ICE & FIRE IMMORTALITY
Dahulu kala, Alam Surgawi dan Alam Iblis adalah 2 alam yang menjalin perjanjian kedamaian. Sebelum itu, Alam Iblis bernama Alam Mistik. Namun karena aura jahat Alam Mistik perlahan-lahan mempengaruhi penduduknya, penduduk Alam mistik telah mulai berubah menjadi kejam dan tak bermoral. Ambisi mengerikan pun menguasai hati mereka. Di samping semua itu, penduduk Alam Mistik mengalami banyak perubahan, dari fisik, moral, hingga kekuatannya.
Setelah mengalami banyak perubahan, mereka tak lagi disebut Klan Mistik, melainkan klan iblis. Pada masa perubahan, Alam Iblis menjadi kacau karena rajanya menggila karena terlalu banyak menyerap aura jahat Alam Iblis. Mata dan hatinya telah tertutup. Dia membunuh secara sadis siapa pun yang terlihat di pandangannya, termasuk rakyatnya sendiri. Qiao Na, sang putri raja iblis terpaksa harus membunuh ayahnya sendiri, demi melindungi klannya agar tidak musnah di tangan raja iblis yang tak lain pemimpin alam iblis sendiri.
Setelah semua itu, Qiao Na mulai menata Alam Iblis kembali. Dia menjadi pemimpin Alam Iblis selanjutnya. Sayangnya, semua tak berjalan sepertinya, karena banyak tetua yang menentang kepemimpinan Qiao Na yang lebih berkonsep seperti Alam Surgawi. Bukan hanya itu saja, ia pun harus menerima penkhianatan dari klannya sendiri dan Alam Surgawi yang telah menipunya karena berencana menginvasi Alam Iblis. Pengkhianatan itu membuatnya menyimpan banyak dendam dan kebencian dalam lubuk hatinya, membuatnya terkuasai oleh nafsu yang lebih mengerikan. Terlebih karena para tetua menghasutnya untuk menghancurkan semesta dan membalaskan dendamnya terhadap siapa saja yang telah mengkhianatinya.
Bersama dengan pasukan perang iblis, ia menyerang alam langit. Sekali lagi, tujuannya gagal karena Dong Hua dijun sang kaisar langit berhasil menumpasnya.
"Setelah Ratu blis berhasil disegel, dunia pun kembali damai seperti semula," ucap seorang pendongeng. Ia menjaja cerita tentang sang Kaisar alam langit, Dong Hua Dijun dengan Ratu iblis Qiao Na. Banyak yang mendengarkan ceritanya dan membayar untuk mendengarkan cerita tersebut.
Cerita yang sungguh menarik dan membuat banyak yang penasraan mendengarkan kelanjutan ceritanya. Mereka mendengarkan dengan antusias, seraya membayangkan apa yang terjadi dan kejadian yang akan terjadi selanjutnya.
“Lalu, setelah Kaisar langit berhasil menyegel Ratu iblis, apa yang dilakukannya setelahnya?” tanya salah seorang pendengar cerita.
Pembawa cerita itu terhening beberapa saat sembari menghela nafasnya.
“Setelah Pedang mata salju berhasil menyegel Ratu iblis, pedang itu tiba-tiba menghilang begitu saja. Para dewa di alam langit terus mencarinya. Namun, hingga saat ini, mereka belum berhasil menemukannya. Itulah yang membuat dunia continnet mengalami kekeringan panjang. Kaisar langit yang terluka serius pun harus bereinkarnasi menjadi manusia di dunia continent ini untuk memulihkan kembali kekuatannya dan mencari keberadaan pedang mata salaju,” ujar pembawa cerita itu.
“Baiklah. Saya akan melanjutkan cerita ini lain kali,” ucapnya sebelum mengememasi barang-barangnya dan sejumlah uang yang terkumpul dari hasil ia menjual sebuah cerita kepada sejumlah kalangan.
“Apa kau percaya dengan apa yang baru saja diceritakan olehnya?” tanya salah seorang yang mendengarkan cerita, kepada teman yang duduk di sampingnya.
“Dia hanya seorang penjual cerita saja. Untuk apa mempercayainya? Aku merasa… cerita yang dia sampaikan terlalu dilebih-lebihkan. Dan juga, apa kau percaya jika ada senjata semacam itu?” tanyanya balik.
“Aku memang tidak terlalu yakin dengan apa yang diceritakan olehnya. Namun, satu hal yang aku yakini, kejadian itu sedikit masuk akal,” ujarnya.
“Benarkah? Kau percaya? Apa kau percaya Kaisar langit itu ada dan saat ini sedang bereinkarnasi? Kira-kira, Kaisar langit bereinkarnasi sebagai siapa? Tidak mungkin bawahannya yang disebut Dewa Shiming menyusun skenario hidup berat untuknya. Jika dia tidak menjadi seorang raja atau pangeran, mungkin dia akan bereinkarnasi sebagai bangsawan,” tebaknya.
“Mungkin, dia akan bereinkarnasi menjadi seorang pangeran mahkota tampan dan gagah. Begitulah yang sering kudengar dari para pembawa cerita seperti orang tadi.”
***
“Tutup semua pintu dan jendela. Malam ini akan ada badai salju yang cukup hebat!!!” perintah seseorang yang ada di istana kekaisaran.
Para petugas yang bekerja di istana pun dengan sigap menutup semua pintu dan jendela, serta celah-celah sumber udara dingin yang akan masuk ke dalam istana. Malam itu, badai salju yang sangat hebat benar-benar terjadi. Untungnya, istana telah mempersiapkan hal itu dengan baik, hingga mereka dapat meminimalisirkan kerusakan-kerusakan yang terjadi karena terpaan angin kencang pada malam itu.
Di tengah kuatnya badai salju yang menerpa, seorang dayang istana tengah melahirkan seorang diri di salah satu ruangan yang ada di dalam istana, tanpa bantuan siapa pun. Ia mempertaruhkan nyawanya, berjuang sekuat tenaga, hanya untuk melahirkan sang buah hati ke dunia.
Suara tangisan bayi pun terdengar hingga keluar, membuat siapa pun yang mendengarnya mengetahui situasi yang tengah terjadi.
“Ternyata dia telah melahirkan.”
“Dia hanyalah dayang rendahan. Berani-beraninya dia menggoda Kaisar dan tidur dengannya, hingga melahirkan seorang anak. Dia sangat rendahan! Pantas saja Ratu menghukumnya dan mengurungnya.”
“Aku tidak ingin melakukan ini. Tapi, bagaimanapun juga, anaknya mewarisi darah kekaisaran. Ayo! Kita harus membantunya.”
“Aaaaa!!! Mengerikan!” teriak 2 orang dayang istana yang melihat sosok bayi yang dilahirkan seorang dayang Istana, pelayan sang Kaisar.
“Monster macam apa itu? Buruk sekali wajahnya. Aku tidak ingin membantu mengurusnya. K-kau saja yang memandikannya,” gagapnya.
“Aku juga tidak sudi melakukannya! Melihatnya saja sudah jijik, apalagi menyentuhnya.”
“Sudahlah! Kita biarkan saja.”
2 orang dayang istana yang berhati dingin itu meninggalkan sang dayang yang terbaring lemas bersama bayinya yang masih dilumuri darah. Mereka meninggalkannya seperti itu, tanpa enggan sekalipun.
Sang dayang yang melahirkan buah hatinya pun hanya bisa memeluknya seraya menitikkan airmata.
“Anakku, bagaimanapun, kau adalah darah dagingku. Aku tetap akan menjagamu dan melindungimu,” bisiknya di telinga sang buah hati.
Fu Jin adalah nama dari dayang yang melahirkan bayi keturunan Kaisar itu. Walaupun ia melihat dengan jelas wajah buruk rupa sang buah hatinya, ia tetap tak ingin melepaskannya. Kasih sayang seorang Ibu tak pilih kasih, tak memandang rupa, ia tetap mencintainya.
Dengan sisa tenaga yang tersia, ia berusaha bangkit. Fu Jin merobek sehelai kain untuk membalut tubuh buah hatinya. Dia anak laki-laki rupanya. Rupanya tak memudarkan kasih sayangnya terhadap buah hatinya, apalagi ketika mengetahui bahwa anaknya adalah laki-laki.
“Putraku, bagaimanapun… Ibu tetap mencintaimu,” lirihnya.
BRUAKK!!!
Tiba-tiba pintu ruangan didobrak sangat kasar. Seorang wanita berpenampilan glamour dan berwajah dingin, perlahan berjalan ke arah Fu Jin.
Ketika Fu Jin melihat kedatangan sosok itu, ia mulai gemetar ketakutan sembari memeluk putranya sangat erat di pelukannya. Dia adalah Ratu, seorang wanita yang dikenal ambisius dengan sifat bengisnya.
“Pelayan, ambil anak itu!” perintah sang Ratu kepada salah satu pelayannya.
Pelayan itu pun segera memenuhi perintah dari sang Ratu. Ia merebut paksa bayi itu dari pelukan Fu Jin.
“Jangan! Kumohon jangan! Jangan ambil anakku! Kembalikan!!!” rintihnya, memohon-mohon kepada sang Ratu agar segera mengembalikan anaknya.
“Monster macam apa ini? Apakah dia manusia? Menijijikan! Anak ini adalah hukuman untuk wanita rendahan yang lancang, karena merebut cinta dan suami orang lain. Kau lihat! Anak ini adalah hasil dari cinta kalian. Benar-benar menijikan!!!”
Setelah mengucapkan kata-kata yang begitu pedas didengar ditelinga dan menusuk hati, Ratu pun keluar dari ruangan itu dan meninggalkan Fu Jin sendiri di sana. Ratu memerintahkan Dayang yang merebut putra Fu Jin untuk membawanya bersamanya.
“Kembalikan… anakku!” rintih Fu Jin, sebelum beberapa saat kemudian tak sadarkan diri.
“Ratu, apa yang harus saya lakukan untuk anak ini?” tanya Dayang.
Ratu melirik sekilas bayi yang baru lahir itu dengan tatapan menghinakan.
“Menurutmu? Jika orang lain, kau, dan aku saja memandangnya jijik… bagaimana jika Raja melihat anaknya yang buruk rupa seperti monster seperti ini? Dia pasti akan sangat malu. Sebelum kabar menyebar dan menjadi aib bagi Istana, bunuh anak itu!” perintahnya.
“Ratu… .”
“Kenapa?” potongnya. “Apa kau tidak tega melakukannya? Apa harus aku yang melakukannya sendiri?” tanyanya.
Dayang yang menggendong bayi itu pun segera berlutut memohon ampun kepada Ratu. “Saya tidak berani! Mohon tarik lagi perkataan Anda. Saya akan segera membunuh anak ini,” cetus sang Dayang.
“Baguslah jika kau mengerti tanpa aku sendiri yang mengajari. Ingat, jika kau tidak membunuhnya, maka, aku akan membunuh semua keluargamu. Kau tahu siapa aku, ucapanku tidak pernah main-main. Jika aku memutuskan sesuatu, maka, aku pasti akan melakukannya,” cetusnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments