I Love You 3.000
Di hari minggu ini adalah pernikahan sahabat ku dengan pria yang ia cintai. Aku bercermin sebelum pergi ke pernikahan sahabat ku. Terlihat aku memakai gaun dengan model bunga di dada yang berwarna merah dan setengah badan. Rambut ku yang setengah bahu dan memakai bando putih. Saatnya aku pergi ke pernikahannya.
Pernikahan ini di hotel mewah dan sebagian orang yang di undangan adalah artis. Aku duduk di tempat paling depan karena aku adalah sahabatnya. Aku duduk sendiri di kursi mewah ini dan meja bulatnya.
5 menit lagi pernikahannya akan di mulai tepat pukul 18.00. Seorang pria tiba-tiba menuju Melinda.
"Excuse me miss, may I sit here?" Tanya seorang pria yang memakai jas hitam.
"Sure. " Jawab Melinda dengan senyumnya.
Pernikahannya sudah di mulai, pria dan wanita yang akan menikah saling memakaikan cincinnya dan membacakan janji suci mereka. Begitu mereka berdua mengucapkan janji suci dan memasangkan cincinnya para tamu yang di undang menepuk tangan mereka. Setelah itu kami menikmati makanan yang banyak jenisnya. Terlihat Lydia sahabat Melinda, sangat bahagia dengan pria yang ia pilih.
Setelah kami semua selesai makan malamnya. Lydia dengan Aditya mengajak kami semua untuk berdansa dengan pasangannya. Aku hanya duduk di bangku karena aku tidak memiliki pasangan. Pasangan ku baru saja pergi meninggalkan ku dengan alasan yang tidak jelas. Pasangan ku sekarang berada di samping pengantin, namanya Aditya. Dia sekarang menjadi suami Lydia.
Ketika aku memperkenalkan Aditya kepada Lydia sifat Aditya mulai sedikit berbeda kepada ku. Aditya juga meminta nomor Lydia, aku hanya berusaha untuk berpikir yang tidak aneh aneh dan memberikannya. Waktu Aditya dengan ku juga menjadi sedikit. Tiba-tiba, aku melihat Aditya dan Lydia sedang melakukan suatu 'hubungan' di rumah Aditya. Sejak saat itu, aku sudah tidak pernah lagi berkomunikasi dengan Aditya. Aku juga tidak akan lagi membuka hati ku kembali kepada orang lain. Aku akan menutup hati ku dan fokus kepada karier ku.
Sebenarnya Aku tidak ingin datang ke pernikahan mereka, tapi kalau Aku tidak datang, mereka pasti akan berpikir kalau aku sedang bersedih karena melihat Aditya ada di sisi Lydia. Aku tidak mau mereka berpikir seperti itu. Aku bukan wanita yang lemah hanya karena seorang pria yang tidak setia. Aku akan menunjukkan bahwa aku bisa tanpa Aditya. Tiba-tiba seorang pria datang ke arah Melinda.
"Apa boleh saya berdansa dengan nona? " Tanya pria muda itu, ia memiliki rahang yang tajam dan alisnya yang cukup tebal. Pria itu memakai jas berwarna biru, sambil menawarkan tangannya untuk di genggam.
"Ya, boleh.. " Jawab Melinda memberikan senyumannya yang manis.
Namun, Aku menolak tangannya untuk di genggam. Aku dapat bejalan sendiri tanpa di bantu. Pria itu mengambil kembali tangannya dengan wajahnya yang tersenyum tipis.
Mereka berduapun bersiap untuk berdansa. Untung saja Melinda dapat berdansa karena dulu ketika Melinda kecil, orang tuanya yang memaksanya untuk belajar berdansa. Orang-orang yang berdansa saling menukar pasangan dansa mereka. Tidak di duga, pada saat saling menukar pasangan dansa aku berdansa dengan Aditya. Aku sedikit terkejut tapi Aku berusaha untuk menutupinya dan tetap berdansa sesuai irama. Aditya memulai percakapan.
"Apakah kamu sudah memiliki pasangan? " Tanya Aditya.
"Tentu saja, dia sedang berada di samping kita. " Jawab Melinda.
Aditya langsung melirik orang yang sedang berdansa di sampingnya. Dan ia sedikit tersenyum miring.
"Apa kamu wanita murahan? " Tanya Aditya meremehkannya dan tatapannya kepada Melinda mengucilkan.
"Tidak, seharusnya kamu yang pria murahan, menikah dengan sahabat ku ketika Aku memperkenalkannya kepada mu. Lelaki memang tidak cukup 1 wanita ya, Aku ingin menampar mu sekarang juga, tapi Aku masih memiliki kesabaran untuk pria seperti mu! " Tegas Melinda melepaskan tangannya dari tangan Aditya lalu pergi.
Waktunya untuk menukar pasangan dansanya lagi kepada pasangan asalnya. Lydia kembali kepada Aditya. Pria yang mengajak Melinda berdansa melihat punggung Melinda yang pergi ke luar. Melinda duduk di sofa yang tidak ada satu pun orang di situ. Ia tidak dapat berpaling dari kenyataan, ia masih mencintai Aditya, walaupun Melinda sudah tidak bersedih tapi rasa sakit atas perbuatan mereka masih ada.
Air mata Melinda menetes deras karena kesedihannya yang tidak bisa di sembunyikan lagi. Tidak ada tissue di meja, Melinda menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan menangis,
Beberapa menit kemudian, Ketika Melinda membuka kedua tangannya dan matanya, ia melihat tissue di atas meja tepat di depannya. Padahal, tidak ada tissue saat ia ke tempat tersebut. Melinda yang melihat itu melihat sekelilingnya tetapi tetap tidak ada batang hidung keberadaan orang di situ. Melinda pun mengambil selembar tisu untuk menghapus air matanya.
"Hiks.. Tidak, aku tidak boleh terus terusan menangis. Aku harus bisa menahannya, tapi..aku tidak bisa menahannya. Aku harus kembali ke acara pernikahannya. " Ucap Melinda pergi kembali ke dalam ruangannya.
Melinda membuka pintu ganda berwarna putih yang besar dan mewah itu. Saat Melinda masuk ke dalam ruangan itu, seorang pria yang mengajak Melinda untuk berdansa tadi menghampiri Melinda.
"Nona, Apakah kamu bernama Melinda? " Tanya pria itu dengan suaranya yang berat.
"Iya, ada apa? " Jawab Melinda sembari bertanya alasannya.
"Apa kamu masih ingat aku? yang berdansa denganmu. " Ucap pria itu.
"Iya, tentu saja aku mengingatnya, Kenapa? " Jawab Melinda sembari bertanya.
"Aku kira kamu sudah melupakannya ternyata kamu masih mengingatnya. " Jawab pria itu.
"Ngomong-ngomong, mengapa matamu merah?" Tanya pria itu lagi.
"Eh, apa? tidak kok, mataku hanya terkena debu saja tadi, makanya mataku menjadi merah. " Jawab Melinda.
"Aku harap kamu tidak berbohong. " Gumam pria itu.
"Apa? " Tanya Melinda.
"Tidak ada, oh ya, aku ingin memperkenalkan diri ku, jika kita bertemu lagi mungkin kamu bisa mengingat ku. nama ku Justin Leonard, kamu bisa memanggil ku Caro atau Leo, itu terserah kamu. " Ucap Justin juga memberikan senyumnya, ia memiliki wajah yang tegas dan alis yang cukup tebal.
"Baiklah Leo, aku adalah Melinda. " Ucap Melinda.
"Nama yang sangat cantik, apakah tidak ada nama kepanjangannya? " Tanya Justin.
"Terimakasih, sayangnya tidak, orang tua ku memberinya agar lebih mudah di ucapkan... " Jawab Melinda.
"Benarkah? " Tanya Justin dengan raut wajahnya yang tertarik.
Melinda menganggukkan kepalanya, melihat ke arah sepatunya.
Justin yang melihat itu merasa gemas dengan ekspresi Melinda yang manis.
"Oh ya, Aku lupa, dua pasangan itu tadi memanggil namamu, mereka menyuruh mu untuk segera datang ke tempat mereka untuk berfoto. " Ucap pria itu.
"Oh ya? sekarang di mana mereka? " Tanya Melinda.
"Aku akan menunjukkannya. " Jawab pria itu.
Melinda pun mengikuti Justin dari belakang untuk menemui Lydia dan Aditya. Melinda menenangkan dirinya, menarik nafas dan membuangnya secara perlahan.
"Itu mereka, tapi kamu harus menunggu dahulu karena mereka berdua sedang berfoto untuk kenangan pernikahan mereka. " Ucap pria itu.
"Hm.. " Gumam Melinda.
Melinda yang melihat mereka dengan ekspresi yang terlihat sedih, iri, marah, semuanya tercampur. Tatapan Melinda barusan di lihat oleh Justin yang berada di sampingnya. Sesi foto mereka selesai, Lydia mengundangku untuk berfoto bersama.
"Melinda, ayo kita harus ber foto bersama. " Ucap Lydia ceria.
"Iya, Aku akan ke sana. " Jawab Melinda terpaksa tersenyum dan menuju ke tempat foto.
"Nona dan Tuan apa boleh saya juga ikut foto? karena kalau foto bertiga mungkin akan sial kepada kalian. Melinda juga adalah pasangan saya, jadi saya juga ingin ikut menemani Melinda. Apa boleh? " Tanya Justin tersenyum yang membuat wajahnya semakin tampan seperti pangeran.
Melinda yang mendengar itu sedikit terkejut, ia tidak merespon perkataan Justin dan hanya membiarkannya.
"Oh, ya Melinda juga mengatakan kalau anda adalah pasangannya. " Ucap Aditya.
Melinda yang mendengar perkataan Aditya terkejut, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya dan pipinya sedikit memerah. Melinda mengalihkan perasaannya,
"Caro, jangan lama-lama ayo kita mau berfoto. " Ucap Melinda.
"Iya, Aku akan datang. " Ucap Justin tersenyum dan menuju samping Melinda.
Lydia berada di samping Aditya sedangkan Justin berada di samping Melinda. Sesi berfoto telah selesai dengan lancar.
"Caro, bisakah ikut dengan ku sebentar? " Tanya Melinda.
"Sure, berdua saja? " Tanya Justin sedikit menggoda.
Melinda melirik Lydia dan Aditya yang sedang melihat mereka berdua, dan Melinda mendapatkan idenya yang membuat mereka berdua merasa panas.
"Tentu saja, Caro. " Jawab Melinda sambil memberi senyumannya yang membuat parasnya menjadi cantik.
Melinda pun membawa Justin ke suatu tempat yang hanya mereka berdua saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
krisyan
semangattttt kakakkk💗
2023-06-12
0
vhannilah_lho
perasaan tidak bisa berbohong 😭
2023-06-07
0
AymindU
Minta di tampol gak sih😌
2023-05-19
0