Jangan Pisahkan Aku

Jangan Pisahkan Aku

Perkenalan

Sisilia adalah seorang gadis, yang dibesarkan di panti asuhan, yang berada di kota Jawa. Wajahnya cantik dan teduh bila di pandang mata. Karena kepandaiannya, dia mendapat beasiswa di fakultas Negri yang terletak di Semarang jurusan tata busana dan desain.

Pangeran Rahardian, dia seorang anak bangsawan dari Negeri Jiran sana. Dia menjabat CEO di beberapa perusahaan di bidang perhotelan termasuk di Indonesia.

Mereka berdua bertemu di sebuah butik tempatnya Sisilia bekerja.

Ketampanan yang sangat mempesona, juga banyak uang dan sangat baik hati, membuat banyak wanita yang tergila-gila padanya. Namun Sisilia lah yang menjadi tambatan terakhirnya seorang Pangeran yang dengan panggilan Eran tersebut.

Eran jatuh cinta pada Sisilia pada pandangan pertama. Dia gadis yang cantik teduh dan ramah, tidak butuh waktu yang cukup lama buat Eran untuk meyakinkan dirinya kalau Sisilia lah pelabuhan terakhir bagi dirinya.

Hari bersejarah bagi Sisilia yang tidak punya siapa-siapa selain orang-orang dari panti. Kini dia bersanding dengan Pangeran Rahardian dan menjadi anggota baru dalam kehidupannya.

Kini Sisilia dan Eran sudah resmi menjadi sepasang suami istri. Senyuman bahagia tidak lepas dari wajah mereka berdua.

Suasana begitu meriah, dengan kehadiran salah satu artis ternama ibu kota, keluarga Eran pun di boyong ke acara pernikahan mereka berdua.

Hati Sisilia tentunya saat ini sedang di hinggapi rasa bahagia yang teramat sangat. Bersanding dengan pria bangsawan dan tampan yang akan menjadi suami terbaik nya kelak.

Namun, sementara siapakah dirinya? yang hanya merupakan anak panti asuhan, tidak punya apa-apa dalam hal harta. Sesungguhnya tidak sebanding dengan Eran yang dari kalangan atas tersebut.

Senyuman yang merekah pun tidak pernah pudar dari bibir keduanya. Sesekali mereka berbincang dengan mesra.

Semua orang ikut bahagia dengan kebahagian kedua mempelai dan melepas doa restu untuk keduanya.

Dari pelaminan berwarna emas. Keduanya saling melempar senyuman dan pandangan mata yang berbinar, menandakan betapa bahagianya mereka berdua di saat itu.

Tangan pun saling berpegangan erat. "Aku sangat bahagia dengan pernikahan ini. Kau tidak menyesalkan menikah dengan ku?" selidik Sisilia pada sang suami.

"Shuuttthh ... jangan bicara seperti itu, tentunya aku tidak akan menikahi mu bila aku akan menyesali itu." Telunjuk pria itu menempel di bibir Sisilia.

Sisilia menarik bibir nya ke samping. Lalu mengalihkan pandangannya pada keluarga nya dari panti yang sedang menikmati hidangan yang tersedia di sana.

"Aku akan langsung memboyong mu ke istana ku, ke Negeri Jiran sana, mau kan? dan aku rasa kau memang harus mau." Eran ingin membawa sang istri ke Negaranya tanpa membuang-buang waktu di Indonesia.

"Hari ini juga? tanpa istirahat barang sebentar pun?" Sisilia menjadi bengong.

"Iya, hari ini juga sayang," Eran mengangguk pelan. "Emangnya kenapa?"

"Eh ... gimana dengan kerjaan ku di butik?" Sisilia tampak cemas.

"Kenapa, kau resign! gampang. Lagian kan berapa sih gaji kerja di butik? kau bisa buka butik sendiri di sana! uang suami mu sudah banyak ... ngapain kau kerja di ujung telunjuk orang?" ungkap Eran dengan lembut.

"Tapi, tidak segampang itu. Setidaknya aku harus obrolkan dengan bos ku, dan ini tidak kita bicarakan sebelumnya kan? kalau saja kau bilang dari kemarin soal kepindahan kita. Aku pasti perbincangkan resign ku jauh-jauh hari!" tambahnya Sisilia.

"Sudah lah sayang, tidak usah banyak bicara lagi. Aku tidak suka dibantah, lakukan saja." Pinta Eran sambil memegangi tangan sang istri.

Selesai acara, Sisilia dan Eran ke kamar hotel namun bukan untuk beristirahat seperti yang di bayangkan. Melainkan untuk berkemas, bersiap untuk berangkat ke Negeri Jiran.

Sisilia pun berpamitan ke keluarganya, dan mereka tidak menyangka sama sekali. Kalau Sisilia akan secepat ini di boyong suami ke Negaranya.

"Kenapa secepat ini? bukannya istirahat dulu!" ungkap Bu panti dengan sedikit merasa kecewa.

"Ibu ... ini kemauan suami Lia dan aku tidak bisa apa ataupun membantah kan?" Sisilia menatap lekat pada Bu panti yang sudah dia anggap ibunya sendiri itu.

"Mbak, kami pastinya akan merindukan mbak," adik-adik panti sangat bersedih melepas sang kakak mereka.

Mereka berpelukan bergantian. Bagaimana mereka tidak merasa berat untuk berpisah? bertahun-tahun mereka bersama susah dan senang mereka lewati dengan suka cita.

Susana haru mewarnai perpisahan mereka. Isak tangis pun tak ayal menjadi pemandangan yang tidak biasa.

Eran menggeleng, namun dia pun memahami itu. Keluarga Eran pun sudah berkumpul untuk kembali ke Negeri asal mereka.

Di balik rasa bahagia nya Sisilia. Tersimpan rasa duka yang bertahta di hatinya, berharap ada ruang untuk dia bersantai di Indonesia barang beberapa hari setelah menikah. Tetapi kenyataannya jauh dari ekspetasi.

Sisilia berjalan di belakang sang suami yang sibuk dengan ponselnya, di belakang. Tampak keluarga Eran yang seolah memandang rendah pada Sisilia.

"Sebenarnya saya tak nak putra kita , menikah dengan gadis tersebut! masih banyak gadis yang lebih sepadan dengan putra kita itu." Ungkap sang bunda Eran yang bernama puan Nandita.

"Tapi hendak apa di kata, kalau pilihannya dia, Eran! kita hanya bisa mendoakan saja." Timpal ayah handa Eran yang memiliki nama Datuk Amirudin.

Yang lain mengangguk seraya berkata. "Kalau sudah takdir, sulit nak di rubah!"

"Pokonya, saya nak sudi punya menantu kan dia. Lihat saja Sisilia ... kau akan ku buat menderita dalam istana mu sendiri." kata puan Nandita dalam hati serta tatapan yang membunuh ke arah gadis tersebut.

Sementara Puan Nandita sebelumnya, mempunya calon buat putranya tersebut.

Di dalam pesawat, Sisilia dan Eran saling berpegangan. Inilah kali pertama Sisilia naik pesawat, rasa was-was pun menghiasi perasaannya.

"Tenang sayang ... ada aku bersama mu! jangan takut," ucap Eran dengan seutas senyumnya.

Sisilia mengangguk pelan seraya berkata. "Aku, aku takut sekali, Abang." Sisilia memegangi tangan Eran kuat-kuat.

"Sayang, jangan takut. Suami mu ada di sini, berdoa lah. Agar kita semua selamat, selamat sampai tujuan." Eran mengusap punggung tangan istrinya dengan lembut.

Selang beberapa jam penerbangan. Kini mereka sudah berada di area Bandara memasuki mobil jemputan.

Ketika mau memasuki mobil, pandangan sinis dari ibu mertua mengarah pada Sisilia dan hanya Sisilia lah yang merasakan itu. Tatapan tidak suka dari mertuanya.

Membuat hati Sisilia menciut, sudah dirasakan bau-bau konflik dalam rumah tangganya itu.

Setibanya di kediaman Eran. Sisilia terkagum-kagum melihat ke arah bangunan rumah bertingkat dan berwarna putih tulang tersebut. Setelah mobil memasuki halamannya yang luas.

"Oh my god ... ini rumah kamu?" tanya Sisilia sembari menoleh pada Eran dan rumah tersebut bergantian.

"Iya, sayang. Masa rumah orang!" jawabnya singkat sambil turun dari mobi dan menarik tangan sang istri.

Sementara semua barang di keluarkan oleh supir dan mengantarnya ke dalam rumah.

Sisilia mau membantu membawakan tas nya. Namun sang supir mencegahnya ....

...🌼---🌼...

Adakalanya apa yang menjadi ekspetasi itu tidak sesuai dengan kenyataan.

Terpopuler

Comments

Moli Mola

Moli Mola

😶

2023-05-16

0

Ummi Alfa

Ummi Alfa

Hm....kesan pertama, kayanya bakalan ada konflik mertua dan menantu secara ibu mertuanya tidak menyukai Lia karena dianggapnya tidak selevel dengan keluarganya.
Sorry....baru tau kalau ada karya baru lagi, jadi baru sempet mampir.
Tetap semangat Thor .....

2023-04-29

0

Nana Shin

Nana Shin

jangan pisahkan, aku dan dia

iiiya. tarik Sis.lanjuut.
sekuntum mawar buatmu Dik!

2023-03-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!