Sesampainya di rumah sakit. Yunita menemui Ibu Melinda tanpa Melinda karena Melinda sedang berada di toilet. Setelah ia selesai dari toilet ia langsung menuju kamar rawat ibunya.
Tapi, ketika Melinda menuju kamar rawat ibunya, seseorang yang memakai jas hitam panjang, memakai topi dan memakai masker hitam bertabrakan bahu dengan Melinda. Seseorang misterius itu menjatuhkan sebuah dompetnya yang berwarna hitam pekat ke lantai.
Orang tersebut tinggi dan bahunya cukup kuat untuk menyenggol bahu Melinda. Kemudian, Melinda mengambil dompet itu yang berada di lantai putih dan ingin memberikannya kepada orang misterius tersebut. Namun langkahan Melinda berhenti karena suara seseorang yang tiba-tiba manggilnya dengan nama Melinda. Dia adalah Yunita,
"Mel! Cepat ke sini tiba-tiba Ibu kritis!" Seru Yunita yang berada di depan kamar Ibu Melinda.
Melinda langsung menyimpan dompet tersebut ke dalam tas kecilnya. Ia berlarimenuju ruangan ibunya.
Melinda masuk ke dalam, di ruangan ibu ada dokter dan perawat yang sedang berusaha untuk menenangkan ibu yang selalu menyebut nama Melinda. Melinda langsung menuju Ibunya yang terbaring di atas tempat tidur lemah. Melinda memegang tangannya dengan lembut.
"Ibu, Melinda di sini sekarang, "Ucap Melinda dengan raut wajahnya yang sedih.
"Ibu, ibu tidak mau kamu kenapa-napa. Kamu harus menjaga dirimu ... Karena masalah keluarga kita yang masih belum di selesaikan, kamu harus menghadapinya dengan kuat... ibu sudah tidak akan lama lagi pergi.. Ibu hanya bisa berdoa agar kamu selalu di lindungi. " Ucap ibu Melinda dengan suara seraknya.
"Tidak..Jangan mengatakan itu bu, Aku masih membutuhkan ibu.. Kalau ga ada ibu aku bisa apa? Aku kuat karena dukungan dari ibu, aku ingin membuat ibu bahagia dulu... " ucap Melinda dengan tatapannya yang berkaca-kaca.
"Ibu juga, ibu ingin kita bertiga seperti dulu sebelum ibu meninggal. Tapi, itu hanya mimpi yang sulit di gapai. Ayah mu...ibu sudah tidak tahu kemana dia pergi setelah kejadian itu. Ini adalah kalung yang diberikan oleh ayahmu dulu kepada Ibu. Tapi Ibu akan memberikannya kepadamu. Ini adalah hadiah untuk ulang tahun mu tahun ini. "Ucap Ibu,
Ia memberikan kalung yang memiliki model bulatan kristal berwarna ungu gelap.
"Ayah.." guman Melinda mengambil kalung yang diberikan ibunya.
Tiba-tiba suara smartphone milik Melinda berdering dari dalam tas kecilnya. Melinda membuka tas kecilnya lalu mengambil smartphone-nya dan melihat Siapa yang menelpon. Ternyata itu adalah pak Edgar, bos Melinda sendiri.
Ia langsung melihat jam dari smartphone-nya, sekarang sudah pukul 15.30. Melinda mengangkat telepon tersebut.
" Iya pak? "Tanya Melinda melalui telepon.
"Kamu sekarang di mana ? biar saya yang menjemput kamu." Tanya Pak Edgar yang sedang berada di dalam tempat kerjanya setelah selesai mengerjakan beberapa dokumen.
"Eh, nggak papa pak? " Tanya Melinda ragu.
"Gak papa, karena tujuan kita sama, Kamu di mana sekarang? " Tanya Pak Edgar.
"Saya lagi di rumah Sakit Santa Maria Pak. "Jawab Melinda.
" kamu tunggu di sana, Saya akan menjemput kamu. " ucap pak Edgar.
" Oke Pak." Jawab Melinda mematikan smartphone-nya.
"Bu, sebentar lagi aku harus pergi. Aku ada janji dengan bos, padahal waktu makan malamnya masih lama tapi dia memintaku untuk menunggu di luar. " ucap Melinda berdiri dari duduknya.
"Pak Bos orangnya memang harus tepat waktu datangnya, dia tidak akan mau terlambat, Kalaupun dia terlambat berarti dia memiliki urusan yang mendadak." Ucap Yunita kepada Melinda.
"Mau gimana lagi kan? Soalnya kita hanya karyawannya. " Ucap Melinda menyimpan smartphone nya ke dalam tas kecilnya.
"Aku pergi dulu ya Bu." Ucap Melinda melambaikan tangannya.
"Hati-hati di jalan ya nak. " Balas ibunya dengan nada suara yang rendah akibat batuknya yang cukup parah.
Setelah itu ia keluar dari ruang rawat Ibunya dan menuju tempat tunggu. Untung saja Pak Edgar memberikan plat mobilnya melalui WhatsApp pribadi. Setelah Melinda menunggu sambil memainkan smartphone-nya.
Mobil dengan cat hitam mengklakson pelan yang membuat Melinda mengalikan pandangannya dari smartphone ke mobil itu. Ia melihat plat mobil tersebut, itu adalah plat mobilnya pak Edgar.
Namun Melinda masih ragu karena melihat mobil tersebut adalah mobil yang cukup populer. Dia Takut salah mobil, nanti akhir-akhirnya malu sendiri.Akhirnya orang yang berada di dalam mobil tersebut membuka kacanya.
"Apa yang kamu tunggu?" Tanya Edgar dengan suara beratnya.
" O-oh tidak ada Pak." Jawab Melinda lalu bergegas menyimpan smartphone-nya ke dalam tas dan berjalan menuju mobil.
Melinda masuk ke dalam mobil Edgar, yaitu mobil populer yang lebih canggih dan lebih bagus daripada mobil pada umumnya. Melinda merasa canggung duduk di sebelah bosnya sendiri. Keheningan memenuhi mobil itu, kemudian Edgar memecahkan keheningan tersebut.
"Kita akan pergi ke toko baju dan membeli baju mu untuk makan malam nanti. " Ucap Edgar memecahkan keheningan.
"Oh, baik Pak. " Jawab Melinda gugup.
***
Mereka berdua keluar dari mobil mewah milik Edgar. Restoran ini sangat mewah dan berbintang 5. Bahkan kebanyakan mobil mobil di sini semua bermerek terkenal seperti mobil sport dan mobil mewah lainnya.
Sebelum pergi ke restoran, pak Edgar memberikan ku pilihan 5 baju yang sangat cantik. Aku memilih gaun ke-5, gaun berwarna hitam yang cocok dengan tubuhku.
Melinda dan pak Edgar memasuki restoran berbintang 5 itu. Mereka berdua yang datang lebih awal, teman pak Edgar yang lain masih belum kelihatan batang hidungnya. Bos mengambil ruang makan VIP untuk 7 orang.
Di ruang VIP kami memakai meja panjang dan kursi yang berkualitas, juga fasilitas yang lebih. Melinda duduk di samping Edgar.
"Ruangan ini sangat mewah, aku jadi merasa canggung. Apalagi teman pak Edgar penting penting semua. Kalau mereka melihat ku dengan sinis bagaimana? Aku takut, mana mungkin kan karyawan biasa seperti ku bisa ke pertemuan seperti ini?... Tidak tidak! aku harus optimis, pokoknya makan malam hari ini harus aku jalani dengan lancar, hanya menunjukkan attitude yang baik saja. " Ucap Melinda dalam batinnya sambil menghela nafasnya pelan.
"Tidak usah canggung, Melinda. Teman-teman ku tidak ada yang sombong, semuanya baik. " Ucap pak bos yang duduk di sampingnya.
"E-eh, iya pak.. Saya akan melakukan yang terbaik. " Jawab Melinda tersenyum tipis.
"Huh, sekarang dia tau apa yang aku pikirkan tadi, Apa dia punya kekuatan? Haha, tapi mana ada di dunia nyata, itu mah mitos. Mungkin karena sikapku yang terlalu canggung. " Ucap Melinda dalam batinnya.
***
/suara ketukan pintu. /
Orang itu membuka pintu ruangan VIP kami. Seorang wanita dan pria. Mereka memakai pakaian rapi dan formal. Melinda melihat mereka berdua.
"Kalian akhirnya datang juga, di mana saudara mu? " Tanya Pak Edgar.
"Hm... Dia sedang menunggu pasangannya. " Jawab Justin.
Justin adalah orang yang di benci Melinda karena sifatnya yang nakal dan jahil kepadanya. Ia menata rambutnya dengan gaya belah kiri, rambutnya sangat bagus, memiliki warna hitam khas yang menarik. Ia mengenakan jas berwarna biru gelap dan inner rajut berwarna putih.
Melinda yang tidak sengaja melihat mata Justin yang menatapnya dengan tajam langsung membuang mukanya melihat ke arah lain. Melinda juga cukup terkejut karena Justin datang.
Justin dan pasangannya duduk berhadapan dengan Melinda dan Edgar. Pasangannya memiliki rambut panjang hitam yang lurus. Ia menggunakan make up dan beberapa aksesoris. Justin mengatakan sesuatu,
"Su- " Ucap Justin terpotong oleh perkataan Melinda.
"Apa.. " ucap Melinda mendadak berhenti karena mendengar Justin yang ingin berbicara.
"Hahah, kebetulan banget kalian sama sama ngomong. " ucap wanita yang di sebelah Justin tertawa kecil.
"Anda saja yang duluan berbicara. " Ucap Melinda kepada Justin menatap matanya.
"Sudah lama kita tidak mengadakan makan malam bersama seperti ini, " Ucap justin dengan senyumannya.
"Kamu benar, aku sangat sibuk tahun lalu dan sekarang akhirnya kita mengadakan makan malam lagi. " Jawab Edgar tersenyum.
"Ngomong-ngomong apa nona yang di samping mu adalah pasangan mu? " Tanya Justin.
"Ya. " Jawab Edgar tersenyum.
Melinda sama sekali tidak terkejut dengan jawaban Edgar. Karena ia sudah di beritahu oleh Edgar ketika di perjalanan. Ke untung Melinda membuatnya setuju. Melinda mendapatkan gajinya 2x lipat. Namun, Edgar tidak memberitahu kalau Justin akan hadir di makan malam ini.
Pintu terbuka lagi untuk ke tiga kali. Wanita itu memiliki rambut pirang gelombang panjang yang di gerai.
"Apa kami terlambat? " Tanya wanita yang baru memasuki ruangan tersebut.
"Sebenarnya kalian terlambat 2 menit, tapi tidak apa apa. " Jawab Edgar.
Mereka berdua duduk di samping Justin, pria itu duduk di sebelah pasangannya. Alis sebelah kiri pria itu naik karena melihat wajah melinda yang menurut nya terlihat familiar.
Setelah beberapa obrolan sapaan. Mereka memesan makanan yang berada di atas meja mereka. Menu yang berupa tablet setipis hvs. Mereka saling berbicara tentang hal-hal pekerjaan, perjalanan, dan lain lain.
****
5 menit kemudian, Melinda Membisikan sesuatu ke telinga Edgar. Respon Edgar hanya mengangguk yang berarti iya. Kemudian Melinda berdiri dari duduknya lalu keluar dari ruangan VIP tersebut. Melinda yang ketika berdiri membuat gaunnya semakin indah saat di pandang.
Ia mendorong pintu kaca itu lalu keluar.
"Fiuh... Aku tidak menyangka kalau Justin juga akan datang apakah ini kebetulan? Ternyata dia sudah memiliki pasangan. Pasangannya cukup cantik, bodynya juga bagus. Pasti perawatannya mehong semua. Kalau dia sudah memiliki pasangan kenapa dia malah menggoda ku? hm, dasar playboy!'' ucap Melinda dalam batinnya menuju kamar mandi.
Tidak sengaja Melinda melihat seorang wanita yang kebingungan menggunakan wastafel untuk mencuci tangannya. Di berbagai tempat penggunaan wastafel berbeda-beda. Ada yang di tekan, otomatis sendiri dan lain sebagainya.
Wanita itu sepertinya bukan orang Indonesia, lebih mirip ke bule. Wanita itu memiliki rambut pirang gelombang dan cukup tinggi dari Melinda. Melinda yang melihat wanita tersebut langsung berinisiatif untuk membantunya.
Melinda berjalan menuju wanita turis itu.
" May i help you, miss? " tanya Melinda kepada wanita turis itu.
"Yes, please. " jawab wanita itu dengan bahasa Inggris nya yang bagus.
Melinda langsung mencoba untuk menghidupkan air wastafel itu. Ternyata cara penggunaannya yaitu secara otomatis. Namun, pertama tama tangan kita harus mengambil sensor dari wastafel tersebut, baru airnya keluar.
"Oh my gosh, thank you very much. " ucap wanita turis itu.
"It dosent matter. " jawab Melinda ramah.
Setelah itu, wanita tersebut mencuci ke dua tangannya ia pergi dari toilet. Kemudian Melinda masuk ke dalam toilet untuk buang air kecil. Setelah itu, ia keluar dari kamar mandi dan mencuci tangannya agar bersih.
Setelah ia membersihkan ke dua tangganya. Ia pergi keluar. Entah mengapa Melinda bertabrakan dengan seseorang yang memiliki tubuh yang lebih tinggi dari Melinda. Melinda merasakan bahwa tubuh orang tersebut kekar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
vhannilah_lho
segini dulu ya kak.....bagus, aku suka.
jgn lupa mampir😊
2023-06-07
0
Daffodil Daydream
Kek mo dikenalin ke calon mertua aja ini
2023-04-09
1
Daffodil Daydream
Kok sedih sih 😢😢😢
2023-04-09
1