Melisa segera membawa map itu ke bagian administrasi dan mengisi dengan cepat agar Ayahnya cepat mendapat pertolongan. Selesai mengurus administrasi, Melisa kembali menuju ruang UGD untuk melihat kondisi Ayahnya.
" Gimana keadaan Om Andre ?? " tanya Siti yang datang setengah jam kemudian. Wanita itu tidak bisa menyembunyikan khawatir dari raut wajahnya.
Melisa sedikit terkejut. Karena sedari tadi Dia hanya memikirkan hal hal bodoh.
" Harus dirawat inap. " jawabnya pelan.
" Sabar Sit, Lo harus kuat. Ini resiko dari permasalahan Lo dan percayalah akhirnya nanti pasti akan membuat Lo bahagia. "
Siti memeluk Melisa seerat mungkin. Dia sangat beruntung masih memiliki Orang Tua lengkap dan sangat menyayanginya.
" Ya udah sekarang Lo masuk duli. Gue tunggu disini. " kata Siti.
" Iya Sit. "
Ayahnya mendapat tempat paling pojok diantara yang lain. Jarum infus terpasang di punggung tangan kanan Ayahnya dan oksigen diantara hidung dan mulutnya.
Air mata Melisa mulai mengalir. Dia langsung mencium tangan Ayahnya yang tak tertusuk jarum infus itu.
" Maafin Melisa Ayah. " katanya sambil tersedu.
" Melisa sayang Ayah. "
********
3 pesan masuk dari Siti. Melisa mengucek matanya ketika getaran ponselnya membuatnya sedikit terkejut. Dia tertidur di sofa karena sudah lelah menangis.
" Ini nomor Pengacara yang kemarin Gue omongin, Mel. Btw, Cepat sembuh buat Om Andre ya. " isi pesan dari Siti.
Melisa tersenyum membaca pesan akhir dari Siti. Dia juga langsung menyimpan nomor Pengacara yang direkomendasikan Siti di kontak ponselnya.
Pikirannya terbayang insiden tadi malam. Jika Ayahnya saja pingsan hanya mendengar atas permintaan dirinya untuk perceraian itu, Bagaimana dengan melaporkan Wanita tua itu ke Polisi ???
Tugasnya semakin bertambah. Dia dilanda dengan pilihan yang cukup sulit.
*******
Kemarin, Melisa mendapat laporan dari Orang suruhannya. Orang itu bilang jika Rita sedang menikmati liburan dengan selingkuhannya di luar kota.
Kata kata kasar tak terhindari dari mulut manisnya untuk memaki maki Wanita tua itu.
Setelah seminggu berlalu sejak kejadian insiden itu, Melisa memutuskan untuk mengambil jalur hukum. Walau Ayahnya tetap tidak mau bercerai tetapi Melisa tetap melaporkan perbuatan buruk Rita dan selingkuhannya tentang penggelapan dana kantor.
Kini di sebuah kafe kecil dikawasan ibukota Melisa berada, Dia sedang menunggu Pengacara yang akan membantunya untuk masalah itu.
" Halo, Maaf sudah menunggu lama. "
Melisa mengangkat pandangannya dari layar ponselnya untuk melihat Pria bertubuh gagah dan tampan serta berwibawa di depannya itu.
" Saya Zein Wirawan, Pengacara yang Kamu hubungin kemarin. " kata Zein memperkenalkan diri sebelum Melisa bertanya.
" Oh, Iya silahkan duduk. "
Zein duduk di di kursi depan Melisa. Seorang pelayan kafe menghampiri Mereka dan memberikan daftar menu makanan.
" Mango Float. " kata Mereka berbarengan.
Melisa dan Zein saling tatap dan tidak lama kemudian Mereka berdua tertawa. Tawa Zein yang renyah membuat Melisa tidak bisa membendung dan menahan ketawanya juga.
" Mango Float Dua ya, Mbak. "
Pelayan itu langsung mencatat menu yang dipesan Zein lalu pergi.
" Tadi ada rapat mendadak dengan klien Saya yang lain makanya agak telat, Maaf ya Melisa. " kata Zein.
" Gak apa apa. Saya juga belum lama disini. Hm, Bisa Kita langsung mulai ??? " tanya Melisa yang enggan berbasa basi lama karena harus pulang dan menemani Ayahnya.
" Tentu. ''
Melisa menceritakan kronologi permasalahannya dengan jelas. Tak sedikitpun yang Dia lewatkan dan semua bukti yang Dia miliki walaupun bukan dari tangannya sendiri. Bahkan masalah perselingkuhan Rita pun tetap Melisa ceritakan.
" Cukup berat masalah Kamu. Ditambah Ayah Kamu juga gak mau cerai dari Istrinya. " komentar Zein, setelah mendengar cerita Melisa.
" Tapi Saya ingin melaporkan Dia tentang korupsi yang Dia lakukan di kantor Ayah Saya. Saya gak peduli soal skandal perselingkuhannya yang sudah Dia lakukan. Kamu bisa bantu Saya ??? "
" Saya usahakan Melisa. Selama Saya di pihak yang benar, Maka kemungkinan Saya kalah sangat kecil. Saya perlu banyak bukti dan data data hasil korupsi yang dilakukan Beliau. Baru Kita ajukan laporan ke Polisi. " jawab Zein dengan mantap dan tegas.
Masalah korupsi dan pencucian uang lainnya sudah sering ditangani Pria itu. Bahkan Dia pernah menangani kasus besar di Indonesia tentang Pengusaha yang mengambil uang yang bukan miliknya dan berakhir menang. Pengusaha itu dijatuhkan hukuman yang seberat beratnya.
Zein juga pernah menangani kasus pencurian barang berharga senilai ratusan juta yang dilakukan oleh sekelompok pencuri andal. Seperti yang selalu Dia katakan pada kliennya, Jika Dia ada di pihak yang benar maka kemungkinan untuk kalah sangatlah kecil, yang artinya Dia selalu menang apabila membela Orang yang benar. Pencuri itu bernasib sama dengan Pengusaha tadi.
" Kalau begitu kapan bukti bukti itu bisa Saya serahkan kepada Kamu ??? "
" Secepatnya, Agar bisa Saya pelajari dan laporkan. "
" Lusa ??? Kita ketemu di kafe ini lagi ??? Bagaimana ??? " tanya Melisa.
" Boleh, Tapi malam. Saya gak bisa kalau pagi, siang atau sore. " jawab Zein.
Melisa terkekeh.
" Saya tau. Kamu memang Pengacara hebat yang sibuknya pasti gila gilaan. "
" Cita cita Saya mau seperti Hotman Paris. " jawab Zein sambil tertawa kecil.
" Kayaknya nanti Hotman Paris deh yang mau seperti Kamu. " kata Melisa tertawa.
Zein tertawa lepas, kedua matanya tenggelam mungkin karena sipit.
" Melisa, Kamu jangan mikirin masalah ini terus menerus. Percayakan sama Saya. Saya gak akan mengecewakan Kamu. " ujar Zein.
Melisa sedikit bingung kenapa Zein bisa mengatakan itu. Melisa hanya membalas dengan seulas senyuman.
" Kamu kelihatan lelah, Saya tau dari mata Kamu. Tanda tanda Klien yang sedang pusing setengah mati. Tawa Kamu jauh lebih cantik dari raut wajah Kamu saat ini. "
Tawa Melisa kembali pecah, begitu juga dengan Zein. Melisa menemukan satu fakta, selain hebat Pengacara ini juga ternyata humoris.
*******
" Mbak, Melisa. Semua bukti sudah Saya cetak termasuk potongan gambar dari CCTV. " kata Hendra, Karyawan kepercayaan Melisa. Dia memberikan sebuah amplop coklat besar yang lumayan sedikit tebal.
" Oke. Makasih Mas, Hendra. Saya jalan dulu ya. ''
" Semoga segera kelar dan dapat hasil baik, Mbak. " jawab Hendra sembari mengangguk.
Melisa membalas dengan senyuman. Dia tidak salah memohon kepada Ayahnya lima tahun lalu untuk memperkerjakan dan menyekolahkan Hendra di kantor Ayahnya. Sekarang sudah terbukti, Hendra sangat bekerja dengan baik dan bertanggung jawab dan sedang membantu Melisa untuk menstabilkan kembali penghasilan kantor yang tadinya terus menerus menurun. Melisa juga sangat bersyukur karena Hendra tidak pernah meninggalkannya dalam keadaan apapun.
Selama perjalanan, pikiran Melisa terfokus pada dua hal yaitu jalan raya dan masalah saat ini yang tengah Dia hadapi. Seumur hidupnya, Ini pertama kali bagi Melisa untuk berurusan dengan hukum, bahkan Dia juag tidak pernah ditilang Polisi di jalan raya.
Setengah jam kemudian Melisa di kafe yang sudah di janjikan dengan Zein. Dia sudah tidak sabat untuk memproses masalah ini agar cepat selesai dan benalu dalam hidupnya cepat pergi.
Melisa segera menyerahkan amplop coklat itu pada Zein. Pria itu memeriksa beberapa saat, hanya sekedar melihat kemudian menutup kembali. Dia juga berjanji pada Melisa agar Dia tidak terlalu khawatir.
" Kamu suka minum apa ??? " pertanyaan itu terlontar begitu ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Whatea Sala
Lanjjut thor
2023-05-18
2
Whatea Sala
Bapak melisa,..pake nikah lagi susah sendiri kan,harusnya sudah tua cukup menikmati hidup bersama anak tercinta.kasihan mburu seneng taunya dihianati.
2023-05-18
2
Susi Ermayana
terus berkarya thor..
semoga mangkin sukses..😊
2023-03-22
2