Di hari minggu ini adalah pernikahan sahabat ku dengan pria yang ia cintai. Aku bercermin sebelum pergi ke pernikahan sahabat ku. Terlihat aku memakai gaun dengan model bunga di dada yang berwarna merah dan setengah badan. Rambut ku yang setengah bahu dan memakai bando putih. Saatnya aku pergi ke pernikahannya.
Pernikahan ini di hotel mewah dan sebagian orang yang di undangan adalah artis. Aku duduk di tempat paling depan karena aku adalah sahabatnya. Aku duduk sendiri di kursi mewah ini dan meja bulatnya.
5 menit lagi pernikahannya akan di mulai tepat pukul 18.00. Seorang pria tiba-tiba menuju Melinda.
"Excuse me miss, may I sit here?" Tanya seorang pria yang memakai jas hitam.
"Sure. " Jawab Melinda dengan senyumnya.
Pernikahannya sudah di mulai, pria dan wanita yang akan menikah saling memakaikan cincinnya dan membacakan janji suci mereka. Begitu mereka berdua mengucapkan janji suci dan memasangkan cincinnya para tamu yang di undang menepuk tangan mereka. Setelah itu kami menikmati makanan yang banyak jenisnya. Terlihat Lydia sahabat Melinda, sangat bahagia dengan pria yang ia pilih.
Setelah kami semua selesai makan malamnya. Lydia dengan Aditya mengajak kami semua untuk berdansa dengan pasangannya. Aku hanya duduk di bangku karena aku tidak memiliki pasangan. Pasangan ku baru saja pergi meninggalkan ku dengan alasan yang tidak jelas. Pasangan ku sekarang berada di samping pengantin, namanya Aditya. Dia sekarang menjadi suami Lydia.
Ketika aku memperkenalkan Aditya kepada Lydia sifat Aditya mulai sedikit berbeda kepada ku. Aditya juga meminta nomor Lydia, aku hanya berusaha untuk berpikir yang tidak aneh aneh dan memberikannya. Waktu Aditya dengan ku juga menjadi sedikit. Tiba-tiba, aku melihat Aditya dan Lydia sedang melakukan suatu 'hubungan' di rumah Aditya. Sejak saat itu, aku sudah tidak pernah lagi berkomunikasi dengan Aditya. Aku juga tidak akan lagi membuka hati ku kembali kepada orang lain. Aku akan menutup hati ku dan fokus kepada karier ku.
Sebenarnya Aku tidak ingin datang ke pernikahan mereka, tapi kalau Aku tidak datang, mereka pasti akan berpikir kalau aku sedang bersedih karena melihat Aditya ada di sisi Lydia. Aku tidak mau mereka berpikir seperti itu. Aku bukan wanita yang lemah hanya karena seorang pria yang tidak setia. Aku akan menunjukkan bahwa aku bisa tanpa Aditya. Tiba-tiba seorang pria datang ke arah Melinda.
"Apa boleh saya berdansa dengan nona? " Tanya pria muda itu, ia memiliki rahang yang tajam dan alisnya yang cukup tebal. Pria itu memakai jas berwarna biru, sambil menawarkan tangannya untuk di genggam.
"Ya, boleh.. " Jawab Melinda memberikan senyumannya yang manis.
Namun, Aku menolak tangannya untuk di genggam. Aku dapat bejalan sendiri tanpa di bantu. Pria itu mengambil kembali tangannya dengan wajahnya yang tersenyum tipis.
Mereka berduapun bersiap untuk berdansa. Untung saja Melinda dapat berdansa karena dulu ketika Melinda kecil, orang tuanya yang memaksanya untuk belajar berdansa. Orang-orang yang berdansa saling menukar pasangan dansa mereka. Tidak di duga, pada saat saling menukar pasangan dansa aku berdansa dengan Aditya. Aku sedikit terkejut tapi Aku berusaha untuk menutupinya dan tetap berdansa sesuai irama. Aditya memulai percakapan.
"Apakah kamu sudah memiliki pasangan? " Tanya Aditya.
"Tentu saja, dia sedang berada di samping kita. " Jawab Melinda.
Aditya langsung melirik orang yang sedang berdansa di sampingnya. Dan ia sedikit tersenyum miring.
"Apa kamu wanita murahan? " Tanya Aditya meremehkannya dan tatapannya kepada Melinda mengucilkan.
"Tidak, seharusnya kamu yang pria murahan, menikah dengan sahabat ku ketika Aku memperkenalkannya kepada mu. Lelaki memang tidak cukup 1 wanita ya, Aku ingin menampar mu sekarang juga, tapi Aku masih memiliki kesabaran untuk pria seperti mu! " Tegas Melinda melepaskan tangannya dari tangan Aditya lalu pergi.
Waktunya untuk menukar pasangan dansanya lagi kepada pasangan asalnya. Lydia kembali kepada Aditya. Pria yang mengajak Melinda berdansa melihat punggung Melinda yang pergi ke luar. Melinda duduk di sofa yang tidak ada satu pun orang di situ. Ia tidak dapat berpaling dari kenyataan, ia masih mencintai Aditya, walaupun Melinda sudah tidak bersedih tapi rasa sakit atas perbuatan mereka masih ada.
Air mata Melinda menetes deras karena kesedihannya yang tidak bisa di sembunyikan lagi. Tidak ada tissue di meja, Melinda menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan menangis,
Beberapa menit kemudian, Ketika Melinda membuka kedua tangannya dan matanya, ia melihat tissue di atas meja tepat di depannya. Padahal, tidak ada tissue saat ia ke tempat tersebut. Melinda yang melihat itu melihat sekelilingnya tetapi tetap tidak ada batang hidung keberadaan orang di situ. Melinda pun mengambil selembar tisu untuk menghapus air matanya.
"Hiks.. Tidak, aku tidak boleh terus terusan menangis. Aku harus bisa menahannya, tapi..aku tidak bisa menahannya. Aku harus kembali ke acara pernikahannya. " Ucap Melinda pergi kembali ke dalam ruangannya.
Melinda membuka pintu ganda berwarna putih yang besar dan mewah itu. Saat Melinda masuk ke dalam ruangan itu, seorang pria yang mengajak Melinda untuk berdansa tadi menghampiri Melinda.
"Nona, Apakah kamu bernama Melinda? " Tanya pria itu dengan suaranya yang berat.
"Iya, ada apa? " Jawab Melinda sembari bertanya alasannya.
"Apa kamu masih ingat aku? yang berdansa denganmu. " Ucap pria itu.
"Iya, tentu saja aku mengingatnya, Kenapa? " Jawab Melinda sembari bertanya.
"Aku kira kamu sudah melupakannya ternyata kamu masih mengingatnya. " Jawab pria itu.
"Ngomong-ngomong, mengapa matamu merah?" Tanya pria itu lagi.
"Eh, apa? tidak kok, mataku hanya terkena debu saja tadi, makanya mataku menjadi merah. " Jawab Melinda.
"Aku harap kamu tidak berbohong. " Gumam pria itu.
"Apa? " Tanya Melinda.
"Tidak ada, oh ya, aku ingin memperkenalkan diri ku, jika kita bertemu lagi mungkin kamu bisa mengingat ku. nama ku Justin Leonard, kamu bisa memanggil ku Caro atau Leo, itu terserah kamu. " Ucap Justin juga memberikan senyumnya, ia memiliki wajah yang tegas dan alis yang cukup tebal.
"Baiklah Leo, aku adalah Melinda. " Ucap Melinda.
"Nama yang sangat cantik, apakah tidak ada nama kepanjangannya? " Tanya Justin.
"Terimakasih, sayangnya tidak, orang tua ku memberinya agar lebih mudah di ucapkan... " Jawab Melinda.
"Benarkah? " Tanya Justin dengan raut wajahnya yang tertarik.
Melinda menganggukkan kepalanya, melihat ke arah sepatunya.
Justin yang melihat itu merasa gemas dengan ekspresi Melinda yang manis.
"Oh ya, Aku lupa, dua pasangan itu tadi memanggil namamu, mereka menyuruh mu untuk segera datang ke tempat mereka untuk berfoto. " Ucap pria itu.
"Oh ya? sekarang di mana mereka? " Tanya Melinda.
"Aku akan menunjukkannya. " Jawab pria itu.
Melinda pun mengikuti Justin dari belakang untuk menemui Lydia dan Aditya. Melinda menenangkan dirinya, menarik nafas dan membuangnya secara perlahan.
"Itu mereka, tapi kamu harus menunggu dahulu karena mereka berdua sedang berfoto untuk kenangan pernikahan mereka. " Ucap pria itu.
"Hm.. " Gumam Melinda.
Melinda yang melihat mereka dengan ekspresi yang terlihat sedih, iri, marah, semuanya tercampur. Tatapan Melinda barusan di lihat oleh Justin yang berada di sampingnya. Sesi foto mereka selesai, Lydia mengundangku untuk berfoto bersama.
"Melinda, ayo kita harus ber foto bersama. " Ucap Lydia ceria.
"Iya, Aku akan ke sana. " Jawab Melinda terpaksa tersenyum dan menuju ke tempat foto.
"Nona dan Tuan apa boleh saya juga ikut foto? karena kalau foto bertiga mungkin akan sial kepada kalian. Melinda juga adalah pasangan saya, jadi saya juga ingin ikut menemani Melinda. Apa boleh? " Tanya Justin tersenyum yang membuat wajahnya semakin tampan seperti pangeran.
Melinda yang mendengar itu sedikit terkejut, ia tidak merespon perkataan Justin dan hanya membiarkannya.
"Oh, ya Melinda juga mengatakan kalau anda adalah pasangannya. " Ucap Aditya.
Melinda yang mendengar perkataan Aditya terkejut, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya dan pipinya sedikit memerah. Melinda mengalihkan perasaannya,
"Caro, jangan lama-lama ayo kita mau berfoto. " Ucap Melinda.
"Iya, Aku akan datang. " Ucap Justin tersenyum dan menuju samping Melinda.
Lydia berada di samping Aditya sedangkan Justin berada di samping Melinda. Sesi berfoto telah selesai dengan lancar.
"Caro, bisakah ikut dengan ku sebentar? " Tanya Melinda.
"Sure, berdua saja? " Tanya Justin sedikit menggoda.
Melinda melirik Lydia dan Aditya yang sedang melihat mereka berdua, dan Melinda mendapatkan idenya yang membuat mereka berdua merasa panas.
"Tentu saja, Caro. " Jawab Melinda sambil memberi senyumannya yang membuat parasnya menjadi cantik.
Melinda pun membawa Justin ke suatu tempat yang hanya mereka berdua saja.
"Mengapa dia mendapatkan pria yang sesempurna seperti itu!? lihat saja, aku tidak akan membiarkan kamu bersama pria itu, Melinda! " Ucap Lydia kesal dalam batinnya.
"Kenapa harus cari kalau ada yang lebih mudah? . " Kagum Aditya dalam batinnya menatap punggung mereka berdua yang pergi.
👑👑👑
Melinda membawa Justin di balkon hotel itu, mereka hanya berdua saja di balkon tersebut. Tidak ada satu orang pun di sana karena sudah tengah malam.
"Jadi, mengapa kamu membawa ku ke sini? " Tanya Justin.
"Aku hanya mau jelasin aja, yang di bilang Aditya tadi... em, tidak usah di anggap serius. " Ucap Melinda dengan wajahnya yang sedikit memerah.
"Uh, Perkataan Aku tadi mau di anggap serius atau enggak itu terserah kamu. Aku juga tidak keberatan jika kamu mengganggap nya serius, mungkin kita bisa lebih dekat lagi, " Ucap Justin tersenyum nakal.
Melinda mengerutkan ke dua alisnya karena melihat ekspresiny yang nakal.
"... Kalau begitu Aku harus kembali ke tempat ku. " Ucap Melinda melambaikan tangannya dan langsung pergi.
"Gila ya! Aku ga suka banget lihat pria yang seperti itu. Aku harus menjaga jarak dengannya. Walaupun wajahnya tampan tapi aku kurang menyukai sifatnya, semoga saja kami tidak terlalu dekat!. " Keluh Melinda dalam batinnya sembari berjalan dengan ekspresi yang sedikit kesal.
Pukul 22.30 acara pernikahannya selesai tanpa ada masalah. Lydia dan Aditya memasuki mobil Alphard mereka. Waktunya untuk Melinda pulang, Ia menuju lantai 1 untuk pulang dan Melinda memilih naik Lift daripada menggunakan tangga. Melinda adalah orang yang masuk pertama di lift, Ia menekan tombol untuk pergi ke lantai 1.
Namun, banyak sekali orang yang masuk ke dalam liftnya, membuat Melinda terpojok kebelakang. Ketika Melinda melihat orang orang yang berada di lift itu, Ia terkejut karena melihat pria yang ia kenal. Kebetulan juga, pria itu berada di samping Melinda dengan jarak yang cukup dekat karena orang di dalam lift yang saling mendorong.
Liftnya sangat padat, di tambah lagi dengan pria gemuk yang baru saja masuk. Melinda semakin terpojok karena tubuh mungil itu.
"Ughh penuh sekali... " Gumam Melinda.
Justin yang mendengar perkataan yang di lontarkan olehnya, langsung menarik Melinda ke dalam pelukannya. Di dalam pelukannya menjadi tidak padat lagi dan sedikit lebih luas daripada sebelumnya. Pelukkan Justin juga nyaman dan hangat. Parfum yang di kenakannya sangat harum. Aku tidak dapat berkata-kata lagi kepadanya karena situasi yang sekarang yang sulit. Tiba tiba sebuah musibah datang.
/Suara lift jatuh. /
"Ada apa dengan liftnya!? " Tanya seorang bapak bapak.
"Liftnya putus! " Seru petugas liftnya panik.
"Astaga! "Seru seorang ibu ibu hamil dengan wajahnya yang cemas.
"Aaah!! " Teriak seorang anak kecil ketakutan.
Melinda memejamkan ke dua matanya ketakutan. Menggenggam jas Justin dengan erat sambil berdoa agar selamat.
"Kenapa harus sekarang? " Keluh Justin kesal.
Orang-orang yang berada di dalam lift sangat panik dan ada yang pingsan. Sang petugas liftnya juga berusaha menghubungi seseorang melalui teleponnya, namun tidak ada yang mengangkat. Tiba-tiba Liftnya kembali seperti normal lagi, Liftnya tidak terjatuh lagi. Dari lantai 40 ke lantai 1. Tinggal sejengkal lagi maka akibatnya akan sngat fatal. Lift yang jatuh itu membuat jantung berdebar lebih cepat dari biasanya.
Justin melihat Melinda yang masih ada di dalam pelukannya. yang masih menutup kedua matanya.
"Melinda, liftnya sudah tidak rusak lagi, kamu bisa membuka mata mu. " Ucap Justin.
Tetapi Melinda tidak menjawab pertanyaan Justin tadi, mungkin karena dia syok jadi tidak mendengar perkataan Justin. Justin menyuruh Melinda sekali lagi untuk membuka matanya lagi, tetapi tetap saja jawabannya sama. Justin langsung melihat wajah Melinda lebih dekat, Melinda ternyata pingsan dalam pelukkan Justin ketika liftnya rusak.
Justin langsung memberi perintah kepada petugasnya untuk memberhentikan liftnya sekarang juga. Ia menggendong Melinda dengan ringan karena tubuh Justin yang kekar dan gagah. Justin berjalan dengan cepat untuk menuju mobilnya.
Sesampainya di parkiran mobilnya, seorang supir membuka pintu belakang dan Justin memasukkan Melinda ke dalam. Setelah itu, Justin masuk ke tempat Melinda tadi. Supir itu menutup kembali pintu mobil Mercedes Benz Maybach S-Class yaitu mobil mewah berwarna hitam yang harganya sampai milyaran.
"Tuan, apa langsung pulang ke rumah? " Tanya supir itu yang memakai seragam.
"Ya. " Jawab Justin.
Melinda masih belum sadarkan diri, kepalanya sekarang berada di pangkuan Justin.
"Siapa gadis itu, Leo? " Tanya seorang pria yang berada di samping sang supir.
"Aku melihatnya pingsan di dalam lift, jadi Aku membawanya. " Jawab Justin.
Tidak ada respon dari siapa siapa. Setelah satu menit kemudian, pria itu merespon kembali ucapan Justin sebelumga.
"Tidak masuk akal, kamu sangat jarang sekali membantu manusia, dan hari ini aku baru melihat diri mu begitu peduli dengan gadis ini? heh, ceritakan saja dengan detail. " Ucap pria itu melihat kebelakang, tepatnya melihat ke arah Justin dan Melinda.
"Aku tidak tahu mengapa Aku membantunya. " Ucap Justin tidak terlalu memikirkan nya.
"Hmm... kamu juga melakukan hal ini seperti dulu ketika pertama kali bertemu dengan seorang gadis yang pingsan, dan kamu langsung menolongnya. Tetapi kejadian itu sudah sangat lama, kira kira sudah 503 tahun yang lalu. Setelah kamu mendengar bahwa gadis itu mening-" Perkataan pria ini terpotong oleh perkataan Justin.
"Aaron!. " Tegas Justin dengan tatapannya yang sangat tajam.
"Hm.. . " Gumam Aaron lalu kembali berbalik badannya ke depan.
👑👑👑
Sesampainya di rumah Justin, Ia keluar dahulu lalu Ia langsung mengeluarkan Melinda dari mobil dan menggendongnya. Aaron juga keluar dari mobil, supir memasuki mobil ke dalam, tepatnya di tempat parkiran.
Pintu ganda yang mewah itu terbuka sendiri karena ada sebuah teknologi canggih. Yaitu, jika wajah kita terdeteksi di kamera maka pintu itu akan terbuka sendirinya. Kamera pendeteksi wajah itu berada di samping pintu ganda. Lalu, mereka bertiga masuk ke dalam. Ruangan yang sangat luas dan besar ini sangat mewah persis seperti kerajaan. Aksesoris yang mewah penuh dengan merek merek yang terkenal seperti Gucci, Channel, Louis Vuitton, Christian Dior dan lainnya.
Justin menggendong Melinda menuju kamar. Sesampainya di kamar, Justin meletakkannya perlahan di atas ranjang yang besar dan rapi. Justin menatap Melinda.
Melinda adalah orang yang sederhana, memiliki rambut yang tidak pendek juga tidak panjang, rambutnya tebal, lembut dan harum. Melinda memiliki kulit yang tidak putih dan tidak hitam, tingginya 167 cm. Memiliki bulu mta yang panjang dan lentik, bibir yang sexy dan memiliki keunikan.
"Ya.. dia cukup mirip dengan gadis itu, dia juga cukup menarik. " Gumam Justin.
👑👑👑
Keesokan paginya, Melinda terbangun dan kesadarannya masih setengah. Ketika Melinda sudah menyadarkan diri dan melihat sekelilingnya penuh dengan barang barang mewah ia sangat terkejut. Langsung bangkit dari tidurnya, duduk di tepi ranjang itu dengan bertanya-tanya.
"Di-di mana ini? " Tanya Melinda kebingungan lalu turun dari ranjangnya untuk melihat ke cermin yang besar tersebut.
Karpetnya keliatan mehong, ketika Melinda menginjaknya sangat lembut. ketika Melinda melihat dirinya di cermin, Ia sangat terkejut.
"Ah... ke-kenapa pakaian ku berbeda dari yang semalam? " Tanya Melinda berusaha mengingat kejadian semalam.
"Waktu itu, ketika aku berada di lift... liftnya jatuh karena terlalu penuh, kemudian...duh, aku mengingatnya tetapi ingatan itu samar-samar! " Seru Melinda kesal, kemudian ia pergi menuju jendela. Ia membuka gorden jendela dan melihat ke luar.
"A-apa ini? aku tidak mengenal wilayah ini. " Ucap Melinda bingung.
"Apa jangan-jangan penculik! apa aku harus lompat dari jendela? tidak, tidak! lompat dari jendela bukan solusi yang bagus, itu sangat buruk, ini sangat tinggi, mungkin ketika aku lompat aku sudah ga akan selamat. Tapi, ga mungkin juga penculik se kaya ini? ketika aku menonton TV tentang seorang gadis yang di culik, penculiknya hanya mengancam gadis itu hanya untuk mendapatkan uang. Aku juga
bukan orang kaya sih, mana mungkin di culik.. " Ucap Melinda dalam batinnya.
/Mendadak, suara pintu terdengar. /
/Suara pintu. /
Melinda melihat ke arah pintu dengan terkejut. Tanpa pikir panjang ia langsung bersembunyi di bawah yang memiliki ruang yang cukup untuk tubuhnya.
Pintu kamar di buka. Seorang pria yang mengenakan pakaian rumah, bertubuh tinggi dan gagah. Pria itu menutup pintu setelah ia masuk, kemudian melangkah ke depan.
"Melinda? " Tanya Justin melihat sekeliling kamar itu.
"Suara ini aku pernah mendengarnya, tapi siapa?" Ucap Melinda dalam batinnya.
"Apa kamu mau tahu siapa yang mengganti pakaian mu semalam? hm? " Tanya Justin sembari duduk di atas ranjang.
"Lah! Leo!? dia ini benar-benar!" Seru Melinda dalam batinnya kesal.
"Tapi, aku tidak akan memberitahu mu jika Kamu tidak mau keluar dari tempat persembunyian mu, " Ucap Justin.
"Apa? laki laki ini menyebalkan! " Seru Melinda,
"Tapi jangan macam macam! aku bisa saja melaporkan mu kepada polisi jika kamu macam macam!" Seru Melinda.
"Iya, aku tidak akan, aku janji. " Jawab Justin tersenyum tipis.
Melinda akhirnya keluar dari bawah ranjangnya. Ia langsung bertemu dengan Justin tepat di depan wajahnya. Kedua mata mereka saling menatap satu sama lain.
"Si-siapa? " Tanya Melinda dengan ekspresi yang serius itu.
"Menurut kamu siapa? " Tanya Justin.
"Aku serius, Leo! " Tegas Melinda mengerucutkan bibirnya.
"Para pelayanan ku, memangnya kamu mau aku yang gantiin? " Goda Justin sambil tersenyum.
"Ish, nggak lah! mana mau aku yang laki-laki gantiin..Ngomong-ngomong, sekarang ini hari apa? " Tanya Melinda ke Justin.
"Selasa. " Jawab Justin
"Serius!? aduh, aku lupa kalau hari ini aku harus kerja! hari ini juga aku ada janji penting, Leo kamu ada pakaian wanita di sini? " Tanya Melinda buru-buru.
"Lihat saja lemari besar yang di belakang mu. " Jawab Justin.
"Oh aku akan mengganti baju ku lalu aku pergi. " Ucap Melinda terburu-buru lalu pergi menuju kamar mandi untuk mengganti bajunya.
"Eh- tunggu.. " Gumam Justin, namun Melinda sudah masuk ke kamar mandi.
"Le..o, " Gumam Melinda tidak percaya melihat benda berharga milik 'Leo' di depan matanya.
***
Sesampainya di kantor, untung saja Melinda belum terlambat. Ia harus datang pukul 08.30, sedangkan ia sudah sampai ke kantor pukul 08.20. Melinda langsung menuju tempatnya untuk bekerja.
"Sebenarnya ada apa sih sama dia! kotor banget! aku kaget sekali ketika melihat ****** ********. Mataku jadi ternodai sama benda yang menggelikan, aku memang harus menjaga jarak dengan pria aneh itu.. " Keluh Melinda dalam batinnya dengan ekspresi yang kesal.
"Kenapa? pagi begini sudah kesal kesal aja. ada apa? " Tanya seorang perempuan, sahabat sebelah meja Melinda.
"Aku bertemu dengan pria yang sangat sangat sangatt menyebalkan, aku membencinya. " Jawab Melinda mengerutkan ke dua alisnya.
"Yang sabar ya.. oh iya, tau gak? dua hari yang lalu bos marah kepada mu karena kamu nggak masuk tanpa pemberitahuan. " Ucap Yunita.
"Masa sih? padahal dua hari yang lalu itu smartphone ku rusak jadi aku menggunakan surat tetapi aku menitipnya kepada Anita..Gimana nih Yu? " Tanya Melinda cemas.
"Serius? kamu kan sudah tahu kalau si Anita itu jahat sama kamu. Dari awal kamu masuk dia sudah jahat kepadamu kenapa kamu malah nitip ke dia? " Tanya Yunita mengerutkan alisnya.
"Iya sih.. aku kira dia udah ga kayak gitu, tadinya aku mau nitip ke kamu tapi aku nggak ketemu, saat itu aku terburu-buru banget karena kondisi ibu ku di rumah sakit yang mendadak buruk. " Jawab Melinda khawatir.
Yunita menghela nafasnya , "Yasudah, lain kali sama yang lainnya, bahaya kalau sama dia. Ngomong ngomong ibu ku menyuruh untuk memberi beberapa makanan untuk ibu mu, pas pulang nanti bisa nemenin ngasih ke ibu mu gak? " Tanya Yunita.
"Oh, boleh kok, " Jawab Melinda mengangguk.
Tiba-tiba, seorang wanita yang memakai seragam kantor berwarna hitam masuk ke dalam ruangan.
"Hei hei! tau gak kalau bos kita hari ini akan nunjukin wajahnya, aku sangat penasaran loh, apa kalian nggak? katanya, tubuh pak bos gagah dan umurnya belum tua tua banget! dia juga kaya, aku ingin sekali ngobrol dengan dia lebih dekatt. " Ucap seorang wanita mengumumkan berita itu kepada semua yang berada di ruangan ini dengan suaranya yang cukup besar mengisi satu ruangan itu.
"Benarkah? tapi kenapa pak bos tiba-tiba membuka topengnya? "
"Iya ya, tapi nggak masalah! aku malah sangat senang, juga penasaran dengan wajahnya. Soalnya dia sering memakai topeng, walaupun menutupi sebagian wajahnya, matanya pun tetap indah ketika di pandang! "
"Lah, dari mana mereka dapat info yang gituan? masa sih pak bos mau lepas topengnya? kira kira apa alasannya? " Tanya Melinda.
"Aku juga ga tau hal ini, aku aja baru tau sekarang. " Jawab Yunita.
"Tapi sekarang sudah pukul 08.30, kenapa pak bos belum terlihat batang hidungnya? " Tanya Melinda.
"Aku juga enggak tau, mungkin jalannya macet, soalnya jam segini sering macet karena banyak yang pergi ngantor atau sekolah. " Jawab Yunita.
Setelah Yunita menjawab pertanyaan Melinda. Tidak lama setelah itu pak bos datang. Semua karyawan yang berada di ruangan itu dengan cepat berdiri dan memberi salam. Namun, pak bos hanya lewat saja dan langsung pergi ke tempat kantornya.
Pak bos memiliki tubuh yang tinggi dan tegap. Badannya sangat sehat dan teratur juga Gagah. Rambutnya di atur dengan rapi, ia juga memakai jas berwarna hitam dengan dalaman kemeja putih. Celana panjangnya juga berwarna hitam, ia memakai jam tangan hitam dan dasi berwarna biru. Rambutnya yang tebal dan berwarna hitam pekat. Memiliki bentuk wajah yang tegas dan alisnya yang tebal.
"omg, wajahnya sangat tampan! " Seru wanita yang ada di ruangan itu.
"Aku setuju sih! "
"Ganteng bangett!! serasa ngeliat idol,deh! "
"Wah, ganteng juga ya pak bos, Aku kira pak bos sudah tua dan memiliki perut buncit seperti di dalam komik komik yang aku baca. Namun, Pak bos kita yang ini sangat berbeda. Aku merasa beruntung sih kerja di sini, " Ucap Yunita kepada Melinda tersenyum.
"Oh iya? hahaha. " Ucap Melinda terkekeh mendengar perkataan Yunita.
"Kenapa jawaban mu seperti itu? kamu gak terpikat dengan kegantengannya? " Tanya Yunita.
"Semenjak Aditya meninggalkan ku, aku berusaha tidak jatuh cinta lagi dengan siapapun, aku hanya ingin fokus kepada karir ku dan menghasilkan uang lalu kaya raya dan menikmatinya. " Jawab Melinda.
"Oh, pasti itu membuat mu tidak bisa memaafkan mereka, seorang sahabat yang mengambil orang yang kamu cinta. Aku bahkan tidak menduganya. " Ucap Yunita dengan ekspresi wajahnya yang kasihan.
"Aku juga gak tahu lagi dia mau apa dari ku, Padahal terakhir kali kami berhubungan baik dan gak ada salah apa pun. Kamu tahu kan, aku sangat mencintai Aditya...tapi itu semua hilang karena dia. " Jawab Melinda menghela nafas,
"Yang sabar ya, masih ada aku kok. " Ucap Yunita memberi senyumannya.
"Hahaha, ada ada saja kamu. " Ucap Melinda tersenyum.
Setelah mereka berdua mengobrol dan sambil bekerja di meja masing-masing. Matahari siang sudah muncul dan menerangi meja Melinda. Sebentar lagi, shift pagi akan segera pulang kecuali yang lembur. Sesaat kemudian, Tiba-tiba telpon meja khusus kantor milik Melinda berbunyi. Kemudian, ia mengangkat telpon meja tersebut dan langsung terhubung. Beberapa percakapan antara boss dengan Melinda sedang berlangsung.
"Ah, oke, saya akan kesana. " Jawab Melinda menutup menaruh telpon mejanya kembali.
"kamu di panggil? " Tanya Yunita.
"Iya, mungkin ada pekerjaan tambahan, tapi moga aja ga lembur. " Jawab Melinda berdiri.
Melinda keluar dari ruangannya. Lalu berjalan di lorong kantor untuk menuju tempat kerja bos. Karyawan yang bekerja di perushan nya sangat banyak. Perusahan ini juga termasuk perusahan yang sangat maju di era moderen.
Melinda memasuki ruangan kantor pak bos, ruangan itu di penuhi dengan warna abu abu dan putih, abu abu gelap dan putih yang membuat ruangan itu menjadi lebih elegan. Kemudian, dia berjalan ke depan. Sekarang posisi Melinda berhadapan dengan Bossnya sendiri.
"Ada apa memanggil saya, pak? " Tanya Melinda yang berada di hadapan bos.
Pak bos memutar kursi putar nya ke depan, wajahnya yang serius dan tampan bagaikan pangeran. Memiliki mata yang indah dan bibir yang menggoda, tubuhnya yang seperti atlet Bahkan sudah menjadi miliader sejak usia muda.
"Yunita ada benarnya juga sih, paras pak bos sangat tampan.. " Ucap Melinda dalam batinnya.
"Jam 17.00 temui saya di kantor ini lagi, saya ingin mengajak anda ke restoran untuk makan malam bersama teman teman saya, termasuk dua CEO di kantor ini juga. " Jawab pak bos itu.
"Saya..? Terimakasih karena bapak mau ngundang saya, tapi ga mungkin saya ikut dalam makan malam bersama dengan bapak. Takutnya ada rumor yang membuat karir bapak jelek gara gara saya. " Ucap Melinda menolak.
"Kamu menolak tawaran saya? rumor yang seperti itu biar saja asisten saya yang urus, kamu tidak usah mengkhawatirkan hal itu. " Ucap pak bos.
"Em..naiklah, saya akan menemui bapak lagi. " Ucap Melinda terpaksa, dan memberikan senyumnya agar tidak di cap sebagai karyawan jutek.
"Saya akan tunggu anda di sini, silakan kembali bekerja. " Ucap pak bos tersenyum.
👑👑👑
Setelahnya, Melinda kembali ke ruangan kantornya, karyawan wanita yang di dalam ruangan tersebut pada mendekat kepada Melinda dan menanyakan apa yang disampaikan oleh pak bos pada Melinda.
"Apa yang disampaikan oleh pak bos kepadamu! Coba ceritakan. "
"Iya dong! pasti hal yang seru kan. "
"Pasti puas berbicara dengan idola kan? "
Wanita-wanita yang berada di ruangan itu menanyakan banyak pertanyaan ke Melinda. Beberapa wanita lain menatap Melinda dengan tatapan sinis.
"Hahaha, enggak ada yang aneh-aneh kok, hanya tugas tambahan. " Jawab Melinda.
"Yah... nggak seru ih! "
"Kami kira hubungan mu dengan pak bos ada yang spesial makanya pak bos memanggil mu tiba-tiba, ternyata sebuah tugas, gak seru ah. "
Akhirnya para wanita yang ada di ruangan kantor itu pergi menuju bangku mereka masing-masing setelah mendapatkan jawaban dari Melinda. Melinda pun pergi menuju kursi kantornya juga, dan memberitahu ke Yunita apa yang sebenarnya Pak Bos katakan.
"Tugas penting apa yang bos kasih? " Tanya Yunita kepada Melinda.
"Pertemuan dengan orang penting. " Jawab Melinda.
"Ih, kamu serius? " Tanya Yunita terkejut.
"Iya Yun, sebenarnya aku ga mau nerima tawarannya karena canggung, aku adalah karyawan biasa bos dan aku di ajak sama orang penting. Semoga aja nanti aku ga gugup... " Jawab Melinda
"Jadi, kamu bisa nggak nemenin aku ke rumah sakit untuk ngasih oleh-oleh ke ibu mu? " Tanya Yunita.
"Bisa kok, soalnya masih lama. " Jawab Melinda.
"Ohh, untung lah, sekalian cari udara segar. " Ucap Yunita.
Setelah obrolan itu, mereka melanjutkan tugas mereka masing-masing di depan komputer. Sesekali mereka berdua ngobrol dan makan ketika istirahat.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!