hos hos hos hos...

Rio berjongkok mengatur nafasnya sambil memegang meja resepsionis itu.

"Mbak siapa perempuan yang mengantar saya ke kamar kemarin?" Tanya Rio menggebu-gebu membuat perempuan yang menjaga di meja resepsionis itu mengerutkan keningnya.

"Maaf pak, saya tidak tahu," jawab perempuan itu dengan gelisah pasalnya dia baru saja bekerja hari ini mengantikan wanita yang tiba-tiba mengundurkan diri tadi pagi.

Braaakk...

Rio mengebrak meja dengan kesal.

"Bagaimana bisa kamu tidak tahu? Seharusnya kamu tahu karena ini adalah tugasmu berjaga di sini, kalian tahu kan kemarin saya mabuk dan bisa-bisanya anda memberikan izin masuk kepada perempuan untuk membawaku ke dalam kamar, saya bisa menuntut pihak hotel ini karena menyalahi privasi saya," kata Rio dengan begitu marah tatapan matanya seolah mengisyaratkan bahwa saat ini dia tengah kecewa dengan pelayanan hotel di sini.

"Ma-af pak, tetapi kemarin bukan tugas saya untuk berjaga di sini. Saya baru saja bekerja hari ini pak," kata wanita itu dengan sedikit ketakutan saat melihat Rio begitu emosi.

"Jujur saya begitu kecewa dengan pelayan hotel ini. Saya ingin bertemu dengan manager di sini," kata Rio dengan nada begitu tegas membuat wanita di depan nya sedikit gentar melihat aura Rio yang penuh wibawa.

Rio yang biasanya santai pembawaannya, berubah menjadi Tio yang

"Maaf pak, anda tidak bisa bertemu dengan pak Haris karena beliau sedang berada di luar kota untuk meninjau cabang di sana," jelas resepsionis itu dengan sedikit ketakutan.

'Hiks hiks hiks hiks hiks hiks, baru juga sehari bekerja sudah sial begini,' batin wanita itu menangis di dalam hati nya sat ini, apalagi melihat raut wajah pria di depannya yang begitu menyeramkan.

"Baik, aku minta rekaman cctv kemarin. Kalau tidak saya akan buat hotel ini bangkrut hari ini juga," kata Rio meluncur dengan bebas, meskipun Rio tanpa sadar telah mengancam wanita itu.

Wanita di terlihat begitu gelisah, dia meremas ujung baju nya, tatapan matanya melirik ke kanan dan ke kiri seraya meminta pertolongan kepada siapapun yang ada di sekitar sana. Namun di sana sepi tidak ada temannya yang muncul, semua sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

Tak berselang lama, wanita itu tersenyum kala melihat pak satpam yang baru saja datang untuk menanyakan kunci pintu pantry yang tak sengaja di bawa.

"Hei ada apa ini, kenapa anda membuat keributan di sini?" Tanya pak satpam dengan nada binggung.

"Maaf pak... Saya hanya ingin meminta rekaman CCTV hari kemarin." Kata Rio menjelaskan maksud dan tujuannya datang ke sana.

"Maaf Pak itu adalah privasi dari hotel ini kalau tidak ada hal yang mendesak atau berkepentingan kami tidak bisa memperlihatkan rekaman CCTV itu," jelas pak satpam kepada Rio.

Rio pun memutar otaknya agar dia keinginannya tercapai.

"Maaf pak, tetapi ini mengenai masalah pribadi karena kemarin saya pulang dalam keadaan mabuk dan tiba-tiba diantar oleh orang asing ke kamar, dan tadi pagi saya kehilangan barang saya yang berharga dan saya ingin menanyakan kepada mbak ini siapa yang telah membawa saya kemarin, namun mbak ini mengatakan kalau dia tidak tahu. Jujur saya kecewa dengan pelayanan hotel ini, kalau kalian tidak boleh memperlihatkan rekaman CCTV kemarin malam maka saya bawa kasus ini karena hukum" kata Rio gitu meyakinkan namun penuh ancaman.

Dengan berat hati pak satpam pun mengajak Rio ke dalam ruang keamanan, di sana ada beberapa senior yang bertugas memantau cctv hotel dan keamanan.

Pak satpam pun menjelaskan semua yang di katakan Rio tadi. Seorang pria membawa Rio ke depan laptop dan mencari rekaman kemarin.

Akhirnya Rio pun tersenyum kala berhasil, dengan teliti Rio menatap satu persatu kejadian itu.

Deg....

"Mas tolong itu di pause dulu, saya ingin melihat wajahnya, " pinta Rio dan pria itu menuruti.

'Oh dia terlihat masih muda, apa dia bekerja di sini?' batin Rio penasaran.

"Oh ya, minta rekaman keesokan harinya nya. Emmm.... Sekitar jam 8 sampai jam 9," pinta Rio sekali lagi.

Pria itu menatap Rio dengan kening mengerut namun pria itu mengangguk. Tangan pria itu dengan lincah mengotak-atik laptop di depan nya.

Deg....

Melihat tampilan wanita itu yang kacau, Rio tahu apa yang dialaminya kemarin itu nyata.

"Tolong ya pak nanti pas yang itu di perbesar, saya ingin melihat wajah perempuan itu," pinta Rio.

Cekrek...

Rio mengambil ponselnya dan memfoto perempuan itu untuk di kirimkan kepada Abraham.

"Oh ya pak sepertinya perempuan itu nampak kenal seluk beluk hotel ini," kata Rio memancing orang di depannya untuk berbicara.

"Itu seperti mbak Nisa deh, hmm... Benar itu mbak Nisa saya yakin," kata pria itu.

"Oh, bapak kenal?" Lanjut Rio mengorek informasi lebih lanjut lagi.

"Iya, dia itu bekerja di sini juga sebagai resepsionis, nah kalau yang tadi itu temannya juga," kata pria itu menunjukkan ke arah laptop.

"Oh, terus dia sekarang di mana, kok tidak kelihatan?" Tanya Rio.

"Lho mas nya kehilangan apa? Mungkin mas lupa menaruh atau terselip di mana, soalnya setahu saya mbak Nisa itu baik meskipun dia dari desa namun dia itu orangnya suka membantu, ramah juga orangnya," jelas pria di depannya mengatakan bagaimana watak maupun nama nya.

"Em... Itu pak jam, ya jam tangan," jawab Rio gelagapan.

"Tetapi kok aneh ya pak, harusnya mbak Nisa langsung pulang saja setelah mengantar bapak? Kenapa harus menunggu sampai pagi?" Tanya pria itu dengan nada penasaran.

"Mana saya tahu, mungkin wanita itu ketiduran saat mau pergi," jawab Rio mengelak berusaha acuh dengan nada di buat tenang.

"Bapak tahu alamat nya?" Tanya Rio menatap laki-laki di depan nya dengan memohon.

"Maaf pak! Setahu saya mbak Nisa itu ngekos di sekitar sini. Bapak bisa tanyakan saja sama mbak Tami teman dekat nya, tuh yang tadi ikut membawa bapak terus kembali ke meja resepsionis," jelas pria di depannya.

"Oh, kapan perempuan yang bernama Tami itu datang," tanya Rio.

"Em mungkin nanti sore pak," jawabnya.

Setelah itu Rio mengucapkan terima kasih tak lupa memberikan uang beberapa lembar sebagai bentuk terimakasih nya saat ini.

Rio dengan wajah sumringah keluar dari ruangan itu. Sedangkan pria itu menatap Rio dengan penuh penasaran.

"Apa yang di cari tuan itu? Ah sudahlah bukan urusan ku," kata pria itu tak mau ikut campur.

"Lumayan buat beli kopi dan jajan bocah nanti di rumah," kata nya berbinar menatap 3 lembar uang berwarna merah setelah itu mencium nya dengan perasaan bahagia.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Azzira Wani

Azzira Wani

Ok baik

2023-09-10

0

💙 Ɯιʅԃα 🦅™ 📴

💙 Ɯιʅԃα 🦅™ 📴

mama saya tahu

2023-03-23

1

ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •

ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •

lumayan juga kalau merah bsa buat healing ya pak😂

2023-03-21

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!