Episode 5

Dan, Astaga .....

Pasti ketika Wanita itu menyembunyikan wajahnya di lehernya. Zein beranjak dari kursi dan langsung pergi ke kamar mandi untuk membuktikan asumsi Teman Temannya itu.

Damn.

Benar benar ada. Nyata sekali.

" God !!! " Zein menatap tanda kemerahan itu.

Sudah lama sekali Dia tidak memiliki kissmark di tubuhnya. Sejak hubungannya berkahir bertahun tahun lalu, tentu saja tak ada lagi yang memberikan kissmark padanya. Dan sekarang Seorang klien memberinya kissmark??? Sungguh menyedihkan.

" Gue nahan setengah mati untuk tidak ninggalin jejak apapun, Tapi Dia justru ngasih Gue kissmark ?? for God sake, Melisa. " gumam Zein tidak jelas di depan cermin.

Pantas saja hal aneh terjadi seharian, Mike, Bobby dan Bagas menggodanya satu harian tanpa henti hingga klien yang sedikit gelisah saat bicara dengannya. Ternyata ini ulah dari ciuman Melisa !! Ponselnya yang di sakunya bergetar dan pesan masuk dari Melisa.

" Kamu gak perlu kesini lagi, Saya sudah dijalan pulang. Terima kasih. "

" Oke hati hati. "

Hanya itu pesan balasan dari Zein karena Dia sudah kehabisan kata kata.

****

Melisa mencoba mengingat apa yang terjadi semalam. Apakah Dia sudah melakukan hal aneh ?? Bukankah setiap Orang mabuk akan melakukan hal ngelantur tidak jelas ??

" Aargghh .... " Melisa menjambak rambutnya frustasi.

Jika itu benar benar terjadi maka hubungannya dengan Pengacara itu akan menjadi luar biasa canggung. Bagaimana bisa Mereka baik baik saja saat hal aneh terjadi diantara Mereka.

Melisa terus memaksa ingatannya untuk bisa mengingat dengan detail apa yang sudah terjadi malam itu. Yang Dia ingat adalah saat Zein mengajaknya untuk pulang dan berhenti minum.

" Lo dari mana ??? Tumben berantakan gini ?? " kata Siti dan langsung duduk disofa samping Melisa.

" Gue .... belum mandi. " kata Melis pelan.

" Udah gila Lo!! " Siti melempar pelan bantal sofa ke arah Melisa.

" Gue malas pulang makanya ke Butik Lo dulu."

Siti berdecak kemudian mendekati Sahabatnya itu lalu mengendus pelan. Keningnya berkedut. Penampilan dan raut wajah Melisa tidak beda jauh dengan Glenn yang selalu datang kala selesai mabuk.

" Lo gak mungkin minum alkohol kan ??? "

" Cuma wine ..... "

Siti sangat terkejut, Melisa mengambil bantal yang tadi dilempar Siti dan menjadikannya perisai apabila Wanita itu akan menimpanya lagi dengan benda lain.

" Serius Lo ??? Gimana, enak gak ??? " Siti mengguncang tubuh dengan bersemangat alih alih marah.

" Ya ampun Mel !!! Gini dong, Sekali sekali nikmatin jadi Wanita diusia Kita. Sekali seumur hidup gak akan ngaruh apa apa. So ??? Sekarang Gue ada Teman ke Club dong .... " Siti sangat bersemangat saat mengetahui Sahabatnya itu berhasil menenggak wine.

" Hm..... Mungkin. " jawab Melisa tersenyum datar.

" Tapi siapa yang berhasil ngajak Lo minum ??? " tanya Siti antusias sekaligus kepo.

Melisa bingung harus memberi tahu Siti atau tidak kalau Zein Pengacara rekomendasi Siti yang berhasil membuatnya minum wine. Haruskah Dia beritahu ??? Lagipula semalam Zein tak memaksa sama sekali, Dia hanya menawari saja.

" Zein. Pengacara Gue. "

Siti lebih terkejut lagi, mulutnya sedikit terbuka. Beberala detik kemudian Dia menatap Melisa dengan penuh selidik.

" Terus Kalian ngapain habis itu ??? make out for one night stand ??? "

Tanpa menjawab, Melisa langsung melayangkan bantal ke arah Siti. Wanita itu sudah tertawa terbahak melihat ekspresi Sahabatnya yang polos ketika mendengar kata make out.

" Atau ciuman ??? " lanjut Siti lagi sambil tertawa.

" Gila Lo ya !!! " umpat Melisa kesal.

Dia segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Pertanyaan Siti tadi sangat tidak masuk akal. Mana mungkin Dia melakukan hubungan badan dengan Pengacaranya sendiri, lagipula Zein bukan tipikal Laki Laki hidung belang. Dan juga ciuman, Melisa yakin Dia tidak melakukan itu dengan Zein.

Melisa menghadap cermin kamar mandi. Tangannya reflek menyentuh bibirnya.

" Aku gak mungkin ciuman dengan Dia. "

*****

Zein gondok bukan main pada rekan kerjanya. Seharian Dia dijadikan bahan cemooh Mereka atas kissmark yang tertempel rapih di lehernya. Rekan kerjanya terus menggoda Zein tanpa ampun membuat Laki Laki itu ingin cepat cepat pulang.

Diperjalanan pulang Zein di telepon oleh pihak Hotel bahwa ada barang yang tertinggal yang Dia sewa kemarin. Ternyata anting milik Melisa. Zein berjanji akan mengembalikan apabila Wanita itu menghubunginya sebagai klien dan Pengacara. Sangat canggung jika dirinyalah yang memulai menghubungi Melisa. Ponsel Zein bergetar dan ada pesan masuk dari Bagas.

" Gue mau minum sama Bobby, Lo mau ikut gak ??? "

" Ga. " balas Zein dengan cepat.

" Dih, ngambek !! "

" Bodoh. "

" Kek Cewek deh Lo, Ayolah !! "

" Gak. "

Zein melempar ponselnya ke kursi penumpang sebelahnya. Ponsel itu masih bergetar, tapi Zein tidak mau ikut kali ini. Dia benar benar kesal.

Mobil Zein melintasi kafe yang Dia kunjungi semalam bersama Melisa. Seperti biasa selalu ramai pengunjung. Zein mengingat bagaimana raut polos wajah Melisa saat menciumnya. Firasatnya mengatakan bahwa Dialah Pria yang pertama berhasil mencium bibir Wanita itu. Terlalu kentara.

Tapi bagaimana bisa Melisa membuat kissmark dilehernya sejelas itu ??? Ahh !!! sungguh membingungkan. Ponselnya bergetar kembali.

Baru saja Dia ingin membalas kata yang sama di pesan terakhir Bagas tadi, jarinya menekan tombol hapus kembali karena bukan si Kunyuk yang mengirim pesan itu melainkan Bidadari yang membuatnya melayang semalam. Melisa.

" Kamu udah ambil antingku di hotel ??? "

" Udah. Kenapa Mel ??? "

" Gak apa apa. Tadi Aku ke Hotel katanya Kamu ambil. "

" Iya nih udah ada di Aku. Aku antar sekarang ya ?? "

" Gak ngerepotin kan ??? Soalnya antingnya penting bangat buat Aku. "

Zein melirik jam tangannya, jam 8 malam. Masih sore untuk Seorang bujangan sepertinya.

" Gak kok. Santai ajah, Aku antar ke kafe kemarin gimana ??? "

" Boleh. Aku kesana. "

" Oke. "

Zein segera memutar balik, Dia berhenti tepat di depan kafe favoritnya itu. Dia tau akan sedikit lama menunggu Melisa. Tetapi hanya kafe inilah yang ada di dalam pikirannya saat ingin bertemu Melisa.

Melisa baru menyadari salah satu antingnya hilang ketika mencoba anting baru milik Siti dan saat Dia mencoba menghubungi pihak hotel, Mereka mengatakan bahwa Zein sudah mengambil anting itu terlebih dulu .

" Jadi Lo mau ketemu Zein ??? " goda Siti. Dia bukan yang memaksa Melisa untuk menelpon Zein malam ini juga. Tidak peduli sedang apa Pria itu.

" Iyalah, Dia udah nunggu. Gue duluan ya. " pamit Melisa.

" Mau lanjutin yang belum tuntas semalam ya ?? " goda Siti lagi, bukannya jawaban yang Doa dapat melainkan lemparan bantal mendarat sempurna di meja kerjanya. Kemudian Wanita itu tertawa.

" Gak usah aneh aneh deh Sit !! " ucap Melisa kesal.

" Kenapa gak ??? Lo udah Dewasa, Melisa. "

" Dengerin Lo bikin Gue kesal doang, Tau !! " kata Melisa melesat keluar dari ruangan Siti.

" Have fun with Your lawyer, Beb !!! " teriak Siti yang sama sekali tidak di gubris Melisa.

Melisa memanggil taksi untuk pergi ke tempat yang Dia janjikan dengan Zein. Sesungguhnya Dia gugup karena tidak tau apa yang sudah terjadi semalam. Entah kenapa feeling nya berkata bahwa Dia memang sudah melakukan hal aneh pada Zein.

Melisa memejamkan mata berusaha menetralisir jantungnya yang tiba tiba berpacu melebihi kecepatan biasanya.

" Yang ini Mbak ?? " tanya Supir taksi.

" Iya Pak. Berhenti disini ajah. "

Melisa turun setelah membayar ongkos taksi. Dia masuk dan cepat cepat naik ke lantai dua mencari Zein.

Matanya berhenti ketika melihat punggung Pria berkemeja biru kotak kotak duduk disalah satu kursi bar.

" Hai, Ze. " sapa Melisa yang terdengar begitu canggung.

" Oohh, Hai Melisa. Silakan duduk. " jawab Zein yang tak kalah canggung.

Persetan dengan kissmark buatan Melisa yang membuat Zein terlihat aneh. Zein berusaha memperlihatkan gesture senatural mungkin tapi tetap ingi menutupi kissmark di lehernya ??

" Udah lama Ze ?? " tanya Melisa.

" Gak kok. Kamu kesini naik apa ??? " jawab Zein bohong. Dia sudah menunggu setengah jam lebih.

" Naik taksi. " jawab Melisa singkat.

Zein berpikir mungkin Melisa sudah ilfil padanya karena Dia sudah membuat Melisa menenggak wine dan membuat Wanita itu mabuk. Padahal sebenarnya Melisa hanya merasa canggung, Dia sedang mengira ngira apa saja yang sudah Dia lakukan dengan Zein semalam.

" Jangan jangan Dia marah karena kemarin Gue cium. " gumam Zein.

Dia harus segera minta maaf. Tentu saja karena Dia adalah Pria sejati yang berani mengakui kesalahannya setelah Dia buat.

" Melisa ...... "

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!