Sekedar Nikah Kontrak

Sekedar Nikah Kontrak

#01

Pagi gelap seorang wanita paruh baya berangkat kerja dengan sepedanya.

Rinni yang melihat orang yang paling berharga di hidupnya pergi kerja dengan sepeda.

" Bu... Tidak lama lagi ibu yang dirumah dan aku yang akan pergi berkerja."batinnya.

" Ayo semangat " ucap dengan menyemangati dirinya sendiri.

Rinni pun segera mencuci piring kotor sisaan tadi ia dan ibunya sarapan.

setelah itu ia langsung mandi dan bersiap-siap untuk pergi mengirim surat lamaran kerja.

Selesai mengirimkan surat lamaran Rinni memutuskan untuk pulang.

karena sedari tadi entah kenapa perasaannya tidak enak.

Rinni bingung melihat pintu rumahnya terbuka, seingatnya sebelum pergi ia sudah menguncinya.

dan ini baru tengah hari tidak mungkin ibunya sudah pulang.

Ia pun mempercepat langkahnya untuk melihat kenapa pintu rumahnya terbuka.

"Bu.. " panggil Rinni saat melihat sepasang sendal di dalam rumah.

" Ya.. " jawab ibunya (Ratih)

" Ibu kenapa cepat pulang? , ada apa Bu?! , Ibu sakit?!! " Tanya Rinni melihat wajah ibunya pucat.

" Satu-satu Rin tanyanya. " ucap Ibunya dengan suara yng terdengar lemah.

" Permisi... " seseorang memanggil.

"Bentar bu aku kedepan dulu lihat siapa yang datang. "

" Maaf Non , apa anaknya Mbok Atih ada? " tanya seorang pria yang terlihat sudah berumur.

" Ya saya sendiri , ada apa ya? bapak ini siapa?? "

" Oh ya perkenalkan saya Amir, supirnya keluarga Wijaya. " supir memperkenalkan dirinya.

" Oh iya Pak, saya Rinni. " Rinni menjabat tangannya Amir.

" Begini Non, tadi Mbok Atih tiba-tiba merasa sesak dan tidak lama jatuh pingsan,dan kebetulan hal itu diketahui oleh Den Devan dan beliau pun memanggil Dokter langganan keluarga Wijaya. "

" Atas perintah Nyonya besar saya hanya menyampaikan sementara Mbok Atih di berikan cuti dulu dan juga Nyonya besar mau mencari orang yang bisa menggantikan tugas Mbok, apakah ada orang yang mau berkerja sementara di posisinya Mbok Atih?? "

"Bentar ya Pak biar saya coba tanyakan pada ibu saya dulu. " Rinni pergi ke kamar ibunya.

" Bu.. itu ada Pak Amir sopirnya Nyonya Indri. "

" Ya , ada apa Pak Amir kesini? "Tanya Ratih.

Rinni pun menceritakan kedatangan Pak Amir pada ibunya.

" Pak Amir. " panggil Ratih yang berjalan pelan-pelan sambil dipapah Rinni.

" Mbok.. " Pak Amir ikut menuntun Ratih.

" Rin.. Kamu nggak suguhi minuman kasih Pak Amir. " tanya Ratih.

".Oh ya Bu Rinni lupa."

" Tidak apa-apa , aku hanya sebentar. " ucap Pak Amir yang mencegah Rinni pergi buat minuman

" Begini Mbok, maksud kedatangan saya kesini karena perintah Nyonya Indri terus.. " Pak Amir pun menceritakan maksud kedatangannya pada Ratih.

" Begini saja Pak, bagaimana kalau untuk sementara Rinni yang menggantikan posisi saya dulu , memang ada yang mau berkerja tapi harus beberapa hari untuknya sampai disini."

" Apalagi kalau kondisi Nona kecil yang saat ini begitu memperihatinkan." sambung Ratih.

" Tapi Anaknya Mbok apakah mau?! '

Kebetulan Rinni pun datang membawa secangkir teh hangat dan diletakkannya diatas meja.

Mbok pun meminta Rinni untuk duduk.

" Kamu mau Rinn? , gantikan ibu dulu kerja dirumah Nyonya Indri?"

"Hanya untuk sementara. "

" Kenapa aku Bu?!! "

" Rinn kamu ingatkan sepupunya bapak mu yang di kampung, kemarin dia meminta ibu mencarikan kerja untuknya.

dan untuk menunggu kedatangan butuh beberapa hari , sedangkan Nyonya mau cepat karena tidak ada yang merawat Cucunya. "

" Terus ibu bagaimana? "

" Ibu bisa sendirian dirumah. "

" Tapi Bu.. "

" Tidak apa-apa Rinn nanti sore kan kamu sudah pulang, ibu akan berdiam diri dirumah, kamu jangan khawatir. "

" Baiklah., " Jawab Rinni dengan lemas.

" Baiklah besok pagi pagi saya datang untuk menjemput Non. . "

" Tidak perlu Pak, aku tahu kok alamat rumah Nyonya Indri. " sambung Rinni

" Baiklah kalau begitu aku pamit dan akan berikan kabar ini pada Nyonya. " ucap Pak Amir.

Rinni pun mengantar ibunya kedalam kamar dan memijit kaki ibunya.

" Bu... sedang memikirkan apa? " tanya Rinni sambil memijat kaki ibunya.

" Ibu berpikir kalau nanti sepupu bapakmu datang, ibu mau berhenti kerja saja Rin, ibu mau pulang ke rumah peninggalan bapak mu. "

" Lalu bagaimana dengan Rinn Bu.. " Tanya Rinni

" Terus kalau ibu pulang siapa yang menjaga ibu?"

" Ibu bisa jaga diri sendiri dan lagian Bulek dan Paklek setiap hari ada diladang dan ibu tidak akan merasa kesepian."

"Kamu mau ikut ibu pulang?" tanya Ratih

" Kalau kamu masih mau disini tidak apa-apa, ibu juga sudah cukup tua Rin .

Ibu hanya ingin menikmati masa tua dikampung halaman saja dan apabila ibu sudah meninggal juga gampang tidak perlu jauh-jauh."

" Bu, jangan bicara seperti itu bu, Rinni cuma punya ibu ." Rinni menangis ketika mendengar ibunya mengatakan soal meninggal nantinya.

" Ibu hanya cuma ngomong saja Rinn. " Ratih tersenyum melihat putrinya yang tertunduk sambil menangis.

" Walaupun cuma ngomong Bu, bersabarlah sebentar lagi ibu tidak perlu berkerja lagi dirumah Bu indri ."

" Tidak apa-apa jangan terlalu mengkhawatirkan Ibu. "

Rinn memeluk ibunya begitu erat, disela sela pelukan Rinn juga membisikkan " Aku sayang ibu."

Pagi-pagi buta Rinn sudah bangun dan berkutat didapur.

ia menyiapkan sarapan pagi untuk Ibunya dan dirinya.

sebelum berangkat kerja ia lebih dahulu sarapan.

" Bu, Rinn pergi dulu ya, kalau ada apa-apa telepon Rinn. " Rinn mendorong sepeda ibunya keluar rumah.

30 menit perjalanan kerumah Indri, sesampainya ia disana sudah disambut hangat oleh seorang satpam yang sudah mengenal dirinya.

Dodi pun mengantar Rinni masuk kedalam rumah tapi tidak dari pintu depan melainkan pintu samping yang memang tersedia untuk Asisten lainnya keluar masuk melalui dari sana.

Seorang wanita paruh baya sedang bersenandung sambil menyapu tanpa ia sadari dua orang memandangnya cukup lama hingga mereka tersenyum sendiri melihatnya.

" Mbok. " panggil dodi

" Ya copot copot copot. " latah Mbok Yuyun, ia terlonjak kaget saat dodi memegang pundaknya

" Kamu ya Dod, suka banget panggil tiba-tiba. " Mbok Yuyun terlihat agak marah.

" Maaf Mbok, soalnya dari tadi aku panggil panggil nggak dijawab!. "

" Ya ada apa kamu panggil-panggil hah, kamu sama siapa Dod? " tanya Mbok Yuyun saat melihat Rinni berdiri disamping dodi.

" Ini Rinni anaknya Mbok Atih menggantikan perkerjaan beliau sementara "jelas Dodi

"Oh.. ini toh anaknya Mbok Atih, cantik banget sih kamu Nak, ayo masuk masuk." Mbok Yuyun memegang tangan Rinni.

Mbok Yuyun pun menjelaskan perkerjaan yang harus Rinni kerjakan, walaupun sebelum datang ia sudah dijelaskan oleh ibunya.

" Bisa kan ? pasti bisa lah ya soalnya kerjaannya gampang saja kok cuma ngurus nona kecil saja. " ucap Mbok Yuyun

Pukul 6 :30 sebagian anggota keluarga Wijaya sudah berkumpul dan duduk di kursi.

Rinni membantu Mbok Yuyun menghidangkan sarapan pagi pada anggota yang hadir.

Wijaya memiliki 3 orang anak, 2 anak laki-laki dan 1 anak perempuan yaitu Devan, Dina dan Davan.

Devan anak tertua dan sudah memiliki satu anak juga begitu dengan Dina yang sudah menikah dan memiliki sepasang anak.

dan si bungsu masih singel, dia berbeda dengan kedua kakaknya.

Davan tidak pernah memikirkan untuk menikah walaupun dia sering di tuntut untuk cepat-cepat menikah.

" Rinn ini biar Mbok yang kerjakan, sekarang kamu ke kamar Non Jessy lihat dia apakah sudah selesai siap siapnya apa belum."

" Nanti kamu naik ke lantai 2 terus nanti.... " Mbok Yuyun menjelaskan letak kamar Jessy.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!