Suddenly We Got Married [ Zhong Chenle ]

Suddenly We Got Married [ Zhong Chenle ]

Unexpected Boss

"Mel..."

Karamel baru saja akan menyuapkan nasi goreng ke mulutnya ketika Chenle menggedor pintu apartemen nya dengan tidak etis.

Gadis itu mendengus, ingin sekali mengabaikan bos nya itu tapi karena dia masih menyayangi pekerjaannya akhirnya mau tidak mau dia meninggalkan meja makan.

"Ini masih pagi Zhong Chen... HEY KAU GILA??" Karamel melotot melihat penampilan Chenle. Lelaki itu berdiri di depan pintu apartemennya dengan hanya mengenakan selembar handuk untuk menutup area bawahnya.

"Ikut aku." Kata Chenle.

Lelaki itu menarik tangan Karamel dan masuk ke unit sebelah. Ya, mereka bertetangga.

"Kenapa?"

"Yue ngga mau mandi denganku. Dia maunya kamu yang mandiin."

'Astaga selalu saja begini.'

"Ga ikut bikin anak tapi ikutan repot." Karamel menggerutu.

"Ga usah ngomel, kalau kamu mau anak dari aku besok kita bikin."

"Oww..ow.. sorry Presdir Zhong yang terhormat. I'm single and very happy." 

Chenle tersenyum tipis. Melihat Karamel yang berjalan ke arah kamar mandinya dan memeluk Chenyue yang menangis. Jika dipikir-pikir Bocah itu semakin lama semakin membangkang pada Chenle. Tapi sebaliknya dia sangat menurut pada Karamel.

Chenle menghela nafas panjang. Awalnya hidupnya tak serumit ini. Dia memiliki istri yang cantik dan pernikahan yang bahagia, bahkan kebahagiaan mereka hampir lengkap ketika mereka dikaruniai seorang putra.

Namun sayang, di hari yang sama dengan lahirnya Chenyue, istri Chenle meninggal. Pre-eklamsia penyebabnya.

Itu adalah hari dimana hidup Chenle mulai hancur.

4 tahun lamanya dia menduda dan menolak berhubungan dengan wanita. Chenle lebih mempriotaskan Yue dibanding apapun. Terlebih lagi Yue itu tidak suka pada wanita manapun yang berusaha mendekati papanya.

Mm.. yah... Kecuali Karamel Suh. Seorang gadis muda yang sudah 2 tahun menjadi sekertaris Chenle. Entah aura apa yang dimiliki gadis itu hingga bisa mengambil hati Yue yang kaku.

Bukan hanya itu saja, Chenle yang sudah menutup hatinya sejak kepergian istrinya akhirnya bisa kembali berteman baik dengan makhluk berjenis kelamin wanita.

Karamel orangnya asik, terutama saat di ajak berdebat. Itu adalah pendapat pribadi Chenle.

"Kenapa belum pakai baju?" Karamel keluar dari kamar mandi dengan menggendong Yue yang berbalut handuk.

"Mm.. iya." Seolah baru tersadar dari lamunannya, Chenle berjalan ke kamarnya sendiri untuk ganti baju.

Beberapa saat kemudian Chenle kembali dengan setelan jas formal yang biasa dia pakai, lelaki itu berjalan ke dapur untuk membuat kopi.

Karamel keluar tidak lama kemudian dengan menggandeng Yue.

"Papa, Yue ga mau sekolah." Bocah laki-laki berusia 4 tahunan itu duduk di pangkuan Karamel saat di meja makan.

"Ga boleh begitu, Yue harus sekolah."

"Yue maunya main sama Mama aja." Ketus bocah itu.

Karamel mengerutkan dahi, Yue memang sering memanggilnya dengan sebutan 'mama' tapi tetap saja itu membuatnya geli.

"Mama harus kerja Yue, nanti pulang sekolah Yue bisa main sepuasnya." Chenle mengambil sesuatu dari kulkasnya dan mulai menyalakan kompor.

Karamel memperhatikan itu. Ini bukan pertama kalinya dia melihat bos nya memasak tapi sampai saat ini dia masih merasa takjub. Dia saja yang perempuan tidak bisa memasak sehebat Chenle.

"Papa.."

"Hmm???" Chenle hanya bergumam ketika konsentrasinya hanya tertuju pada penggorengan.

"Boleh kan mama Mel tidur disini nanti malam."

"Hey... Yue.." Karamel mencoba memotong tapi Chenle langsung menyahuti.

"Boleh."

"Asiiik...."

"Tapikan.... Tapi... Tapi.."

"Turuti aja permintaan anakmu itu." Chenle terkekeh. Dia meletakkan 3 porsi telur tomat di atas meja sambil menatap wajah dongkol Karamel.

"Enak aja, dia anakmu bukan anakku."  Ketus Karamel.

"Mama ga sayang Yue ??? Huuaaaa...."

"E..eeh.. Yue.." Karamel mulai panik. Gadis itu memeluk Yue dan menepuk-nepuk punggungnya.

"Kan.. nangis kan..."

Sialnya Chenle justru tertawa tanpa memperdulikan putranya. Lelaki itu sibuk memakan sarapannya tanpa mau ambil pusing.

'kalau ada Karamel, semua pasti beres.' Itu menurutnya.

🌷🌷🌷

"Semuanya sudah selesai."

Chenle menoleh pada Karamel-sekertarisnya yang berdiri di depan meja kerjanya.

"Undangan, gedung pernikahan, dan daftar tamu undangan semua sudah di buat. Tinggal mencari gaun pengantin dan cincin saja, Pak Suho memintamu pergi dengan nona Shuhua siang ini." Jelas Karamel.

Chenle menghela nafas. Dia meletakkan bolpoin nya dan menautkan jemarinya. Lelaki itu tampak sangat terbebani dengan persiapan pernikahannya sendiri.

"Yeh Shuhua setuju?"

Karamel mengedikkan bahu.

"Saya masih mencoba menghubungi managernya. "

Chenle mengangguk. Dia mengambil bolpoinnya dan kembali pada lembar kerjanya. Namun sesaat kemudian dia berhenti dan menatap Karamel.

"Kita pergi sekarang."

"Ya??"

"Kita pergi ke tempat WO sekarang."  Ulang Chenle. Lelaki itu berdiri dan memakai kembali jas nya.

"Ta-tapi manager nona Shuhua belum menjawab."

"Kita beli saja secara random."

"Hey.. tuan Zhong.... Tuan Zhong.."

Chenle mengabaikan Karamel dan berjalan cepat keluar ruangan. Mereka pergi berdua saja ke galery seorang designer ternama tanpa supir. Chenle yang menyetir dan sepanjang jalan dia terus menyuruh Karamel diam.

"Pak... Saya tau bapak  ga suka perjodohan ini, tapi paling ngga seriuslah sedikit. " Karamel terus mengkritiknya dan itu membuat Chenle dongkol. Lelaki itu mendesah dan melototi Karamel.

Chenle memasang airpodnya dan mengabaikan Karamel. Lelaki itu berjalan masuk ke galery lebih dulu dan meninggalkan Karamel yang tergopoh-gopoh menyusulnya.

"Beri aku rekomendasi yang bagus. " Kata lelaki itu pada penjaga toko.

"Ukuran cincinnya tuan?"

Chenle melirik ke arah Karamel.

"Samakan dengan jarinya." Katanya acuh tak acuh.

"A-apa? kenapa aku??"

"Aku ga tau ukuran jari Shuhua." Chenle tampak tidak peduli muat atau tidaknya cincin itu untuk Shuhua.

"Lagipula dia ga akan datang." Lanjut Chenle.

Karamel hanya bisa menghela nafas dan menurut. Kehidupan cinta bos nya ini memang agak rumit. Sebenarnya dia juga tidak mau ikut campur, tapi Chenle selalu mengikutsertakan Karamel untuk mengurus semua hal termasuk kehidupan pribadi Chenle.

"Oh ya untuk gaunnya juga sesuaikan sama Karamel aja. "

"APA???" Karamel melotot pada Chenle.

"Tinggi Shuhua sama denganmu."

"Sebenarnya yang mau menikah ini siapa?? Kenapa semuanya aku yang harus mencobanya."

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!