Semua Karena Kamu

Semua Karena Kamu

Episode 1

Sudah hampir lebih 2 jam Siti mendengar ocehan Sahabatnya itu yang hanya berputar pada itu itu saja. Dia bahkan tidak sempat mencela untuk membagikan pendapatnya pada Gadis itu. Saking cepatnya Gadis itu berbicara. Meli bahkan sudah menghabiskan dua gelas kopi untuk berjaga jaga apabila rasa ngantuk datang melanda.

" Jadi menurut Lo, Gue harus bawa masalah ini ke Hukum atau gak ??? "

" Dua jam mengoceh Lo cuma mau nanya itu ??? " Meli nampak kesal bukan main.

" Sit, Lo tau sendiri kalau Kita selesaiin masalah lewat hukum pasti ribet. Makanya Gue nanya pendapat Lo, Perlu atau gak ??? Melisa Kembali duduk ke kuris di depan Siti. Mereka kini sedang berada di ruang kerja Siti.

" Ya menurut Lo sendiri gimana ??? Kan Lo yang dirugiin. "

Masuk akal, Melisa kembali berpikir berapa kerugian yang Dia terima ketika dirinya mendapatkan fakta bahwa Ibu tirinya berselingkuh dengan Orang di Perusahaannya sendiri lalu menyuruh selingkuhannya untuk menggelapkan uang Perusahaan. Pikirannya buntu. Sudah terlalu banyak uang yang diambil Ibu tirinya itu.

" Banyak bangat !!! Bisa buat beli rumah baru Gue. " kata Melisa saat mengira kira kira total kerugian yang Dia terima.

" Jadi ??? " Siti memijit pelipisnya.

Melisa menghela nafasnya. Ayahnya sedang sakit. Dia tidak ingin membuat Ayahnya jadi tambah banyak pikiran dan semakin khawatir karena masalah itu.

" Kalau Lo mau selesaiin lewat jalur hukum, Gue punya kenalan Pengacara. Dia yang menangani kasus Mas Sean waktu cerai sama Istrinya. " kata Siti membuat mata Melisa berbinar.

" Serius ??? Pengacara ?? yang menangin hak asuh Anak Mas Sean waktu itu ??? "

Siti menganguk.

" Besok Gue kasih tau, Gue harus nanya Mas Sean dulu. "

Melisa mengangguk paham. Kemudian suasana hatinya menjadi sedih lagi. Bagaimana kalau Ayahnya menolak untuk bercerai dengan Ibu Tirinya ??? Bagaimana kalau Ayahnya sudah termakan berbagai rayuan dari Wanita itu.

" Gue khawatir Ayah nolak pas Gue paksa untuk cerai sama si Mak Lampir. Gue takut kalau Papa tau semuanya nanti jantungnya kumat lagi. Gue gak mau kehilangan Ayah. Dia satu satunya yang Gue punya. "

Melisa menggenggam liontin dari kalung yang Dia pakai. Itu adalah hadiah pemberian Ayahnya saat Dia ulang tahun yang ke 17, tujuh tahun yang lalu.

" Bokap Lo pasti ngerti Mel. "

10 taun yang lalu waktu Ibunya meninggal dunia, Ayahnya terkena serangan jantung dan nyaris kehilangan nyawa. Hal itu membuat Melisa takut jika sewaktu waktu jantung Ayahnya kumat lagi ketika harus diminta untuk bercerai dengan Istri keduanya ini.

" Gue balik duluan ya Mel, Nyokap monta jemput nih. "

Siti membuyarkan lamunan Melisa. Gadis itu mengangguk dan membiarkan Siti untuk pergi.

Pikirannya terus terkutat akan hal hal buruk yang bisa saja terjadi karena akibat rencananya ini. Walau Dia takut ini untuk kebaikan semua, tetapi tetap saja akan ada yang melihat dari sisi yang berbeda.

******

Seorang Pria yang sudah memasuki usia senja langsung membukakan pintu rumahnya ketika mendengar suara mobil tiba di halaman. Instingnya kuat, Dia selalu tau kapan Putri semata wayangnya pulang.

" Kok Ayah belum tidur ?? " tanya Melisa kemudian mencium punggung tangan Ayahnya itu.

" Mana bisa tidur kalau Gadis Ayah belum pulang. " sahutnya membuat Melisa tersenyum.

" Ayo masuk. Ayah sudah makan ??? " Melisa berjalan sambil menggandeng lengan Ayahnya.

" Udah. Kamu udah makan ??? Kok kelihatan lemas bangat, Nak ??? " kata Ayahnya sembari memegang pipi Melisa.

" Udah kok Yah. Melisa mau ngomong sesuatu yang sangat penting sama Papa. " kata Melisa. Dia sendiri pun tidak yakin untuk mengatakan masalah itu saat ini.

" Apa Nak ??? "

Ayah dan Anak itu tengah duduk di sofa ruang keluarga.

" Sebenarnya Karyawan Ayah yang korupsi di kantor itu ....... Selingkuhan Ibu Rita. " Melisa memelankan suaranya saat menyebut nama Ibu tirinya itu.

" Selingkuh ??? " tanya Ayahnya tidak percaya, bahkan suaranya nyaris tidak ada.

" Iya, Yah. Ibu Rita udah selingkuh semenjak setahun yang lalu. " ujar Melisa melanjutkan.

Melisa tidak tega untuk melanjutkannya lebih jauh ceritanya. Raut wajah Ayahnya sudah berubah menjadi sendu. Raut wajah yang Dia lihat 10 tahun yang lalu ketika pemakaman Ibu kandungnya.

" Ayah mau ya bercerai sama Dia. Ini buat kebaikan Kita, Yah. Buat Melisa dan Ayah. " ujar Melisa sambil menggenggam kedua tangan Ayahnya.

Samar samar Melisa melihat gelengan dari Ayahnya. Hatinya terasa pedih, bahkan ketika dikhianati sekalipun Ayahnya masih tetap ingin mempertahankan pernikahan ini.

" Melisa mohon Yah ..... "

Ayah Melisa bangkit dari sofa, Dia berjalan pelan ke arah kamarnya. Namun baru saja memegang gagang pintu suara gaduh terdengar.

" Ayah ???!!"

Ayah Melisa pingsan sembari memegang dadanya. Tempat dimana Dia biasa mengeluh rasa nyeri.

" Ayah bangun !!! "

" Pak Bruno, Ayah pingsan !!! " Melisa berteriak memanggil supir Pribadinya.

Tak lama kemudian Supirnya datang dan membantu Melisa menggotong Ayahnya ke dalam mobil. Pak Bruno langsung menancap gas ke Rumah Sakit tempat biasa majikannya berobat.

Melisa panik setengah mati. Dia mengutuk dirinya sendiri yang sangat teledor memberi tahu masalah berat ini kepada Ayahnya. Melisa tidak berhenti menangis dan memanggil Ayahnya yang masih terpejam. Melisa takut kemungkinan buruk dalam hidupnya terjadi.

Sesampainya di rumah sakit Ayah Melisa langsung ke unit gawat darurat untuk segera mendapatkan pertolongan intensif.

Melisa hanya bisa menunggu di luar. Ditempat para penunggu Pasien lainnya. Dia terduduk lemas dikursi tunggu dan tidak bisa memaafkan dirinya sendiri atas apa yang terjadi barusan.

Pak Bruno menghampiri Wanita itu.

" Maaf, Non. Mau Saya teleponkan Bu Rita untuk segera pulang dari luar kota ?? " tanyanya.

Pertanyaan itu membuat Melisa mual. Untuk apa dihubungi, Lagipula Wanita tua itu sudah tidak peduli dengan keadaan Ayahnya.

" Tidak perlu. Mulai sekarang jangan kaitkan Ayah, Aku sama Dia. "

Pak Bruno mengangguk paham. Melisa curiga sebenarnya Pak Bruno sudah tahu perbuatan busuk Ibu tirinya itu sejak lama. sebab ada beberapa hal janggal ketika dulu Pak Bruno menjawab pertanyaan dirinya kemana Dia mengantar Rita.

Melisa tidak tahu lagi harus menghubungi siapa lagi. Dia segera menekan nomor Siti dan meminta Wanita itu datang menemaninya. Siti adalah sahabat terbaik Dirinya dari 10 tahun yang lalu. Wanita itu tak pernah menolak datang dikala keadaannya sedang berduka sekalipun.

" Keluarga Bapak Andre Wirawan??? " panggil Seorang Perawat.

Melisa langsung bangkit ketika nama Ayahnya di panggil.

" Saya Suster. Ayah Saya gimana ??? "

" Beliau butuh perawatan yang lebih intensif. Maka harus dirawat inap untuk beberapa hari. kondisinya cukup serius. "

Kaki Melisa melemas. Terakhir Ayahnya menginap di rumah sakit dua tahun yang lalu ketika Ayahnya tidak sengaja menabrak mobil Orang lain sewaktu menjemput dirinya dulu.

" Kalau begitu silahkan diisi data diri Bapak Andre kemudian diserahkan ke kasih untuk langsung segera membayar biaya Administrasi terlebih dulu. " Perawat itu memberi sebuah map berisi kertas yang harus diisi oleh Melisa.

" Makasih Sus. "

Terpopuler

Comments

Sri Sepriyanti

Sri Sepriyanti

baru mau gabung

2023-06-28

1

Nurjia Mubin

Nurjia Mubin

mantap..
semangat.. smg sukses 👍👍💪💪

2023-06-14

1

Whatea Sala

Whatea Sala

Mampir juga ah..😁

2023-05-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!