BURUK RUPA

“Di mana anak itu?” Pertanyaan yang ditanyakan Raja pertama kali, ketika ia menjumpai sang Ratu.

“Bertahun-tahun kau tidak pernah datang, dan kunjungan pertama kali ini, pertanyaan yang pertama kali kau tanyakan adalah anak buruk rupa itu? Aku sangat takjub! Begitu cintanyakah kau dengan dayang rendahan itu?!” sentak Ratu seraya menghamburkan barang-barang yang ada di hadapannya.

“Apa kau… membunuhnya?” Raja masih menginterogasi sang Ratu.

Ratu berusaha menenangkan dirinya terlebih dahulu, baru mulai menjawab pertanyaan dari Raja. “Iya, aku membunuhnya. Kenapa? Apa setelah aku mengetahui bahwa aku membunuhnya kau akan membunuhku? Maka, bunuhlah aku sekarang juga! Bunuh aku!!!” sentak sang Ratu yang tak bisa lagi menguasi emosi dan kecemburuannya.

"Baguslah … .” Hanya satu kata yang keluar dari mulut Raja. Ia terlihat lega sembari menghela nafasnya. Namun, sikap yang ditunjukkan oleh Raja membuat Ratu tidak mengerti.

“Apa maksud satu perkataan itu? Aku benar-benar tidak mengerti,” tanya sang Ratu yang penasaran, karena tak ingin asal menebak tentang apa yang dirasakan sang Raja.

“Tindakanmu sudah tepat. Mendengar kabar itu, tadinya, au ingin memerintahkan seseorang untuk membunuhnya. Tapi ternyata, kau selangkah lebih cepat melakukannya. Bagus sekali jika kau membunuhnya,” cetus Raja.

Ratu mengernyitkan kedua alisnya karena merasa sedikit aneh dengan sikap Raja kali ini. Ia pikir, Raja akan menghukumnya karena bertindak semena-mena.

‘Mungkin, karena anak itu buruk rupa. Benar juga, anak sepertinya hanya akan membawa aib kepada keluarga kekaisaran. Membunuhnya adalah tindakan tepat,’ batin sang Ratu.

“Istriku, sudah lama aku tidak melihatmu. Bagaimana kabarmu? Apa kau baik-baik saja?” tanya Raja kepada Ratu.

Ratu semakin dikejutkan ketika mnedengar pertanyaan seperti itu dari Raja. Selama lebih dari 5 tahun, Raja tak pernah mengunjungi Ratu Yuan ketika Raja dikabarkan terjerat oleh kecantikan salah satu Dayang istana. Raja sangat menyayangi Dayang muda yang bernama Fu Jin, hingga melupakan Ratu.

Karena hal itulah yang membuat Ratu berubah menjadi lebih bengis dari sebelumnya, karena terlalu cemburu terhadap Dayang istana itu. Ratu semakin membencinya ketika Fu Jin dikabarkan telah mengandung anak Kaisar.

Ratu yang memiliki energi tubuh yang terlalu dingin, dikatakan hanya bisa memiliki seorang anak perempuan. Ratu telah memiliki 2 anak, tetapi semuanya adalah anak perempuan yang diberi gelar Putri. Harapan raja kepada Fujin yaitu agar dia melahirkan seorang putra.

Ratu tak ingin semua berjalan dengan lancar. Untuk mengacaukannya, Ratu Yuan mencoba segala cara untuk mencelakai bayi yang ada di dalam kandungan Fujin secara diam-diam. Sayangnya, obat yang diresepkan selalu gagal menggugurkan kandungannya. Dan ketika putra Fu Jin telah lahir, akhirnya Ratu pun menyadari bahwa usahanya selama ini tidak sia-sia. Meski tak berhasil menggugurkannya, Ratu berhasil membuat wajah anak itu menjadi cacat permanen.

“Istriku … .” Panggilan Raja membuyarkan lamunan sang Ratu.

“Eh?” gagapnya.

“Apa ada hal baik yang menimpamu? Kau melamun sambil tersenyum. Dapatkah kau membagikan kesenanganmu padaku?” tanya Raja.

“Yang mulia, selama ini aku telah mempelajari banyak obat. Dan di antaranya adalah obat yang dapat menghangatkan elemen di dalam tubuhku. Aku sudah bisa memiliki seorang Putra,” ujarnya memberitahu kabar gembira kepada sang Raja.

“Benarkah?!” Mendengar kabar gembira dari Ratu, Raja tampak sangat bahagia mendengarnya. “Sejak kapan?” tanyanya.

“2 tahun lalu,” jawabnya.

“2 tahun lalu? Kenapa kau tidak pernah memberitahuku? Jika itu 2 tahun lalu, kita pasti kan memiliki seorang Putra lebih cepat,” balas Raja.

“5 tahun ini, aku selalu menunggumu. Setiap malam, aku selalu menunggumu datang. Aku sering meminta seorang pelayan untuk memberitahumu, tapi kau selalu menolak undanganku. Kau begitu kejam, karena lebih mementingkan wanita rendahan sepertinya. Apa aku tidak cantik? Lihat! Apa aku tidak cantik?” Ratu sudah mulai emosional.

“Ratuku, mohon maafkan aku selama ini. Sepertinya, aku telah dibutakan olehnya. Mungkin, dia menggunakan jimat dan mantra jahat untuk merayuku. Aku juga tidak tahu kenapa aku terjerat oleh wanita rendahan sepertinya.” Raja berusaha meyakinkan Ratu.

“Itu hanya alasanmu saja! Kau boleh memilih selir, tapi bukan dia. Aku merasa terhina karena aku dipandang kalah dari wanita rendahan sepertinya. Kau membuat harga diriku terinjak-injak.” Ratu tak ingin kalah debat dari Raja.

“Maafkan aku, aku sungguh bersalah padamu. Sekarang, kau bisa lebih tenang, karena aku telah memberi titah untuk mengurungnya di Istana Timur. Dia telah menjadi tahanan rumah dan tidak diizinkan keluar selangkah pun. Sekarang, aku baru menyadari betapa bodohnya aku karena mengacuhkan wanita terbaik sepertimu,” rayu Raja.

“Benarkah? Kalau begitu, buktikan kalau saat ini aku adalah wanita satu-satunya dalam hidupmu,” tantangnya.

Raja mengalungkan lengannya di pinggang Ratu, lalu menariknya ke pelukannya. Ia mendekatkan wajahnya menyentuh wajah Ratu. Mereka saling tatap begitu dalam.

“Baiklah. Kalau begitu, maukah kau menghabiskan malam ini bersamaku?” tanyanya dengan nada menggoda seraya mengelus wajah Ratu.

Ratu tersenyum nakal, lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Raja.

“Tergantung apa kau bisa mengalahkanku,” bisiknya.

***

"Pergi dari sini! Dasar menjijikan!!!” usir seorang penjaja makanan kepada pemuda yang mengenakan topeng menutupi wajahnya.

“Tuan, berikan aku makanan. Sedikit saja ...,” pintanya dengan lirih.

“Puih! Minta? Kau harus membelinya! Kau kira membuat makanan menggunakan pasir, apa?!” bentaknya.

Mau tidak mau, pemuda itu pun harus angkat kaki dari tempat itu. Ia berjalan tanpa arah tujuan, dengan perut kosong yang keroncongan. Tubuhnya kering kerontang karena ia tak setiap hari berhasil mendapatkan makanan. Ia ingin bekerja dan menghasilkan uang. Sayangnya, tak ada yang bersedia menerimanya dan mempekerjakannya.

Setiap ia singgah di satu tempat untuk beristirahat, orang-orang yang ada di sekitarnya selalu mengusirnya karena dianggap sebagai pembawa sial. Jika ia enggan pergi, maka, mereka akan memukulinya hingga babak belur.

“Seharusnya aku tetap tinggal di hutan dan memakan buah-buahan liar saja selama hidupku. Dia mengatakan bahwa para manusia itu jahat, tapi aku tidak pernah menyangka jika akan sejahat itu. Aku kira, semua manusia akan berhati baik, karena aku merasakan kehangatan dalam hatiku,” gumam pemuda itu.

“Bukankah dia Yi Cai?”

“Benar, dia Yi Cai.”

Dua pemuda yang sedang menongkrong di sebuah kedai teralihkan fokusnya ketika melihat sosok pemuda bertopeng yang berpenampilan kusut tak terawat.

“Lihat saja penampilannya! Bukan hanya tak terawat, tapi wajahnya itu … .”

“Kenapa dengan wajahnya? Aku belum pernah melihat wajahnya karena dia selalu mengenakan topeng untuk menutupinya. Aku juga tidak sudi melihat wajahnya. Lebih baik dia menutupinya seperti itu.”

“Apa kau belum pernah mendengarnya? Katanya sih, wajahnya … Auuhh… Menjijikan! Dia serigala buruk rupa,” ungkapnya merendahkan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!