Setelah satu hari Rinni berkerja di kediaman Wijaya dan kini ia sedang berada di Halte Bus.
ia mengantarkan Ibunya dan Buleknya pulang ke kampung halaman.
walaupun berat bagi Rinni melepaskan ibunya pulang tapi ini juga keinginan beliau yang sekalian pulang ziarah ke makam Bapaknya.
tadi sore Atih dan Irma kerumah Wijaya, Atih pun berpamitan pada mantan majikannya yang sudah 6 tahun memberinya kepercayaan untuk merawat Jessy.
setelah berpamitan dengan mantan majikannya Atih pun langsung ke halte bersama Irma dan Rinni.
" Jaga dirimu disini baik-baik ya Rinn, ingat kalau ada apa-apa kabari Ibu. " pesan Ratih yang memeluk Rinni.
" Seharusnya Rinn yang bilang begitu Bu , Rinn bakal jaga diri disini baik-baik.
jangan khawatir ya. " ucap Rinni.
" Bulek, titip Ibu ya maaf bila harus merepotkan Bulek dan Paklek nantinya, sekalian aku titip salam sama Yono. " ucap Rinni yang saat ini memeluk Bulek Irma.
" Ya sudah kami naik ke bus dulu ya, sebentar lagi mau jalan. " ucap Bulek Irma.
" Iya Bulek. " Rinni melambaikan tangan pada Buleknya.
" Ingat pesan ibu ya nak , jaga dirimu dan jaga martabat kelurga kita ya kalau ada waktu sering-sering telepon ibu. ibu naik ke bus dulu. " ucap Ratih lalu mencium kedua pipi Rinni.
Ternyata Rinni tidak mampu menahan air matanya saat melihat bus yang di tumpangi ibunya mulai perlahan berjalan lalu berganti menjadi sedikit cepat.
Rinni terus menarik nafas lalu dihela, beberapa kali ia lakukan untuk menguatkan hatinya.
setelah dirasa sudah jauh lebih tenang Rinn pun berjalan ke pangkalan ojek yang tidak begitu jauh dari halte.
Terlihat dua wanita namun beda umur sedang sedang duduk di teras rumahnya.
dari jauh Rinni seperti mengenal orang tersebut.
sesampai di depan teras rumah ia pun memanggilnya.
"Eda Dewi " panggil Rinni setelah turun dari Ojek.
" Rinni. " balas Dewi.
" Sudah lama Eda menunggunya? " tanya Rinni setelah membayar ojek ia langsung membuka pintu rumahnya.
" Tidak lah kurang lebih 10 menitan gitu. " jawab Dewi.
" Ayo silahkan masuk dan duduk sebentar aku ambilkan minuman. " Rinni langsung berjalan kedapur.
" Ini silahkan diminum, maaf kalau cuma Teh hangat saja. " ucap Rinni sambil meletakkan teh hangat diatas meja.
" Kamu habis dari mana Dek? " tanya Dewi.
" Tadi aku anterin Ibu dan Bulek ke halte, kata Ibu kepengen pulang kampung. " jelas Rinni
" Oh ya.. sayang sekali ya tidak bisa ketemu sama Ibumu" ucap Dewi.
" Oh iya Rinn kenalin ini aku bawa tetangga ku yang katanya mau gantiin Ibu mu dirumah bos lamanya.
" Bik Wati non nama saya. " ucapnya Mbok yang mengenalkan diri.
" Aku Rinni , panggil nama saja Bik tidak cocok akunya kalau dipanggil seperti itu."
" Nanti malam kita kesana ya Mbok biar bertemu dengan Nyonya Indri dan Tuan Danny langsung." sambung Rinni
Ketiganya pun berbincang-bincang tentang kabar, kehidupan dan kesibukan dan Rinni juga ada bertanya pada Bik Wati yang sudah punya anak berapa.
Rinni pun meminta Bik Wati untuk beristirahat dulu sebelum nanti malam tiba mereka akan pergi kediaman Wijaya.
" Ini Rinn rumah majikan Ibumu, waah besar sekali. " Dewi mengagumi kediaman Wijaya yang megah itu.
" Sudah yuk masuk dulu, aku tadi sudah bilang sama Nyonya Indri dan beliau juga sudah menunggu kita. "
Rinni pun menghampiri Dodi yang sedang berjaga.
Ia pun mengatakan kedatangannya dan keperluannya untuk bertemu dengan majikan.
" Silahkan masuk, dari pintu depan saja ya Non . " ucap Dodi.
" Iya Pak terimakasih, nama saya Rinni pak bukan Non. " senyum Rinni lalu mengajak Dewi dan Bik Wati ikut bersamanya.
Selesai makan Danny dan Indri juga Devan sedang duduk di ruang keluarga.
sedangkan Dina sudah pulang kerumah suaminya dan Davan malam ini dia tidak ikut makan malam karena sedang ada janjian dengan temannya.
Devan yang sejak menikah dia tidak pernah keluar atau berkumpul temannya lagi.
" Devan, Papih mau bicara. " ucap Danny.
" Ya Pih. " Devan memasukkan layar ponselnya ke saku.
" Kapan kau akan menikah? " tanya Danny langsung.
" Pih, Devan tidak pernah memikirkan itu lagi. " jawabnya.
" Kenapa? , apa kau masih mengharapkan wanita itu lagi?!! "
" Tidak Pih. "
" Terus?, " tanya Papih.
" Atau kamu sekarang sudah ganti selera? " Sela Indri
" Hah!! " Danny dan Devan bersamaan.
" Mih, jangan bicara yang aneh-aneh. "
" Ya gimana Mamih tidak berpikir begitu coba, sudah berapa lama kau jadi duda? "
" 5 tahun. " jawabnya
" Tuh kan, Dev.. apa kamu tidak kasihan dengan Jeje, dia begitu membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari seorang ibu. " ucap Indri mulai lembut.
" Permisi Tuan Nyonya di depan ada Rinni dan wanita yang akan mengantikan Mbok Atih." ucap Mbok Yuyun
" Oh ya, baiklah suruh dia tunggu sebentar ya Mbok. " Ucap Indri
" Baik Nyonya. " Mbok Yuyun pun berjalan ke ruang tamu.
" Pih ayo kita temui mereka." ajak Indri.
Devan mengernyitkan keningnya, dia bingung kenapa Rinni datang membawa orang yang menggantikan perkerjaannya begitu cepat.
baru 2 hari ini ia mengurusi Jeje tapi begitu cepat dapat pengganti dirinya.
Penasaran dengan orang yang dibawa Rinni , Devan pun menyusul kedua orang tuanya.
" Selamat malam Tuan Nyonya" salam Rinni dan diikuti Dewi dan Bik Wati menyapa sepasang suami-istri.
" Ya silahkan duduk. " ucap Danny.
" Bagaimana Rinn apakah ibumu sudah sampai di kampung halaman? " tanya Indri
" Belum Nyonya, masih dalam perjalanan. " jawab Rinni.
" Oh iya Nyonya kenalkan ini sepupu saya Dewi dan ini Bik Wati yang akan menggantikan Ibu saya. "
Danny dan Indri pun mulai bertanya pada Bik Wati.
Rinni dan Dewi hanya terdiam.
sedangkan Devan mengintip dibalik tembok pembatas ruang tamu dan ruang keluarga.
Rinni yang merasa di tatap melirik ke kanan,
Devan pun terkejut ketika matanya dan mata Rinni bertemu.
hingga membuat Devan langsung pergi dari sana dan langsung naik ke lantai 2.
sedangkan Rinni mencoba untuk terlihat tidak ada apa-apa .
" Baiklah mulai besok kau sudah boleh berkerja, dan bawalah semua barang yang kau bawa kesini, nanti untuk kamar Mbok Yuyun yang akan memberitahukan. " ucap Indri.
"Terimakasih Tuan Nyonya. " ucap Bik Wati.
" Sama-sama." Jawab Indri.
" Baiklah kalau begitu Tuan dan Nyonya kami mohon izin pamit, nanti dirumah akan saya jelaskan pada Bik Wati tentang keperluan Jeje. " ucap Rinni.
" Baiklah kalau begitu, maaf ya Rin kalau membuatmu kerepotan. " ucap Danny
" Tidak apa-apa Tuan. " balas Rinni
Ketiganya pun berpamitan pulang, sebelum mereka pulang terlebih dahulu bersalaman kepada Danny dan Indri lalu ketiganya berjalan keluar.
Keesokan paginya Rinni sudah berpakaian rapi,
ia memakai blouse berwarna soft pink dan Rok kantor pada umumnya dengan berwarna hitam dengan gaya rambutnya yang dikuncir ekor kuda.
setelah sarapan ia pun berpisah jalan dengan Dewi yang hari kembali pulang ke rumahnya.
" Selamat pagi ada yang bisa dibantu. " sapa Seorang wanita yang bertugas sebagai resepsionis.
" Pagi, kemarin saya mendapatkan pesan ini dan diminta untuk datang interview. " Jelas Rinni sambil menunjukkan ponselnya.
" Dengan atas nama siapa kalau boleh tahu? " tanya resepsionis.
" Rinni. " jawabnya
" Baiklah, untuk Kak Rinni silahkan liftnya disebelah ujung kiri sana dan nanti silahkan tekan tombol lantai 5 ya nanti sampai disana sudah ketemu ruangan HRDnya. " jelas Resepsionis.
" Baik, " ucap Rinni.
" Mngerti Kak Rinni kalau tidak bisa minta bantuan petugas keamanan atau Office boy mengantarkan anda kesan. " tanynya.
" Tidak perlu, saya sudah mengerti terimakasih banyak kalau begitu. "
" Sama-sama Kak. " ucap resepsionis.
Rinni pun berjalan ke ujung sana lalu menekan tombol lift.
ia merasa degdegan karena ini kali pertamanya interview.
didalam hatinya ia terus berdoa semoga diberikan kelancaran interviewnya nanti.
**********
❁ ≖≖✿❁ ≖≖✿❁ ≖≖✿❁ ≖≖ ❁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments