Sedangkan di tempat Lilis tepatnya di kamar kos Lilis saat ini sedang merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, pandangannya ke atas menerawang jauh menetap langit-langit kamar.
"Apa Nisa beneran ya jadi pergi dari tuh hotel secara dia kan sudah ngajuin surat pengunduran dirinya," guman Lilis penuh tanya.
"Kalau benar begitu sih enak, aku bisa jalanin rencana ku... Ha ha ha ha ha ha ha ha akhirnya aku dapat jalan instan buat jadi orang kaya," kata Lilis tertawa senang seakan mendapatkan durian runtuh.
"Secara pria itukan mabuk otomatis dia tidak melihat ku dan Nisa juga kemarin bilang dia pergi sebelum bertemu dengan pria itu jadi Nisa tidak tahu wajah pria itu," kata nya dengan senang.
"Ahhh tak sabar aku jadi orang kaya...."
Saat asyik berkhayal menjadi orang kaya tanpa harus bersusah-susah dulu, Lilis tersenyum-senyum sendiri.
Drrrrrtttt.... Derrrrttttt....
Ponsel Lilis yang berada di atas meja bergetar.
"Eh ini kan nomor pak satpam, ngapain sih telepon-teleponan segala. Gak penting banget sih," kata Lilis dengan kesal.
"Halo ....." Kata Lilis saat mengangkat telepon dengan sedikit ketus.
"Duh neng Lilis jutek amat sih," kata pak satpam di sebrang telephon.
"Ada apa sih pak pagi-pagi hubungi saya, sudah tahu kalau jam segini biasanya saya tidur," jawab Lilis mencari alasan karena tak mungkin dia menjawab malas berbicara dengan pak satpam di tempatnya bekerja bisa-bisa dia dapat masalah karena berurusan dengan pak satpam.
"He he he he he he maaf neng Lilis, Abang lupa," jawaban dari pak satpam membuat Lilis memutar bola matanya malas.
Kalau bukan karena sering meminta bantuan pak satpam di tempatnya bekerja sih Lilis ogah mengangkat telephon itu.
"Hoaaammm.... Cepat pak kata kan, aku sudah gak kuat nahan kantuk," bohong Lilis saat ini agar segera berakhir.
"He he he he he maaf neng, ini di lobi hotel tadi ada tamu yang membuat keributan," kata pak satpam menjelaskan.
Lilis melotot mendengar ucapan dari sebrang sana.
'Apa yang terjadi, tumben ada tamu yang buat onar,' batin Lilis penuh tanya.
"Ha... Kok bisa pak?" Tanya Lilis penasaran.
"Iya bisa dong neng, kata nya tadi orang itu mencari perempuan yang tadi malam masuk ke dalam kamarnya, dia ngotot minta salinan cctv karena ada barangnya yang hilang," jelas pak satpam dari sebrang sana.
Glekkk.....
'Ha barang hilang, apa Nisa membawa sesuatu? Ah tidak mungkin karena Nisa tidak berbicara apapun tadi, hemmm.... Aku harus cari tahu dengan teliti takutnya ini jebakan,' guman Lilis begitu kaget, otaknya langsung berfikir cepat di dalam hati nya saat ini.
"Ha.... Barang apa pak?" Tanya Lilis terlihat kaget.
"Eh neng Lilis kok kaget gitu sih! Apa neng Lilis tahu ya siapa wanita itu?" Tanya pak satpam dengan penuh curiga.
"Ah pak satpam bicara apa sih? Ya mana Lilis tahu lah, tadi malam kan kita sama-sama dapat tugas malam. Bapak kan gak lihat ada orang mabuk," kata Lilis mengelak.
Beruntung Lilis dengan cepat mengingat kejadian tadi malam, Lilis mengingat kalau pak satpam sempat pamit ke toilet saat tamu itu datang-datang dengan kondisi mabuk.
"Iya juga ya," kata pak satpam itu mengangguk.
'Huu untung aku pintar,' batin Lilis.
"Oh ya pak? Mungkin itu temannya. Tadi dia bilang ada barangnya yang hilang, apa ya pak?" Tanya Lilis memancing pak satpam.
"Entahlah neng, lah orang itu cuma tanya siapa yang mengantar dia ke dalam kamar, terus minta rekaman CCTV dengan alasan ada barangnya yang hilang, itu saja," jelas pak satpam.
"Oh....!" Lilis mengangguk mengerti.
'Paling itu alasan tuh cowok buat cari informasi tentang Nisa,' batin Lilis menebak.
"Apa neng Lilis tahu?" Tanya pak satpam.
"Maaf pak saya tidak tahu, kan hotel tadi malam ramai jadi saya tidak mengingatnya," jawab Lilis berbohong.
"Oh ya sudah neng, maaf ya menganggu. Selamat tidur jangan lupa mimpiin Abang," kata pak satpam dengan percaya diri nya.
"Iya pak,"
Tut....
Setelah menjawab dengan sopan Lilis dengan cepat mematikan sambungan telepon itu.
"Hueekkkk..... Dasar sudah punya istri masih saja tebar pesona," sungut Lilis dengan kesal.
"Ahhh senang nya, peluang jadi orang kaya terbuka lebar, eh bagaimana kalau Nisa berubah pikiran atau setelah dia menghilang dia balik lagi karena hamil," kata Lilis menerawang jauh.
"Ah bodo amat yang, nanti ku pikirin lagi cara buat Nisa lagian kan dia bodoh banget sih, dapat mangsa kaya dengan instan, eh malah kabur," kata Lilis dengan sinis.
Entahlah Lilis begitu tidak suka melihat Nisa, meskipun mereka adalah teman yang sama-sama merantau namun Nisa sering mendapat perhatian dari cowok berbeda dengan Lilis, karena itu Lilis tak begitu suka dengan Nisa namun dia berpura-pura baik dan bersahabat dengan Nisa.
Lilis ingin mencari keutungan saja dengan berteman dengan Nisa, ya sifat Nisa yang polos dan royal membuat Lilis sering minta traktiran makan dari Nisa, pikir Lilis lumayan untuk menghemat uang nya dan uang itu bisa dia belikan alat makeup atau baju-baju baru.
......................
Triiinggg.....
Sebuah pesan masuk ke ponsel Rio.
..."Kamu harus pulang hari ini, kakak kamu dan si kembar baru saja di culik tetapi kamu tenang saja, sekarang mereka sudah baik-baik saja, aku ingin kamu pulang secepatnya untuk mengibur si kembar dan kakak kamu. Untuk masalah kamu di sana biar kakak saja yang urus dan ingat pesan ku jangan berbicara tentang kejadian ini ke siapapun di keluarga kita, termasuk Tio, kakak kamu ataupun bunda. Ingat pesan ku," ...
Itulah pesan dari Abraham.
Rio menghela nafas panjang, dia mengambil koper yang berada di pojokan.
Dengan cepat dia menggeret koper itu ke depan lemari.
Rio pun bergegas mengepak semua barang-barang nya ke dalam koper. Rio meneliti barang apa saja yang sudah dia masukan agar tak ada barang yang tertinggal di sana.
Rio di suruh Abraham untuk cepat pulang, apalagi Arin yang tak lain adalah kakak kandungnya baru saja tertimpa musibah. Abraham ingin Rio tidak banyak pikiran atau bertindak gegabah, untuk itu Abraham meminta Rio cepat pulang dan langsung menuju mansion milik nya untuk tinggal di sana. Abraham tidak ingin Rio berbuat nekad.
Abraham juga meminta Rio merahasiakan semuanya sampai masalah ini jelas, mengingat begitu banyak masalah yang akhir-akhir ini menerpa keluarga Abraham membuat Abraham harus mengambil tindakan secepatnya.
"Untung ada kak Abraham yang bisa ku mintain tolong," lirih Rio dengan sendu.
"Semoga saja ini cepat berakhir,"
Setelah semua siap, Rio pun menarik koper itu keluar kamar.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Doni Wahyudi
Nisa bagai Arin
Lilis bagai Veli
Sama aja alurnya
2023-06-11
4
💙 Ɯιʅԃα 🦅™ 📴
Kesel dah sama Si lilis🙄
2023-03-28
1
💙 Ɯιʅԃα 🦅™ 📴
Nisa kan baik hati lah elo kan licik, menghalalkan segala cara 🙄
2023-03-28
1